TLCQ – Chapter 15

Bab 15: Bab 15

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Seiring berlalunya waktu, para petugas di luar dengan penuh rasa ingin tahu memasuki ruangan itu beberapa kali. Akhirnya, Zhuge Yue mendorong papan permainan pergi ke samping dan berdiri. Pelayan di sisinya segera maju dan membantunya mengenakan sepatu kulit rusa. Dia mengenakan jubah bunga biru pucat dan gelap dengan mantel merah cerah yang terbuat dari bulu rubah. Seorang anak, yang bahkan belum berusia tiga belas tahun, memberikan kedewasaan yang tidak bisa dijelaskan.

"Ayo pergi," Zhuge Yue bergumam saat dia membawa rombongan pelayannya keluar.

Di depan pekarangannya, kawanan kuda-kuda baik sedang menunggu. Karena keterlambatan Zhuge Yue, master lain dari kediaman Zhuge sudah pergi. Seorang pelayan berlutut di lantai, dan Zhuge Yue dengan tenang berjalan maju dan menginjak punggungnya untuk naik ke kuda.

Saat dia menyelesaikan persiapannya untuk pindah, Zhuge Yue tiba-tiba menoleh ke arah pelayan yang berdiri di pintu depan dan bertanya, "Xing Er, apakah kamu melihat lampu selama festival lentera?"

Chu Qiao kaget dan buru-buru menggelengkan kepalanya.

Zhuge Yue menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kemarilah, aku akan membawamu untuk melihat mereka."

Chu Qiao tertegun beberapa saat sebelum dia menyadari apa yang disiratkan Zhuge Yue dan buru-buru menjawab, "Tuan Muda, saya tidak diizinkan melakukan itu."

Zhuge Yue mengerutkan kening dan hendak berbicara, tetapi Chu Qiao langsung berdiri ke depan dan berkata, "Xing Er bisa naik kudanya sendiri."

Zhuge Yue tidak yakin saat dia melihat perawakan kecil Chu Qiao. Kecurigaannya sangat jelas.

“Tuan, berikan seekor kuda kepada Xing Er. Xing Er bisa menunggang kudanya. ”

Zhuge Yue dengan lembut tersenyum dan mengangguk pada pengawalnya Zhu Cheng. Dalam beberapa saat, seekor kuda kecil dituntun keluar. Meskipun kecil, itu masih jauh lebih besar dari Chu Qiao. Tatapan semua orang tertuju pada Chu Qiao. Ketika mereka melihat bahwa dia tidak lebih tinggi dari kaki kudanya, mereka tertawa.

Anak itu mengitari kuda selama dua putaran dan mengangkat tangan lurus ke atas tetapi hanya bisa menyentuh punggung kuda. Zhuge Yue pikir itu lucu dan akan memanggil seseorang untuk membantunya, tetapi anak itu hanya meraih ke atas kuda dan dengan lonjakan kekuatan, naik ke atasnya. Tindakannya sangat cepat dan tepat.

Orang-orang yang berdiri di sekelilingnya terkesiap kaget. Zhuge Yue berbalik dan melihat anak itu tertutup salju, tampak seperti bola salju, tetapi masih duduk tegak dan bangga di atas kuda. Dia tidak bisa menahan senyum pada dirinya sendiri sebelum mengetuk kuda untuk pergi.

Tentu saja, Chu Qiao tahu cara menunggang kuda. Meskipun tubuh ini sedikit tidak nyaman, untungnya kuda ini sangat jinak. Begitu melihat kuda-kuda lain pergi, ia mengikuti.

Tidak ada jam malam di kota, dan karena hari itu adalah festival lentera, jalanan masih ramai dan ramai. Hari sudah hampir sore karena langit sudah gelap. Jalanan diterangi dan langit dipenuhi dengan kembang api. Angin dingin bertiup. Melewati tikungan sungai, lentera yang indah menerangi jalan-jalan. Sisi-sisi jalan dipenuhi dengan lampu merah berbentuk naga dan banyak rumah petak dikonversi menjadi panggung untuk pertunjukan. Tarian, variety show, drama dan musik ada di mana-mana. Lampu dan kembang api menerangi langit malam ketika para penjaja berjejer di jalan meminta pelanggan, menjual alkohol, tembakau, makanan, pakaian, sayur-sayuran, buah-buahan, perabot, bunga, dan kembang api. Apa pun yang diinginkan orang tersedia. Langit malam tampak seperti brokat yang hidup dengan keagungan dunia di mana-mana ketika semua orang berkumpul bersama.

Chu Qiao duduk di atas kudanya ketika dia melihat sekeliling, berendam dalam pemandangan langka pemandangan malam di masa lalu.

