Chapter 676 – He Wants to See Her

Bab 676: Dia Ingin Melihatnya

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Bai Muchuan mengangkat kepalanya karena terkejut. “Kenapa dia meminta untuk melihat Xiang Wan?”

Cheng Zheng menggelengkan kepalanya. “Ye Lun sangat lemah dan hanya meminta untuk melihatnya.

Apa yang sedang terjadi?

Xiang Wan sekarang benar-benar terjaga. Dia duduk tegak dan menatap Bai Muchuan dengan tatapan bingung.

Bai Muchuan merenung sejenak. “Dia sekarat?”

Cheng Zheng terus menggelengkan kepalanya. “Aku sudah melihatnya. Jika Profesor Wang tidak ada di sini hari ini, dia mungkin sudah mati di meja operasi. Namun, Profesor Wang mengatakan bahwa ia tidak akan bertahan lama. Jika ada sesuatu yang ingin Anda tanyakan kepadanya, lebih baik cepat … “

Percepat?

Ye Lun ingin melihat Xiang Wan, bukan dia. Bagaimana dia bisa meminta sesuatu?

Bai Muchuan tetap diam.

Cheng Zheng menatap waktu itu. “Kenapa tidak dengarkan dia dulu?”

“Mm.” Bai Muchuan membantu Xiang Wan yang kebingungan. “Aku akan menemaninya.”

…

Ye Lun telah dipindahkan dari ruang operasi ke Unit Perawatan Intensif.

Xiang Wan mengikuti Bai Muchuan dan memasuki bangsal Ye Lun bahkan tanpa melalui proses desinfeksi.

Ada seorang dokter dan dua perawat di dalamnya. Meskipun mereka telah memasuki bangsal, mereka tidak menerima reaksi dari dua perawat yang perhatiannya tertuju pada Ye Lun. Dokter memperingatkan mereka dengan batuk dan pandangan mereka akhirnya menjauh dari Ye Lun.

Dokter mengangguk pada Bai Muchuan dan mengatakan hal yang sama dengan Cheng Zheng.

“Kami sudah melakukan yang terbaik.”

Bai Muchuan mengangguk lalu mengerutkan alisnya. “Apakah dia tidur atau bangun?”

Mata Ye Lun tertutup dan ada semua jenis tabung yang dimasukkan ke tubuhnya. Pada satu pandangan, dia sepertinya tidak hidup. Wajahnya begitu tidak berwarna sehingga dia tidak jauh berbeda dari mayat.

Dokter menyentuhnya dengan lembut. “Keluargamu ada di sini untuk menemuimu. Buka matamu-“

Dokter mengira bahwa orang yang ingin dilihat Ye Lun pasti seseorang yang sangat penting baginya dan harus keluarganya.

Bai Muchuan menatapnya dengan dingin dengan sedikit ketidakbahagiaan. “Ye Lun, aku tahu kamu sudah bangun. Cepat buka matamu. Jangan berpikir bahwa Anda dapat menghindari semua ini … “

Jari-jari Ye Lun bergerak dan segera, matanya setengah terbuka.

Tidak ada yang tahu bagaimana perasaannya ketika dia ditarik kembali dari kematian, meskipun berumur pendek. Dia menggerakkan bibirnya dan menatap Bai Muchuan selama beberapa saat sebelum jari-jarinya bergerak. “Sisanya … pergi.”

Dia berbicara begitu lembut sehingga hampir tidak terdengar.

Bai Muchuan berjalan mendekatinya dengan wajah muram. “Ye Lun, aku tahu tidak ada gunanya membujukmu. Tetapi jika saya akan meninggalkan dunia, saya tidak akan pergi dengan penyesalan. Katakan padaku…”

Bibir Ye Lun bergetar. “… Keluar.”

Dia tidak keras tetapi nadanya tegas.

Bai Muchuan menarik napas dalam-dalam. Sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, dokter mengetuk lengannya dan memberi isyarat untuk minggir. Kemudian dia memberitahunya dengan nada rendah, kembali menghadap Ye Lun, “Kondisi pasien sangat buruk. Dia bisa pingsan kapan saja. Jangan memprovokasi dia … Jika dia pingsan, dia mungkin tidak bangun lagi. “

“…” Bai Muchuan mengerutkan bibirnya.

“Biarkan aku tinggal di sini.” Xiang Wan melihat Ye Lun lalu ke Bai Muchuan. “Jangan khawatir. Dia sudah seperti itu. Dia tidak bisa melakukan apa pun kepada saya. Saya tidak begitu lemah, saya bisa menangani pasien yang sekarat. “

Dia tahu bahwa Bai Muchuan khawatir tentang keselamatannya.

Namun, Ye Lun pada saat ini terlalu lemah untuk menjadi ancaman.

Bai Muchuan mengangguk lalu melirik Ye Lun lagi. Dia tidak mengajukan keberatan lagi.

