TFM – Chapter 26

Bab 26: Bab 26

Penerjemah: – – Editor: – –

Bandara Internasional Tan Son Nhat di Vietnam.

Begitu Hyunwoo keluar dari pintu masuk, dia melihat selembar kertas besar dengan karakter Korea Hyunwoo. Seorang pria paruh baya, yang tampak tua tetapi tidak cukup untuk disebut senior, berdiri di sana memegang kertas itu. Dia adalah seorang pria pendek dengan kesan keras kepala. Dia konsisten dengan kesan orang yang dia dengar dari Dukwoo.

Hyunwoo mendekati pria itu.

"Apa kabar? Nama saya Jang Hyunwoo dengan tim pembelian Aurum. Anda pasti presiden Na Sungji, bukan? ”

"Ya. Terima kasih untuk perjalanan panjang Anda di sini. "

Na memperlakukan Hyunwoo dengan sangat baik dari lubuk hatinya. Meskipun dia lebih dari 30 tahun lebih tua darinya, dia merangkak ke Hyunwoo.

"Jangan lakukan itu, Tuan Na. Saya baru berusia 30 tahun. Perlakukan saya dengan nyaman seperti keponakan Anda. ”

"Tidak, aku tidak bisa. Jangan merasa terbebani tentang hal itu. "

Na tidak berhenti bersikap patuh, dan dia sekarang mencoba untuk menjadi imut dengannya.

"Karena sudah terlambat hari ini, istirahat dulu dan periksa pabrik saya besok."

Ketika Hyunwoo memeriksa arlojinya, masih sore. Dia tidak yakin seberapa jauh perusahaan Na dari bandara, tetapi Na mengatakan "terlambat" tidak masuk akal.

Ketika Hyunwoo membuat ekspresi bingung, Na menarik kerahnya dan berkata,

“Ketika Anda datang ke Vietnam seperti ini, Anda harus mengalami budaya minum lokal. Orang-orang mengatakan bahwa gelombang K-pop dalam ayunan penuh, sehingga wanita Vietnam naksir pria Korea. "

Dia kemudian memimpin Hyunwoo ke bar kelas atas.

Hyunwoo sangat kecewa. Jika Na memperlakukannya seperti ini, sepertinya kualitas suku cadang yang diproduksi oleh perusahaannya tidak layak untuk dilihat.

Hyunwoo berkata dengan tatapan serius,

"Bapak. Jang Dukwoo memberi tahu saya bahwa Anda adalah pria yang baik, dan saya pikir demikian. Tapi saya sangat kecewa. Saya mendengar perusahaan Anda dalam kesulitan keuangan, tetapi apakah Anda punya uang untuk dibelanjakan di bar? "

"Tidak. Bukan itu yang aku …"

"Cukup. Jika saya memiliki cara saya sendiri, saya ingin kembali ke Korea, tetapi ketika saya sampai di sini seperti ini, saya tidak bisa. Saya tidak ingin makan sekarang, jadi mari kita langsung ke pabrik Anda. "

Na gelisah mendengar nada dingin Hyunwoo, dan dia membimbingnya dengan sikap patuh, dan bahunya mengecil.

Butuh sekitar dua jam dari bandara untuk sampai ke pabrik Na. Meskipun tidak sejauh itu, kemacetan lalu lintas yang padat membuat mobil mereka berhenti berulang kali ketika pergi ke pabrik.

Saat mengemudi, Na terus membaca mukanya terus-menerus hingga ia mungkin mengalami kecelakaan mobil.

Kemudian, Na mulai mengucapkan dengan hati-hati,

"Maafkan saya. Karena ini adalah semacam budaya yang mapan di sini, saya mencoba untuk mengawal Anda di sana. Sebenarnya, hampir mustahil untuk melakukan kontrak tanpa memperlakukan calon pembeli ke tempat-tempat seperti itu. "

Hyunwoo bisa memahaminya.

Menghibur pembeli dengan anggur dan santapan lezat adalah hal yang sering terjadi di Korea, dan bisa jadi lebih lagi di Vietnam.