Keluarga Zhuge terkenal dan dihormati. Ke mana pun mereka pergi, orang akan memberi jalan. Mereka melewati sebuah bangunan elegan yang didekorasi dengan banyak lentera yang unik dan bersemangat, seperti binatang yang menggemaskan, tanaman surgawi dan bunga-bunga. Pemilik kios melihat Zhuge Yue berhenti, dan segera membawa lentera naga emas ke depan dan mulai menyanyikan pujiannya.

Zhuge Yue sepertinya mengabaikan apa yang dia katakan dan hanya menunjuk ke lentera gantung yang lain. "Bawa yang itu ke sini."

Pemilik kios berbalik dan melihat tuan keempat menunjuk ke arah lentera kelinci putih salju. Dia tertegun sejenak atas pilihan tuan muda ini.

Saat Zhuge Yue memegangi lentera, wajahnya menunjukkan senyum langka. Dia menyerahkan lentera kepada Chu Qiao dan berkata, "Untukmu."

Chu Qiao terkejut dan secara tidak sadar mengulurkan tangannya untuk mengambilnya, bahkan lupa mengucapkan terima kasih.

Zhuge Yue tanpa ekspresi dan berbalik sebelum mengetuk kuda untuk terus bergerak seperti tidak ada yang terjadi. Orang-orang di sekitar dengan hati-hati memandang Chu Qiao ketika mereka bergerak di sekelilingnya, merenungkan apa yang telah terjadi.

Chu Qiao merasa agak ironis. Dia benar-benar diperlakukan sebagai seorang anak.

Lentera kelinci itu sangat indah. Itu putih bersih dengan sepasang mata merahnya, dan ketika Chu Qiao mengulurkan jarinya untuk dengan lembut menyentuh mulut, sepotong pita merah muda untuk lidah terjulur, mengejutkannya.

Pada saat itu, tawa pelan terdengar. Chu Qiao berbalik, parade cerah dan berwarna-warni lewat dan menghalangi pandangannya. Ada semua jenis gerobak seperti naga emas, phoenix berwarna-warni, kupu-kupu giok, rubah salju, peri dan dewi dan semua jenis bunga. Ada begitu banyak sehingga dia merasa pusing melihat mereka semua sekaligus. Aliran orang-orang dan gerbong-gerbong melaju di jalanan, dan mereka mencerahkan malam.

Akhirnya, parade berlanjut. Ujung jalan panjang bisa dilihat. Salju menumpuk di danau beku dan dahan willow menggantung rendah dengan salju dan es. Kuda hitam itu berdiri dengan santai di sana ketika seorang pemuda berjubah hijau berdiri dengan tangan bersedekap. Dia secara apatis bersandar pada pohon sementara dia menatap ke depan dengan mata hitamnya yang cerah dan dengan lembut tersenyum.

Tiba-tiba, ledakan keras bisa terdengar dan semua orang segera melihat ke atas. Mereka melihat tampilan kembang api yang mewah yang menyerupai peri menari di langit. Seorang anak nakal melemparkan petasan di bawah kuda Chu Qiao, dan karena itu adalah pertama kalinya kuda itu keluar, ia ketakutan dan mengangkat kukunya untuk berlari untuk melarikan diri.

Pria muda di pohon menyaksikan ini dan segera naik ke gunungnya, mencambuknya dan menuju ke arah kuda Chu Qiao.

Personel kediaman Zhuge terkejut tetapi mereka dipisahkan oleh orang banyak dan tidak dapat bereaksi pada waktunya.

Zhuge Yue mengangkat alisnya, mencambuk kudanya dan ingin pergi tetapi ditahan oleh pengawalnya. Dia marah dan mencambuk wajah pengawal. Dia mengangkat kepalanya dan hendak mengejarnya tetapi jalan sudah berantakan. Dengan kerumunan dan lampu terang, Chu Qiao sudah pergi.

Kuda itu berlari ke depan ketika angin dingin melolong. Obrolan dan suara pelan-pelan menghilang di kejauhan dan hanya langkah kaki kuda yang bisa didengar. Kuda merah kecil itu mungkin kecil, tapi itu jenis yang unggul dan cepat. Tangan kecil Chu Qiao menggenggam erat kuda itu dan dia berjongkok di punggung kuda itu sambil dia dengan tenang mengamati sekelilingnya. Pikirannya berpacu. Kerangka kecil Jing Yue Er tidak akan bisa selamat dari kejatuhan dari punggung kuda dengan kecepatan tinggi sehingga dia perlu menemukan jalan keluar.

Pada saat ini, suara kuku yang dipercepat bisa terdengar dari belakang. Seekor kuda mengejar Chu Qiao dan menyamai kuda yang dipakai Chu Qiao.

"Kau memohon padaku dan aku akan menyelamatkanmu!" Suara bocah remaja itu tersebar oleh angin dingin yang bertiup, tetapi Chu Qiao masih bisa mendengar sedikit demi sedikit. Dia menoleh dan menatap tajam ke arah para pemuda yang menertawakan kemalangannya. Pandangannya terpaku dan tidak menunjukkan tanda-tanda panik.

