Chapter 1995 – The World is Huge, But Home is Wherever You Are (Part Fifteen)

Bab 1995: Dunia Huge, Tapi Rumah adalah Dimanapun Anda Berada (Bagian Lima Belas)

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Dia merasakan sejuta tusukan di hatinya. Dia merasa iri ketika dia melihat anjing menggerogoti tulang dengan senang. Dia mengerutkan kening dan bertanya, “Nyonya sendiri merebus tulang-tulang itu sendiri?”

“Iya. Dia bahkan menambahkan rasa ekstra. ” Bibi Wu mengangguk ketika memperhatikan anjing itu. Dia memuji, “Nyonya sangat baik. Dia baik kepada pembantu di rumah dan dia bahkan sangat mencintai binatang. Dia bahkan mengingatkan saya untuk menaruh makanan Little Sissy selama beberapa hari ke depan di lemari es. ”

Kemudian dia mengingat sesuatu. Dia menoleh ke Lu Yinan dan berkata, “Tuan Muda, Nyonya memberi tahu saya untuk memberi tahu Anda microwave makanan anjing yang disimpan di lemari es sebelum Anda memberi makan ke Little Sissy.”

Lu Yinan terdiam.

Dia sudah baik jika dia tidak membunuh anjing itu. Dia masih ingin dia microwave makanannya ?!

Bibi Wu terus memberitahunya hal-hal yang harus dia perhatikan, tetapi dia tidak mencatat satu pun. Dia hanya ingat bahwa Sissy Kecil sejuta kali lebih beruntung darinya — istrinya secara pribadi merebus iga babi!

Dan bahkan ada makanan anjing untuk itu di lemari es.

Madam baik kepada para pembantu di rumah dan bahkan seekor anjing, tetapi dia terutama jahat padanya.

Tuan Muda Lu merasa sangat terluka. Dia dengan marah berjalan ke dapur dan dia merasa kosong ketika dia menatap meja dapur yang bersih dan rapi.

Dia melirik dapur konsep terbuka. Karena sudah lama dihuni, ia bahkan tidak punya garam atau minyak.

Dia berjalan ke lemari es dan membukanya. Ada banyak Tupperware di lemari es, dan mereka ditumpuk dengan rapi.

Dia mengambil satu dan membuka tutupnya. Aroma lezat menyerang hidungnya.

Itu iga babi direbus dengan jagung. Dia mengambil sebatang jagung dan mempelajarinya. Tanpa berpikir, dia mulai mengunyahnya.

Ny. Rasanya tidak terlalu buruk.

Jagungnya manis dan Tuan Muda Lu memakannya dengan senang hati. Benar-benar menyelinap dalam benaknya bahwa dia sedang makan makanan anjing.

Karena dia cemas tentang bagaimana membuat Pomeranian memperoleh lima kilogram dalam seminggu, dia tidak berminat untuk makan malam dan sekarang, dia kelaparan.

Setelah beberapa waktu, wadah itu kosong.

Dia bersandar di lemari es dan mengusap perutnya. Dia bersendawa puas dan meletakkan wadah itu sebelum berjalan keluar.

Pomeranian yang imut itu masih berbaring dengan patuh di samping meja kopi.

Lu Yinan berjalan mendekat dan mengerutkan keningnya. Dia memandangnya seolah itu adalah saingan cintanya. “Aku harap kamu memiliki akal untuk kembali ke tempat asalmu.”

Orang Pomeranian itu mengabaikannya. Itu tergeletak di sana, tidak bergerak.

Hei! Anjing yang sangat arogan. Dia adalah pemiliknya, demi kebaikan!

Tuan Muda Lu mengertakkan gigi dan menggosok tubuh Pomeranian.

“Guk, guk, guk …”

Orang Pomeranian itu tiba-tiba melompat dan mulai menggonggong.

Lu Yinan terguncang karena reaksi mendadak itu. Dia mundur beberapa langkah.

“Kau anjing sial. Aku adalah tuanmu Beraninya kau menyalak padaku? Keluar sekarang.”

Dia menunjuk ke arah orang Pomeranian itu dan memarahi.

Kemudian dia berbalik dan berjalan menuju pintu utama dengan frustrasi. Ketika dia melewati lemari sepatu, dia mengambil kunci mobil dan meninggalkan rumah.

…

Setelah Zhou Shuang selesai bercerita kepada Yanyan dan Jiaojiao, dia meninggalkan ruangan dan menabrak Lu Yinan, yang baru saja naik ke atas.

Ekspresinya dingin dan ia memiliki udara yang mendominasi tentang dirinya.

Zhou Shuang berhenti di jalurnya. Dia dengan hati-hati melihatnya berjalan. “Mengapa kamu di sini?”

“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Kemari.” Lu Yinan meraih pergelangan tangannya dan menyeretnya ke kamar mereka.

Zhou Shuang berteriak, “Lu Yinan, apa yang kamu lakukan?”

Lu Yinan tidak menjawabnya. Dia menutup pintu dan menguncinya.

Kemudian dia menempelkan Zhou Shuang ke dinding. “Aku akan memanggilmu sampai kamu memohon padaku untuk berhenti.”

Lalu dia menundukkan kepalanya dan menciumnya dengan ganas di bibir. Dia dengan ahli menyelipkan satu tangannya ke pakaiannya dan menginvasi wilayahnya.

Mata Zhou Shuang melebar dan dia menekankan telapak tangannya ke dadanya.

Tapi dia tidak bisa mendorongnya.

Dia perlahan mengangkat roknya. Dalam waktu sesingkat mungkin, dia menembusnya dengan cara paling sederhana dan sekeras mungkin.

Sekali tidak cukup.

Dua kali juga tidak.

Dia mengubah posisi berulang kali.

Dia memindahkan mereka di sekitar ruangan juga. Setelah lama disiksa, Zhou Shuang akhirnya memohon belas kasihan.

“Cukup. Saya salah. Berhenti.”

Meskipun dia memintanya untuk berhenti, dia masih memeluk Lu Yinan dengan erat.

Di bawah pencahayaan yang hangat, Tuan Muda Lu tersenyum jahat, merasa sangat puas.

Memang, tempat tidur adalah tempat terbaik untuk menyelesaikan masalah setelah bertengkar. Beberapa jam terakhir latihan jauh lebih efektif daripada berbicara manis atau berlutut untuk memohon pengampunan.

Dia bahkan dapat memuaskan hasrat seksualnya selama beberapa hari terakhir.