Chapter 142: New Novice 1

Bab 142: Novice Baru 1

Penerjemah: – – Editor: – –

Junhyuk telah mengesankan Eunseo waktu itu hari itu. Dia telah menulis dokumen kerja sama resmi, dan dia dengan sangat baik menerjemahkannya ke dalam sepuluh bahasa. Dia mengiriminya dokumen kerja sama dan bertanya, "Setiap kali seorang prajurit besi dikerahkan, harganya banyak uang. Bisakah itu ditopang oleh produk residu monster?"

Dokumen kerja sama Junhyuk menyatakan bahwa mereka tidak akan dibayar sama sekali untuk penempatan prajurit besi. Sebagai gantinya, mereka akan mendapatkan sisa bahan monster.

Eunseo tidak khawatir dan menjawab, "Wali adalah cara untuk menghentikan monster. Kami di sini bukan untuk menghasilkan uang."

"Tidak apa-apa, tapi Wali masih membutuhkan uang dalam jumlah yang sangat besar untuk berlari!"

Mereka tidak menggunakan persenjataan biasa ketika diburu untuk monster, dan Junhyuk penasaran bagaimana itu akan bekerja.

Eunseo menyesuaikan kacamatanya dan berkata, "Aku tahu apa yang membuatmu penasaran. Para prajurit besi menggunakan senjata yang disediakan oleh industri pertahanan. Mereka membuat senjata baru dan mengiklankannya seperti itu."

Setelah membuat senjata baru, mereka harus mencari pembeli. Jika senjata mereka dapat digunakan untuk melawan monster, itu akan menjadi keuntungan iklan bagi perusahaan-perusahaan itu. Para prajurit besi mengumpulkan data saat bertarung dengan monster, dan selama proses itu, senjata bisa dipamerkan ke dunia.

"Dan kami menginginkan bahan sisa monster sehingga kami dapat mempelajari kelemahan mereka. Jika tentara membunuh monster itu, bukan kami, kami masih akan membeli bahan-bahan itu sehingga kami dapat menganalisisnya lebih lanjut."

"Meneliti bahan sisa monster?"

"Beberapa materi monster sudah dalam perjalanan ke sini. Kepala Pengembang Elise akan menganalisisnya."

Junhyuk terkejut.

"Elise sendirian dengan superkomputernya. Bisakah kamu memberinya banyak tugas sekaligus?"

"Aku punya hak akses untuk superkomputernya, Zaira. Jangan khawatir tentang monopoli informasi."

Tetapi Elise telah menciptakan Zaira, dan bukankah dia hanya mengungkapkan informasi yang dia inginkan?

Eunseo membersihkan mejanya dan berkata, "Kamu sudah bekerja keras hari ini. Kami akan mempekerjakan lebih banyak karyawan untuk Departemen Eksekutif. Sementara itu, kita berdua saja."

Junhyuk melihat arlojinya dan tersenyum. Sudah waktunya untuk pulang, dan Eunseo mengurus sisa bisnis.

"Apa yang kamu lakukan setelah bekerja hari ini?"

"Ini perjalanan yang panjang, jadi aku mencari rumah di sekitar sini."

"Pemikiran yang bagus. Perjalanan panjang bisa melelahkan."

"Ya. Aku sudah tahu rumah mana yang kulihat, dan aku berencana menandatangani kontrak untuk hari ini."

"Sampai jumpa besok."

Eunseo keluar, dan Dohee mengikutinya. Junhyuk mengawasinya pergi dan kemudian mengemasi barang-barangnya dan melihat-lihat kantor Departemen Eksekutif. Dia adalah satu-satunya karyawan di kantor besar itu. Hari itu, dia meminta Eunseo bekerja dengannya, jadi dia tidak bosan. Namun, tak lama kemudian, dia akan melakukannya karena dia akan bekerja di sana sendirian.

"Tapi aku harus pergi pada waktu yang tepat!"

Perusahaan yang baru didirikan memungkinkan dia pulang kerja tepat waktu, dan dia bersyukur. Junhyuk bersenandung, mengambil tasnya dan pergi ke mobilnya. Dia akan pergi melihat tiga rumah, dan dia akan mendapatkan satu.

Dia melihat ketiga rumah itu. Salah satu rumah telah diiklankan secara daring, yang lain memiliki pemilik yang akan membutuhkan waktu sebulan lagi untuk pindah. Di rumah terakhir, pemiliknya pindah ke luar negeri dan membutuhkan seseorang untuk segera pindah. Rumah itu besar, dan Junhyuk menyukai strukturnya.

Taman itu besar, dan bangunannya sendiri juga besar. Dia terutama menyukai lantai bawah tanahnya yang besar. Diagonal dari ujung ke ujung, panjangnya sekitar enam puluh meter dan itu adalah ruang yang besar.

