Chapter 151: Inept

Bab 151: Tidak kompeten

Penerjemah: Editor Ninetales: Fish_Creek

Dengan teriakan Kanselir Ba Shan, sebuah dinding cahaya yang tingginya puluhan meter dan benar-benar tidak memiliki ketebalan muncul di depan mereka.

Tebing curam ini menghasilkan cahaya oranye dan memiliki lebar enam ratus meter. Ada tanda-tanda aneh yang menutupi semuanya dan di tengah setiap tanda ada bintang yang terbakar. Ada total tiga puluh enam pola di seluruh tebing curam dan ada tiga puluh enam bintang menyala yang tampak seperti atlas bintang.

Sama seperti Kanselir Ba Shan dieksekusi Escarpment Roh Surgawi, tangisan pembantaian tiba-tiba datang di depan mereka sebagai medan perang bergeser ke arah mereka.

Ratusan praktisi seni ilahi datang berdesing saat mereka duduk di atas binatang buas besar yang meraung saat mereka melaju dan berhadapan dengan tebing curam yang muncul tiba-tiba antara langit dan bumi.

Wajah para praktisi seni ilahi barbar itu menjadi pucat pucat dan seorang jenderal barbar tua dengan rambut putih berteriak keras, "Cepat, remukkan itu!"

Seni ilahi yang tak terhitung jumlahnya melonjak menuju lereng curam dan bergemuruh terdengar terus menerus.

Ada juga pedang terbang yang mengeluarkan pekikan-pekikan yang menusuk telinga ketika menusuk di lereng, namun ujung pedang sering kali bisa menembus menembus lereng curam ini sebelum diperbaiki di lereng curam yang tak terbatas. Pedang tidak bisa maju atau dikumpulkan kembali.

Hum, hum, hum. Heavenly Spirit Escarpment bergetar terus menerus dari serangan dan ada ratusan pedang yang ditambahkan ke dinding. Di belakang, masih ada seni ilahi meledak dan menghancurkan lereng.

Beberapa ratus praktisi seni ilahi yang biadab itu bertabrakan di dinding. Ini, ditambah seni ilahi ke medan, membuat retakan mulai terbentuk terus menerus di lereng curam ini. Kanselir Ba Shan berteriak ketika dia mendorong tangannya ke depan lagi dan dengungan terdengar. Tebing Roh Surgawi lain diciptakan yang bergabung dengan tebing curam di depan yang mulai retak.

Jumlah tekanan yang dia tahan tak terbayangkan karena dia terus-menerus dipaksa untuk mundur. Di antara beberapa ratus praktisi seni ilahi ini, tidak ada kekurangan praktisi kuat dari Alam Bintang Tujuh, Alam Surgawi, dan bahkan Alam Hidup dan Mati. Dengan mereka semua bekerja sama dan memberikan tekanan kepadanya, sudah sangat menakutkan bagi Kanselir Ba Shan untuk dapat menggunakan Tebing Roh Surgawi untuk melawan mereka dan tidak membiarkan mereka menghancurkan lereng curam itu.

"Korbankan pelet pisau!" teriak jenderal tua itu dengan tegas.

Suara mendesing!

Bola-bola pellet pisau terbang ke langit dan berputar di depan tebing curam. Tiba-tiba, lampu pisau yang tak terhitung jumlahnya melesat ke arah tebing curam dan suara dentang yang tajam berdering tanpa henti. Dalam sepersekian detik, lereng curam itu benar-benar ditusuk oleh lebih dari puluhan ribu pisau harta karun.

Ekspresi Kanselir Ba Shan berubah sangat dan dia mundur sepuluh langkah dari tekanan yang datang dari lereng curam. Tebing Roh Surgawi-Nya terus menyusut dari tekanan oleh kekuatan yang menakutkan.

"Saudara junior, tuan puteri, kita akan memasuki medan perang si barbar!"

Kanselir Ba Shan berteriak, "Kalian berdua hati-hati!"

Hati Qin Mu sedikit gemetar dan dia tiba-tiba mendengar tiupan terompet dari dasar padang rumput. Pasukan lain berhasil mengejar mereka.

Jenderal tua biadab tua itu tidak berdaya dan berteriak dengan keras, "Hadapi musuh!"

