WYMIP – Chapter 62 – What's Right; What's Wrong

Bab 62: Apa yang Benar; Apa yang salah

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

"Su Fei? Zhang Jun masih tidur. Kenapa kamu tidak membangunkannya. "

Nyonya Zhang jelas sudah terbiasa dengan Su Fei memberikan putranya panggilan pagi. Dia dengan cepat kembali untuk membuat sarapan setelah memberitahunya.

Su Fei mendorong pintu ke kamarnya dengan ringan dan seperti yang diharapkan, Zhang Jun masih di alam mimpi.

Namun, dia tidak melakukan rutinitas hari Minggu seperti biasa menyeret bocah yang mengantuk itu dari tempat tidur. Sebagai gantinya, dia memindahkan kursi di sebelah tempat tidurnya dan diam-diam memperhatikan saat dia tidur nyenyak.

Dia membalik, mengungkapkan tangannya. Gelang yang ia ikat di pergelangan tangannya sendiri masih ada di sana.

Takut bahwa dia akan masuk angin, dia mengulurkan tangan untuk menyesuaikan selimut, menyelipkan tangannya di bawahnya.

Suara tetesan hujan, napas, detak jantung, dan kehangatan; Su Fei tidak bisa melupakan sensasi yang dia alami sehari sebelumnya. Dia merasakannya meremasnya dengan erat di pelukannya. Jika mereka melakukannya secara tidak sengaja pada awalnya, itu sengaja setelah itu.

Itu memalukan, tetapi ingatan itu tidak kurang dari rasa manis yang sangat.

Tiba-tiba, ekspresi wajahnya yang tertidur muncul ide di benaknya. Tersipu, dia merentangkan punggungnya ke arahnya ketika wajahnya beringsut lebih dekat dan lebih dekat ke wajahnya; matanya sudah tertutup dan bibir merahnya terbuka sedikit, menuju ke bibirnya sendiri.

Ruangan itu sunyi, kecuali detakan lembut sebuah meja kecil.

Su Fei bisa merasakan napasnya di pipinya; itu gatal dan membawa panas tubuhnya …

Hanya sedikit lebih dekat …

"Su Fei …"

Tertegun, dia dengan cepat menegakkan dirinya dan membuka matanya. Dia berbalik ke pintu seperti anak kecil yang tertangkap basah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya.

Tapi, tidak ada seorang pun.

"Bola yang bagus …"

Dia tersenyum. Jadi, orang bodoh di depannya yang bergumam dalam mimpinya.

Senyum kemudian berubah menjadi desahan. Su Fei sedikit kecewa bahwa ciuman yang dia kumpulkan dari keberaniannya telah dipotong. Sialan, Zhang Jun, apa yang kamu impikan? Mungkinkah itu tidak menunggu setelah ciuman?

Pada saat itu, dia mendapati dirinya begitu tidak terkendali — melakukan hal seperti mencium seorang pria.

Su Fei menjatuhkan diri ke atas kursi sekali lagi, tersenyum dan melanjutkan arlojinya yang diam terhadap Zhang Jun. Dia bertanya-tanya mimpi indah apa yang sedang dialaminya sehingga bibirnya melengkung membentuk sesuatu yang menyerupai senyum.

Matahari bersinar melalui jendela, menyebarkan sinarnya ke seberang ruangan. Ruangan itu adalah pemandangan indah dari seorang pria muda yang tidur nyenyak dan seorang wanita muda berjaga.

Jam meja tidak berhenti.

*Kutu! Tock! Kutu! Tock! *

…

Itu adalah hari yang sibuk di Departemen Editorial majalah High School Soccer.

"Chen kecil, aku tidak bisa menerbitkan artikelmu," kata Liu Yang, mengulurkan angin kental di depan meja Chen Huafeng.

Chen Huafeng mengambil lembaran itu dari pemimpin redaksinya; itu adalah laporannya tentang wasit yang korup, yang memimpin pertandingan antara Shu Guang dan Yingcai.

"Bukankah itu ditulis dengan baik? Mengapa itu tidak bisa dipublikasikan? "

“Tulisanmu baik-baik saja; kata-kata itu benar dan analisisnya dalam. Tapi, saya tidak bisa menerbitkannya. "

"Mengapa?"