Hyunwoo berkata pasti,

"Setidaknya aku tidak menyukainya. Jadi, jangan pernah memperlakukan saya dengan hal-hal semacam ini. ”

"Tentu saja tidak. Mengapa saya juga ingin melakukannya? Karena pihak lain menginginkannya, saya tidak punya pilihan lain. Saya sangat berterima kasih bahwa Anda berpikir seperti ini. "

Na tersenyum cerah, tetapi Hyunwoo tidak merasa senyumnya cerah.

Hyunwoo masih merasa senyuman Na palsu, menyembunyikan diri aslinya.

Mungkin itu karena prasangka terhadap Na. Begitu dia kecewa pada Na, dia merasa perilaku Na itu palsu. Namun, Hyunwoo harus tetap tenang karena yang harus dicari adalah kastor yang diproduksi oleh pabrik Na, bukan orangnya sendiri.

"Ini pabrik saya."

Nama perusahaan, N & C, tertera dengan baik di papan nama di pintu masuk.

“Itu berarti Na Sungji dan Kastor. Ha ha ha."

Hyunwoo mengeluarkan kamera digitalnya dan berkata, "Bisakah saya mengambil foto?"

"Tentu saja, kamu bisa memotret apa pun kecuali ruang penelitian."

Hyunwoo mulai melepaskan penutup jendela, bertekad untuk mengambil gambar semua barang di depan matanya. Pabrik itu lebih besar dari yang dia harapkan. Tempat kosong di tengah cukup besar untuk digunakan sebagai lapangan sepak bola, dan ada satu bangunan kecil dan empat bangunan besar. Tampaknya Na memperluas ukuran pabrik secara drastis ketika dia sukses besar pada tahap awal. Tidak banyak karyawan. Jumlah pekerja produksi kurang dari 70, yang berarti bahwa pabrik hampir duduk diam.

"Sepertinya ukuran pabrik lebih besar dari yang aku harapkan."

"Dulu berjalan dengan kapasitas penuh."

"Sudah dibersihkan di sini."

“Faktor nomor satu yang menentukan kualitas produk adalah kebersihan. Bahkan jika Anda memiliki keterampilan yang hebat, Anda tidak dapat berharap untuk menghasilkan produk berkualitas jika pabrik tidak bersih. "

"Bisakah saya melihat produknya?"

Na membawanya ke gudang produk. Bahkan gudang pun dibersihkan. Sepertinya sudah dibersihkan dalam persiapan kunjungan Hyunwoo.

Ada berbagai jenis roda, dan ia memperhatikan beberapa kursi di antaranya.

"Mereka memiliki desain yang bagus."

Hyunwoo berbicara dalam benaknya. Setidaknya ada sedikit perbedaan antara produk Korea dan Taiwan.

"Sejauh menyangkut kualitas, ini yang terbaik di Vietnam. Masalahnya adalah penutup dan bingkainya. Yang kurang adalah daya tahan mereka. "

Biasanya mereka cenderung melebih-lebihkan kualitas produk mereka, tetapi Na sebaliknya. Dia mulai menunjukkan masalah produknya.

Namun, Hyunwoo tidak dapat menemukan masalah tertentu. Dia memutar roda dengan paksa di sana-sini, dan dia kemudian melemparkannya ke lantai untuk memeriksa kekuatannya. Namun, itu sangat ulet.

Na menyeringai.

"Kamu tidak bisa memeriksa durabilitasnya seperti itu. Hanya alat uji canggih yang bisa tahu. "

"Apakah kamu memiliki ruang ujian sendiri?"

“Tentu saja kita lakukan. Mari ku tunjukkan. Ayo lewat sini, ”kata Na dengan percaya diri seolah dia bangga dengan ruang ujian.

Dengan harapan yang gembira, Hyunwoo menemani Na ke ruang ujian.

Begitu dia memasukinya, dia membuka matanya lebar-lebar. Dia pikir hanya akan ada beberapa alat uji di ruangan itu, tapi itu penuh dengan peralatan uji.

“Saya membawa semua barang ini dari Korea. Saya membelinya satu per satu dari pabrik yang bangkrut. ”

Harapan Hyunwoo akan setinggi yang mereka bisa karena kualitas suku cadang tidak akan buruk dengan peralatan uji ini.

"Dengan peralatan sebagus ini, mengapa kualitasnya masih rendah?"

"Karena tidak ada personil yang terampil. Meskipun ini terlihat seperti tidak ada apa-apa, ia membutuhkan banyak ketangkasan. ”

"Apakah tidak ada pekerja terampil seperti itu di Vietnam?"

