Chapter 143: Love Story

Bab 143: Kisah Cinta

Penerjemah: Editor Transn: Transn

Tie Hanfeng telah menghabiskan sepuluh tahun mempersiapkan perampokan ini, tetapi hanya menggunakan sekitar setengah jam untuk melaksanakan rencana ini.

Karung Zhou memiliki wajah yang panjang dan hidung bengkok dan biasanya terlihat sangat muram. Setelah melihat seorang tukang mesin muda menghalangi jalannya, dia sedikit terkejut tetapi sama sekali tidak khawatir. Ketika dia mengarahkan pandangannya pada si tukang mesin, dia menemukan dia agak akrab. "Apakah aku pernah bertemu pemuda ini sebelumnya? Apakah dia …" Karung Zhou berpikir dan kemudian menoleh ke belakang ke arah Tie Hanfeng, berharap mendapat jawaban dari temannya. Tie Hanfeng tetap sahabat karib Sack Zhou selama bertahun-tahun dan menemaninya sepanjang perjalanan. Saat bepergian, mereka berulang kali menyatakan betapa mereka benci saling menjauh. Bahkan saudara yang sebenarnya tidak sedekat yang terlihat.

Di luar dugaan Zhou, ketika dia melihat "sahabatnya" Tie Hanfeng, pria lumpuh itu sibuk membantai para pelayan dan pengawalnya dengan pedang.

Karung Zhou memiliki 14 pelayan, 10 gerobak sapi dan beberapa kuda.

Seperti dua ikan besar yang mengepung dan melahap sekawanan ikan kecil, Tie Hanfeng dan Slave Huan bekerja bersama untuk membunuh para pelayan Sack Zhou. Salah satu dari mereka mengusir orang-orang, dan yang lain memotongnya semudah menuai gandum.

Adapun Sack Zhou, dia diserahkan ke Tie Hanfeng. Si cacat berperilaku sangat profesional di seluruh proses. Meskipun dia tidak menyukai profesinya sebagai seorang pembunuh, dia sudah terbiasa dengan semua kode profesi ini dan dengan demikian tidak akan pernah ragu untuk membunuh target apa pun meskipun orang itu adalah salah satu teman baiknya. "Tanpa aku, kamu akan berakhir seperti orang biasa. Beruntung kamu menikmati hidupmu sebagai orang kaya selama 10 tahun terakhir." Tie Hanfeng mengatakan ini kepada Sack Zhou sebelum membunuhnya sebagai cara untuk menunjukkan kekhawatirannya kepada temannya.

Setelah akta itu selesai, Tie Hanfeng mengemudikan gerobak sapi dan menuju wilayah Golden Roc Fort bersama dengan Slave Huan. Tak lama setelah mereka memasuki wilayah itu, mereka bertemu dengan karavan unta. Tie Hanfeng memberikan jarahannya kepada bos karavan dan bertukar bisikan dengannya sebelum kembali ke Jade City dengan kecepatan tinggi bersama dengan muridnya.

Bagi Gu Shenwei, aksi perampokan ini berakhir di sini. Dia hanya melakukan ini untuk membalas kebaikan Tuan Shifu-nya. Dia bahkan tidak meminta bagian dari jarahan. Dia juga tidak menanyakan berapa banyak uang yang dimiliki Sack Zhou atau ke mana uang itu pergi.

Mereka kembali ke tempat mereka di kota tepat pada waktunya. Saat mereka tiba, anggota lain dari Batalyon Bendera Kecil sedang bersiap untuk kembali ke Golden Roc Fort. Enam hari dari sekarang, si kembar akan merayakan ulang tahun mereka.

Di antara semua murid di Batalyon Bendera Kecil, hanya Pembantu Lotus yang tahu di mana Slave Huan berada hari ini. Setelah mengambil dua pedang dari Blacksmith Village, dia datang untuk mengunjunginya dan memberinya pedang dengan karakter "Yun" diukir di gagangnya, sementara dia menyimpan yang lain membawa karakter "Huan". Kejadian ini memicu banyak desas-desus tentang percintaan mereka di antara remaja lainnya. Yang lain terus mendiskusikan tentang mereka sampai mereka memasuki Kastil Batu. Sejak saat itu, mereka lebih peduli siapa yang akan mendapatkan sabuk merah.

