Chapter 165: Dressed in Purple

Bab 165: Mengenakan Ungu

Penerjemah: Editor Transn: Transn

Doktor Sun dari Kota Utara dan Immortal Peng dari Kota Selatan terkenal di dalam tembok Kota Giok, dan sementara yang satu membutuhkan ketenaran dan kekayaan sebelum dapat berkunjung ke Dokter, seseorang hanya dapat mengandalkan nasib untuk bertemu Immortal Peng.

Tidak banyak yang ditakdirkan untuk bertemu dengannya, dan sebagian besar yang memiliki kesempatan seperti itu akan sangat senang. Tidak pernah ada yang takut, seperti Xu Xiaoyi yang hampir membasahi celananya.

"Saya?"

"Um, kamu."

"Tidak, tidak, kamu salah. Aku, aku hanya pengikut. Dia adalah tuan."

Xu Xiaoyi mengangkat tangannya setengah dan membawanya kembali, melirik cepat ke Brother Huan.

Pemuda itu sangat yakin dan berkata, "Itu pasti Anda."

Gu Shenwei mengangguk, menyiratkan bahwa Xu Xiaoyi bisa melihat Immortal Peng; karena Xu tidak tahu kung fu, dia tidak perlu khawatir tentang insiden apa pun yang bisa terjadi.

Xu Xiaoyi bangkit dengan gugup, dan berjalan menaiki tangga karena sikap pemuda itu.

Pemuda itu tetap di belakang dan menurunkan pandangannya, berubah dari master kungfu menjadi budak yang patuh dalam sekejap.

Suasana damai berlangsung selama setengah jam. Sementara Xu Xiaoyi belum kembali ke bawah, saling pengertian magis dibangun antara dua pembunuh, yang bahkan belum saling bertukar pandang.

Budak Jing tiba-tiba bergerak lagi, dan ditekan oleh pemuda sekali lagi ketika pedangnya ditarik setengah.

Gu Shenwei menunggu momen optimal untuk bergerak, dan saat itulah pemuda selesai bergerak dan belum mengalihkan perhatiannya ke arahnya.

Pedang itu membuka luka dangkal di garis di leher pemuda itu. Gu Shenwei merasa menyesal, seolah-olah dia menggunakan pedang, dia bisa membunuh ahli kungfu ini dan membawa ilmu pedang ke tingkat berikutnya.

Pemuda itu terhuyung-huyung tiga kali, dan kali ini semua orang di kedai teh merasa kaget berbalik untuk menghadapi si pembunuh. Banyak dari mereka mencapai di bawah meja mereka.

Ada 29 variasi berbeda yang dicatat dalam Kitab Kematian tetapi hanya ada satu gerakan. Jika lawan memiliki tingkat keterampilan rata-rata dalam kung fu, Gu Shenwei bisa terus menyerang berulang kali tanpa mempertimbangkan pertahanan, tetapi lawannya adalah seorang ahli, dan ia hanya bisa menunggu kesempatan berikutnya.

"Teknik parang yang bagus," puji pemuda itu. Dia bahkan tidak peduli tentang luka di lehernya dan ekspresi sopan seperti perempuan tidak berubah. Para tamu lain kembali ke teh mereka sekali lagi.

Gu Shenwei meletakkan pedang yang ditarik di atas lututnya dan berkata, "Ini masih agak kurang."

"Aku Chu Yangjun, dan aku belum mendapatkan namamu yang terhormat, Tuan." Pemuda itu berbicara menunjukkan dirinya seolah-olah mereka baru saja bertemu, dan memberikan namanya. Sikapnya berubah lebih ramah juga.

"Aku datang untuk mencari seseorang, dan hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan." Pembunuh tidak memiliki kebiasaan mengumumkan nama atau afiliasi mereka. Gu Shenwei masih terjebak pada permintaan awal ini.

Pria yang telah merias wajah datang mendekat dan membisikkan beberapa kata ke telinga Chu Yangjun.

"Jadi kamu adalah Yang Huan, pembunuh dari Masyarakat Kun. Aku sudah lama mengagumi ketenaranmu."

"Kamu menyanjung saya. Saya di sini bukan untuk mencari masalah, tetapi hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan sederhana. Jika dia ingin menjawab saya, dia bisa, jika dia tidak ingin itu juga baik-baik saja. Saya tidak ingin memaksanya . "

Chu Yangjun menunduk dan berpikir sejenak sebelum berkata, "Baik, tapi aku punya satu syarat."

"Berdoalah katakan."

"Orang yang kamu cari sedang duduk di sini, Manajer Yang dapat mencarinya dan menanyainya, tetapi kamu hanya memiliki satu kesempatan, apakah itu baik-baik saja?"

