LOFY – Chapter 39 – Robbing Wealth, Robbing Body

Bab 39: Merampok Kekayaan, Merampok Tubuh

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Meng Fuyao merapikan rambutnya dan mengoleskan jus jahe ke wajahnya sebelum menutupinya dengan kain hitam dan melompat turun untuk mencegat kereta.

"Aku membuka gunung ini …"

Di jalan yang berliku, Meng Fuyao meletakkan tangannya di pinggulnya, terlihat sangat energik dan mencari perhatian. Anggota lain di kru banditnya adalah Yao Xun, yang diam-diam memegang bagian belakang gerbong.

“Gunung Redstone telah diaspal sejak ekspedisi kaisar Wuji dan Xuanji. Kaisar Wuji telah memerintahkan 800.000 tentara untuk membuka jalan dalam waktu satu bulan, untuk bertemu musuhnya secara langsung. Dalam hal ini, Anda bukan paver gunung ini, "sebuah suara membuntuti dari dalam kereta.

Itu lembut dan hangat, dan agak jauh.

Meng Fuyao tersedak, sekali lagi berteriak, "Saya menanam pohon ini …"

“Gunung ini terletak di dekat Sungai Merah, dan banjir terjadi setiap tahun, menyebabkan hilangnya banyak tanah. Delapan tahun yang lalu, putra mahkota Wuji telah memerintahkan orang-orang biasa dari pinggiran kota untuk menanam pohon di dataran dan pegunungan. Dalam hal itu, Anda bukan orang yang menanam pohon ini. "

Tersedak lain bisa terdengar sebelum Meng Fuyao kehilangan kesabarannya. “Aku tidak membuka gunung ini. Saya juga tidak cukup peduli untuk menanam pohon ini. Tawarkan barang-barang berharga Anda jika Anda ingin melewatinya. ”

Setelah beberapa saat, seseorang menggeser tirai ke samping.

Di bawah sinar matahari, Meng Fuyao menyipitkan matanya.

Angin dingin berhembus, langsung menghasilkan kabut saat dia menghembuskan napas. Gunung Redstone sudah membeku, meningkatkan kemerahan bebatuan dan kehijauan tanaman yang tumbuh di antara retakan.

Itu adalah musim dingin yang sangat dingin, dan semua pemandangan telah dilucuti olehnya, kecuali pohon-pohon tangguh.

Gerbong kehitaman meredupkan penampilan pria di dalam, tapi dia tampak mengenakan jubah putih salju. Dia tampak memiliki bibir merah-ceri terang, tenang dan lembut namun mampu mengurangi kekuatan angin yang bertiup.

Meng Fuyao menundukkan kepalanya, bergumam, "Betapa aku membenci orang-orang berbaju putih ini, hanya berusaha terlihat murni dan polos."

Pria di kereta tersenyum dan mengangkat tangan. Dia tidak melakukan gerakan besar, tetapi pada saat berikutnya, Yao Xun terlempar keluar dan dibiarkan melolong kesakitan.

“Mencoba merampok barang-barang berhargaku dengan ini, Nyonya? Sepertinya tidak masuk akal. "

Menggerakkan, Meng Fuyao membentak, “Saya tidak kenal dia. Bagaimanapun, Anda tidak terlihat begitu menarik. Bagaimana kalau kita lepaskan saja ini. Sampai kita bertemu lagi, selamat tinggal. ”

Dia menampar kedua tangannya dan berbalik tanpa niat membantu Yao Xun.

“Di sini dingin, dan akan baik untuk memiliki sesuatu untuk dihangatkan. Anda mungkin tidak menemukan tubuh saya menarik, tetapi saya yakin Anda tidak memiliki apa pun terhadap Vessel of Spring? "Dia berbicara, tanpa ada upaya yang sengaja untuk membujuk, tetapi sarannya berhasil memikat seseorang.

Kapal Musim Semi adalah anggur berkualitas tinggi, terkenal di seluruh Lima Benua Wilayah. Setiap tetes sama berharganya dengan emas, dan bahkan bangsawan pun tidak bisa mendapatkannya dengan mudah. Bahkan jika mereka berhasil mendapatkannya, mereka akan menyembunyikannya di gudang anggur mereka. Warga biasa belum pernah mendengar anggur seperti itu, dan Meng Fuyao hanya terpapar melalui pendeta tua Daois itu, atau lebih tepatnya, pemabuk. Setiap kali kecanduan alkohol melanda, ia akan berkeliling dunia, membalik kotak dan lemari, dan mendobrak pintu dan kuburan untuk mencari anggur ini. Meng Fuyao pernah merasakannya karena penasaran, dan itu meninggalkan kesan mendalam padanya.

Anggurnya beludru dan kaya. Saat dia mengaduknya di sekitar ujung lidahnya, tekstur dan rasanya meledak, meroketnya langsung ke langit.