Lantainya memiliki banyak peralatan olahraga, dan ada cincin tinju di tengahnya. Ayah pemilik dulu petinju, tetapi dia tinggal di luar negeri untuk urusan bisnis sekarang.

Junhyuk bisa membeli rumah dengan harga murah. Luasnya 1.652 meter persegi, dan dia membayar $ 2 juta untuk itu. Dia memutuskan untuk membayar tunai dan meletakkan deposit $ 200 ribu. Dia akan membayar sisanya secara tunai ketika pemiliknya pindah, dan mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka akan pindah pada hari Jumat.

Jika mereka melakukannya, Junhyuk bisa merenovasi rumah pada akhir pekan, jadi dia setuju.

Dia melihat tempat itu. Perumahan di Paju lebih murah dibandingkan, tetapi dia masih beruntung mendapatkan rumah sebesar itu. Dua juta dolar adalah banyak uang, tetapi murah untuk ukuran rumah. Mereka lebih suka uang tunai, jadi dia bisa menurunkan harganya. Tarif yang berlaku jauh lebih tinggi dari yang dia bayar.

Junhyuk tidak ingin menetap di Paju, tetapi dia tidak menyesal. Dia akan mendapatkan lebih banyak uang, dan jika tidak, dia akan menjual batu mana kepada Jeffrey. Kemudian, dia tidak perlu khawatir tentang uang lagi.

Dia telah menghabiskan $ 2 juta, tetapi sekarang, dia memiliki ruang yang ingin dia latih. Harga itu sepadan. Dia tidak bisa menghabiskan uang jika dia mati, jadi dia perlu berinvestasi pada pelatihannya, dan dia merasa senang tentang hal itu.

Junhyuk masuk ke mobilnya, menyalakan mesin dan memanggil Sarang dengan telepon burner. Dia ingin berbicara dengan seseorang, dan orang pertama yang dia pikirkan adalah dia. Telepon burner berdering tiga kali, dan Sarang mengangkatnya.

"Besok, Matahari akan terbit dari Barat. Apakah kamu akan terus memanggilku dulu?"

"Jangan konyol. Aku pergi kerja hari ini dan menandatangani kontrak untuk rumah baru."

"Kamu membeli rumah baru? Dan pergi ke Paju untuk bekerja?"

"Aku butuh ruang untuk berlatih dan aku tidak punya pilihan."

Dia perlu merenovasi rumah baru, dan menyewa menciptakan masalah.

"Apakah ini rumah besar?"

"Kamu akan terkejut ketika melihatnya. Harganya $ 2 juta."

"KAMU GILA?!?!" dia berteriak pada menyebutkan harga, dan Junhyuk memegang telepon dari telinganya.

"Saya tidak gila dan saya punya uang," katanya.

"Ini terlalu banyak, terlalu banyak! Apakah kamu sekaya itu?"

"Kamu tidak tahu?"

"Jika kamu mampu membeli rumah seharga $ 2 juta, kamu harus kaya. Aku akan lintah darimu."

"Cari tempat di mana aku bisa menyamar."

"Saya sudah punya."

Junhyuk tertawa.

"Aku belajar lebih banyak tentang prajurit besi. Aku harus lebih berhati-hati."

"Mengapa?"

"Mereka belum menggunakan prajurit besi dengan kekuatan penuh untuk berburu monster. Itu dilengkapi dengan persenjataan canggih yang jauh di luar imajinasi kita."

"Apakah kamu di sana untuk belajar lebih banyak?"

"Itu benar, tetapi suatu hari tidak cukup untuk belajar banyak. Aku juga ada di sana untuk bekerja. Aku bukan gelandangan."

Sarang tersenyum cerah.

"Buat pesta rumah baru."

"Tentu. Aku akan mengirimimu undangan."

Dia takut ada seseorang yang selalu mengikutinya, tapi sekarang teleportasinya meningkat. Dia bisa menempuh jarak seratus meter jika dia berteleportasi dua kali. Dengan jarak itu, tidak ada yang bisa mengikutinya.

Junhyuk mengemudi.

"Sampai jumpa besok," katanya.

"Hati-hati."

Junhyuk menutup telepon dan menginjak pedal gas. Sudah terlambat, dan tidak ada banyak mobil di jalan, jadi dia melaju kencang.

—

Hari Kedua di Tempat Kerja

Pada hari Kamis, dia ingin pergi bekerja sebelum Eunseo, jadi dia bangun di waktu fajar dan sampai di sana jam delapan. Eunseo belum ada di sana, dan Junhyuk melewati detektor logam dan pergi ke kantornya untuk membaca dokumen kerja sama lagi.

Saat dia membaca, Eunseo tiba di tempat kerja dengan tim sekretarisnya. Junhyuk berjalan keluar dari kantor dan menyapanya.