Kualitas pedang yang dibuat oleh Tuan Hong melebihi harapan Gu Shenwei. Pertama kali dia mencengkeram porosnya, dia senang dan pada saat yang sama, dia merasa sakit karena entah bagaimana mengingatkannya pada bau darah.

Pandai besi tua itu tampaknya telah menebak niat mereka yang sebenarnya dan karenanya telah menghasilkan senjata tajam alih-alih tanda cinta untuk mereka. Bilah pedang itu terbuat dari baja, tampak mengilap seperti permukaan genangan air yang jernih, sementara yang kurang berani bahkan tidak berani menatap langsung ke permukaan seperti cermin. Ketika dia menimbangnya di tangan, dia merasa bahwa beratnya sangat ideal dan akan mudah digunakan selama pertarungan.

Dia harus mengakui bahwa gagasan Maid Lotus ini brilian. Dia berulang kali menghunus pedangnya untuk memeriksanya dengan mata menghargai. Adapun pedangnya, sekarang dia menganggapnya sepotong besi tua.

Tie Hanfeng tidak menyembunyikan cemoohannya atas perilaku Slave Huan sama sekali. Hanya ada satu kali ketika dia membuat pengecualian; dia memeluk muridnya di bahu sambil berkata dengan sungguh-sungguh, "Hati-hati. Sama seperti Anda, wanita di East Castle memiliki bekas luka di seluruh tubuh mereka. Anda mungkin merasa itu bisa sedikit … kasar, ketika saling bergesekan, hum, tapi mungkin Anda akan menyukainya. "

Sebagai salah satu manajer Batalyon Bendera Kecil, Tie Hanfeng harus kembali ke Kastil Batu untuk menyerahkan tugasnya kepada penggantinya. Begitu muridnya menjadi pembunuh sabuk merah, dia akan mematahkan pedang dan pensiun. Ketika itu terjadi, dia akan bisa pindah ke rumahnya di Kota Utara dan menjalani kehidupan yang bahagia di masa tuanya.

Memikirkan masalah ini memberinya kesenangan besar dan mengubahnya menjadi kotak obrolan. Dia tidak berbicara tentang apa pun kecuali bagaimana dia membayangkan hidupnya akan setelah pensiun.

"Hal pertama yang saya inginkan adalah minuman keras. Saya akan minum sebanyak yang saya inginkan sampai saya mati. Yang kedua adalah wanita. Saya akan minum sampai mati ketika berada di atas seorang wanita. Wanita itu akan mewarisi setengah dari saya aset, dan aku akan meninggalkan setengahnya untukmu, "kata Tie Hanfeng kepada Slave Huan.

Gu Shenwei mengalami kekesalan tak berujung Tie Hanfeng hari demi hari dan bahkan membelikannya beberapa minuman keras untuk menyenangkannya. Dia melihat ini sebagai cara untuk menunjukkan rasa terima kasihnya kepada Tuan Shifu-nya.

Pada hari ketiga setelah mereka kembali ke Kastil Batu, Tie Hanfeng minum banyak minuman keras saat makan siang, tetapi dia tidak tidur siang. Tiba-tiba dia terdiam dan tidak bisa berkata-kata sampai sore. Ketika dia berbicara lagi, dia menjadi agak sentimental seperti penyair.

Gu Shenwei menduga bahwa itu mungkin cuaca yang mempengaruhi suasana hati pembunuh tua itu. Langit telah tertutupi oleh awan gelap sepanjang pagi, dan salju mulai turun di sore hari. Dia memindahkan kursi Tie Hanfeng ke dalam rumah tetapi membuka semua jendela dan pintu, karena Master Shifu-nya tidak menyukai ruang tertutup. Selama dia tahan dingin, dia lebih suka tidur di udara terbuka. Melihat kepingan salju menghantam tanah dan mencair, Tie Hanfeng mulai mengingat kisah hidupnya sendiri.