"Ya … anggur itu sempurna untuk cuaca dingin … betapa bagusnya kehidupan yang dia miliki …"

Senyum mulai terbentuk di bibirnya, dan di saat berikutnya, pahanya menempel di sisi kereta. "Jika Anda bersikeras, Tuan yang mulia, itu tidak sopan bagi saya untuk menolak, bukan? Sepertinya Anda sebenarnya agak kaya, dan terlihat bijak … juga tidak lusuh. "

"Terima kasih atas kata-kata baikmu," pria itu dengan rendah hati menerima dan tanpa sadar mulai bergeser ke samping ketika melihat dia naik, tetapi berhenti di tengah jalan.

Meng Fuyao disambut oleh dekorasi polos dan halus di dalam gerbong. Ada meja kecil di tengah dan tiga sisi tempat duduk. Ada juga mantel ferret mewah dan sebuah benda yang dibungkus jaket berlapis kapas yang terletak di setiap sisi yang tidak dihuni. Ketika dia menginginkan lebih banyak ruang, dia berusaha mendorongnya ke samping.

Jaket berlapis kapas terbang ke atas dan ke lengan pria itu, melonggarkan proses saat pot bunga dengan daun ungu tua menampakkan dirinya.

Mata terbuka lebar, Meng Fuyao tergagap, "Kamu … kamu menawarkan jaket ke pot bunga? Pabrik berkualitas apa ini? ”

"Hanya tanaman ungu biasa," katanya, menjaganya dengan hati-hati. “Seseorang meninggalkannya di luar desa, dan itu akan dibekukan, jadi saya mengambilnya. Tumbuhan adalah makhluk hidup, dan mereka takut dingin juga. ”

Tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis, Meng Fuyao menyapu pandangannya ke wajahnya, jantungnya langsung berdetak kencang. Bukankah dia orang aneh berwarna putih bersih yang mengikuti Qi Xunyi di kaki Gunung Xuanyuan? Dia masih membawa ikat pinggangnya.

Tanpa sadar merasakan wajahnya sendiri, Meng Fuyao ingat bahwa ia memakai topeng pada hari itu dan juga jus jahe pada saat itu. Tidak khawatir identitasnya terungkap, dia tersenyum percaya diri. "Nama Anda, Yang Mulia?"

“Kamu bisa menghilangkan formalitas. Nama keluarga saya adalah Zong, ”jawab Zong Yue pelan, matanya bersinar saat ia mengambil anggur dan menawarinya segelas. "Silahkan."

"Aku punya teman," tambahnya sambil tersenyum.

Zong Yue menoleh sedikit, menangkap bayangan yang melintas melewati kereta. Detik berikutnya, Yao Xun dilemparkan ke kereta di belakang. Mata Meng Fuyao mengerutkan pandangannya ke arahnya yang berbalik ramah.

Dia mengangkat cangkir anggur, isinya kuning angsa. Warnanya yang unik membuatnya sulit untuk ditambahkan racun karena setiap kontaminasi akan membuatnya keruh. Anggur yang dilihatnya murni, seperti paruh bebek yang berenang di Sungai Three Springs Mountain. Tidak perlu khawatir itu beracun.

Ketika suasana hati itu berkurang secara signifikan, Meng Fuyao minum beberapa gelas berturut-turut. Masih tidak puas, dia langsung menyerang pot anggur. Ketika dia meraihnya, jari-jarinya hampir menyentuh Zong Yue, yang terakhir buru-buru menarik miliknya.

Meng Fuyao bertindak bodoh dan cepat mabuk. Segera setelah itu, dia mulai berputar dan bernyanyi. Suaranya menggigil ke penunggang kuda, yang kemudian menuntun pada perjalanan yang bergelombang seolah kereta itu bisa terbalik kapan saja. Setelah menyelesaikan lagunya, Meng Fuyao membuka sakunya untuk dilihat Zong Yue. "… Kakak … bangkrut … tinggalkan … untuk … kamu …"

Dia membuat tiga putaran yang tidak stabil, kakinya menginjak-injak kaki kanannya, sebelum melompat ke kursi Zong Yue.

Tungkai-tungkainya terbuka ketika dia mengeluarkan sendawa panjang, untuk sementara mengisi kereta dengan bau alkohol.

Zong Yue sedikit mengernyit, tampak seolah-olah dia tidak sabar untuk menghindari Meng Fuyao. Khawatir bahwa dia akan dengan ceroboh menghancurkan tanaman pot, dia mundur beberapa langkah dan memindahkannya sebelum membuka jendela.

Angin sepoi-sepoi yang sejuk menyapu, mengharumkan aroma alkohol. Berbalik, dia melihat seseorang telah meregangkan tubuhnya dengan nyaman di ketiga bangku; kepala di jaket berlapis kapas, kaki di sisi lain dan tangan di mantelnya.

Sepatu kotornya telah benar-benar menodai mantelnya yang berharga. Zong Yue menatapnya dengan frustrasi, tetapi ragu sebelum turun dan bergerak ke kereta belakang.

