AFG – Chapter 12

Bab 12: Keledai Chunyu Bodoh

Penerjemah: YTJS_ Editor: Perriemix

"Ketiga-bertanggung jawab, agenda untuk pelatihan sore telah selesai, haruskah saya menambahkan lebih banyak?" Peng Wu, yang bertanggung jawab atas pelatihan, bertanya setelah melihat kedatangan ketiga yang bertanggung jawab.

Xia Chunyu menjawab dengan linglung, “Tidak, tidak apa-apa, mari kita lupakan latihan awal hari ini.”

Sepanjang pagi itu, dia bersama petugas pertama, mendiskusikan serangan terhadap Xin Yi. Saran kedua penanggung jawab adalah untuk menyerang secara agresif, mengirim 2.000 saudara dari benteng untuk menjatuhkan Xin Yi.

Rencana ini menguntungkannya karena dengan mengirim 2.000 pria dan kuda, benteng itu hanya akan tersisa dengan sekitar 1000 pria. Kurangnya tenaga kerja, ditambah dengan Song Qi untuk beroperasi dari dalam untuk menghancurkan mekanisme Broken Dragon Stone, He Lianxuan akan dapat menyerang gunung. Selain itu, 2.000 pria dan kuda yang dikirim, setelah kehilangan markas mereka, akan terjebak antara Xin Yi dan Helian Xuan, dan akan dengan mudah dikalahkan.

Namun, penanggung jawab pertama lebih teliti. Dia menentang gagasan hampir keluar dengan kekuatan penuh. Dia mengatakan bahwa rencana untuk menggunakan kekerasan akan menghasilkan terlalu banyak kerugian sehingga alih-alih, mereka harus menggunakan akal mereka. Perbedaan besar dalam pendapat mereka berarti bahwa belum ada rencana konkret untuk ditata. Xia Chunyu dengan sengaja berpura-pura keluar selama pertemuan, dan ketika dimintai saran, mengemukakan beberapa rencana yang penuh dengan celah.

Penanggung jawab pertama melambaikan tangannya dengan kecewa padanya, hanya mengatakan, “Lupakan saja, aku tahu kamu masih khawatir tentang penyakit saudara ipar perempuan. Mari kita bahas ini di hari lain. "

Dia harus mengulur waktu agar He Lianxuan dapat melakukan persiapan yang matang.

Peng Wu pergi ke depan untuk memecat saudara-saudara yang sekarat karena kelelahan sebelum kembali untuk mengatakan, "Orang ketiga yang bertanggung jawab, tentang makan siang …"

Xia Chunyu mengerutkan kening, bergumam, "Pergi ke dapur dan cari makanan."

"Ketiga-in-charge, ketiga-in-charge!" Panggil Song Qi, berlari ke arah mereka.

Xia Chunyu mengawasinya dengan penuh harap, bertanya-tanya apakah sesuatu telah terjadi pada wanita yang meledak itu.

Song Qi terengah-engah, “Menantu ketiga, ipar menyuruhku memanggilmu kembali untuk makan. Dia membuat banyak makanan enak. ”

Xia Chunyu terkejut. "Dia sudah baik-baik saja?"

“Sedikit lebih baik tetapi tidak sepenuhnya sembuh. Dia kembali ke kamar untuk berbaring setelah memasak. "

"Apakah kamu benar-benar sebodoh itu? Mengapa Anda membiarkannya memasak jika dia belum pulih sepenuhnya? "Xia Chunyu memarahi.

Song Qi menjawab dengan polos, "Kakak ipar bersikeras bahwa dia ingin membuat makan siang."

"Dan Anda mengatakan kepada saya bahwa Anda tidak bisa membujuknya sebaliknya? Bukankah saya meminta Bibi Jiang untuk membantu? Di mana dia? ”Xia Chunyu menggeram, amarahnya meningkat.

Song Qi memperhatikan saat kaki ketiga yang bertanggung jawab bergeser sedikit, seolah-olah dia akan menendang seseorang, dan mengambil tiga langkah mundur dengan terburu-buru, berkata dengan lemah, "Bibi Jiang membantu."

Dia sengaja tidak mengatakan bahwa Bibi Jiang hanya membantu untuk mencium aroma dan menilai penampilan makanan, jika tidak, dia yakin bahwa penanggung jawab ketiga akan meletus.

