Chapter 1190 – You Are My Queen！

Bab 1190: You Are My Queen！

Penerjemah: Editor Yunyi: Yunyi

Satu tahun kemudian, di lokasi syuting 'The Ant Queen 3', Mo Ting memang berakhir dengan peran teman tolol itu. Namun, karakter tolol ini tidak mudah dimainkan.

Sedangkan untuk teman yang cerdas, peran ini tidak berakhir pada Bei Chendong karena dia akan menjadi ayah untuk kedua kalinya. Jadi, peran akhirnya pergi ke aktor yang dibina oleh Superstar Media sebagai gantinya; seorang aktor yang tidak terlalu terkenal tetapi memiliki keterampilan akting yang spektakuler. Nama aktor ini adalah Li Shengyi.

Sekarang anak-anak satu tahun lebih tua, Tangning sering mengunjungi lokasi syuting. Dia merasa bahwa melihat tindakan Mo Ting adalah bentuk kemewahan. Akibatnya, dia praktis menjadi asisten Mo Ting ketika dia mengikutinya di sekitar set dan mengurus setiap kebutuhannya.

Sejujurnya, selera Lin Qian sudah jauh lebih baik. Aktor yang dia pandu memang mengesankan dalam banyak aspek.

Jadi, sungguh memalukan bahwa ia telah diabaikan oleh agensi sebelumnya.

Sulit untuk memahami mengapa, meskipun keterampilannya bagus dan penampilannya layak, aktor khusus ini tidak mendapatkan banyak ketenaran. Dia telah menyia-nyiakan lebih dari satu dekade masa mudanya di industri hiburan dan bahkan pada titik di mana helai-helai rambut putih mulai terlihat.

Sekarang Tangning menyaksikannya bertindak bersama Mo Ting, dia senang dan senang.

Sementara itu, sebagai asisten sutradara, Bai Junye bertugas memfilmkan aktor pendukung.

Berbeda dengan adegan yang melibatkan aktor yang sangat berpengalaman seperti Mo Ting, adegan ini sedikit kurang sesuai standar.

"Memotong! Ekspresi Anda tidak benar. Mulai lagi."

"Menangis lebih menyakitkan!"

"Santai sedikit lagi … Membesar-besarkan ekspresimu sedikit."

Selama waktu luangnya, Tangning menyaksikan Bai Junye langsung dan tidak bisa menahan senyum. Dia benar tentang pria gila ini. Setelah berganti dari film-film arthouse, ia tampaknya telah menemukan jalan yang seharusnya dan menjadi terobsesi dengan sci-fi juga.

Dia selalu menjadi orang dengan ide-ide berani, sehingga adegan yang dia filmkan jauh lebih dinamis dan multi-faceted. Selain itu, mereka cukup teatrikal.

Pada saat ini, Qiao Man juga berdiri di belakang Tangning menonton Bai Junye saat ia mengarahkan film.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Tangning.

"Ini memiliki aspek artistik yang saya sukai," jawab Qiao Man.

"Dengan tambahan Bai Junye, 'Ratu Ant 3' terasa lebih dekat dengan kesempurnaan," Tangning tersenyum lega.

"Aku dengar kalian tidak pernah merayakan ulang tahun pernikahanmu," Qiao Man tiba-tiba mengganti topik pembicaraan.

"Bagaimana kamu menemukan itu?"

"Jika tebakan saya benar, saya pikir Presiden Mo sedang mempersiapkan kejutan untuk Anda," kata Qiao Man dengan tangan bersedekap. "Maaf, aku tidak pandai menyimpan rahasia."

Tangning terkikik dan mengangkat alis.

Baginya, setiap hari adalah hari peringatan; tidak perlu merayakan apa pun. Setelah menikah selama bertahun-tahun, pasangan itu nyaris tidak menghabiskan waktu terpisah. Ini sudah merupakan hadiah terbaik. Yang dia inginkan hanyalah menghabiskan sisa hidupnya bersama Mo Ting.

Meski begitu, Tangning harus mengakui bahwa dia merasa sedikit bersemangat setelah mendengar apa yang dikatakan Qiao Man.

Tapi, Mo Ting tidak memberikan petunjuk apa pun.

Bahkan ketika ulang tahun mereka tiba dua hari kemudian, ia masih sibuk syuting. Bahkan, dia tampak lebih sibuk dari sebelumnya dan nyaris tidak punya waktu untuk berbicara sepatah kata pun kepada istrinya. Sepertinya, dia benar-benar lupa hari jadi mereka. Bagaimana dia bisa punya waktu untuk menyiapkan kejutan?

Dengan pemikiran ini, Tangning menertawakan dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa menanggapi kata-kata Qiao Man dengan serius?

Tapi, dia tidak tahu bahwa Mo Ting bekerja tanpa lelah karena dia mencoba untuk meluangkan waktu.

Jadi, malam itu, ketika Tangning tertidur, dia langsung membawanya langsung ke pesawat ke Prancis.

Tidak sampai dia bangun dia menemukan dia sudah di pesawat.

"Apa yang terjadi? Kemana kita akan pergi?"

