CSODD – Chapter 84

Bab 84 – Paket Iris (Bagian 1)

Penerjemah: ConformChild (Novel & Chill)

Editor: ConformChild (Novel & Chill)

Korespondensi yang perlu ditulis oleh presiden Konglomerat Azura masih kosong sampai sekarang karena insiden pengucilan.

Ada banyak sekali korespondensi yang harus ditulis untuk kerusakan yang terjadi pada kerusuhan dan terburu-buru setelah konvergensi.

Yang tersisa saya lakukan adalah menanggapi surat-surat yang kami terima dari perusahaan lain. Sepertinya saya harus begadang menulis korespondensi.

Saya sedikit menyesal bahwa saya harus bekerja lebih dari rutinitas saya yang biasa. Namun, kantor saya adalah tempat untuk menyelesaikan pekerjaan. Bukan tempat untuk menangisi kesalahan masa lalu.

Aku jatuh ke bagian belakang kursiku, dan aku melemparkan pena tinta ke mejaku.

Baru-baru ini, saya mulai mengambil postur ini lebih banyak ketika saya lelah.

"Hei, Sei …" (Iris)

Dia mungkin di sini untuk mengumpulkan surat-surat yang telah saya tulis sejauh ini.

"Ya, ada apa?"

"Kali ini, Pangeran Kedua telah mendekati tiga perusahaan dan menghancurkan mereka. Apakah Anda pikir Azura Conglomerate harus mengakuisisi tiga perusahaan dengan membeli mereka? "(Iris)

Sei tampak sangat terkejut setelah saya menanyakan pertanyaan itu. Tetapi setelah beberapa saat, dia menjadi tenang.

“… Kenapa kamu tiba-tiba berbicara seperti ini? Sebelum ini, belum pernah Anda dengar ada perisai di belakang pangeran kedua. Apakah tindakan yang Anda pikirkan tentang tindakan tidak menyarankan perilaku pembalasan? Apakah Anda yakin ingin melawan Pangeran Kedua? "(Sei)

Koreksi. Tatapannya yang tenang nampak seperti fasad yang menyamarkan kekhawatiran mendalam yang dimilikinya untukku.

"Aku setuju … tapi tidak. Menurut pendapat saya, lebih baik menunjukkan belas kasihan kepada tiga perusahaan jika kita membelinya. Seperti yang bisa Anda tebak, manajemen perusahaan memburuk dan sebagian besar karyawannya berhenti. Kami sangat membutuhkan karyawan saat ini. Selain itu, cara berpikir Pangeran Kedua juga cacat. Dia menganggap perusahaan sebagai alatnya. Dia menyingkirkan perusahaan ketika dia pikir itu merusak pandangannya. ”(Iris)