"Enyahlah," Xia Chunyu menyalak padanya.

Peng Wu menghampiri Song Qi, menepuk pundaknya dengan simpatik. "Mari kita kembali makan."

Song Qi memutar matanya, mengeluh dengan lembut, "Dia seperti tong mesiu, meledak dengan sedikit sentuhan."

Peng Wu tertawa. "Jangan kuatir, penanggung jawab ketiga hanya cemas."

"Lalu mengapa dia tidak memarahimu juga? Mengapa selalu saya? "Song Qi marah.

Peng Wu menjawab dengan enggan, "Apakah saya tidak mendapatkan penghasilan kemarin juga?"

Xia Chunyu kembali ke halaman dan berlari ke Bibi Jiang yang tersenyum hangat padanya. "Ketiga-bertanggung jawab, hidangan disajikan."

Xia Chunyu berjalan langsung ke kamar tanpa mengakuinya.

Ye Jiayao sedang berbaring di tempat tidur untuk beristirahat, kelelahan karena memasak makan siang. Dia tidak menyadari bahwa memasak saat dia masih sedikit sakit akan melelahkan ini. Tiba-tiba, dia mendengar suara Bibi Jiang dari luar, diikuti oleh seseorang memasuki ruangan.

Dia membuka matanya dan melihat orang ketiga yang bertugas di dekat pintu. "Feifei, kamu kembali!"

Xia Chunyu lupa semua hal yang akan dimarahinya, diatasi dengan jijik pada julukan yang diberikan padanya.

"Aku memperingatkanmu untuk tidak memanggilku seperti itu," geram Xia Chunyu, menjaga suaranya rendah, sadar bahwa ada orang di luar yang bisa mendengarkan. Anjak dalam emosinya yang mengamuk, itu benar-benar tidak mudah.

Ye Jiayao tersenyum padanya. "Kamu tidak menyukainya? Saya akan mengubahnya ke yang lain kalau begitu. Suami? Tuhanku? Hubby? Atau BB? ”

Xia Chunyu bergidik pada kebodohan belaka, menjawab dengan tidak ramah, "Chunyu."

"Apa? Keledai bodoh? Mengapa kamu menghina? Saya hanya berpikir nama panggilan akan terdengar lebih intim. Anda mungkin tidak melihat saya sebagai istri Anda tetapi saya sudah memperlakukan Anda sebagai suami saya. Aku milikmu selama sisa hidupku, namun … "Ye Jiayao menghilang dengan menyedihkan, menutupi wajahnya agar tampak seolah-olah dia menangis.

Nama itu telah mengikutinya selama 21 tahun dan dia tidak pernah berpikir bahwa itu bisa dikaitkan dengan keledai bodoh. Xia Keledai Bodoh, apa lagi yang buta (Xia), bisu, keledai.

Xia Chunyu tidak bisa tetap tenang saat dia berteriak, “Itu nama saya! Chunyu! ”Dia dengan hati-hati mengucapkan dua kata untuk mendapatkannya melalui tengkoraknya yang tebal.

Ye Jiayao bingung sejenak sebelum jatuh karena tawa. Namanya secara harfiah berarti keledai bodoh! Ya Tuhan, aku tidak bisa bernapas! Dia dilipat gandakan, tertawa tak terkendali, memukul-mukul bantal dengan histeris.

"Apa yang Anda tertawakan? Saya melarang Anda untuk tertawa! ”Xia Chunyu berteriak atas jeritannya, malu.

Ye Jiayao tertawa terbahak-bahak hingga dia sulit bernapas, air mata mengalir di wajahnya. Dia terengah-engah, "Tidak … tidak tertawa … lagi."

Xia Chunyu ingin menyergapnya dan memeras leher kurusnya.

"Ketiga-bertanggung jawab, saatnya makan!" Bibi Jiang memanggil dari luar.

Xia Chunyu pergi, masih campuran kesal dan malu. Dia baru saja keluar dari pintu ketika dia mendengar tawa liar mulai di belakangnya. Dia melawan keinginan untuk melemparkan teko ke kepalanya dan dengan muram melanjutkan ke dapur.

"Penguasa ketiga, cepatlah, rasanya tidak enak jika dingin," kata Bibi Jiang.