"Kita akan menghadapi tekanan berat jika ini keluar," Liu Yang tersenyum pahit. “Adegan sepakbola sekolah menengah nasional selalu memegang citra yang sehat di mata publik. Ini adalah hasil kerja keras dan dedikasi selama 15 tahun. Kamu tahu itu. Sekarang dianggap sebagai simbol perkembangan anak muda. Jadi, apa yang akan terjadi jika Anda menerbitkan laporan ini? Sudahkah Anda memikirkannya? Upaya dan ketekunan selama bertahun-tahun dari para pekerja muda itu akan sia-sia dalam sekejap! ”

"Tapi itu ada di sana, wasit yang disuap," Huafeng membalas pertengkaran itu dengan emosional dan keras, menarik perhatian rekan-rekannya. "Aku melihatnya! Kisah ini harus diceritakan dengan berani dan akurat untuk reputasi sepakbola sekolah menengah! Biarkan semua orang tahu dan peduli, sehingga mereka akan mengalahkan kanker ini untuk selamanya! Menyapu segala yang ada di bawah permadani hanya akan merusak perkembangannya! ”

Liu Yang tidak menindaklanjuti dengan marah. Dia hanya bertanya, "Chen Kecil, berapa umurmu?"

"Hah? Dua puluh tujuh."

"Dua puluh tujuh. Sudah tiga tahun setelah kelulusan Anda sendiri. Saya tahu Anda menyebut diri Anda senior di depan Xiao Zhang. Tetapi pada akhirnya, Anda masih muda yang berdarah panas! Tipe orang yang tidak terbiasa melihat sisi masyarakat yang lebih gelap, mengatakan apa pun yang terlintas di benaknya. "

"Sejak kapan? Saya-"

"Jangan menyela saya. Saya masih muda dulu juga. Saya sudah berada di posisi Anda, jadi saya tahu. Anda benar, tetapi segala sesuatunya tidak sesederhana itu. Ketahuilah bahwa kebenaran tidak jelas hanya antara 'benar' dan 'salah'. Banyak dan banyak kesalahan dilakukan dengan niat terbaik. Selain itu, kasus Anda ini adalah kasus yang sangat, sangat langka dalam 15 tahun Nationals. Dan izinkan saya memberi tahu Anda sedikit berita gembira, para pelaku telah menerima makanan penutup yang adil, sehingga tidak perlu mempublikasikan artikel ini. "

Setelah dia selesai, Liu Yang memberi Huafeng pandangan yang berarti sebelum dia berbalik untuk pergi.

Huafeng merenungkan kata-kata bosnya: "… kebenarannya tidak jelas hanya antara 'benar' dan 'salah'. Banyak dan banyak kesalahan dilakukan dengan niat terbaik. "

Apakah dia idiot yang melakukan hal yang salah?

Jurnalis itu melihat lembaran kertas di tangannya. Itu adalah pekerjaan yang dia selesaikan dalam satu napas malam sebelumnya — dia pikir itu juga ditulis dengan baik. Ada beberapa kesalahan.

Tapi, dia tidak pernah berpikir bahwa pada akhirnya dia akan membuat kesalahan besar!

Sambil tersenyum getir, jurnalis itu perlahan merobek pekerjaan malamnya menjadi beberapa bagian dan melemparkannya ke tempat sampah.

…

Hari Minggu yang cerah mengikuti hari Sabtu yang hujan; cuaca bagus selalu mengikuti hari hujan. Langit biru adalah lampiran overhead safir raksasa. Itu terpancar dengan sinar matahari yang hangat.

Cuaca indah itu berlanjut hingga Senin. Udara pagi lebih jernih dari biasanya ketika jalan-jalan kota menjadi hidup pada saat fajar menyingsing.

Dalam satu hari, berita bahwa Zhang Jun dan Su Fei saling berpelukan di depan umum menjadi rahasia yang diketahui semua orang. Hat-trick Zhang Jun dan momen penuh kasih sayang itu membuat sejumlah orang yang percaya bahwa mereka memiliki suntikan napas ketika mereka mengalahkan pikiran itu. Mereka tidak bisa tidak mengakui bahwa keduanya dibuat untuk satu sama lain.

Memang, setiap anak laki-laki dan perempuan di sekolah sangat gembira atas pelukan itu.