"Atau kamu beri tahu aku apa arti gerakan itu dan aku akan menyelamatkanmu!"

Angin dingin terasa rapuh saat kuda kecil itu berlari di salju setinggi lutut. Kecepatannya secara bertahap berkurang, tetapi tidak ada tanda-tanda berhenti.

Tidak ada waktu untuk kalah. Chu Qiao tiba-tiba melepaskan kedua tangannya dan dengan satu tangan mendorong punggung kuda itu, dia melompat ke arah anak muda itu.

Dengan bunyi gedebuk, tubuh Chu Qiao terlempar ke remaja itu. Dia terkesiap dan mencoba menghentikan kudanya tetapi sedikit terlambat. Keduanya terlempar dari kuda dan mendarat di salju yang lembut sebelum berguling ke tanah. Kuda hitam itu tidak sadar dan masih mengejar kuda merah kecil itu. Mereka secara bertahap memudar ke langit malam dan tidak bisa dilihat lagi.

"Gila!" Remaja itu memanggil sambil mengangkat kedua alisnya. Dia terhuyung dua langkah sebelum dia mengangkat salju di tubuhnya, tapi itu adalah usaha yang sia-sia.

“Kuda ini harus diseret dan dibantai. Jika bahkan tidak tahu pemiliknya jatuh, apa gunanya menyimpannya? "Chu Qiao merangkak naik dan menepuk salju di tubuhnya, senang bahwa dia tidak terluka.

Yan Xun berbalik dan menatap Chu Qiao saat dia mengamuk, “Flurry adalah kuda berharga yang dibawakan ayahku untukku ketika dia sedang berburu di Yan Bei. Belum lebih dari setengah bulan bagi saya dan kami tidak akrab satu sama lain. Apa yang aneh tentang itu? Kaulah yang cukup berani untuk melepaskan kudaku. Menurut Anda siapa yang pantas dihukum? ”

Chu Qiao berkata dengan jijik, “Aku bahkan tidak memintamu untuk mengikutiku. Anda tidak bisa menjaga kuda Anda sendiri, itu tidak ada hubungannya dengan saya. "

"Kamu sangat berani, beraninya kamu berbicara seperti itu padaku?"

Chu Qiao mengerutkan alisnya saat dia memandang dengan jijik pada Yang Mulia Yan yang muda tapi berstatus tinggi. Dia dengan dingin mengejek dan berbalik untuk kembali ke kota.

Yan Xun terkejut karena dia tidak tahu bahwa dia akan pergi begitu saja. Dia buru-buru mengejarnya dan bertanya, "Di mana Anda akan pergi?"

Chu Qiao meliriknya. “Tentu saja aku akan pulang. Anda mengharapkan saya menghabiskan malam di sini? "

Salju telah menumpuk. Bagian dangkal berada di bawah lutut Chu Qiao, tetapi bagian yang dalam mengubur pahanya. Yan Xun berjalan di samping Chu Qiao, dan melihat langkah kakinya yang berat, kemurungan akibat kehilangan kudanya menghilang. Dia menyeringai saat dia berlari. Setelah beberapa langkah, kegembiraannya berubah menjadi kesedihan ketika kakinya menyerah dan dia menjatuhkan diri ke lantai.

Setelah mendengar celah, Chu Qiao menyadari hal-hal yang tidak baik. Dia awalnya memegang lengannya tetapi berat badan Yan Xun terlalu berat untuk ditanggung oleh tubuh Jing Yue Er. Dengan suara keras, mereka berdua jatuh ke gua salju yang besar.

"Hei … bagaimana perasaanmu?" Yan Xun muncul dari salju saat dia dengan putus asa menarik dirinya. Dia melihat tangan kecil dan pergi untuk menariknya keluar. Dia mulai menggelengkan kepalanya. "Kamu belum mati, kan?"

"Lepaskan." Anak itu dengan muram mengerutkan kening. Dia menggelengkan kakinya. Itu menyakitkan, dan kernyitannya semakin dalam.

Yan Xun sedikit cemas. "Apakah kamu terluka?"

"Aku tidak akan mati." Chu Qiao mengangkat kepalanya dan melihat. Gua salju itu tidak jauh di lubuk hati. Dia bertanya pada Yan Xun, "Bisakah kamu memanjat?"

Yan Xun mencoba mengukur jarak dan menggelengkan kepalanya. “Salju di sini lembut. Jika kita berada di tanah yang datar aku bisa melompat. Tapi di sini, kita akan tenggelam lebih dalam. ”

"Kami akan mati kedinginan dalam satu malam." Chu Qiao bergumam dan berdiri, "Kamu berdiri di atas pundakku dan memanjat, dan pergi mencari orang untuk datang menyelamatkan aku."