WTP – Chapter 138 – Socialites are so messed up

Bab 138: Sosialita sangat kacau

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

Masih … sejauh ini, aku ragu …

Maksudku, kita telah menjaga jarak yang tepat setiap kali Mo Shan ada di sana.

"Yah …" Alis Huo dengan gembira melompat, dengan keramahan memenuhi matanya, tampaknya senang dengan keprihatinannya, "Aku tahu kamu seorang gadis yang terlalu baik, tidak seperti seseorang yang aku kenal, yang akan masuk ke pacaran orang lain karena * cinta sejati * dan-"

“Maukah kamu menghentikan itu? Lakukan apa pun yang kamu mau, oke? ”Sela Lu.

Mengapa Huo harus selalu membicarakan ini berulang kali?

Topik tentang "wanita lain dalam suatu hubungan" selalu datang dengan sarkastik ke telinga Lu.

"Tentu saja. Aku akan diam sekarang. ”Tuan menepati janjinya, ketika ia bangkit dan segera meninggalkan ruang rapat, tanpa lagi ada garis darinya.

Lu tetap berada di tempat yang sunyi. Matanya yang tidak berwarna tetap berada di kursi yang didudukinya sebelumnya. Ekspresi dingin miliknya pecah, dalam arti kekalahan yang tak terlukiskan dengan kata-kata.

Hampir terasa seolah-olah … Huo tidak akan pernah berubah pikiran tentang ibunya tidak peduli apa yang dia lakukan.

Itu juga situasi yang tidak berdaya yang dapat memburuk jika tidak ada yang dilakukan di pihaknya.

Dia mengambil napas dalam-dalam, saat dia mengumpulkan pikirannya dan membuang hal-hal negatif itu. Dia mematikan lampu dan mengunci ruang rapat.

… (Pagi kedua) …

Berita itu menyebar ke mana-mana di kota sebagai berita utama, dicetak dengan huruf tebal Arial –

SHOCKER! ANAK WALIKOTA DALAM HUBUNGAN!

Gambarnya buram tetapi orang bisa melihat seorang pria dan wanita keluar dari sebuah restoran Prancis yang tampak indah. Wajah Lin terlihat jelas sementara hanya profil wanita itu yang bisa dirasakan.

Namun demikian, Lu bisa tahu bahwa itu adalah pandangan pertama Mo Shan.

Lin Jingzhi dikenal karena kebangsawanannya, tidak terganggu oleh materialisme masyarakat, para fangirl menangis setelah melihat berita utama. Ada pangeran lain di atas kuda putih …

Lu dengan tenang menyortir dokumen-dokumennya di mejanya sementara Lin Yazhi, mengerutkan bibirnya, sedang menggertakkan giginya melihat monitornya.

Jarinya menyentuh rol mouse dengan kuat ketika wajahnya mendekati layar sehingga hampir mengisapnya.

"MUSTAHIL!"

"BAGAIMANA BISA MUNGKIN?"

Apakah kamu gila, saudara? Mengapa Anda menyentuh wanita Huo? Bukankah itu tunangan presiden Miss Mo?

Tidak ada banyak foto yang diposting secara online tetapi butuh selamanya dia untuk melihatnya berulang kali, bahkan komentar konyol di bawah berita itu tidak dapat lolos dari pemeriksaannya.

"UGH !!!" Mouse itu bergerak lebih cepat, dengan lebih banyak berita berulang yang dia lihat di situs web yang berbeda, sampai pada titik di mana dia melemparkan mouse ke rak dokumen ketika dia menjatuhkan dirinya ke kursinya, kesal.

"Oh, apakah aku melihat kue imut perusahaan membuat ulah? Pemandangan yang langka! ”Rayuan itu adalah yang terakhir bagi kesabarannya, ketika Lin Yazhi mengambil gelasnya dan membantingnya ke wajah Huo Li segera setelah dia menyelesaikan dialognya.

Retakan dan jeritan yang diharapkan tidak terdengar. Sebagai gantinya, dia melihat cangkir kittynya dipegang dengan sempurna di telapak tangannya.

Huo Li kemudian meletakkan cangkir itu kembali ke mejanya dan menatapnya dengan tajam, "Ada apa dengan amukan? Aku di sini bukan untukmu, ratu drama. "

"Cih!" Lin mengembalikan tatapan mengerikan padanya.

"Sekretaris Lu, presiden sedang mencarimu."

Lu menjawab dengan anggukan, meskipun dia merasa gelisah di dalam.

Presiden bisa saja memutar nomor telepon rumah untuknya, kapan Huo Li menjadi pelayan untuknya?

Apakah dia menjadi sangat malas sehingga dia membutuhkan fanboy kecilnya untuk menyampaikan pesan kepadanya sekarang?

Lu Zhaoyang segera pergi ke Kantor Presiden. Matahari musim gugur mengguyur ke kantor ketika dia masuk setelah ketukan.

Huo Yunting sedang berbaring di singgasananya, menutup matanya. Bulu matanya beristirahat seperti benang sari bunga lili gelap, sementara bibirnya yang merah muda beralur sesekali seperti taman mawar.

Dia hanya bisa berjinjit, karena dia mengagumi satu-satunya baju di tubuhnya. Mantelnya digantung di dekatnya, yang dia ambil setelah itu, untuk diletakkan di atas lelaki yang sedang tidur.

Semua tenang, semua cerah, sampai dua tangan merebutnya dari mantel di dalam.

Saat itulah Lu menyadari bahwa Huo tidak pernah benar-benar tertidur.

Mata Huo meremas, perlahan-lahan membuka matanya, ketika kekuatan di lengannya menarik seluruh tubuhnya.