TFM – Chapter 42

Bab 42: Bab 42 Penerjemah: – – Editor: – –

Dia seharusnya melapor kepada presiden secara langsung, tetapi karena dia tidak melakukannya tepat waktu, seseorang memberi tahu dia kepada presiden terlebih dahulu.

Namun, dia tidak malu, karena pekerjaan konstruksi berjalan baik tanpa orang tua itu. Park agak percaya diri berkata, "Orang tua itu adalah penipu."

"Penipu?"

Park Daebong menatapnya dengan mata tajam karena dia tahu orang seperti apa orang tua itu. Dia jauh dari penipu. Keahliannya di lantai kamar dengan batu datar dianggap sebagai salah satu yang terbaik di lapangan. Satu-satunya masalah adalah dia terlalu menghargai diri sendiri dan terlalu keras kepala. Itulah sebabnya dia tidak tinggal cukup lama di perusahaan mana pun.

"Kenapa kamu menyebutnya penipu?"

“Tanpa alasan, dia menyeret kakinya. Juga, dia berpikir seolah-olah dia adalah raja di sana, jadi kami menggantinya dengan ahli yang berbeda. "

“Pakar lain? Siapa ini?"

"Itu asisten manajer Jang Hyunwoo dari tim kami."

Park Daebong mendorong interphone tanpa ragu-ragu.

Park membentuk senyum yang memuaskan. Dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan membawa Hyunwoo seperti ini.

Seolah sedang menatap Park Youngsu, dia berkata,

"Aku memperingatkanmu, jangan membuka mulutmu ketika asisten manajer Jang masuk. Mengerti?"

"Ya pak."

Park Youngsu membuat ekspresi bingung dan mulai merasa menyesal di hatinya.

Jika saya tahu bahwa hal-hal akan berjalan seperti ini, saya akan senang berbicara dengannya terlebih dahulu sehingga saya bisa berada di halaman yang sama dengannya. Saya khawatir saya akan dimarahi oleh paman dan dipermalukan di hadapan karyawan.

Beberapa saat kemudian, Hyunwoo masuk ke kantor presiden.

Park bertanya langsung, "Apakah Anda ahli baru dalam pembangunan ruang sauna tanah liat kuning?"

"Oh, aku bukan ahli. Saya hanya memiliki beberapa pengetahuan di lapangan. "

“Lalu, mengapa kamu mengusir orang tua itu, yang ahli dalam bidang ini? Apakah Anda menghasut manajer? "

Pada saat itu, Hyunwoo mencuri pandang ke arah manajer. Ekspresi Park tidak baik, dan dia gugup karena Hyunwoo mungkin akan memberikan balasan.

Ketika dia mendengar bahwa presiden telah memanggilnya, dia memiliki perasaan kasar tentang mengapa dia dipanggil. Satu-satunya hal yang ingin dilihat oleh presiden adalah pembangunan sauna tanah liat kuning.

Juga, dia bisa menebak apa yang dibicarakan presiden dan Park sebelum dia masuk.

Jelas bahwa Park dimarahi karena Park telah mengusir orang tua itu.

Menggelengkan kepalanya, Hyunwoo berkata,

"Menurut pendapat saya manajer tidak mengusirnya, Tuan."

"Dia tidak melakukannya? Lalu, dia keluar dengan susah payah? ”

"Tidak pak. Dia tidak diusir oleh siapa pun, atau dia berjalan sendiri. Keadaan mendorongnya untuk keluar. ”

Park Daebong memiringkan kepalanya seolah-olah dia tidak bisa memahami situasinya.

Hyunwoo menjelaskan apa yang terjadi secara rinci.

"Perusahaan kami harus dijalankan atas arahan Anda, dan pembangunannya harus dilakukan atas perintah pengawas. Apa yang diminta manajer Park kepadanya hanya itu, tetapi lelaki tua itu tidak ingin diganggu. "

Hyunwoo merasa sedikit lebih percaya diri ketika melihat presiden menganggukkan kepalanya.

“Menurut saya, salah satu dari keduanya harus membuat konsesi, tetapi lelaki tua itu membuat situasi lebih sulit. Dalam situasi seperti itu, penyelia mana pun akan merasa mustahil untuk membuat konsesi. ”

"Mengapa kamu mengatakan hal itu?"

"Yah, lelaki tua itu memecahkan batu bata dengan kakinya sendiri di hadapan karyawan yang dikirim sebagai bukti tekad bahwa dia tidak akan mengikuti perintah siapa pun."

"Hummm … dengan kata lain, pria tua itu tidak meninggalkan tempat karena perintah Park, kan?"

Bahkan, memang benar bahwa Park telah mengusirnya karena dia dengan jelas mengatakan kepada orang tua itu untuk berhenti bekerja jika dia akan terus bersikap seperti itu. Dalam beberapa hal, lelaki tua itu juga harus disalahkan, karena cara dia merespons terlalu jauh.