Gadis-gadis dan orang-orang romantis bercakap-cakap tentang adegan itu: hujan lebat, tatapan kerumunan, kegembiraan lapangan, Zhang Jun berlari cepat ke lengan menunggu Su Fei dan keduanya saling membungkus dalam pelukan yang dalam! Betapa bergairahnya adegan itu, pikirkan saja! Dalam pikiran mereka, bahkan jersey berlumpur Zhang Jun yang mengotori pakaian Su Fei adalah klasik langsung.

Sebaliknya, bocah-bocah itu, berdebat liar tentang sensasi memiliki Su Fei dalam pelukan mereka — tentu saja, menggunakan istilah yang dibatasi usia.

Sementara setiap orang di sekolah berbicara tentang mereka, pasangan itu meliuk-liuk di sekitar halaman sekolah, tidak menyadari semua melongo.

Yang Pan benar-benar terkesan dengan saraf yang mereka tunjukkan; keduanya memiliki begitu banyak percaya diri dan kebijaksanaan meskipun pengawasan publik yang mereka hadapi.

Beberapa lainnya tidak setuju.

An Ke mendengus. "Jangan lihat mereka berdua. Mereka pura-pura serius di depan semua orang. Mereka cukup banyak menjalankan setiap pemikiran kotor yang mungkin ada dalam pikiran mereka! Hmph! Pasangan terlarang! ”

Ren Yu De mendengus dingin di belakangnya. "Bukan karena kamu ingin menjadi bagian dari 'pasangan terlarang' dengan Su Fei?"

An Ke tidak bisa berkata-kata. Dia memang memiliki pemikiran itu.

Kaka memandang saat Su Fei dan Zhang Jun berjalan di mana-mana di sekitar sekolah; dari ruang kelas ke pos satpam, dari lapangan ke taman mini dan dari papan pengumuman ke ruang ketel. Dia menghela nafas.

"Jadi, pangeran dan putri itu hidup bahagia selamanya …"

Itu adalah pagi yang cerah di awal musim dingin. Pangeran dan putri dari kisah kami akhirnya bersama, dengan senang hati menghubungkan tangan di halaman sekolah yang indah sementara desahan yang tak terhitung terdengar di belakang mereka …

Ketika sekolah berakhir pada siang hari, Zhang Jun melihat bahwa gerbang utama yang biasanya penuh sesak jarang.

Lebih khusus lagi, para siswa menjaga jarak mereka dari satu tempat, di mana satu orang berdiri.

Dia atletis dan diam dengan tatapan tajam. Bahkan jika dia hanya berdiri di sana, yang lain di sekitarnya masih merasakan tekanan besar yang berasal darinya.

"Sima Hongxin?" Seru Zhang Jun, sedikit terkejut.

Memang, itu adalah kiper raksasa 197 cm dari Yingcai!

"Mengapa kamu di sini? Hah? Yingcai tidak terlalu dekat dari sini! Dan kami baru saja keluar dari sekolah … Kamu tidak punya kelas? Atau, apakah Anda pergi lebih awal? Ah, adakah yang bisa saya bantu? Anda sepertinya sudah menunggu beberapa saat. "

Zhang Jun, yang sekarang jelas menikmati hidup yang lebih bahagia telah banyak bicara.

"Aku di sini untuk mengucapkan selamat tinggal," jawab yang lain. Sebagai perbandingan, Sima Hongxin tampaknya menimbang kata-katanya dengan hati-hati.

"Hah? Selamat tinggal? Mengapa?"

“Saya telah dibina oleh string kedua dari Henan Jianye. Saya berjanji kepada mereka bahwa saya akan melaporkan kepada tim setelah pertandingan melawan Anda. "

"Henan Jianye?" Yang Pan terkejut mendengarnya. "Mereka tim B. Liga!"

Hongxin mengangguk.

"Tidak buruk!" Zhang Jun tertawa ketika dia menepuk pundak mantan lawannya — meskipun, memiliki Zhang Jun 179 cm mencapai hingga bahu penjaga 197 cm itu secara visual cukup konyol. "Bagus, Nak! Lakukan yang terbaik! Bagaimanapun, Anda memblokir drive kuat Yang Pan di game kami! "

"Hmph!" Yang Pan bergumam. "Aku lewat, bukan menembak!"

"Hah! Tiket masuk 180 km / j? ”Zhang Jun tersenyum ketika dia menyapa temannya dengan mudah.

