ZSS – Chapter 32

Bab 32: Perubahan Cakar

Penerjemah: Editor Hukum: Hitesh_

Lin Qiao mengambil tikar itu, lalu berjalan keluar dari rumah dan menggantungnya di pegangan luar. Setelah melakukan ini, dia memutuskan ranting yang kokoh dengan dedaunan dan memukul tikar bambu dengan keras, mengirimkan debu ke udara.

Dia secara naluriah menutupi hidungnya sebelum mengulurkan tangannya yang memegang ranting dan terus memukul dan menyapu, meskipun debu tidak dapat menyebabkan iritasi apa pun jelas.

Dia berhenti sampai dia tidak melihat debu lagi meninggi, lalu berbalik dan berjalan kembali ke kamar.

Ini adalah satu-satunya rumah di dekatnya, jadi dia tidak punya tempat lain untuk pergi dan mencari barang-barang yang dia butuhkan segera. Selain tikar, dia juga menemukan beberapa pakaian tua di sana. Beberapa dari mereka sudah aus, tetapi untungnya, beberapa item masih bisa dipakai. Meskipun itu semua pakaian pria, dia tidak peduli karena dia hanya membutuhkan sesuatu untuk menutupi dirinya sendiri sekarang, dan kesesuaian mode adalah yang terakhir dari kekhawatirannya.

Dia mengguncang pakaian itu, mengaduk gelombang debu lagi …

Akhirnya, Lin Qiao menemukan beberapa pot, wajan, dan mangkuk, yang dia lempar ke ruang bersama dengan artikel berguna lainnya yang dia temukan. Tempat tidur, meja, kursi, bangku, sofa, dan beberapa hal lainnya juga terlempar ke ruangnya.

Setelah melihat sekeliling dan melihat bahwa dia hampir mengosongkan rumah, Lin Qiao berbalik dan memasuki ruangnya.

Sebelum ini, tidak ada apa pun selain rumput yang ada di ruangnya. Dia tidak akan peduli tentang ini jika dia sendirian. Dia bisa tertidur dengan berbaring secara acak di tanah, meskipun zombie sepertinya tidak perlu tidur.

Tapi sekarang, dia bertanggung jawab untuk seorang anak, dan pastinya tidak bisa membiarkannya tidur di tanah! Anak itu memiliki selimut sebelumnya, tetapi dia telah merobeknya.

Untungnya, beberapa orang pernah tinggal di dekat ladang stroberi ini sebelumnya, dan beberapa barang mereka masih bisa digunakan.

Lin Qiao melemparkan segala yang dia bisa temukan ke ruangnya dan menumpuknya di tempat yang jauh dari ladang strawberry miliknya. Setelah kembali ke tempatnya, dia mulai sibuk membersihkan debu dan membersihkan benda-benda itu.

Dia mengambil sepotong kain dan membasuhnya dengan air danau, lalu menyeka tempat tidur, meja, kursi, dan semua barang lainnya dengan itu. Setelah selesai dengan itu, dia mencuci panci, wajan, dan mangkuk. Setelah mencuci semuanya, dia menyeret tempat tidur papan ke daerah yang rata, menggigit banyak rumput dengan kuku jarinya, dan meletakkannya di atasnya, diikuti dengan meletakkan tikar bambu di atas rumput.

Selesai semua ini, dia pergi ke seberang danau dan dengan lembut mengangkat Wu Yueling, yang masih tertidur, lalu berjalan kembali dan meletakkannya di tempat tidur.

Setelah berbaring di tempat tidur, Wu Yueling tidak bangun tetapi tanpa sadar meringkuk tubuhnya.

Lin Qiao mengambil kain besar, mengibaskan debu, dan kemudian menutupinya dengan itu. Dia kemudian berbalik dan mengambil beberapa pakaian lainnya ke danau untuk mencuci mereka. Setelah mencuci, dia langsung menyebarkannya ke rerumputan hingga kering.

Begitu dia akhirnya selesai dengan semua pembersihan, dia kemudian mulai menyirami tanaman stroberi dengan ember.

Dia sangat sibuk sehingga dia tidak memperhatikan gerakannya menjadi jauh lebih fleksibel, dan tubuhnya jauh lebih kaku dari sebelumnya.

Setelah menyirami tanaman stroberi, dia duduk di sofa yang rusak untuk beristirahat.

Dia benar-benar tidak merasa lelah. Sebaliknya, semakin lama dia bekerja, semakin energik dia merasa. Dia hanya duduk karena tidak ada lagi yang bisa dia lakukan.

Duduk di sofa dengan kaki bersila, dia menutup matanya untuk merasakan situasi di luar. Setelah menemukan sesuatu yang tidak biasa, dia langsung keluar dari sofa.

…

Di luar sudah sangat cerah, yang berarti dia menghabiskan sepanjang malam membersihkan perabotan dan hal-hal lain.