Sebelum dia pergi, dia memeluk Xiang Wan.

“Hati-hati,” bisiknya di telinganya. “Ingatlah untuk mengambil video …”

“Aku mengerti, aku akan berhati-hati.”

Xiang Wan balas memeluknya.

Pada saat ini, setiap kata yang Ye Lun katakan kepadanya mungkin terkait dengan kasus ini.

Jika dia sendirian dengan dia di lingkungan dan tidak ada bukti lain untuk mendukung kesaksiannya, kata-katanya tidak akan dianggap sebagai bukti kuat.

Karena itu, sangat penting untuk memiliki beberapa bukti video.

Xiang Wan duduk di samping tempat tidur dan mengaktifkan fungsi video. Karena dia tidak ingin Ye Lun menyadarinya, dia hanya bisa meletakkan teleponnya di atas selimut sehingga dia tidak akan melihatnya. Tetapi hasil akhir dari ini adalah bahwa wajah Ye Lun tidak bisa dilihat. Xiang Wan sedikit cemas, tetapi dia tidak punya pilihan selain puas dengan solusi saat ini—

“Apa yang ingin kamu katakan padaku?” Dia tenang dan bertanya padanya.

“Lakukan saja.” Kelopak mata Ye Lun bergerak. “Ambil teleponmu … filmkan … aku …”

Xiang Wan: “…”

Orang ini terlalu pintar.

Dia bisa memikirkan apa yang diinginkan polisi.

Tapi mengapa dia begitu acuh tak acuh tentang hal itu?

Dia tidak takut diinterogasi.

Dia tidak takut ditangkap di video.

Atau mungkin karena pekerjaannya, yang membuatnya bersahabat dengan kamera?

Saat Xiang Wan memikirkan hal ini, dia menuruti apa yang dia katakan dan mengarahkan kamera padanya.

“Ye Lun, apa yang ingin kamu katakan padaku?”

Ye Lun terdengar lemah. “… Ini tentang … kamu …”

Xiang Wan bingung. “Bagaimana dengan saya? Jika Anda masih ingin mengarang cerita tentang saya, maka jangan buang waktu lagi. Bai Muchuan benar dalam mengatakan bahwa seseorang seharusnya tidak mati dengan penyesalan. Tentang kasus-kasus itu, Anda masih tidak ingin berterus terang? “

Hur! Ye Lun tampaknya tertawa namun pada saat yang sama, itu juga terasa seperti memiliki dahak di tenggorokannya. Setelah itu, dia agak kehabisan nafas.

Xiang Wan terganggu ketika dia melihat itu. Dia khawatir bahwa dia mungkin hanya menendang ember sehingga dia dengan cepat menghiburnya.

“Jangan gelisah. Tetap tenang. Anda dapat mengatakan apa pun yang Anda inginkan, saya akan mendengarkan Anda … “

“Aku … tidak … gelisah …” Ye Lun menggelengkan kepalanya sedikit, suaranya lembut seperti nyamuk. “… Tidak ada banyak … tentang kasus-kasus … Kalian semua … sudah tahu …”

“Apa yang kita miliki hanyalah spekulasi.”

“… Tidak ada lagi.”

“Mm?”

“An Ying … tidak, Wei Gang … ayahku … dia pasti … mengatakan semuanya …”

“…”

Xiang Wan menghela nafas. “Bagaimana kamu tahu?”

Ye Lun mencoba tersenyum, mengungkapkan ekspresi aneh.

“Dia … seperti itu … tanpa tulang …”

Baik.

Dia tahu ayahnya dengan sangat baik.

An Ying tidak menumpahkan semua yang dia tahu.

Tapi itu hanya setelah Ye Lun dalam pelarian.

Xiang Wan memikirkannya dan memutuskan untuk menjelaskan kepadanya sehingga dia tahu ayahnya memang mencintainya. “Faktanya, dia tidak pernah mengkhianatimu sebelum kamu kabur … Ayahmu ini … dia mencintaimu.”

“Hur … hurhurhur …”

Ye Lun masih tertawa seperti itu.

Sama seperti dia di perahu.

Namun demikian, ketika dia berada di atas kapal, dia bersemangat dan percaya diri.

Dalam kondisinya saat ini, rasanya seperti takdir mengejeknya.

“… Aku tidak ingin … membicarakan hal ini …”

Apa yang ingin dia katakan ketika dia bahkan tidak ingin berbicara tentang ayahnya?

Xiang Wan berkata, “Kalau begitu katakan padaku, apa yang ingin kamu katakan?”

Mata Ye Lun yang lelah menatap Xiang Wan. Dia sepertinya tidak bisa mengumpulkan banyak kekuatan dan dia berbaring di ranjang rumah sakit dengan lemah.

Beberapa saat kemudian, dia berhasil berbicara lagi. “Apakah kamu … ingin tahu … mengapa Cui Ming … ingin kamu mati?”