"Tuanku Shifu adalah orang jahat. Aku berharap dia akan disiksa di neraka. Aku juga bukan orang yang baik. Aku harus pergi ke neraka setelah aku mati. Mengingat itu, aku harus menikmati kesedihanku. hidup sebanyak yang saya bisa, sehingga saya akan memiliki kenangan indah tentang hari-hari kemuliaan saya untuk membantu saya menanggung siksaan neraka. "

.

Setelah jeda, Tie Hanfeng melanjutkan, "Segala sesuatu dalam hidup kita adalah ilusi. Seorang bhikkhu mengatakan kepada saya bahwa hidup kita tidak lain hanyalah mimpi. Mereka sementara, seperti gelembung, tetesan embun atau baut kilat. Itulah sebabnya Kuil Six Kills di benteng didirikan tablet batu dengan kata-kata 'Enam putaran reinkarnasi, tidak ada pemusnahan.' Kita akan mati cepat atau lambat, dan setelah kita mati, kita akan bereinkarnasi dalam bentuk manusia atau hewan. Dalam hal ini, kita tidak pernah bisa membunuh semua orang di dunia. Tidak pernah. "

Gu Shenwei merasa sangat lucu mendengar Tie Hanfeng, seorang pembunuh yang tidak beragama, berbicara tentang doktrin Buddhis. "Orang tua yang cacat ini tidak pernah menjadi pembunuh yang serius, tetapi sekarang dia meratapi bahwa dia tidak akan pernah bisa membunuh semua orang di dunia. Ini benar-benar konyol," pikir Gu Shenwei. Dia yakin bahwa dia sendiri tidak akan pernah memikirkan hal seperti ini, karena dia hanya ingin membunuh sejumlah orang.

Yang mengejutkannya, Tie Hanfeng tiba-tiba mengganti topik pembicaraan. "Kulitnya seputih salju, dan jari-jarinya hangat dan lembut. Ketika dia menyentuhku, aku merasa seperti dicium oleh angin, dan semua bekas lukaku sepertinya meleleh dalam angin itu."

Sambil mengatakan ini, Tie Hanfeng memiliki pandangan menerawang di matanya dan bahkan lupa untuk menyesap anggurnya. "Bocah bermarga Xu itu benar. Seorang pria akan selalu jatuh cinta dengan wanita pertama yang ditidurinya. Aku tidak bisa melupakannya, tidak peduli berapa banyak wanita yang telah tidur denganku setelah kami berpisah. Setiap wanita setelahnya kelihatannya untuk menyerupai dia dalam beberapa cara. Di mata saya, mereka hanya bagian dari dirinya. "

Tie Hanfeng kemudian menceritakan pada Gu Shenwei kisah cinta yang paling tak terlupakan, yang telah terjadi sebelum dia lumpuh dan berwajah merah.

Tie Hanfeng belum pernah berhubungan intim dengan seorang wanita sampai dia berusia 13 tahun. Sebelum itu, dia adalah seorang magang luar biasa yang tenggelam dalam kekerasan dan kemudian seorang pembunuh tanpa ampun yang loyal hanya kepada tuannya.

Kali pertamanya jauh dari sempurna. Sebagai seorang pembunuh, goloknya seperti perpanjangan tangannya dan dia bisa membunuh seseorang dalam hitungan detik, tetapi dia terlihat agak canggung dan kikuk di tempat tidur. Dia sangat kaku sehingga sulit untuk berguling di tempat tidur itu. Dia merasa seluruh tubuhnya sekeras batu kecuali satu titik. Tempat itu, yang sangat mengecewakannya, tidak bisa bertahan cukup lama. Dia mencoba setiap trik yang dia tahu tetapi masih gagal membuatnya merasa nyaman.

Mereka terus berusaha hampir sepanjang malam. Pada awalnya, mereka mengobrol satu sama lain sesekali, tetapi secara bertahap, mereka berdua kehilangan kesabaran dan menganggap hal ini sebagai pekerjaan yang membosankan. Mereka berhenti mengobrol dan fokus mencoba membuat hal kecil itu tetap sulit untuk waktu yang lama.