"Tidak. Ada banyak pria terampil di Korea yang pabriknya bangkrut. Jika kami dapat membawa dua atau tiga dari mereka, kami dapat segera mengejar kualitas produk Taiwan, ”kata Na, mengeluh.

Pada saat itu, dia memikirkan apa yang orang tua Song katakan kepadanya.

‘Dia adalah pria yang sangat baik dengan keterampilan yang sangat baik. Dia terlalu serakah. Meskipun Aurum meminta untuk menyesuaikan harga, dia tidak bergerak sama sekali, dengan alasan kualitas lebih penting daripada harga. '

Hyunwoo menyukai karakter, keterampilan, dan keuletannya yang baik untuk mengutamakan kualitas.

Namun, ada satu masalah, yaitu dia adalah teman Song. Itu berarti dia setua Song.

Meskipun dia tidak yakin dengan usia Song, dia melihat hampir 70 tahun. Tidak ada alasan bagi temannya untuk meninggalkan kota asalnya dan datang ke Vietnam untuk bekerja.

Namun, seperti yang dikatakan Na, pasti ada banyak pria terampil di Korea yang terampil dan ambisius tetapi tidak bekerja karena mereka tidak dapat menemukan pekerjaan. Jika kondisinya benar, beberapa dari mereka bisa datang ke Vietnam.

"Kenapa kamu tidak mengundang mereka ke sini?" Hyunwoo bertanya.

“Siapa yang akan datang ke sini kecuali mereka ingin mendirikan pabrik sendiri? Tidakkah Anda tahu bahwa banyak orang di Korea tidak akan pernah menemukan pekerjaan di tempat kerja yang disebut 3D (kotor, sulit, dan berbahaya)? "

Kalau dipikir-pikir, Na benar.

Meskipun kondisi kerja di Korea tidak seburuk itu, jauh lebih buruk di Vietnam.

Cuaca panas adalah salah satu masalah, tetapi segerombolan nyamuk juga menyiksanya. Lebih buruk lagi, bahasa dan makanannya berbeda. Tanpa jaminan gaji yang bagus, akan sangat sedikit yang bisa datang ke sini untuk bekerja.

Saya pikir saya harus memeriksanya ketika saya kembali ke Korea, Hyunwoo berpikir sendiri.

Hyunwoo menunjukkan kepada Na diagram struktur kursi yang digunakan Aurum saat ini. Ada enam jenis kursi termasuk model terbaru.

“Ini adalah roda yang digunakan untuk kursi yang diproduksi oleh Aurum. Dengan asumsi Anda telah melewati standar kualitas dan membuat kontrak dengan kami, berapa banyak yang dapat Anda sesuaikan dengan harganya? ”

Memeriksa diagram struktur, kerutan yang dalam muncul di wajahnya, dan dia berkata,

“Tidak mudah untuk menghitung harga satuan. Kami harus mencari tahu akuntansi biaya terlebih dahulu. Bolehkah saya mengirim email kepada Anda ketika saya mendapatkan hasilnya? "

"Yakin. Karena saya harus menyusun laporan perjalanan, dapatkah Anda menyiapkannya sedikit lebih cepat? "

"Tentu saja. Jika Anda memesan suku cadang yang cukup, izinkan saya bahkan membawa beberapa orang ahli dari Korea dan sesuaikan kualitas dan harga yang Anda inginkan. Jadi, tolong buat rekomendasi positif untuk kami. "

“Sepertinya produkmu lebih baik dari yang diharapkan. Biarkan saya mengatakan sesuatu yang positif tentang Anda, tetapi jika Anda mengirimkan beberapa sampel kepada kami, manajemen kami akan memeriksanya secara positif. "

"Terima kasih. Terima kasih banyak."

Dipandu oleh Na, Hyunwoo melihat-lihat pabrik bagian lain, dan dia menemukan bahwa produknya lebih baik daripada yang dia pikirkan.

Namun, masalahnya adalah rodanya. Sejauh menyangkut roda, masalah intinya adalah kurangnya orang yang terampil, bukan uang atau peralatan.

"Baiklah kalau begitu. Tolong kumpulkan sampel dan kirimkan kepada kami di Aurum. ”

"Akan melakukan. Aku akan berada di tanganmu yang baik, "kata Na.