Dia tidak tahu apakah tanaman stroberi yang dia gali dan tanam di ruangnya akan bertahan. Dia sebenarnya tidak begitu percaya diri tentang hal itu.

Setelah meninggalkan tempat, Lin Qiao melewati area tempat Wu Chengyue ditempatkan. Dia berencana pergi ke kota terlebih dahulu untuk mencari toko buku atau supermarket di mana dia bisa mencoba dan menemukan peta untuk dibaca.

Dia dengan santai mengenakan baju longgar. Itu tidak dicuci, tetapi sebagai zombie, dia sebenarnya tidak terlalu keberatan.

Setelah keluar dari ruangnya, Lin Qiao memperhatikan bahwa tubuhnya tampak jauh lebih santai dan fleksibel daripada sebelumnya. Dia sekarang bebas untuk melakukan gerakan apa pun yang dia inginkan. Tampaknya efek dari sambaran petir telah memudar sekarang.

Mengepalkan tinjunya, dia menangkap perasaan aneh yang samar karena suatu alasan. Seolah-olah kekuatannya telah meningkat cukup banyak setelah disambar petir. Benarkah itu?

Dengan pemikiran ini, dia segera berhenti bergerak dan melirik pohon di pinggir jalan, lalu berjalan ke sana dengan ragu-ragu.

Berdiri di bawah pohon, dia mencabut cakarnya. Cakar gelapnya yang murni tajam, bersinar dengan kilau logam. Dia melirik ke cabang pohon setinggi lengan setinggi tiga meter di pohon, lalu tiba-tiba melompat dan menebasnya dengan ganas.

Suara retakan terdengar ketika cabang jatuh di tanah, diikuti oleh serangkaian suara gemerisik yang disebabkan oleh daun yang bergetar.

Lin Qiao mengamati cabang yang dia potong, dan menemukan potongannya rapi dan halus. Itu terlihat seperti itu telah dipotong oleh pisau yang sangat tajam, bukan kuku jarinya, dan itu terlalu cepat.

Namun, ketika dia mengamati cakarnya, dia menemukan bahwa itu tidak bisa dianggap sangat panjang, hanya sekitar sepuluh sentimeter panjangnya. Namun, tepi potongan cabang memiliki diameter sekitar empat desimeter. Bagaimana bisa cakarnya menciptakan potongan yang begitu halus?

Cakarnya bahkan tidak cukup lama untuk melakukan ini! Selain itu, ketika dia memotong dahan dengan cakar ini, dia tidak merasakan mereka bersentuhan dengan apa pun, meskipun dahan itu memang telah dipotong dengan bersih.

Lin Qiao menatap cakarnya cukup lama, tetapi tidak bisa mengetahui bagaimana ini bisa terjadi.

Dia berdiri, meletakkan satu kaki di atas pohon, lalu mengulurkan cakarnya untuk mengayunkan cabang-cabang di belakang pohon.

Kali ini, dia merasakan sesuatu.

Tampaknya beberapa sinar cahaya melintas di dalam cakarnya, dan bahkan sebelum mereka menyentuh cabang-cabangnya, yang terakhir itu meluncur oleh semacam pisau udara.

"Sangat berguna!" Lin Qiao menatap cakarnya ketika matanya tiba-tiba bersinar karena kegembiraan.

Dia melihat batang pohon, yang setebal pinggang wanita langsing. Setelah berpikir sebentar, dia mengangkat tangannya untuk mengayunkan cakarnya dengan keras.

Jepret!

Mendengar suara gertakan yang jelas, Lin Qiao menatap empat goresan dalam pada batang pohon, menyebabkan matanya bersinar lebih terang. Dia bergerak lebih dekat dan mengamati kedalaman goresan ini, menemukan bahwa di antara empat goresan, goresan yang diciptakan oleh jari telunjuknya adalah yang paling dalam. Dua pertiga batang pohon telah ditebang olehnya.

Dia kemudian mengangkat tangannya dan menekannya ke batang pohon atas untuk mendorongnya dengan keras. Dia memiliki kekuatan besar, dan dengan sentuhannya, seluruh pohon perlahan-lahan jatuh ke belakang bersama dengan suara retakan yang berkepanjangan.

Dia menarik tangannya, lalu berbalik dengan puas dan berjalan menuju kota. Tampaknya kekuatan cakarnya telah ditingkatkan lagi.

Namun, sebelum dia pergi jauh, dia tiba-tiba merasakan beberapa getaran berbeda di sekitarnya. Getaran itu milik beberapa manusia dan zombie yang sangat kuat! Berdasarkan getaran yang dia rasakan dengan tajam, dia memperkirakan zombie berada di puncak level empat atau lebih tinggi!

Selain itu, dia agak akrab dengan getaran beberapa manusia. Bukankah mereka beberapa pria superpower yang mencoba menghalangi jalannya kemarin?