TBTW – Chapter 163 – You’re the Driver, You’re the Boss (1)

Bab 163: Kamu Pengemudi, Kamu Bosnya (1)

Penerjemah: Editor StarveCleric: Milkbiscuit

Dengan pemikiran ini, Lin Jiage berdeham dan berjalan ke Shi Yao, "Apakah Anda punya waktu setelah ini?"

Shi Yao melirik ke kiri, lalu ke kanan.

Tidak ada seorang pun di sebelahnya. Mungkinkah Lin Jiage mungkin berbicara dengannya?

Tapi dia tidak memanggil namanya … Bagaimana jika dia benar-benar berbicara dengan pengemudi?

Terlalu bodoh! Saya berbicara dengan Anda, di mana Anda melihat?

Setelah berteriak dalam hati, Lin Jiage bertanya sekali lagi, "Apakah kamu bebas nanti, Shi Yao?"

Shi Yao masih di tengah melihat sekeliling ketika dia mendengar nama sendiri. Baru saat itu dia menjadi yakin bahwa Lin Jiage berbicara dengannya, dan dia buru-buru menjawab, "Saya pikir begitu."

Segera setelah dia mengucapkan kata-kata secara naluriah dari mulutnya, dia langsung bertanya-tanya apakah dia terlalu jujur.

Jadi, setelah berpikir sejenak, dia menambahkan, "Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

Lin Jiage berdeham, dan dengan sedikit kecanggungan dalam suaranya, dia berkata, "Ada sesuatu … yang aku suka bantuanmu untuk …"

Ha?! Dia ingin bantuanku? Sebenarnya ada kalanya dia butuh bantuan dari orang lain?

Shi Yao secara naluriah melirik langit. Tidak, matahari tidak terbit dari barat … Apakah aku mendengar sesuatu?

Sementara Shi Yao bergumam diam-diam di dalam hatinya, dia tidak lupa untuk menjawab dengan suara lembut, "Untuk apa kau membutuhkan bantuanku?"

Apakah suara Soft Bun selalu lembut dan menggemaskan ini?

Suaranya berhasil menenangkan hati Lin Jiage, sehingga bahkan suaranya melunak, "Kakak saya baru saja mengambil proyek baru, dan saya ingin mengirimnya hadiah. Tapi, aku tidak begitu yakin apa yang disukai cewek, jadi aku ingin menanyakan pendapatmu. "

Ah, jadi dia ingin membeli hadiah untuk Sis Jiayi … Tapi dia bisa meminta gadis lain untuk membantunya, kan? Kenapa dia harus bertanya padaku?

Sementara Shi Yao merenungkan tindakannya, Lin Jiage mencatat diamnya dan menganggap bahwa dia enggan. Jadi, dia menambahkan, "Apa yang salah? Apakah terlalu banyak masalah? "

Lin Jiage kemudian berhenti sejenak sebelum melanjutkan, “Alasan mengapa aku bertanya padamu adalah karena kakakku sangat menyukaimu, dan dia memperlakukanmu dengan cukup baik. Dia biasanya membawa kembali hadiah untuk Anda dari luar negeri. Jadi, saya pikir Anda memiliki ide yang lebih baik tentang preferensi dia. "

Kata-kata Lin Jiage tampak santai, tetapi setiap orang dari mereka melayani untuk menekan Shi Yao.

Shi Yao tidak benar-benar tahu banyak tentang preferensi Lin Jiayi, tetapi memang benar bahwa yang terakhir sering membawa kembali hadiah untuknya dari luar negeri.

Yah … Bahkan jika Lin Jiage tidak bertanya, saya harus tetap membantu mengambil hadiah untuk Lin Jiayi.

Dengan demikian, setelah mendengar kata-kata Lin Jiage, dia dengan cepat menggelengkan kepalanya dan menjelaskan, "Ah, tidak ada masalah sama sekali. Saya hanya ingin tahu hadiah seperti apa yang lebih disukai Sis Jiayi. "

"Tidak perlu terburu-buru. Anda bisa memikirkannya nanti ketika kita sampai di pusat perbelanjaan. "Melihat Shi Yao telah menyetujuinya, Lin Jiage menoleh ke pengemudi dan berkata," Berikan kunci itu padaku. "

"Ya, Tuan Muda." Sopir berjalan ke Lin Jiage dan memberinya kunci mobil. Pada saat yang sama, dia mencondongkan tubuh lebih dekat dan berbisik dengan suara yang hanya terdengar kepada mereka berdua, “Tuan Muda, saya sudah menyiapkan hal-hal yang Anda inginkan. Mereka ada di bagasi mobil. "

Lin Jiage mengangguk dengan sopan pada kata-kata pengemudi sebelum mengarahkan "Naik mobil" ke Shi Yao. Dia kemudian mengelilingi mobil dan duduk di kursi pengemudi sendiri.

Sementara Lin Jiage mengenakan sabuk pengamannya, dia menyadari bahwa Shi Yao sedang duduk di belakang, dan dia membeku.

Dia perlahan-lahan menoleh ke Shi Yao dan bertanya, "Apakah aku terlihat seperti supirmu?"

Bingung dengan pertanyaan Lin Jiage, Shi Yao menggelengkan kepalanya dengan patuh dan menjawab, "Tidak?"

Lin Jiage mengangkat dagunya ke atas dan memberi isyarat pada posisinya saat dia berkata, "Lalu, apa maksudmu dengan duduk di kursi belakang?"