Gu Shenwei mengangguk, masih memegang pedang dan duduk di tempat yang sama. Setelah beberapa saat, dia bangkit dan berjalan ke seorang lelaki tua bungkuk yang memiliki rambut putih, kulit keriput dan kasar dan benjolan tumbuh di kepalanya. Dia berkata kepada lelaki tua itu, "Jika aku jadi kamu, aku tidak akan terlalu berat menyamar, juga aku tidak akan terus mencari-cari."

Pria tua itu tak berdaya menatap Chu Yangjun sekali dan menghela nafas saat dia menegakkan punggungnya. "Aku tahu apa yang ingin kamu tanyakan, tapi aku benar-benar tidak punya apa-apa untuk dikatakan, kematian Marquis Gao tidak ada hubungannya denganku. Aku benar-benar tidak menyaksikan apa pun, dan ketika Zhou Huan meninggal aku sudah kembali ke sini. Terlebih lagi , itu tidak ada hubungannya dengan saya. "

"Bisakah kita berbicara secara pribadi?"

Chu Yangjun memotong untuk menyangkal sebelum Qi Da yang menyamar punya kesempatan untuk berbicara. "Aku khawatir itu tidak mungkin. Jika orang lain tahu bahwa dia berbicara secara pribadi denganmu, itu akan membawa lebih banyak masalah."

"Kalau begitu kita akan bicara di sini. Aku percaya kata-katamu, bahwa kamu tidak ada hubungannya dengan kematian Marquis Gao." Gu Shenwei berhenti sejenak sebelum mengeluarkan pertanyaan yang mengganggunya, "Bagaimana Marquis Gao mendapat masalah dengan master khusus itu, dan membuatmu dimarahi?"

Sementara wajah Qi Da ditutupi banyak lapisan penyamaran dan tidak ada yang bisa mendeteksi perubahan dalam ekspresi wajahnya, mulutnya ternganga dan dia tidak bisa berkata-kata. Gu Shenwei tahu bahwa dia telah menebak dengan benar, dan bahwa Qi Da adalah orang yang berdebat dan mendapatkan banyak uang dari Tuan Yu dari percakapan yang didengar Slave Jing.

"A-aku …"

"Aku bilang aku tidak akan memaksa siapa pun. Jika kamu tidak ingin berbicara, itu baik-baik saja, tetapi kamu harus mempertimbangkan apakah orang lain akan mempercayaimu."

Gu Shenwei tidak tahu yang mana dari kata-katanya yang memprovokasi Qi Da, dan yang terakhir tiba-tiba menjadi tabah. "Saya tidak tahu apa-apa, saya juga tidak mengerti apa yang Anda bicarakan. Jika Anda tahu aturannya, jangan ajukan pertanyaan lain," kata Qi Da.

Gu Shenwei mundur kembali ke posisi semula, dan berkata kepada Chu Yangjun, "Dan seperti ini, saya telah menyelesaikan pertanyaan saya."

"Ini yang terbaik." Chu Yangjun tampaknya menjadi lebih ingin tahu tentang pembunuh ini, saat dia menatapnya tanpa merusak tatapannya. "Apakah kamu menggunakan pedang?"

"Aku tidak, pedang itu adalah hadiah dari orang lain."

"Itu benar, Ye Silang mengatakan kamu adalah seorang pendekar pedang, tetapi selama duel kamu dengan dia kamu tidak menggunakan pedang, dan begitu juga kamu hari ini."

Xu Xiaoyi berjalan menuruni tangga dengan ekspresi aneh di wajahnya, tampak seperti selamat dari beberapa bencana besar, saat dia merasakan campuran kebahagiaan dan kesedihan. Seolah-olah cara seluruh dunia tampak telah berubah di matanya.

Begitu mereka melangkah keluar dari Joy Pavilion, Xu Xiaoyi tidak sabar untuk berbagi kekayaan hidupnya dengan yang lain. "Immortal Peng adalah dewa yang nyata dan hidup, dia …"

Yang mengecewakannya, Saudara Huan bahkan tidak sedikit pun tertarik dengan masalah ini dan menyeretnya untuk pergi. "Kamu bisa membicarakannya nanti," katanya.

Yang mengejutkan dan membuatnya takut adalah bahwa Brother Huan tiba-tiba mengubah arah dan secara tak terduga berlari lurus menuju jalan seorang pria berpakaian bagus. Pria itu bersandar di pintu dan tampaknya terkejut dengan peluang bisnis ini. Dia berkata, "Saya hanya menerima satu pelanggan pada suatu waktu, jika Anda bertiga …"

Tanpa menunggu dia selesai, Gu Shenwei mendorong pria itu dan menyeret Xu Xiaoyi ke kamar.

