DRG – Chapter 167

Bab 167: Dihadapi Musuh Yang Tangguh

Penerjemah: MrJ_ Editor: Zayn_

Berbeda dengan emosi Sofia yang mengamuk, Su Bai dengan aneh mengamati gelas minuman keras. Su Bai menemukan cacing yang menggeliat lucu.

Sebagai seseorang yang menggunakan cara non-tradisional untuk mendapatkan garis keturunan vampir, Su Bai hanya memiliki satu kemampuan vampir. Dia tidak memiliki saluran untuk mendapatkan sihir suku darah.

Tepat sebelum dia harus menjadi cabang sihir suku darah yang bermutasi. Menggunakan darah segar sendiri sebagai primer dan membiarkan orang lain meminumnya. Pada saat itu, dia akan menggunakannya untuk mengancam dan mengendalikan mereka.

Metode ini luar biasa.

Ini adalah pemikiran pribadi Su Bai. Itu benar-benar berbeda dari Sofia yang berdiri di sana dengan marah.

"Jaron, apa artinya ini? Anda adalah atasan saya dan juga senior saya di Dreadful Radio. Saya perlu penjelasan dari Anda tentang cawan minuman keras darah ini. Jika tidak, paling banyak, kita akan jatuh hari ini. Karena kamu berusaha untuk mengambil tindakan terhadapku, aku benar-benar dapat membalas sementara mengabaikan ikatan karma! ”

Ini adalah ancaman.

Su Bai meletakkan minuman keras di lantai dengan hati yang berat. Dia bertepuk tangan. Jika Sofia benar-benar ingin mengambil tindakan, dia pasti sudah melakukannya. Meskipun pria bernama Jaron itu melakukannya secara tidak langsung, itu tidak menghasilkan kerusakan langsung pada Sofia. Jika Sofia membalas, itu adalah prinsip mutlak. Jika insiden ini meningkat, Jaron akan sangat terikat oleh karma. Ini akan mempengaruhi sulitnya tugasnya di dunia cerita selanjutnya.

Mungkin ketika di dunia cerita yang sama dengan wanita ini, kemampuan wanita ini setingkat lebih tinggi dari yang lain. Oleh karena itu, itu menebus kepolosan dan kebodohannya dalam aspek lain.

Orang lain sebenarnya berani menggunakan metode ini untuk melawan Anda, bagaimana mungkin mereka takut akan ancaman Anda?

Seperti yang diharapkan, Jaron membuka tangannya dan tersenyum. Dia kemudian mengambil gelas minuman keras dan mengocoknya. Dia meludah air liur di dalamnya dan cacing-cacing itu langsung larut dan lenyap, mengeluarkan aroma yang sangat memikat.

"Ini cacing minuman keras yang aku gunakan esensi darahku sendiri untuk dibesarkan. Saya khusus mengambilnya untuk Anda coba. Namun Anda salah paham dengan saya. Ini benar-benar menghancurkan hatiku. Cacing minuman keras ini akan larut dengan sendirinya ketika disentuh oleh air liur. "

Su Bai merajut alisnya. "Itu tidak benar, dia berbohong."

Karena cacing minuman keras ini dibiakkan oleh esensi darahnya, mereka pasti terhubung secara spiritual kepadanya. Jika dia ingin membubarkan mereka menggunakan air liur, itu memang pekerjaan mudah. Anda tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa pihak lain itu boros sejauh menggunakan sarana ekstrem untuk mengejar kesenangan. Akan tetapi, probabilitas ini terlalu rendah.

Setidaknya pihak lain menggunakan metode ini dan melarutkan semua karma yang sebelumnya terjerat.

Ekspresi Sofia masih suram. Dia berbalik dan langsung berkata, "Aku akan melaporkan kamu ke atasan."

"Heh heh. Terserah Anda. "Jaron tidak peduli jika Sofia membuat laporan. Dia melirik Su Bai. Dia memperhatikan sesuatu ketika Su Bai menggunakan darahnya sendiri untuk membangkitkan cacing untuk menunjukkan diri.

Sofia berbalik dan langsung menuju lift. Su Bai ragu-ragu sejenak dan melihat sekeliling. Klub ini memiliki kekuatan yang menarik kepadanya, tetapi tetap di sini jelas bukan pilihan yang bijaksana. Mengesampingkan audiens timur dan barat yang memiliki sentimen yang berlawanan secara alami, bahkan Sofia yang merupakan salah satu dari mereka hampir saja tertipu. Jika dia terus tinggal dan berharap mendapatkan manfaat, itu akan menerima begitu saja.