Dia begitu setia dan dengan hati-hati mencoba semua trik yang telah dia pelajari atau dengar tentangnya lagi dan lagi, seperti seorang penenun menerapkan dirinya dengan rajin pada tugas menenunnya.

Sementara itu, dia berbaring telentang seperti seekor domba yang menunggu untuk didorong oleh gembalanya, dengan tulus berharap bahwa ini akan segera berakhir dan dengan cara yang memuaskan.

Setelah lilin terbakar, dia menghela nafas dan berhenti mencoba. Dia meletakkan kepalanya di lengannya dan menyentuh setiap luka di dadanya dengan jari-jarinya yang lembut dan hangat, sambil berkata, "Ayo tidur." Kalimat singkat ini entah bagaimana selamanya diabadikan dalam hatinya.

Setelah mendengar kalimat ini, dia benar-benar terbebas dari kecemasan dan tertidur bahkan sebelum dia benar-benar menutup matanya. Dia belum pernah tidur nyenyak sebelumnya.

Ketika dia bangun pada sore hari berikutnya, dia mencium sesuatu yang manis dan merasakan gelombang demi gelombang rasa manis itu terpancar dari bantal, tirai tempat tidur, kota di luar ruangan dan laut, yang dia dengar tetapi tidak pernah terlihat sebelumnya, bergegas ke arahnya. Dia kewalahan oleh mereka dan tiba-tiba jatuh cinta dengan wanita yang berbaring di sampingnya.

Dia melemparkan dirinya di atas dirinya dan tanpa bimbingan apa pun, dia menyelesaikan hal yang selalu ingin mereka lakukan. Sekali, dua kali … dia terus mengulanginya sampai dia kelelahan.

Dalam tiga hari berikutnya, para kekasih terus saling membelai dan bercinta satu sama lain. Keduanya menolak untuk turun dari tempat tidur dan langsung mengirimkan makanan kepada mereka.

Kisah cinta Tie Hanfeng terdengar sangat aneh dan menegangkan pada awalnya, tetapi sama seperti kisah cinta pelacur dan klien mereka lainnya, kisah itu berakhir dengan agak konvensional.

Tie Hanfeng tidak bisa lagi mentolerir rasa sakit perpisahan darinya dan fakta bahwa dia adalah seorang pelacur setelah mereka bersama selama sebulan, jadi dia membeli kembali kebebasannya dan menyewa rumah untuk tinggal bersama dengannya. Dia berjanji bahwa dia tidak akan pernah lagi menerima klien, dan dia berjanji untuk berhenti minum dan fokus pada pekerjaannya sebagai pembunuh.

Mereka hidup bahagia bersama selama setahun sebelum semuanya berakhir.

Bagi Tie Hanfeng, sulit untuk berhenti minum. Dia tertarik tidak hanya oleh alkohol tetapi juga oleh suasana di dalam bar-bar di Kota Selatan. Dia paling menikmati dirinya sendiri ketika duduk dengan tenang di sebuah kedai yang bising. Ketika dia dikurung di rumahnya, dia merasa seperti ikan keluar dari air. Dia tidak bisa bernapas, dan sebuah suara terus berdengung di kepalanya, mendesaknya untuk kembali ke air.

Pelacur juga bosan. Si pembunuh, yang tubuhnya dipenuhi bekas luka, dengan cepat kehilangan mistiknya dan berubah menjadi manusia biasa yang masam, licik, dan pecandu alkohol.

Tie Hanfeng lupa yang disarankan salah satu dari mereka untuk putus. Dia hanya ingat bahwa setelah meninggalkan "rumah" itu, dia segera kembali ke kehidupan lamanya. Sejak saat itu, wajahnya menjadi semakin merah dari tahun ke tahun dan kemampuan pedangnya semakin baik setiap hari. Adapun pelacur, dia meninggalkan Jade City dengan pria lain, mencari kehidupan baru.