"Oh, kamu tidak perlu tergesa-gesa," kata pria yang sedikit tidak bahagia.

"Kalian berdua tinggal di sini, tidak ada yang seharusnya pergi ke luar."

Gu Shenwei memberikan instruksinya, mendorong jendela belakang terbuka dan melompat keluar.

Xu Xiaoyi dan pria itu kaget sekali dan saling memandang. Ketika mereka hendak menyuarakan pertanyaan mereka pada saat yang sama, Budak Jing mengeluarkan pedangnya, dan ada keheningan langsung di ruangan itu.

Ada bentangan tembok tinggi beberapa meter dari belakang ruangan, memisahkan Hope Alley dari tempat-tempat lain. Tanah di sekitarnya dipenuhi sampah dan bahkan salju sepanjang musim dingin tidak bisa menyembunyikannya.

Gu Shenwei berjalan cepat ke depan ke dinding, sampai ke bagian belakang Joy Pavilion. Tidak ada yang memperhatikannya pada akhirnya.

Kalimat terakhir yang dibicarakan Qi Da sepertinya mengarah pada beberapa petunjuk, dan Gu Shenwei merasa bahwa dia tidak salah menebak. Karena itu dia berjalan sekali berkeliling sambil melihat dengan seksama dan menemukan apa yang dia cari di tempat yang terletak di kaki tembok.

Seseorang telah menggunakan air dari salju untuk menulis beberapa baris, dan itu ditulis dengan sangat ringan. Jika Gu Shenwei datang sedikit kemudian, dia memperkirakan bahwa kata-kata itu akan hilang.

"Marquis Gao menginginkan uang dari tuannya, tuan itu berkata telah diberikan sebelumnya dan meminta Marquis Gao untuk mengetahui batas kemampuannya. Tidak ada yang lebih jauh."

Inilah yang Qi Da ingin sampaikan pada pembunuh Yang Huan, dan itu adalah isi dari argumennya dengan Tuan Yu pada malam itu.

Gu Shenwei sedikit terkejut, dia berpikir bahwa orang yang meminta uang adalah Shangguan Yushi. Dia bingung ke mana Shangguan Yushi mendapatkan uang untuk memberi Marquis Gao, dan juga mengapa dia ingin memberikannya kepadanya.

Dia mengambil segenggam salju, menghapus kata-kata dan menelusuri kembali langkahnya. Setelah berjalan untuk jarak pendek, dia memperhatikan bahwa jalan di depannya terhalang.

Chu Yangjun yang berpakaian ungu berdiri di atas bungkusan salju kecil, dan sepertinya kakinya tidak menyentuh tanah dan telah menghindari sejumlah besar sampah. Dia memegang pedang di tangannya.

Namun pendekar pedang lain.

"Seorang pendekar pedang seperti pemain catur; jika dua dari mereka bertemu dan tidak bermain bersama, itu akan menyebabkan penyesalan abadi bagi mereka. Tolong beri saya pencerahan."

Gu Shenwei menggenggam gagang parangnya.

"Tidak ada orang lain di sini, apakah Anda tidak ingin menggunakan pedang, Tuan?"

Gu Shenwei memiliki seperangkat prinsipnya sendiri, dan melawan seorang penantang yang datang mencarinya atas kemauannya sendiri, dia tidak ingin menunjukkan kung fu aslinya.

"Pedang adalah peralatan yang tidak berguna."

Chu Yangjun tidak tergerak oleh ejekan ini dan tidak lagi meminta si pembunuh untuk menggunakan pedang. Lengan bajunya mengepakkan angin dan sepertinya dia akan melayang setiap saat.

Keduanya terkejut. Mereka tidak dapat mendeteksi niat membunuh dari pihak lain, dan seolah-olah tidak ada yang siap untuk melakukan langkah pertama.

Gu Shenwei sedang mencari energi hidup dari lawan ini, tetapi Chu Yangjin berbeda dari yang lain. 'Qi' -nya lebih jernih namun mengalir lebih cepat, dan setiap cacat yang muncul dengan cepat menghilang dalam sekejap. Gu Shenwei sebenarnya tidak bisa menemukan saat yang tepat untuk menyerang.

Duel ini berakhir dengan tiba-tiba. Tidak yakin mengapa Chu Yangjin berubah pikiran. Dia hanya berkata, "Aku akan pergi," sebelum melompat ke atap dan menghilang.

Gu Shenwei menoleh dan melihat bahwa sebuah jendela di lantai tiga Joy Pavilion terbuka. Dia sangat yakin bahwa jendelanya telah ditutup.