Ketika Su Bai juga memasuki lift, Sofia yang telah menundukkan kepalanya berkata:

"Aku pikir kamu tidak akan pergi bersamaku."

"Aku juga berpikir begitu." Su Bai memberikan jawaban yang sangat jujur.

Sofia menatap Su Bai sekilas. "Ini tidak sesederhana ingin tahu dan tertarik tentang vampir."

"Heh heh." Su Bai tertawa.

Pintu lift terbuka. Keduanya berjalan keluar dari gudang anggur.

Pemilik hobbit di bar sudah tidak ada lagi; seorang pemilik wanita telah mengambil alih.

Sofia duduk di atas sepedanya sendiri. Su Bai berdiri di sampingnya dan ragu-ragu sejenak.

Dia benar-benar tidak berani naik. Emosi gadis ini jelas diaduk. Ada kemungkinan dia akan melaju dan naik seperti orang gila. Su Bai tidak mau menemaninya menjadi tidak terkendali.

"Tidak perlu aku mengirimmu kembali ke hotel?"

"Tidak perlu. Saya akan naik taksi kembali. "

Sofia tidak keberatan dan langsung pergi dengan engah.

Su Bai menyentuh ujung hidungnya. Dia menyadari ada catatan. Dia membuka catatan itu dengan kakinya, ada lencana di bagian bawah catatan itu. Itu adalah lencana klub vampir ini.

Dia menendang lencana ke selokan di samping jalan tanpa kesulitan tambahan. Su Bai meletakkan kedua tangannya ke saku sampingnya dan mulai berjalan-jalan di Old Street.

London's Old Street sangat cocok untuk seseorang yang selalu tinggal di lingkaran budaya timur. Karena orang kecil itu di bawah perawatan Lucky di hotel, Su Bai tidak khawatir. Dia cukup riang dan malas.

Itu siang hari, itu sebabnya tidak ada pekerja yang terlihat. Ada beberapa restoran, museum dan juga pekerja aula peringatan yang sibuk membagikan pamflet.

Su Bai berkeliaran tanpa tujuan dan berbelok ke depan. Sebuah gereja muncul.

Dibandingkan dengan mayoritas gereja di Eropa, itu sangat buruk. Perbandingannya seperti rumah sakit yang berfokus pada kunci dan klinik komunitas.

Seorang anak laki-laki kecil sedang duduk di bangku pintu masuk gereja. Bocah itu mengenakan jas pendeta. Wajahnya yang tidak dewasa tidak cocok dengan pakaian serius.

Su Bai berhenti di depan bocah itu dan menyadari bocah itu benar-benar buta. Su Bai terkejut bahwa dia baru menyadarinya setelah mendekat. Mata bocah itu terbuka sebelum ini, tetapi mereka tidak mengeluarkan perasaan menatap kosong. Dia hanya memperhatikan mata bocah itu tidak fokus setelah mendekat.

"Tuan, apakah Anda percaya pada Tuhan?"

Su Bai menggelengkan kepalanya.

Setelah beberapa saat, dia merasa terdiam setelah bocah itu tidak menjawab. Bocah itu bisa memanggilnya tuan ketika dia berjalan tetapi tidak bisa melihatnya menggelengkan kepalanya sekarang.

"Bukan saya."

"Orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan adalah yang paling diberkati." Bocah itu membuat tanda salib di dadanya.

Su Bai duduk di samping bocah itu dan menyilangkan kakinya. Dia mengaitkan lengannya di bahu bocah itu dan berkata:

"Balasanmu sangat tidak lazim."

Bocah itu menganggukkan kepalanya dan menjawab dengan datar, "Gereja kekurangan dana."

"Lalu?"

“Dan kemudian kita perlu menggunakan metode balasan ini untuk menarik perhatian para wisatawan. Untuk membangkitkan minat pada mereka untuk melihat gereja. ”

"Mengapa kamu begitu mudah dengan saya?" Tanya Su Bai.

“Kita membutuhkan orang percaya dan sumbangan tetapi tidak berani membiarkan iblis masuk.” Bocah itu masih menjawab dengan cara yang datar.

"Aku setan?"

Bocah itu tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Apakah kamu tahu, ada setan berkumpul hanya beberapa jalan jauhnya?"

Bocah itu masih tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Kita semua memiliki pepatah lama di Tiongkok, kedekatan dengan cinnabar membuatmu merah, melempar membuatmu hitam [1]. Pasti bukan Tuhan yang bisa menjadi tetangga dengan sekelompok setan."