Xia Chunyu menekan pikiran untuk kembali berurusan dengan wanita terkutuk itu dan fokus pada makanannya.

Tidak peduli seberapa menjengkelkannya dia, dia tidak bisa menyangkal keterampilannya. Makan siang yang telah dia siapkan bukanlah sesuatu yang mewah. Bakso daging babi, daging kambing yang digoreng bawang putih, kue lotus dengan bawang cincang dan rebung rebus dalam minyak … aroma mereka dicampur bersama segera meningkatkan nafsu makan.

Xia Chunyu berkata, "Song Qi, ambil anggur Huadiao saya dan biarkan Paman Jiang mencobanya."

Song Qi balas menatapnya.

"Apakah kamu tuli? Go get it! ”Xia Chunyu menyalak padanya.

Song Qi tampak khawatir ketika dia menjawab dengan lemah, "Orang ketiga yang bertanggung jawab, tidak ada Huadiao lagi."

"Apakah tidak ada botol yang tersisa kemarin? Apakah Anda diam-diam meminum semuanya? "

"Adik ipar meminta saya untuk membuat anggur merah orpiment pagi ini dan kami menyebarkannya di sekitar," jawab Song Qi hati-hati. Tentunya, penanggung jawab ketiga tidak akan beralasan dan masih menyalahkannya untuk ini.

Baru pada saat itulah Xia Chunyu menyadari betapa dia banyak minum. Sejak dia naik gunung, dia bahkan jarang sekali beraktifitas dengan alkohol. Dia menyalahkan masakan Yaoyao karena begitu dia melihat makanan yang telah dia siapkan, dia akan mendapatkan keinginan untuk minum. Makanan enak adalah pelakunya.

"Orang ketiga yang bertanggung jawab, aku masih memiliki sebotol Zhuyeqing jika kau mau." Saran Paman Jiang.

"Lupakan saja, aku tidak minum. Saya masih punya sesuatu di sore hari dan minum terlalu banyak bisa menahan segalanya. ”Xia Chunyu melambaikan tangannya, mengambil sumpit dan memasukkannya ke dalam bakso daging babi. "Mari makan."

Bakso itu penuh dengan rasa, rasanya seperti surga di lidahnya. Itu memegang teguh namun, itu cukup lembut sehingga praktis larut di mulutnya. Itu adalah tekstur dan konsistensi yang sempurna. Bahkan ada aroma bawang merah dan bawang putih, tetapi dia hampir tidak bisa merasakan sedikit bawang putih. Kue lotus itu sempurna di luar dan lembut, manis, dan lengket di dalam. Rebung rebus dalam minyak berwarna merah cerah, segar dan memiliki jumlah gigitan yang tepat. Bahkan daging kambing yang digoreng bawang putih tidak memiliki bau, hanya aroma yang lezat untuk pergi dengan kelembutannya.

Dia telah berhasil membuat makanan buatan sendiri yang dapat bersaing dengan standar hidangan restoran. Dia benar-benar tahu bagaimana menjaga rasa bahan asli dan pada saat yang sama, mencampur dan mencocokkan rasa tambahan untuk membuat rasa yang lebih lezat. Keahliannya, dari memotong hingga mengendalikan api, adalah sesuatu yang membutuhkan waktu lama untuk dikuasai. Dia bertanya-tanya apakah dia sering memasak di rumah. Tidak pernah terdengar bahwa seorang wanita dari keluarga kaya melangkah mendekati tungku, apalagi bisa sering memasak.

"Enak, bukan? Keterampilan adik ipar saya luar biasa! Dia bahkan lebih baik dibandingkan dengan kepala koki di Wang Xian Lou, kota Ji Nan! ”Song Qi makan dengan riang.

Xia Chunyu menampar bagian belakang kepalanya. "Kapan Anda pernah ke Wang Xian Lou? Bahkan aku belum pernah ke sana! "

Song Qi menggosok kepalanya, bergumam, “Aku mendengarnya dari orang lain. Bahkan jika saya pergi ke Wang Xian Lou untuk menjadi penjaga, saya akan ditolak! "

Xia Chunyu memelototinya, mencibir, "Senang kau tahu itu."

Peng Wu dan Paman Jiang tertawa terbahak-bahak.