“Manajer tidak pernah mengatakan itu. Mungkin aku berbicara dengannya seperti itu, ”kata Hyunwoo.

"Apakah kamu?"

Mata Park berbinar seolah dia telah mendengar ini untuk pertama kalinya.

Bahkan Park Youngsu mengangkat bahunya. Dia dengan cepat membalikkan wajahnya ke Hyuwnoo dengan tatapan penasaran.

“Ya, pria tua itu memperlakukan manajer dengan sangat buruk, jadi saya menantangnya dengan mengatakan bahwa dia terlalu keras kepada manajer. Menengok ke belakang, saya pikir saya memberinya alasan untuk pergi. Saya minta maaf untuk itu. Saya pikir saya melangkahi tempat saya, ”kata Hyunwoo, menundukkan kepalanya.

Park Daebong menatapnya dengan tatapan curiga.

"Saya dengar dari manajer bahwa dia penipu."

"Saya pikir dia salah paham. Lelaki tua itu mengatakan kepada manajer untuk merobohkan batu bata yang telah diletakkan secara tidak benar, tetapi manajer itu mungkin menganggapnya berarti dia akan menyeret kakinya saat bekerja. ”

Presiden menganggukkan kepalanya seolah-olah dia bisa memahami seluruh situasi, dan dia kemudian memandang Park Youngsu dengan ekspresi tenang.

"Apakah ada yang terjadi seperti itu?"

Park Yongsu menjawab, menggaruk kepalanya,

"Yah, paman, aku tidak ingin melaporkan itu karena aku merasa malu karenanya. Saya hanya tidak tahu apa yang dibicarakan lelaki tua itu ketika dia menyebut 'goraeduk,' dan ketika dia menendang batu bata, saya tidak punya pilihan selain salah memahami niatnya. "

Mendengar penjelasannya, presiden merasa bahwa lelaki tua yang harus disalahkan, bukan keponakannya. Dia sekarang tahu alasan mengapa lelaki tua itu tidak bisa bertahan cukup lama di perusahaan mana pun meskipun keterampilannya sangat baik.

“Pokoknya, sederhanakan emosimu nanti. Juga, staf yang dikirim mengalami kesulitan karena cuaca panas. Perlakukan mereka untuk makan malam yang menyenangkan pada suatu hari. "

"Ya pak."

Park dan Hyunwoo berjalan keluar dari kantor presiden.

Park tidak mengatakan apa-apa bahkan di luar kantor, tetapi dia tiba-tiba bertanya kepada Hyunwoo ketika mereka tiba di lokasi pembangunan, "Mengapa kamu berbohong?"

Itulah pertanyaan yang telah ditunggu Hyunwoo. Seperti kata pepatah, jawaban lembut mengalihkan amarah, dan ini adalah kesempatan yang sempurna.

"Kamu adalah wajah dari tim pembelian, bukan? Saya pikir anggota tim kami mendapat dorongan ketika Anda bersorak. ”

Park tersenyum pada itu.

"Terima kasih. Saya terikat pada Anda saat ini. "

“Anda tidak harus mengatakan itu, tuan. Adalah tugas saya untuk melakukannya. "

"Ha ha ha. Sekarang, saya yakin Anda orang yang sangat baik, "kata Park, menepuk bahunya.

Pada saat itu, Hyunwoo merasa telah mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia sepertinya tahu bagaimana menjadikan Park sekutunya.

Setelah kecelakaan itu, Park mendukung Hyunwoo bahkan lebih. Setidaknya, dia hanya menyetujui ide apa pun yang disajikan Hyunwoo. Saat pepatah 'pukul besi saat sedang panas', Hyunwoo memutuskan bahwa dia harus memenangkan pikiran Park sepenuhnya pada kesempatan ini. Tentu saja, dia tidak akan berusaha menjilat dengan sangat keras sehingga itu akan membuat anggota timnya cemberut.

Begitu dia melaporkan untuk bekerja, Hyunwoo mengganti seragamnya dan langsung menuju ke lokasi konstruksi. Meskipun dia hanya perlu bekerja satu hari, itu sudah hari ketiga dia pergi ke sana karena dia adalah satu-satunya orang yang memiliki pengalaman.

Ketika dia tiba di lokasi, dia mengeluarkan ember air besar, yang dia bawa dari rumah.

"Silakan minum ini."

Karyawan yang dikirim mulai berkumpul satu per satu.

"Apa itu?"

"Apakah kamu sudah sarapan? Ini adalah jus kedelai buatan. Ada banyak es di dalamnya, jadi sangat dingin. "

"Oh, jus kedelai?"

