NSPG – Chapter 38 – Fu Jiu & Qin Mo, Gay Meetup 2

Babak 38: Fu Jiu & Qin Mo, Pertemuan Gay 2

Penerjemah: Henyee Translations Editor: Henyee Translations

Seolah-olah dia tidak bisa mendengar kerumunan bergumam, Fu Jiu berjalan langsung ke Hummer, dengan sudut mulutnya bahkan meringkuk menjadi senyum.

Para pengawal mencoba menghentikannya dengan tangan mereka.

Pria muda inilah yang menabrak lengan CEO mereka terakhir kali.

Sekarang, itu dia lagi. Apakah dia mengira itu hanya hiasan?

Menghadapi barikade seperti itu, tidak ada rasa takut terlihat di wajah Fu Jiu. Sebaliknya, dia mengangkat alisnya dan rasa main-main bisa terlihat di lekuk bibirnya.

Chen Xiaodong, yang berada jauh di antara orang banyak, merasa lega.

Ini bagus; setidaknya para pengawal ada di sana untuk menghentikannya.

Tidak mungkin mereka membiarkannya lewat, jadi dia tidak perlu khawatir tentang dia menabrak Tuan Muda Qin …

"Ah!" COCO, yang duduk di mobil, juga mengenali Fu Jiu. "Itu dia!"

Saat itu, Fatty sibuk dengan laptopnya, jadi dia tidak tahu apa yang terjadi. "Siapa dia?"

"Itu pria gay yang naksir rahasia pada Kapten …" kata COCO, sebelum menyadari bahwa Qin Mo sedang menatapnya. Dia langsung mengubah nadanya, "Tidak, tidak, maksudku, dia penggemar Kapten yang agak gila! Mm, dia sangat gila, dia memiliki cara unik untuk mengekspresikan rasa sayangnya! "

Mendengar itu, Fatty cukup kecewa. "Hm, kalau begitu dia bukan Spade Z …"

Fu Jiu melihat bahwa mereka tidak berniat untuk membuka pintu, dan Qin Mo masih di telepon dengan kepala tertunduk.

Fu Jiu meluncurkan WeChat dan mengirim sms, "Qin Mahakuasa, minta pengawalmu untuk menghindar."

Jari-jari Qin Mo berhenti tiba-tiba dan dia mengangkat kepalanya tanpa sadar. Dengan pengawal di antara mereka, mata mereka bertemu, dan dia melihat sosok yang agak akrab di luar mobil.

Saat matahari terbenam, pria itu memiliki skateboard di tangan kirinya dan telepon di tangan kanannya. Seragam sekolahnya terbuka ritsleting, dan itu dipasangkan dengan T-shirt berwarna krem.

Mata yang melamun itu memiliki kontras hitam dan putih yang sempurna.

Cahaya menyinari rambut peraknya, dan mata yang bertinta itu menambah perasaan tidak tenang yang tak dapat dijelaskan padanya.

Mata Qin Mo menunjukkan tanda-tanda shock mendadak!

Lalu, mata yang dalam itu menyipit!

Fu Jiu melihatnya memeriksa teleponnya, dan dia mengguncang teleponnya dengan santai.

Qin Mo tidak membiarkannya masuk mobil segera. Jari-jarinya yang panjang dan ramping menjentikkan abu dari rokoknya, dan dia menurunkan matanya lagi saat dia mengirim sms, "Kepala itu di luar sana, kan?"

Fu Jiu melihat pesan itu dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat alisnya. "Jadi Qin Yang Mahakuasa menghitung orang seperti menghitung hewan di rumah."

Kali ini, Qin Mo melihat Fu Jiu mengirim sms dengan matanya sendiri.

Pada saat yang sama, kilau dingin samar keluar dari matanya. "Bergerak, biarkan dia masuk."

"Apa!"

COCO sangat terkejut sehingga dia akhirnya menggigit telinga kelinci!

Para pengawal semua tertegun, dan mereka saling memandang sementara terpaku di tempat mereka!

Mereka bukan satu-satunya. Mata Chen Xiaodong membelalak karena terkejut.

He … dia membiarkan Tuan Muda lewat ?!

Semua siswa di sekitar mobil menutup mulut mereka ketika mereka menyaksikan dengan tak percaya.

Fu Jiu mengangkat tangannya dan menepuk pundak mereka. "Sudah kubilang bosmu menungguku, kenapa kamu tidak percaya?"

Semua pengawal berbalik!

Mereka ingin konfirmasi dari bos mereka karena mereka tidak percaya itu benar!

"Biarkan dia lewat," Qin Mo hanya mengulangi dengan suara rendah.

COCO menoleh kaget. "Kapten, jangan lakukan ini, bahkan jika orang itu telah memelukmu sebelumnya, kamu tidak bisa memukulnya di depan umum!"

Pada saat ini, Fu Jiu sudah berjalan. Dia mengangkat tangan kirinya dengan santai dan meletakkannya dengan lesu di jendela mobil. Dia sedikit menekuk pinggangnya, dan bersama dengan wajah cantik itu, matanya beringsut dekat dengan Qin Mo. Dari jarak yang lebih pendek, mata yang sangat mempesona itu menjadi lebih menarik. "Oh? Siapa yang Mahakuasa Qin ingin pukuli? Saya?"