RYM – Chapter 3

Bab 3: Uluran Tangan Tuan Muda Xie

Penerjemah: Editor AtlasStudios: AtlasStudios

Ketika Yun Bixue berusaha mengangkat dirinya, kekuatan tiba-tiba mendorongnya turun lagi.

"Kakak, Kakak kamu baik-baik saja? Pasti menyakitkan … "

Suara lembut terdengar, seorang gadis mungil mengenakan one-piece putih berlari ke arah Yun Bixue. Dia menurunkan dirinya dan mencoba membantu Yun Bixue, air mata menetes di pipinya.

Kerumunan segera mengembangkan kasih sayang yang lembut untuk gadis mungil ini. Dia begitu murni dan menawan, membuat orang lain ingin melindunginya. Kerumunan hampir mengabaikan Yun Bixue, yang telah jatuh dan tetap tanpa reaksi.

Yun Bixue mengangkat kepalanya dan menatap sepupunya —Yun Mengshi, dan merasa sinis. Setelah didorong oleh sepupunya, pecahan kaca itu menusuk telapak tangan dan tangannya. Keringat bahkan keluar dari dahinya.

Menyaksikan pemandangan ini, langkah Xie Limo terhenti. Dengan mata almondnya berkilau, mulutnya melengkung apatis.

Setelah melihat wajah Yun Bixue yang jernih dan indah dan keras kepala yang abadi di matanya, mata Xie Limo berkedip-kedip. Ekspresi santai sedikit berubah dan maju ke arah Yun Bixue. Dia menurunkan dirinya dan mengulurkan tangan kanannya yang sangat indah seperti batu giok.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Xie Limo, bagian tengah alisnya yang halus berkerut sedikit ketika dia memandang Yun Bixue. Pertanyaannya disampaikan perlahan, dengan suara yang sejelas sungai yang mengalir. Suara itu mengalir ke hati Yun Bixue, mengisinya dengan kehangatan.

Benjolan terbentuk di tenggorokannya. Dalam keadaan yang paling menyedihkan, dia akhirnya memiliki orang asing menyelamatkannya.

Yun Bixue mengambil tangannya yang tidak rusak dan meletakkannya di telapak tangan Xie Limo. Dia menutup tangannya, dan kehangatan dari tangannya ditransfer ke hatinya.

Adapun Yun Mengshi, dia memandang pria di depannya dari dekat, dia sama luar biasa dengan lotus putih. Dia merasakan jantungnya berdetak kencang dan jiwanya bergetar. Dia harus memiliki pria ini.

Xie Limo bahkan tidak mencuri pandang pada Yun Mengshi. Setelah membantu Yun Bixue berdiri, dia berbicara dengan halus, "Xie Liu, bantu dia mendandani lukanya."

Seorang pria mengenakan setelan hitam datang dari belakang dan membungkuk dengan hormat pada Xie Limo. Dia kemudian mendekati Yun Bixue. "Nona Yun, tolong ikuti saya."

Yun Bixue mengangguk. Beralih ke Xie Limo, dia berkata, "Mr. Xie, terima kasih banyak atas apa yang terjadi hari ini. ”Bagaimanapun juga, pada titik terendahnya, dialah yang mengulurkan bantuan. Dia berterima kasih padanya.

Yun Mengshi pulih dari kesurupannya dan menyadari bahwa Yun Bixue akan pergi. Dia segera mengejar, air mata jatuh saat dia menutup jarak. "Kakak, kamu berdarah. Itu pasti sangat menyiksa … "

Yun Bixue mengerutkan kening dan menoleh. "Yun Mengshi, aku hanya punya satu saudara perempuan. Saya akan berterima kasih jika Anda tidak mengikuti saya di masa depan. "

Yun Mengshi merasakan warna mengering dari wajahnya dan tanpa daya menundukkan kepalanya. Wajahnya berlinangan air mata. "Kakak, apa maksudmu?"

Berbagai pemikiran muncul di tengah kerumunan. Diketahui bahwa Tuan Muda Xie membenci gadis-gadis yang membuat keributan saat jamuan makan sebagai alasan untuk menjadi dekat dengannya. Suatu kali, seseorang jatuh dengan sengaja untuk mendapatkan perhatian Tuan Muda Xie dan mendapatkan sisi buruknya. Gadis itu sejak itu telah dihapus dari daftar orang yang bergengsi dan berpengaruh.

Selanjutnya … dikabarkan bahwa Tuan Muda Xie tidak responsif terhadap wanita, tetapi bagaimana dengan situasi saat ini? Nona Yun pasti beruntung.

Yun Mengshi menginjak kakinya, berbalik untuk menghadap Tuan Muda Xie dan tersenyum dengan rasa terima kasih. "Tuan Muda Xie, terima kasih karena telah menyelamatkan saudara perempuan saya hari ini." Senyum itu manis, lembut dan menawan, memikat beberapa orang lain yang memandangi batang atas.

Xie Limo melirik acuh tak acuh pada Yun Mengshi dan terus berjalan ke depan. "Lanjutkan dengan perjamuan!" Begitu perintah dikeluarkan, aula dipenuhi dengan musik orkestra, meninggalkan Yun Mengshi berdiri dengan canggung.

Beberapa wanita muda memandang Yun Mengshi dengan cemburu. "Tindakan yang bagus. Keluarga Yun sudah bangkrut, namun di sinilah dia! ”