Menyelesaikan perjalanan bisnisnya di Vietnam, ia kembali ke Korea. Itu Jumat pagi dini hari ketika dia berangkat ke Vietnam, dan hari Selasa pagi ketika dia tiba di Bandara Internasional Incheon.

Sambil mandi singkat, ia langsung menuju ke kantor, tiba di sana tepat sebelum waktu makan siang.

Ketika Hyunwoo memasuki kantor, manajer menyambutnya.

"Oh, Hyunwoo, bagaimana perjalananmu?"

“Produknya lebih baik dari yang saya harapkan. Menurut pendapat saya, kita bisa mengganti impor Taiwan kita dengan mereka dengan mudah. Saya meminta mereka untuk mengirimkan beberapa sampel kepada kami, sehingga kami dapat memverifikasi kualitas melalui tes kualitas di sini. ”

Manajer tersenyum dari telinga ke telinga atas tanggapan Hyunwoo. Jika semuanya berjalan lancar seperti yang Hyunwoo katakan, mungkin ada pengurangan biaya yang sangat besar. Itu akan jauh lebih besar dari pengembalian uang.

“Tetapi kita perlu meninjau sedikit bagian roda, yang merupakan pembayaran terbesar kami. Itu terlihat bagus untuk saya, tetapi presiden pabrik itu mengatakan daya tahannya agak buruk. ”

"Apakah kamu memintanya untuk mengirim sampel itu juga?"

"Ya, mereka akan bisa tiba di sini dalam satu bulan."

"Besar. Setelah kami menguji sampel dan mencari tahu hasilnya, mari laporkan kepada presiden. Pekerjaan yang baik!"

Manajer itu mendorongnya, menepuk pundaknya. Hyunwoo merasa senang dengan pujian manajer.

Tiba-tiba, mata Yonggu mulai terlihat. Saat menatapnya, ada beberapa ketidakpuasan di matanya. Dia menghindarinya ketika mata Hyunwoo bertemu dengannya. Hyunwoo berpikir dalam hati bahwa dia adalah seorang pria kaliber miskin. Ada beberapa yang dapat tumbuh bersama dengan rekan-rekan mereka, tetapi ada juga yang berpikir bahwa mereka dapat berhasil hanya dengan menginjak-injak rekan-rekan mereka. Hyunwoo memutuskan untuk mengabaikan pikiran sempit Yonggu. Tentu saja, dia akan memperlakukannya sebagai atasan karena dia berperingkat lebih tinggi di kantor.

"Ini hadiah untukmu, Yonggu."

Hyunwoo membawa sebuah kotak kue kepadanya, yang telah dibelinya di Vietnam.

"Apa ini?"

"Biskuit kelapa. Rasanya enak. ”

Yonggu dengan enggan menerima hadiah itu dengan kesan bahwa dia menerimanya meskipun dia tidak menyukainya.

Meninggalkan kantor lebih awal hari itu, Hyunwoo berkeliaran di sekitar rumahnya seolah-olah dia sedang menunggu seseorang.

Beberapa lelaki tua di lingkungannya menyambutnya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Apa kabar? Apakah Anda melihat Tuan Song? "

"Tuan Song? Saya melihatnya mengumpulkan kertas bekas di sana. ”

"Sangat? Terima kasih."

Hyunwoo menuju ke tempat yang ditunjuk orang tua itu, di mana ia menemukan Song memilah-milah kertas bekas dari tumpukan sampah.

"Apa kabar Pak? Apakah kamu sibuk sekarang?"

"Oh, ini kamu, Hyunwoo. Sebagai orang tua, saya tidak punya alasan untuk sibuk. ”

Hyunwoo membantunya memilah kertas bekas, tapi Song menghentikannya dan berkata,

“Hentikan, bung. Anda akan mendapatkan tangan Anda kotor. "

“Aku bisa mencuci tangan. Anda menyebutkan teman Anda sebelumnya? Maksudku orang yang bangkrut setelah memasok suku cadang ke Aurum. ”

"Ah! Anda berbicara tentang Kwon Sangtaek. Tentu, saya memang menyebutkannya. Mengapa?"

"Aku ingin menemuinya. Apakah Anda memiliki nomor kontaknya? "