Itu adalah pasukan besar yang datang mengejar dan terdiri dari sebagian besar praktisi seni ilahi dan praktisi seni bela diri dari suku barbar. Praktisi seni bela diri adalah tentara kaki sementara praktisi seni ilahi adalah kavaleri yang mengendarai binatang besar yang aneh. Selain itu, ada juga burung-burung besar yang melebarkan sayap mereka di langit dan beberapa tentara dari Barbarian Di Empire berdiri di punggung burung-burung itu. Namun, mereka semua adalah wanita yang mengenakan bulu berwarna pelangi di kepala mereka dan melemparkan mantra dan pedang tajam ke bawah.

Qin Mu melihat melalui lereng curam dan melihat seorang jenderal biadab yang memiliki penampilan megah duduk di atas gajah putih. Gajah putih itu lebih besar daripada binatang buas aneh lainnya dan tidak kalah dengan banteng hijau yang ada di bawah kaki mereka.

Jenderal jenderal biadab muda itu mengalihkan pandangannya ke sini dan mengungkapkan ekspresi heran ketika dia melihat Escarpment Surgawi Roh. Dia langsung mendapatkan kembali ketenangannya dan berteriak, "Angin!"

Pasukan segera datang ke depan dan menurunkan labu botol besar di punggung mereka. Membanting mereka turun dengan berat, mereka membuka mulut labu botol yang ada di depan mereka dan udara hitam segera keluar dari labu botol besar. Udara hitam berubah menjadi tornado yang tumbuh semakin besar seolah-olah itu adalah naga dengan kepala di langit dan ekornya di tanah, menimbulkan kekacauan di mana pun mereka menyapu.

Sementara itu, para petugas yang telah melepaskan angin segera melompat ke langit dan menginjak arah angin untuk bergegas menuju tentara jenderal lama, menyapu banyak praktisi seni ilahi ke udara.

Ketika tentara suku barbar ini tersapu ke langit, para perwira itu bergerak ke arah mereka dan menebas mereka dengan pisau, membantai prajurit barbar satu per satu.

Jenderal jenderal gajah putih itu berteriak dalam-dalam, "Hujan!"

Pasukan lain bergegas maju dan meletakkan guci tanah yang mereka bawa di punggung mereka. Ketika mereka membuka tutupnya, awan kabut terbang keluar dari toples. Petugas barbar ini naik ke udara dengan menginjak kabut dan hujan deras datang mengguyur.

Petugas ini melemparkan mantra di awan, mengubah tetesan air hujan menjadi pedang hujan dan menikamnya ke bawah. Para prajurit barbar di bawah ini tidak punya waktu untuk menghindar dan kepala mereka ditembus oleh tetesan air hujan, mengubahnya menjadi saringan!

Jenderal muda itu berteriak lagi, "Guntur!"

Orang-orang barbar betina di punggung burung-burung besar mulai memukul drum mereka yang mengeluarkan gemuruh guntur. Guntur menggedor dari atas dan menyebabkan tentara barbar yang bertahan melawan angin dan hujan keluar dari getaran. Ini menyebabkan pertahanan mereka secara tidak sadar mengendur dan lebih banyak dari mereka tersapu angin dan hujan, sekarat di tempat.

Dengan angin, hujan, dan guntur, tiga pasukan melemparkan mantra mereka, tidak ada banyak tentara barbar yang dibiarkan hidup. Mereka yang dibiarkan hidup adalah semua praktisi kuat yang sulit dilukai oleh mantra normal.

Jenderal jenderal biadab tua itu tahu bahwa dia bukan tandingan mereka dan tidak bisa melarikan diri sehingga dia buru-buru berlutut di lantai dan menyatakan dengan keras, "Jenderal Torimu, aku menyerah, menyerah! Aku memohon Jenderal Torimu untuk membiarkanku bertahan hidup!"

Setelah melihat ini, dua puluh lainnya ditambah praktisi kuat dari suku barbar juga berlutut meskipun mereka tidak mau melakukannya. Bertahan lebih penting bagi mereka, "Kami bersedia untuk menyerah!"

Cahaya dingin melintas di mata Jenderal Torimu ketika dia menyeringai, "Kamu, Suku Tiermu mencoba memulai pemberontakan dan kamu masih ingin hidup? Khan telah memerintahkan untuk tidak menerima penyerahan diri!"