Bocah itu terus diam. Dia melompat turun dari bangku dan memasuki gereja berdasarkan ingatannya.

Su Bai melirik ke gereja yang kumuh ini. Dia ragu-ragu untuk sementara waktu tetapi masih memilih untuk masuk.

Ada beberapa baris kursi yang sangat tua di gereja. Ada tirai hitam di depan. Su Bai ingat detail seperti ini yang selalu muncul di novel atau film barat. Seorang pendeta harus duduk di dalam. Seseorang akan berjalan dan berkata dalam pengabdian:

"Ayah, aku telah berdosa."

Ketika di Roma, lakukan seperti yang dilakukan orang Romawi. Su Bai berjalan mendekat dan duduk di kursi. Tirai hitam tepat di depannya.

Setelah terdiam beberapa saat, Su Bai akhirnya membuka mulutnya dan berkata:

"Aku hanya di sini di London untuk perawatan dan untuk bersantai. Ada apa dengan keributan besar? "

"Apa yang kamu katakan, apakah itu benar?"

Suara serak terdengar dari balik tirai.

"Apa yang kamu pikirkan?"

Su Bai mengulurkan tangan dan menarik tirai. Ada seorang pendeta duduk di dalam. Punggung pendeta menghadap Su Bai; tubuhnya sepertinya sudah tua.

"Terlihat persis seperti siapa dirimu, menarik." Su Bai mengeluarkan sebatang rokok. Dia menyalakan rokok dan menggoda. "Kau seharusnya berakting di Hollywood sebelum menjadi penonton."

Pendeta berdiri. Dia seluruh tubuh tumbuh lebih tinggi mengikuti tindakannya; temperamennya juga berubah, menjadi sengit dan tajam. Dia berbalik dan menghadap Su Bai.

Dia masih mengenakan topeng.

Su Bai tidak tahu apakah dia tidak punya waktu untuk berubah setelah adegan itu di klub atau dia benar-benar merasa topeng yang dia kenakan sesuai dengan karakternya.

Jaron menurunkan topengnya dan menunjukkan wajah yang menarik. Itu menarik sebagai orang Barat dengan mata birunya yang dalam.

Sofia yang memegang folder di satu tangan dan secangkir kopi di tangan lain berjalan masuk pada saat ini. Dia duduk di bangku lain dan memeriksa Su Bai dengan tatapannya.

Su Bai tidak menyentuh Hellfire Shotguns di pinggangnya. Tidak ada artinya mengancam mereka dengan senjatanya saat ini. Peluru-peluru itu diperdagangkan melalui Sofia, dan tidak mungkin dia tidak memeriksa detail pistol di e-shop.

Su Bai mengembuskan cincin asap. Visinya mulai sedikit buram. Dia tidak yakin mengapa kelompok orang ini akan mengambil begitu banyak kesulitan untuk berulang kali menyelidiki dia ketika dia baru saja mendarat di London belum lama ini. Su Bai mengakui bahwa dia tidak dianggap sebagai karakter utama dan tidak memenuhi syarat untuk menerima penyelidikan yang diulang dengan hati-hati ini.

Jaron mengerutkan bibirnya. Dia tidak memiliki cara untuk menyembunyikan emosinya setelah melepas topeng. Napas Sofia juga berubah berat. Banyak aura muncul di sekitarnya, dan ada banyak orang dalam serangan itu.

Mereka khidmat. Kesungguhan ini memberi sedikit rasa takut.

"Untuk apa pemilik kucing hitam mengirimmu?" Jaron perlahan bertanya. Dia takut membuat Su Bai jengkel.

Su Bai mempertahankan ketenangannya sambil terus merokok.

Jauh di dalam hatinya, sepuluh ribu kuda lumpur rumput berlari kencang [2].

Lucky, Litchi, F * ck!

Apa yang Litchi lakukan ketika dia tiba di London pada waktu itu atau apa yang dia lakukan pada daerah ini untuk membuat mereka merasa dihadapkan oleh musuh yang tangguh? Mereka benar-benar bertindak untuk menyelidiki seseorang seperti dirinya yang hanya memiliki penyelesaian tugas dua orang?

Diam.

Diam.

Su Bai terus merokok.

Adegan yang terus diam.

Pada akhirnya, Su Bai dengan lembut menyingkirkan abu rokok dan berkata dengan acuh tak acuh:

"Heh heh. Apakah Anda pikir Anda memenuhi syarat untuk mengetahui beberapa hal? "

Dia diam-diam memberi dirinya suka.