Setelah menyelesaikan cerita ini, Tie Hanfeng meminum minuman keras dalam cangkirnya tanpa henti nafas. "Bahkan aku sendiri tidak tahu bahwa aku masih mengingatnya dengan jelas. Kau mungkin merasa bahwa aku bukan diriku sendiri hari ini, kan? Hur, Hur, tidak apa-apa. Semakin banyak beban yang kita lepaskan, semakin bebas kita." "Tentu saja. Setiap pembunuh harus melalui proses seperti itu. Ini tidak harus tentang seorang wanita. Mungkin sesuatu yang lain."

Kejujuran dan keterusterangan Tie Hanfeng membuat Gu Shenwei merasa tidak nyaman. Dia tidak tahu bagaimana menanggapi Tuan Shifu-nya, karena dia tidak bisa melepaskan bebannya atau menceritakannya kepada Tuan Shifu-nya.

Meski begitu, dia masih merasa bahwa dia harus mengatakan sesuatu dan memutuskan untuk berbagi rahasia kecil dengan Tie Hanfeng. "Aku benci darah. Aku merasa mual setiap kali melihatnya. Bagaimana aku bisa membuang beban ini?"

Di luar harapan Gu Shenwei, Tie Hanfeng tidak mencemoohnya sama sekali. "Kamu tidak bisa begitu saja membuang kebencianmu. Kamu harus terbiasa dengan hal itu. Begitu kamu melakukannya, kamu tidak akan menganggapnya sebagai beban lagi. Ceritakan rahasia lain kepadamu. Bercinta dengan seorang wanita selalu membuatku stres, tapi … semakin gugup aku merasa, semakin banyak seks yang aku inginkan. Hahaha, lambat laun aku terbiasa dan mengubahnya menjadi kekuatan pendorong dalam kehidupan seksku. "

Gu Shenwei dan Tie Hanfeng belum pernah sedekat ini sebelumnya. Selama momen ajaib ini, mereka merasa bahwa mereka memahami rasa sakit satu sama lain untuk pertama kalinya.

"Namanya Zi Linglong, dan dia pergi ke Shu-lik. Sekarang, dia mungkin sudah mati atau jelek. Jika kamu kebetulan bertemu dengannya suatu hari nanti, bunuh dia dan jangan pernah memberitahuku seperti apa tampangnya sekarang," kata Tie Hanfeng.

Mereka mulai tertawa. Gu Shenwei bahkan menuang minuman untuk dirinya sendiri dan kemudian bersulang untuk Tie Hanfeng. "Bagaimana kamu bisa lumpuh? Karena beberapa wanita lagi?" Gu Shenwei bertanya dengan nada ramah. Dia belum pernah menyebut ini sebelumnya, karena hampir merupakan hal yang tabu untuk berdiskusi dengan seorang pembunuh tentang ketidaksempurnaan fisiknya.

Tie Hanfeng tertawa terbahak-bahak dan menjawab, "Ya, agak. Dua tahun yang lalu, saya berada di sebuah misi untuk membunuh beberapa orang, dan kemudian, Anda tahu, sebagai hal rutin, kami memperkosa seorang wanita. Tidak ada di antara kami yang menemukan bahwa kami telah membunuh orang yang salah selama misi, dan ketika kami kembali ke benteng, Tuan Muda Kedelapan berkobar. Karena saya adalah pembunuh Tuan Muda Ketiga dan sedang diperbantukan dari tim pembunuh tuan saya. Saya hanya ditikam di tangan saya. kaki. Aku sangat beruntung dibandingkan dengan pembunuh tuan muda itu sendiri. Tangan kanan mereka dipotong oleh tuan mereka. "

Setelah mendengar ini, Gu Shenwei merasakan semua darahnya mengalir deras ke kepalanya, yang menyebabkannya hampir pingsan.

"Tapi, jujur ​​saja denganmu, wanita itu luar biasa. Aku masih merasa senang ketika memikirkannya. Sayang sekali dia terbunuh," seru Tie Hanfeng.

Dia sangat tenggelam dalam kenangan bahagia dan benar-benar tidak menyadari perubahan tiba-tiba muridnya dalam ekspresi wajah.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.