Eunseo membungkuk ke arahnya dan berkata, "Hari ini, kami memiliki lima panggilan konferensi internasional. Saya membutuhkan Anda untuk menafsirkan secara simultan."

"Yakin."

Dia melihat arlojinya.

"Kita mulai jam sepuluh. Bawa dokumen kerja sama ke ruang rapat dan bersiap-siap."

"Ya Bu."

Eunseo pergi ke kantornya, dan Junhyuk mengumpulkan dokumen. Dia telah menerjemahkannya dalam sepuluh bahasa yang berbeda, jadi dia pergi ke ruang pertemuan dan duduk.

Pada jam 9:50 pagi, Eunseo memasuki ruang pertemuan dan memindahkan kursi rodanya di sebelah Junhyuk.

"Pertemuan pertama dengan China. Kamu tidak akan memiliki masalah, benar?"

"Yakin."

Junhyuk mengeluarkan dokumen-dokumen dalam bahasa Korea dan Cina dan menempatkannya di depan Eunseo dan menunggu. Dohee berjalan ke salah satu dinding dan menekan tombol. Monitor tujuh puluh inci meluncur turun dari langit-langit, dan layarnya menyala. Dohee menekan lebih banyak tombol, dan seseorang muncul di layar.

Junhyuk melihat siapa itu dan terkejut. Setelah terhubung dengan China, dia tidak bisa percaya pada siapa yang muncul di layar. Adalah Jowee Jhang anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok. Junhyuk tidak tahu siapa dia, tetapi dia memiliki gelar yang mengesankan.

Partai Komunis Tiongkok memiliki 73 juta anggota. Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok adalah yang paling atas dari orang-orang itu, dan hanya ada sembilan anggota senior di dalamnya. Pria itu adalah anggota berpangkat tinggi Politbiro, dan Junhyuk tidak berpikir dia akan punya waktu untuk berpartisipasi dalam panggilan konferensi itu.

Pada jam sepuluh, Tuan Jhang muncul dengan seorang penerjemah, dan Eunseo membungkuk ke arahnya.

"Senang bertemu denganmu, CEO Wali Eunseo Kim," kata Jowee, sedikit membungkuk.

"Senang bertemu denganmu, Jowee Jhang."

Mereka memulai percakapan ringan, dan Junhyuk bertindak sebagai penerjemah simultan. Dia tidak memiliki masalah dalam menjaga, jadi Jowee dan Eunseo memulai percakapan serius.

Jowee mengangkat dokumen kerja sama dan bertanya, "Dokumen kerja sama ini tidak memiliki penegakan wajib. Benarkah itu?"

"Tentu saja."

"Jika itu masalahnya, kita tidak akan menjual produk sisa monster. Kamu perlu menyadari bahwa bahan residu itu milik Cina bahkan ketika dihasilkan dari tentara besi yang membunuh monster."

Eunseo menyesuaikan kacamatanya, dan Junhyuk bisa melihat bahwa dia merasa tidak nyaman.

"Ketika tentara Cina membunuh monster, kita akan melepaskan bahan sisa, tetapi ketika tentara besi membunuh monster, kita memiliki hak untuk sisanya."

Jowee tersenyum dingin.

"Kamu terdengar sangat berbahaya. Apakah boleh jika Cina mengusir Guardian?"

"Tidak, kami akan menambah detasemen kami di Tiongkok. Para penjaga membutuhkan lebih dari sepuluh tempat untuk mendukung Cina secara efektif dari para monster."

"Lalu, kenapa kamu tidak bekerja sama?"

"Situasi monster membutuhkan perhatian dunia, jadi penelitian tentang monster harus dilanjutkan."

"Jadi, kita akan melakukan penelitian kita sendiri."

"Ada banyak jenis monster yang muncul di seluruh dunia. Cina memiliki serigala darah, dan mereka hanya muncul di sana. Untuk meneliti lebih lanjut tentang mereka, kita membutuhkan bahan sisa."

Jowee tertawa.

"Kamu tidak punya motivasi tersembunyi?"

Eunseo tidak berbicara lebih jauh dan menatapnya. Junhyuk, yang telah menafsirkan sejauh ini, menatapnya. Dia tidak memberikan satu inci pun saat berurusan dengan salah satu pemimpin China. Jowee akan berbicara ketika asistennya membisikkan sesuatu di telinganya. Dia mengerutkan kening dan menatap Eunseo.

"Mari kita bicara lain kali," katanya, dan umpannya terputus tiba-tiba. Junhyuk berpikir Jowee bersikap kasar dan tidak sopan santun, tetapi Elise muncul di layar.

"Ada serangan monster lain di seluruh dunia. Korea memiliki monster di Pemakaman Nasional Seoul. Izinkan saya untuk mengerahkan prajurit besi."

Eunseo mengangguk dan berkata, "Menyebarkan prajurit besi!"

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.