Ekspresi jenderal tua itu berubah sangat dan akan berubah menjadi kekerasan ketika Jenderal Torimu itu mengulurkan tangannya dan menunjuk. Tiang pedang yang setebal ibu jari menusuk udara dan meskipun mereka berdua berjarak tiga ratus meter, pilar pedang itu tiba-tiba muncul dalam sekejap dan sama sekali tidak memberikan waktu umum lama untuk menghindarinya, menembus melalui tengkoraknya secara langsung.

Pilar pedang itu memakukan dirinya ke dinding cahaya yang dibentuk oleh Escarpment Roh Surgawi dan menembus lubang kecil dalam seni ilahi Kanselir Ba Shan ini.

Kanselir Ba Shan mengangkat alisnya dan membubarkan Escarpment Roh Surgawi. Mereka hanya melihat pasukan Jenderal Torimu membantai ketika mereka membantai setiap barbar tentara pemberontak, dan tidak menyisakan satu pun yang hidup.

Sebagian besar petugas barbar memotong kepala dan menggantung mereka di pinggang mereka sambil bersorak tanpa henti.

Masih ada beberapa yang menyambar kepala manusia dan berdebat siapa yang telah membunuh mereka.

Qin Mu mengerutkan kening. Bahkan jika itu berada di Reruntuhan Besar, tidak ada kebiasaan sosial menyambar kepala manusia.

"Kumpulkan semua jiwa mereka dan tawarkan mereka ke istana emas!"

Jenderal Torimu itu menunggang gajah putihnya ke depan dan menyapa Kanselir Ba Shan, "Mungkinkah itu Martial Khan?"

Kanselir Ba Shan mengangguk.

Mata Jenderal Torimu berbinar dan ingin sekali mencobanya, "Martial Khan memblokir delapan ratus praktisi seni ilahi dengan kekuatan satu orang, kemampuan Anda sungguh luar biasa. Namun, Anda tidak sekuat yang mereka sebutkan di legenda. Sepertinya gelar Martial Khan Anda tidak bisa dipertahankan lagi. "

Kanselir Ba Shan tertawa kecil ketika dia berdiri dengan mantap di atas banteng.

Cahaya bersinar dari mata Jenderal Torimu ketika dia tiba-tiba berdiri di belakang gajah. Pedang cahaya di tangannya melebar tajam dan pedangnya qi menerobos udara saat menusuk Kanselir Ba Shan, menutupi seluruh langit dengan lampu pedang dalam sepersekian detik!

Kanselir Ba Shan mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan pisaunya dan memotong. Lampu pedang tiba-tiba menghilang dan hanya pisau yang tersisa yang menebas secara horizontal di langit dan bumi. Gemuruh yang keras terdengar dan cahaya pisau menghilang, bersama dengan Jenderal Torimu yang ada di belakang gajah.

Masih ada jenderal-jenderal barbar lain yang berdiri di atas gajah putih dan mereka semua terkejut. Mereka hanya bisa mendengar "ah" panjang datang dari belakang mereka dan mereka buru-buru menoleh ke belakang untuk melihat Jenderal Torimu terbang semakin jauh.

"Kemampuannya tidak buruk. Namun, ketajamannya kurang."

Kanselir Ba Shan menyarungkan pisaunya dan setelah beberapa saat, Jenderal Torimu kembali. Baju besi di tubuhnya telah dibagi menjadi dua bagian dan tatapannya memiliki rasa hormat yang baru ditemukan ketika dia melihat ke arah Kanselir Ba Shan.

"Martial Khan, ketenaranmu untuk melawan kecakapan telah diturunkan di padang rumput sampai hari ini."

Torimu berlutut dengan satu lutut dan meletakkan telapak tangannya di dadanya, "Apakah Martial Khan pergi ke istana emas? Grand Shaman telah memberi perintah agar kita memperlakukan Martial Khan dengan murah hati."

Kanselir Ba Shan menganggukkan kepalanya, "Aku mengerti, berdirilah. Saat itu Grand Shaman telah memberiku gelar Martial Khan. Dari penampilannya sekarang, karena dialah yang memberikannya, dia tentu saja harus mengambilnya kembali secara pribadi. Seharusnya ada lebih banyak pahlawan muncul di padang rumput Anda jika tidak mengapa Grand Shaman menantikan saya pergi ke Istana Emas Rolan? "

Torimu berdiri dan berkata, "Para pahlawan yang kita miliki di padang rumput kita sebanyak bintang di langit, oleh karena itu kita secara alami memiliki orang-orang yang bisa mengalahkan Martial Khan."