“Ibuku membuatnya untukku sebagai suplemen sarapan. Ketika saya memikirkan Anda mengalami kesulitan di sini, saya memintanya untuk membuat lebih banyak hari ini. Coba sekarang. Itu akan mengisi Anda. "

Hyunwoo mulai membagikan jus kedelai kepada mereka masing-masing. Mereka empat, termasuk Hyunwoo, jadi ada cukup kedelai untuk mereka.

"Wow! Saya merasa sangat segar, dan rasanya luar biasa. ”

"Hebat! Saya belum sarapan. Bisakah saya minum satu cangkir lagi? ”

"Tentu saja."

Pada saat itu, dia mendengar suara Park dari belakangnya.

"Apa yang kamu kerjakan sekarang?"

Terkejut oleh suara Park, mereka segera bubar untuk kembali bekerja.

Namun, Hyunwoo tidak peduli. Sebenarnya, dia sudah menyiapkan kedelai itu untuknya hari ini, karena dia melihat manajer makan roti untuk sarapan setiap pagi. Masalahnya apakah dia suka jus kedelai atau tidak.

Dengan senyum cerah, Hyunwoo menawarkan cangkir kertas dengan jus kedelai kepadanya.

“Selamat datang, manajer. Silakan coba ini. "

"Apa ini? Jus kedelai? "

Untungnya, manajer dengan senang hati mengambilnya dan segera menelannya.

“Wow, rasanya sangat enak. Jauh lebih baik daripada sepotong roti untuk sarapan. Di mana mereka menjual ini? "

“Ibuku membuatnya untukku. Saya minum ini setiap pagi untuk sarapan, tetapi hari ini, saya memintanya untuk membuat cukup. "

"Ibumu? Wow, koki yang hebat! Anda beruntung memiliki ibu seperti itu. "

"Bisakah aku memintanya membuatkan untukmu? Ketika dia berhasil, dia bisa menghasilkan sedikit lebih banyak dari sekarang. ”

"Tidak tidak. Saya tidak ingin memberinya pekerjaan tambahan karena saya, "kata Park, melambaikan tangannya dengan cepat.

“Ngomong-ngomong, aku pikir kita bisa membuat lantai kamar dengan batu datar sekarang. Jika kita memanggang perut babi di atas batu, rasanya sangat enak di cuaca panas seperti ini. Karena karyawan kami mengalami kesulitan karena cuaca yang panas, mengapa Anda tidak mentraktir mereka makan perut babi besok? "

"Tentu saja aku harus."

Keesokan harinya.

Begitu dia datang ke kantor, dia menunggu manajer alih-alih menuju ke lokasi konstruksi. Dia menawarkan secangkir jus kedelai kepadanya.

"Apakah kamu sudah sarapan?"

"Eh? Bukankah ini jus kedelai? Apakah Anda membawanya hari ini juga? "

“Kamu sepertinya menyukainya, jadi aku memberi tahu ibuku tentang hal itu. Dia dengan senang hati membuatnya untuk Anda. "

"Oh, aku hanya minta maaf jika dia membuatnya seperti ini …"

Park menggaruk kepalanya, yang sama sekali tidak seperti dia. Bahkan anggota tim lain, yang terbiasa dengan gaya keras Park setiap hari, menatapnya dengan curiga.

Tentu saja, Hyunwoo tidak peduli. Meskipun dia adalah anjing gembala yang menggonggong bagi mereka, dia adalah domba yang lembut bagi Hyunwoo.

“Kamu tidak perlu merasa menyesal. Saya sudah menyiapkan jus kedelai yang cukup untuk dinikmati anggota kami. "

Tanggapan anggota tim terhadap jus kedelai sangat luar biasa. Semua orang berebut Hyunwoo, meminta satu cangkir lagi. Beberapa bertanya apakah mereka dapat terus menikmatinya, menggerutu bahwa sangat sulit untuk sarapan. Secara khusus, Min Suji membuat permohonan putus asa.

“Saya pikir ini juga baik untuk diet saya. Bisakah saya memesan satu untuk besok? "

Tapi hanya satu orang yang dibuat adalah pengecualian: Oh Sangho.

"Aku tidak suka itu," kata Oh, dan dia kemudian tidak lagi memperhatikan.

Hyunwoo merasa menyesal tentang Oh. Dia telah diserap ke dalam tim pembelian dengan lancar sampai beberapa hari yang lalu, tetapi dia akan kembali ke masa lalunya sedikit demi sedikit.

Secara khusus, Oh telah menunjukkan sikap ini sejak Hyunwoo pergi ke lokasi pembangunan baru-baru ini. Kalau dipikir-pikir, perubahan sikap Oh bertepatan dengan Park memihak Hyunwoo. Meskipun Oh bergaul dengan anggota tim lainnya, dia memandang Hyunwoo dengan mata yang tidak menyenangkan.

Hyunwoo secara kasar bisa mengetahui alasannya, dan itu sudah jelas bagi siapa pun kecuali dia bodoh.

‘Tut, tut. Dia iri padaku. ”