Mengabaikan "kontak intim" mereka, Sima Hongxin melanjutkan.

"Ada berita lain, meskipun aku tidak yakin apakah itu akan baik untuk kalian berdua. Kaki Ma Ni lumpuh. "

Keduanya berhenti bermain-main dan berbalik untuk memandang Sima Hongxin dengan serius.

“Gerakan 90 Derajat tidak dapat digunakan secara teratur, tetapi ia menggunakannya setidaknya 10 kali dalam permainan. Meskipun lututnya tidak mampu menahan tekanan lagi, dia tidak mau berhenti. Selanjutnya, lapangan itu basah kuyup karena hujan; dia harus melakukan dua kali upaya. "

Sima Hongxin menceritakan semuanya dengan tenang seperti dia menceritakan kisah orang asing.

“Setelah pertandingan, ayahnya dengan cepat membawanya ke rumah sakit. Namun, lututnya tidak bisa diselamatkan. Dia tidak akan kesulitan berjalan, tetapi dia tidak akan bermain sepak bola lagi. "

Ada keheningan.

"Bagaimana ini bisa …" gumam Su Fei. Itu adalah hal yang aneh. Dia membenci Ma Ni sebelumnya, tetapi dia merasa kasihan padanya ketika mendengar bahwa dia tidak akan bisa bermain lagi.

"Gerakan 90 Derajat menuntut banyak dari kakimu," kata Yang Pan lembut. "Dia memaksakan dirinya untuk terus maju karena dia menginginkan kemenangan melawan Zhang Jun. Ini adalah hasil dari itu."

"Itu artinya, dia tahu sejak awal bahwa setelah pertandingan ini, dia tidak akan pernah …"

Kali ini, tidak ada yang menjawabnya.

"Tapi, nadamu … bukankah kalian teman?" Yang Pan bertanya pada Hongxin.

"Aku tidak punya teman." Sima Hongxin akhirnya tersenyum, meskipun pahit.

Ketiganya tidak mengatakan sepatah kata pun dalam perjalanan pulang setelah Sima Hongxin pergi. Hanya sampai mereka mencapai lantai di bawah rumah Su Fei dan Zhang Jun, Yang Pan akhirnya memecah keheningan.

"Dia bilang dia tidak punya teman …"

"Itu tidak bohong. Senyumnya sangat pahit. "Zhang Jun mengangguk. “Kepribadian yang tenang, penampilan yang menakutkan dan tubuh yang besar — ​​siapa pun yang lebih pendek darinya secara tidak langsung akan memberinya tempat tidur yang luas. Perilakunya tidak disukai bahkan di tim profesional … "

"Bukankah dia musuhmu?" Su Fei bertanya dengan rasa ingin tahu. "Sepertinya kamu mengerti, dan bahkan merasakannya."

"Dia bukan musuhku …" Zhang Jun menggelengkan kepalanya.

Dia ingat ketika Sima Hongxin menukik ke arah tembakan lobnya. Kiper raksasa itu berada di udara dengan tangan terentang untuk melindungi tiang gawang. Pergelangan kaki kanannya diarahkan langsung ke mata Zhang Jun. Striker kehilangan pijakan setelah tembakan dan tampaknya dia tidak akan bisa menghindari pergelangan kakinya. Tapi Sima Hongxin dengan cepat menggeser kakinya sehingga pahanya akan meluncur melewati dadanya — menghemat waktu dalam prosesnya. Saat itulah dia tahu, hanya dari satu gerakan itu, bahwa Sima Hongxin bukan musuh.

Zhang Jun menatap langit. "Dia lawan yang sangat baik …"

Mereka bertiga tidak pernah menyebut namanya lagi. Seolah-olah dia tidak pernah muncul dalam hidup mereka.

Pahlawan hat-trick, Zhang Jun membuat sampul High School Soccer sekali lagi. Chen Huafeng juga menyebutkan langkah yang ia gunakan untuk mencetak gol keduanya: "Rising Dragon".

Nama itu akan menyebar ke seluruh Eropa dan dunia bertahun-tahun kemudian. Bahkan Chen Huafeng tidak pernah mengharapkan itu. Itu sebenarnya kata kedua untuk kancah sepak bola Tiongkok: World of the Rising Dragon …