Saat dia keluar dari kereta, mata Meng Fuyao terbuka lebar. Mereka seterang dan sejernih mata air murni. Tampaknya dia sama sekali tidak mabuk.

Dengan flip dia menurunkan kursi, tangannya meraih ke jaket. Dia berhenti sebentar sebelum menyelipkannya di bawah.

Tiba-tiba, seseorang mengangkat tirai, dan seberkas cahaya menyinari punggung pencuri tertentu dan juga cermin tembaga di dalam kereta. Melalui itu adalah seorang pria berjubah putih yang tampak panjang yang memiliki nampan di tangannya.

Jantung Meng Fuyao melonjak, tangannya kaku dan masih di bawah jaket.

Tidak dapat menarik tangannya, dia melengkungkan jari-jarinya dan menyeret seluruh jaket ke tanah.

Dengan gerakan yang kuat, jaket itu menutupi tubuhnya dengan baik, dan dia bersandar di dinding, melempar kakinya ke bangku dan melapisi wajahnya dengan mimpi sehingga tampak tertidur lelap.

Dia samar-samar bisa merasakan Zong Yue membungkuk dan mengambil jaket, meskipun berhenti di tengah jalan, seolah-olah memperhatikan sesuatu.

Mata Meng Fuyao tertutup rapat ketika berbagai pikiran mengalir deras di benaknya. Apa yang dia lihat? Aye, tidak bagus, ikat pinggangnya masih bersamanya. Mungkinkah gerakan besarnya dari sebelumnya telah mengeksposnya? Bisakah dia melihatnya?

Dan apa hal tipis dan panjang yang dia rasakan? Kenapa dia kembali begitu cepat?

Zong Yue berbalik untuk memindai sekelilingnya tetapi tidak melihat apa pun. Meng Fuyao merasa lega dan membiarkan dirinya santai. Dia mulai merasa mabuk dan mengantuk, dan akhirnya tertidur lelap.

Itu adalah kualitas tidur, karena sudah siang ketika dia bangun. Sinar pagi menembus tirai dan mendarat di wajah Zong Yue, menyorotkan bibirnya yang merah cerah dan kulitnya putih cerah.

Dia mengenakan pakaian putih dan sedang beristirahat di atas karpet bulu rubah putih-murni. Dia tampak seperti bola awan salju, begitu murni dan bersih sehingga orang-orang di puncak gunung tertinggi.

Yuan Zhaoxu adalah pria anggun yang anggun yang memiliki banyak ketenangan. Zhan Beiye segar dan memiliki pengaruh yang kuat. Yun Hen setinggi pohon, matanya menyala seperti meteor. Ketiganya adalah karakter langka yang Meng Fuyao cukup beruntung untuk berkenalan. Setelah melihat wajah-wajah cantik seperti itu, dia tidak membayangkan dia bisa terpesona oleh penampilan pria lain. Namun, Zong Yue berhasil melakukan hal itu. Kulit tanpa cela dari pria itu menarik napas wanita itu dan membuatnya menghela nafas.

Ketika Meng Fuyao selesai mengagumi fitur-fiturnya, dia menggelengkan kepalanya dan merangkak keluar dari kereta.

"Kemana kamu pergi?" Sebuah suara terdengar dari belakangnya.

“Saya memiliki sesuatu yang mendesak untuk diperhatikan, Brother Zong. Kami akan berpisah sekarang, "Meng Fuyao menoleh untuk menjawab. "Aku akan selalu berterima kasih atas kemurahan hatimu yang terbaik. Selamat tinggal."

Zong Yue mengangkat matanya untuk menatapnya, senyum perlahan terbentuk.

"Kenapa pergi setelah ucapan terima kasih yang sederhana?"

"Eh?"

"Sebuah Kapal Musim Semi sangat berharga," dia mengingatkan. "Kebanyakan tidak menyadari bahwa ia memiliki bahan penyembuhan seperti ramuan teratai salju, gagak berkepala darah, dan jangkrik jade di dalamnya. Tetap di bawah tanah selama bulan-bulan musim dingin dan hanya dibuka di musim semi. Menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan meridian tubuh. ”

"Jadi?" Tanya Meng Fuyao mengambil alisnya. Dia merasa ada sesuatu yang salah.

“Ingat panci yang kita minum kemarin? Raja De dari Zhongzhou menyuruh seseorang memberikannya padaku. Dia telah melatih tubuhnya secara berlebihan. Energi dan aliran darahnya dalam keadaan berbahaya, dan dia menghubungi saya karena putus asa. Saya telah mencari tiga bahan, dan sedang dalam perjalanan kembali untuk menyiapkan anggur. "Dia mengulurkan jari panjangnya dan menunjuk ke pot kosong sebelum menambahkan," Tapi apa yang terjadi semalam? Perampok menghalangi jalan saya dan menjarah pot anggur langka yang seharusnya menyelamatkan nyawa ini. ”