Gu Shenwei merasa bahwa Napas Internal-nya tidak berjalan lancar. Setelah menggunakan kapal pedang Death Scripture, seseorang harus memusatkan seluruh konsentrasi mereka, dan begitu keadaan ini mencapai puncaknya tetapi tidak dilepaskan, itu akan menyebabkan kerusakan besar pada tubuh seseorang. Dia telah menghadapi penyimpangan qigong karena ini sebelumnya, dan akhir-akhir ini dia berada dalam situasi di mana dia seharusnya memukul tetapi tidak bergerak.

Di antara titik-titik tekanan Baihui dan Xuanji-nya, masih ada dua bagian dari Kekuatan Periferal yang tidak ditembus selama beberapa bulan ini. Gu Shenwei berharap bahwa mereka tidak akan memperumit masalah pada saat ini.

Gu Shenwei meninggalkan pria itu dengan make-up tebal batangan perak, dan meninggalkan Hope Alley bersama Slave Jing dan Xu Xiaoyi. Dia mendapatkan informasi penting, tetapi alih-alih menjawab pertanyaannya, keraguan di hatinya semakin meningkat.

Memikirkan bahwa seorang Marquis akan meminta uang dari seorang master wanita dari Kastil Batu, dan bahkan mendapatkan apa yang dia harapkan sekali saja. Gu Shenwei tidak dapat memahami logika di baliknya, dan bahkan curiga bahwa komandan Zhong Heng telah memanfaatkannya lagi. Petunjuk yang diberikan oleh rubah tua itu diberikan karena suatu alasan.

Petunjuk yang bisa dia kejar semakin sedikit, tetapi dia hanya setengah langkah menjauh dari kebenaran.

Gu Shenwei penuh dengan pemikiran yang mendalam, dan bahkan dua insiden perkelahian machetemen yang dia temui dalam perjalanan kembali tidak berhasil menarik perhatiannya. Sampai ketika mereka berada di dekat benteng Masyarakat Kun, dan teriakan dan jeritan datang dari jauh, dia bereaksi, mengusir Xu Xiaoyi dan berlari dengan Budak Jing kembali ke kediaman.

Pertempuran skala terbesar antara Kun dan Horned Dragon Societies sedang berlangsung.

Pertempuran terjadi di gang yang tidak disebutkan namanya, dan kelompok yang menyerang adalah Perkumpulan Naga Bertanduk. Ratusan machetemen menyerbu maju, gelombang demi gelombang mendorong maju. Kelima Tuan Muda Meng pasti telah membuat tawaran hadiah yang menggoda untuk dapat menyebabkan anak buahnya rela mengorbankan hidup mereka dan menjadi tidak gentar oleh bahaya. Ketika setiap musuh ditabrak, mereka harus mengikuti latihan Kastil Batu dan memenggal kepala lawan.

Jalan kembali ke benteng diblokir, dan kedua pembunuh melompat ke atap untuk bergabung.

Kecuali jika tangan seseorang dipaksakan, pembunuh dan machetemen yang berpengalaman tidak akan pernah dengan sukarela melompat ke jantung pertempuran, itu terlalu ramai di sana, dan tidak peduli seberapa bagus kung fu seseorang, tidak akan ada ruang untuk melepaskannya. Mereka berlari mengitari lingkungan dan hanya mengangkat orang-orang yang tersesat, bertindak seolah-olah mereka adalah pemangsa yang sedang berburu sekawanan besar mangsa. Mereka mundur begitu mereka berhasil, dan membunuh jauh lebih banyak menggunakan metode ini daripada para machetemen tidak efisien yang berteriak sampai mereka menjadi serak.

Ini adalah perkelahian massal yang tidak dapat dikontrol oleh siapa pun, dan hanya ada beberapa machetemen yang masih berjuang untuk mempertahankan formasi parang yang telah dilatih Tuo Nengya. Yang lain terperangkap dan dikelilingi.

Pertempuran berlanjut hingga larut malam. Tetapi tidak ada satu pun lentera yang menyala di Kota Selatan karena itu adalah hari ke 15 bulan pertama Kalender Lunar, ketika ada bulan purnama.

Lebih dari seratus mayat dibiarkan berserakan di jalanan. Para pedagang di Kota Selatan tidak membuka toko mereka untuk bisnis selama tiga hari berturut-turut, dan setiap keluarga telah menutup dan mengunci pintu mereka. Tidak peduli apakah itu malam atau siang, hampir tidak ada orang yang ditemukan di jalan dan, tiba-tiba, Kota Selatan yang ramai telah berubah menjadi kota hantu.

Gu Shenwei telah melepaskan keinginan membunuh yang sudah lama terpendam, membuat beberapa hantu keluar dari pedang, tetapi dia juga telah kehilangan teman penting. Apa yang dia peroleh tidak bisa mengimbangi kehilangannya.

Budak Jing sudah mati.

(Harap simpan dan berikan saran)

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.