Di tengah perjalanan, Xia Chunyu bertanya, "Apakah kakak ipar Anda sudah makan?"

Bibi Jiang yang menjawab, “Nyonya ketiga belum makan. Dia tidak nafsu makan dan hanya memasak bubur yang katanya akan dimakan nanti. ”

Xia Chunyu memikirkannya sebentar, dan berkata, "Kalau begitu tinggalkan makanan untuknya."

Setelah mendengar itu, Song Qi menarik sumpit terentang yang siap untuk mengambil makanan lagi.

Bibi Jiang menjawab, “Nyonya ketiga berkata untuk tidak meninggalkan makanan untuknya. Dia berkata bahwa dia akan membuat sayur dengan bubur daging tanpa lemak. "

Semua orang mengambil sumpit mereka kembali dan melanjutkan untuk terus menelan semua yang ada di piring. Sepertinya mereka semua menghirup makanan dengan seberapa cepat menghilang.

Bibi Jang membersihkan semua peralatan setelah makan siang, sementara semua orang bertebaran di barang mereka sendiri. Xia Chunyu berjalan di sekitar halaman, kembali ke ruangan dengan pikiran tenang setelah melihat semua Sargasso yang ditanam.

Dia menemukan Ye Jiayao di tempat tidur, sudah tertidur lelap. Xia Chunyu membuka jendela dengan tenang, menatapnya dengan saksama beberapa saat sebelum meraih merasakan dahinya. Dia lega bahwa dia tidak demam lagi.

Dia melanjutkan ke ruang kerjanya di ruang kedua sayap barat dan mengambil peta untuk ditinjau. Xin Yi berjarak 80 li dari Hei Feng Gang. Itu adalah wilayah Feng Chaolin dari klan Xin Yi yang paling berpengaruh. Karena kesetiaan dan kemurahan hati Feng Chaolin kepada yang membutuhkan, banyak pahlawan dari Lv Lin mencari suaka di sana, menjadikan tempat itu sangat perkasa. Ini juga salah satu dari sedikit tanah kaya di Shan Dong karena perdagangannya yang makmur.

Hei Feng Gang telah mengincar Xin Yi untuk waktu yang lama namun gagal dalam semua upaya serangan mereka. Akhir-akhir ini, He Lianxuan dan Feng Chaolin sedang dalam pembicaraan kerjasama, dan ketika informasi bocor, penanggung jawab pertama menjadi sangat khawatir. Jika Feng Chaolin meminta bantuan dari pengadilan kekaisaran, itu akan menjadi ancaman besar bagi Hei Feng Gang. Oleh karena itu, dia ingin menyerang Xin Yi sesegera mungkin sebelum ada kesepakatan koordinasi yang solid.

Rencana apa yang akan memuaskan penanggung jawab pertama, namun masih bisa membiarkan Xia Chunyu bekerja dengan He Lianxuan? Ini adalah masalah pelik.

Ye Jiayao terbangun, menggosok matanya yang lelah, meregangkan. Dengan lesu, dia berjalan keluar dari kamar, kelaparan dan siap makan. Dari sudut matanya, dia melihat Chunyu duduk di meja, sebuah tangan menopang dagunya, alisnya dirajut erat-erat saat dia menulis di selembar kertas. Dia ingin masuk untuk menyambutnya tetapi setelah dipertimbangkan lebih lanjut, dia hanya memutuskan untuk tidak mengganggunya.

Dia membuat sendiri semangkuk bubur daging tanpa lemak dan menggali dengan penuh semangat. Dia kembali ke kamar, siap untuk tidur lagi, ketika dia melihat dia masih dalam posisi yang sama seperti dia meninggalkannya sebelumnya, tenggelam dalam pikirannya.

Ye Jiayao berbalik ke dapur dan mulai membuatkannya sepoci teh. Teh itu adalah Long Jing kelas atas dan dia mendengar bahwa teh itu diserbu oleh sekelompok pedagang dari selatan. Dicampur dengan air panas, daun teh hijau yang lembut perlahan-lahan terbuka, seperti tunas yang tumbuh dari cabang, aromanya yang dalam meresap keluar.

Ye Jiayao berjalan ke ruang kerjanya dengan lembut, meletakkan teh di tangan kanannya, berkata dengan lembut, "Nikmati secangkir teh untuk menjernihkan pikiranmu."