Mo Ting memeluknya dan berkata dengan lembut, "Kamu telah menjadi istriku selama bertahun-tahun, tetapi kamu tidak pernah memiliki liburan yang layak."

"Tapi, kamu tidak bisa hanya membawaku pergi seperti ini," kata Tangning tak berdaya saat dia melihat piyamanya.

“Saya sudah menyiapkan satu set pakaian baru untuk Anda. Anda bisa berubah saat kami mendarat. "

"Apakah ini kejutanmu?"

"Hah?"

Melihat Mo Ting tidak mengerti apa yang dia bicarakan, Tangning menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Bukan apa-apa. Saya akan berubah. "

"Lanjutkan."

Mo Ting tidak mengatakan sepatah kata pun atau dia mengatakan kepada Tangning di mana mereka akan pergi setelah mereka mendarat, dia hanya mengikutinya dengan cara yang tidak mengerti. Setelah keluar dari pesawat dan naik mobil, dia bahkan tidak tahu di mana tujuan akhirnya.

Hanya ketika mereka tiba dan dia berdiri di depan sebuah gedung tertentu dia akhirnya mengerti di mana mereka berada. Di sinilah dia berjalan di landasan pacu pertamanya sebagai model dan tempat yang memulai karirnya.

Pada saat itu, dia baru berusia awal dua puluhan.

"Mengapa kita disini?"

"Untuk menonton pertunjukan," jawab Mo Ting sebelum dia memegang tangannya dan menyeretnya ke dalam gedung. “Saya sudah memesan seluruh tempat hari ini dan menyiapkan pakaian untuk Anda. Saya ingin melihat Anda berjalan di landasan lagi. "

"Tapi, aku sudah lupa bagaimana melakukannya."

“Ini adalah hal naluriah. Anda tidak mungkin melupakannya, "kata Mo Ting sambil menatapnya. Dia kemudian membawanya ke belakang panggung dan menyerahkannya ke perancang busana yang sedang menunggunya.

"Nyonya. Mo, aku sudah menunggu lama untukmu. "

Tangning tidak tahu apa yang telah direncanakan Mo Ting, tapi dia secara naluriah mengizinkan perancang busana untuk mencatat ukurannya.

Setelah itu, perancang menghilang ke belakang panggung, mungkin untuk menyesuaikan pakaian yang dia siapkan. Beberapa menit kemudian, dia kembali dengan pakaian di rak. Begitu Tangning melihatnya, dia tertegun.

Ini bukan hanya pakaian sederhana, itu adalah sesuatu yang dia kenakan di masa lalu.

Gaun putri duyung perak adalah pengingat mempesona supermodel yang dulu.

"Mari kita pakai," saran sang desainer. "Aku yakin, bahkan setelah bertahun-tahun ini, gaun ini akan tetap terlihat cantik padamu!"

"Apakah kamu percaya jika aku memberitahumu bahwa ini adalah gaun yang sama persis seperti yang pernah kamu kenakan?"

Tangning terkejut dengan ini.

"Butuh waktu lama bagi Presiden Mo untuk menemukannya!"

Sudah lebih dari satu dekade; Tangning bahkan tidak bisa mengingat jumlah tahun yang tepat. Tapi, dia tiba-tiba merasa seperti telah kembali ke masa mudanya dan menatap wanita yang dulu.

"Apakah kamu siap? Sudah waktunya untuk naik panggung. "

Ketika Tangning mengenakan gaun itu, getaran supermodel sekali lagi kembali ke tubuhnya. Dia hanya mengangguk seperti yang dia lakukan selama masa jayanya, ketika dia harus membuktikan dirinya kepada semua orang di bawah panggung dengan berjalan. Tapi, perbedaannya kali ini adalah, seluruh tempat hanya memiliki satu anggota penonton: Mo Ting.

Mo Ting memandangnya dari kejauhan dan membayangkan bahwa dia adalah gadis muda dari masa lalu yang melangkah ke landasan penuh harapan …

Ketika musik mulai diputar, Tangning berjalan di landasan dengan percaya diri, dan ketika dia mencapai akhir, dia memukul pose seperti dulu.

Setelah dia selesai, Mo Ting berjalan ke landasan dan membungkusnya dengan erat, tidak meninggalkan celah terkecil di antara tubuh mereka.

"Mengapa kamu mengatur ini?"

"Aku ingin melihat bagaimana keadaanmu sebelum kamu bertemu denganku!" Kata Mo Ting lembut. "Aku ingin melihat betapa cantiknya kamu saat pertama kali melangkah ke landasan internasional …"

“Itu bukan apa-apa. Hanya setelah saya bertemu dengan Anda, saya benar-benar menemukan diri saya sendiri! "Tangning menekankan bibirnya ke Mo Ting dan pasangan itu terjalin dalam ciuman penuh gairah di atas panggung. “Aku pernah bermimpi untuk menjadi layak untukmu, jadi aku berusaha sangat keras dan bekerja tanpa lelah menuju tujuan itu. Saya bahkan bertanya pada diri sendiri beberapa kali apakah saya sudah layak. ”

Setelah mendengar ini, Mo Ting meyakinkannya dengan jawaban yang tegas, "Tentu saja kamu, kamu adalah ratuku!"

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.