Hu Ling'er terkikik, "Jenderal ini, saya suka bagaimana Anda menembak banteng."

"Tembak banteng? Siapa yang berani menembakku?"

Banteng hijau itu mencibir dan dia tiba-tiba melihat gajah putih itu. Dia segera bergerak mendekat padanya dan menyenggol tubuh gajah sambil tertawa nakal, "Gajah putih, apakah kamu laki-laki atau perempuan?"

Gajah putih itu mengayunkan belalainya. Banteng hijau mengakhirinya dengan hidung berdarah.

"Itu perempuan." Hu Ling'er cenderung di samping telinga sapi hijau dan berbisik.

Sapi hijau itu mengangkat arwahnya dan terkekeh pada gajah putih, "Kulitmu sangat putih, aku menyukaimu, apa kau makan pohon peony? Aku punya beberapa di sini, mereka begitu empuk hingga kau bisa memeras air keluar dari mereka …"

Torimu memimpin pasukan untuk mengawal mereka ke Istana Emas Rolan. Qin Mu mengukur pasukan ini dan sedikit ingin tahu.

Strategi militer yang digunakan tentara ini untuk melenyapkan tentara pemberontak itu sangat tidak biasa. Itu sangat mirip dengan strategi militer Kekaisaran Perdamaian Abadi, oleh karena itu, dia tidak tahu apakah Kekaisaran Perdamaian Abadi yang telah mempelajari taktik orang barbar atau apakah orang barbar yang telah mempelajari taktik Kekaisaran Perdamaian Abadi.

Setelah satu pertempuran, Torimu sangat menghormati mereka dan menawarkan makanan dan minuman dalam perjalanan mereka, sangat menghormati mereka.

Kanselir Ba Shan tidak menghindarinya ketika dia mengajar Qin Mu dan Ling Yuxiu tentang perpaduan teknik pertempuran dan mantra, namun, ketika dia mengajar mereka ke bagian-bagian penting, dia harus mengirimkan suaranya.

Enam hingga tujuh hari kemudian, mereka tiba di bagian terdalam dari padang rumput dan mereka tidak jauh dari Istana Emas Rolan. Torimu tidak mengawal mereka lagi dan malah memimpin pasukannya untuk kembali ke suku mereka sendiri.

Kanselir Ba Shan mengerutkan kening dan menghela napas, "Sepertinya Grand Shaman sangat teliti tentang kedatangan saya. Kali ini dia pasti akan mengambil kembali gelar Martial Khan. Aku takut ketika aku mencapai istana emas, aku sayalah yang akan ditantang. Jika itu masalahnya, saya akan terlalu sibuk untuk mencuri kembali tubuh guru yang lebih rendah. "

Qin Mu menjadi bersemangat untuk mencoba dan berkata, "Saudara senior, saya telah belajar sebelum metode mencuri."

Kanselir Ba Shan meliriknya dan menggelengkan kepalanya, "Istana Emas Rolan adalah tempat suci di padang rumput yang setara dengan tempat suci seperti Dao Sect, Biara Thunderclap Besar. Ada banyak mekanisme dan berbagai jenis segel di dalamnya "Metode mencuri Anda sama sekali tidak berguna. Anda tidak bisa 'memecahkan atau memecahkan segel dan mekanisme di dalam."

"Orang yang mengajari saya mencuri sangat kuat."

Qin Mu berkata dengan serius, "Dia Kakek Cripple dari desa kami, meskipun dia kehilangan satu kaki, namun …"

Kanselir Ba Shan menjabat tangannya dan mengangkat semangatnya, "Kakinya bahkan dipotong oleh orang lain, ini hanya berarti dia tidak kompeten. Anda tidak perlu berpikir tentang cara mencuri kembali tubuh bagian bawah guru, saya akan menyelesaikan ini masalah. Kalian berdua hanya perlu menjaga pikiranmu untuk memblokir gerbang gunung Istana Emas Rolan! Serahkan sisanya padaku. "

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.