Chapter 19: Outbreak

Bab 19: Wabah

Penerjemah: Editor Transn: Transn

"Kakak Ketiga akan kembali." Budak Ji dengan gembira mengumumkan berita itu seperti seorang istri muda menunggu suaminya kembali. Wajahnya penuh harapan. Secara bersamaan, cara dia memandang Slave Huan berubah.

Budak Huan adalah harta yang ingin dikonsekrasikan ke Han Shiqi. Sangat sulit untuk menemukan dermawan di Golden Roc Fort, jadi dia tidak bisa cemburu pada siapa pun.

Gu Shenwei, yang secara paksa bernama "Budak Huan", dibebaskan dari semua tugasnya. Dia tidak melakukan apa-apa setiap hari. Dia hanya beristirahat dan menunggu kunjungan "baik" pembunuh Han Shiqi.

"Tersenyumlah lagi. Sudah berapa kali kukatakan padamu! Jangan terlihat begitu mati." Budak Ji sering memberi kuliah Budak Huan. Dia juga ingin menemukan kesempatan untuk menyampaikan "keterampilan" kepada Slave Huan.

Gu Shenwei hanya bisa berusaha menghindari melihatnya sebanyak mungkin. Han Shiqi dan Slave Yao tidak memiliki koneksi langsung pada awalnya. Segalanya mulai terjalin ketika Budak Yao mengajukan permintaan yang sama dengan Han Shiqi. Selain itu, solusi Gu Shenwei terkait dengan keduanya.

Sebagai kesimpulan, Budak Yao harus mati dan Gu Shenwei perlu mengambil kembali sapu tangan putih. Dia telah menguasai energi Yin dan Yang. Dia bisa mulai mempraktikkan manual pintas. Jika kekuatan Yin dan Yang Strength sama besarnya dengan yang dikatakan ayah Gu Shenwei, dia akan segera membalas dendam.

Sangat berisiko bagi orang-orang untuk mempraktikkan manual pintas, karena Penyimpangan Qigong akan pecah dalam dua atau tiga tahun, tetapi Gu Shenwei tidak peduli. Dia akan membayar berapa pun harganya untuk menyelamatkan saudara perempuannya yang hilang dan membunuh semua musuhnya.

Gu Shenwei tidak lagi peduli dengan hidupnya sendiri. Kadang-kadang dia bahkan berpikir bahwa kematian lebih baik daripada hidup, terutama ketika dia melihat tanda budak di lengan kanannya.

Semakin lama semakin jelas bahwa Budak Yao telah memasuki Penyimpangan Qigong. Indikasinya adalah rasa sakit yang tajam yang memancar dari acupoint Tianchi-nya ke acupoint Tianquan, Quze, dan Neiguan-nya. Sesekali, lengannya akan bergetar tak terkendali.

Gu Shenwei dengan munafik menyarankannya untuk tidak berlatih terlalu cepat. Semakin sering dia mengingatkan Slave Yao, semakin sulit Slave Yao berlatih. Budak Yao tidak menganggap gemetaran lengannya dengan serius dan berpikir bahwa gejalanya akan mereda begitu dia mencapai tingkat yang lebih tinggi.

Gu Shenwei hampir selesai membaca seluruh latihan Kekuatan Yin dan Yang kepadanya. Deskripsi Kekuatan Yang setelah level ketiga begitu menarik Slave Yao sehingga dia bahkan lebih enggan untuk memperlambat latihannya.

Sulit untuk meletakkan dasar yang kuat untuk berlatih Kekuatan Yin dan Yang. Pada awalnya, kekuatannya mungkin tidak sekuat seni bela diri lain sampai batas tertentu. Oleh karena itu, para praktisi tidak akan dapat membentuk kembali diri mereka sendiri hingga mencapai tingkat kedua dari Kekuatan Yin dan Kekuatan Yang.

Gu Shenwei diam-diam mencari sapu tangan putih sepanjang waktu. Dia diam-diam akan mencari Slave Yao sambil membantunya memperbaiki postur tubuhnya, tetapi saputangan putih itu terlalu ringan dan tipis untuk dirasakan dari pakaiannya. Terkadang ketika Budak Yao tidak ada di sana, Gu Shenwei akan memeriksa barang bawaannya. Sayangnya, dia tidak menemukan apa pun.

Budak Yao telah menyembunyikan saputangan putih dengan sangat baik.

Melihat bahwa Han Shiqi segera kembali, Gu Shenwei tidak sabar. Dia pernah ingin meminta bantuan Mama Xue. Namun, dia merasa malu bahwa seorang pembunuh akan menyukai katamit. Selain itu, Mama Xue mungkin tidak mau ikut campur. Juga, dia tidak bisa menyelesaikan masalah utama, yaitu Han Shiqi bisa mengenali Gu Shenwei.

Itu kecuali Gu Shenwei bertengkar seperti sebulan yang lalu ketika wajahnya dipukuli dengan buruk, maka Han Shiqi tidak akan mengenali atau bahkan memiliki minat sedikit pun padanya.

Namun, rencana sederhana ini tidak mudah diimplementasikan. Sebenarnya, hubungan di antara sembilan budak muda ini telah berubah dari ketika mereka baru saja tiba di Golden Roc Fort pada awalnya. Status budak Yao meningkat setiap hari. Dia sepenuhnya mengendalikan lima budak muda. Bahkan Budak Huan dengan suara bulat dianggap sebagai pengikutnya. Hanya Budak Qi dan Budak Xie, dua bersaudara, berdiri sebagai kelompok yang terpisah.

Gu Shenwei lebih suka bersekutu dengan dua saudara ini jika dia membutuhkan teman di Golden Roc Fort, bahkan jika mereka memandang Gu Shenwei hanya sebagai orang yang lewat dan nyaris tidak berbicara dengannya. Gu Shenwei memikirkannya. Dia memutuskan untuk mencari pertengkaran dengan mereka.

Budak Qi tampaknya tidak tahu apa-apa Kung Fu tetapi dia kekar dan memiliki kekuatan. Gu Shenwei berharap dia tidak akan terlalu mengecewakan Slave Qi atau dia bisa terluka parah.

Gu Shenwei perlu menunggu dengan sabar sekarang. Ketika Han Shiqi kembali ke Golden Roc Fort, dia akan bertarung dengan Slave Qi.

Ketika Gu Shenwei bebas, dia biasanya akan duduk di tepi Ghost Cliff. Di sini, Slave Ji tidak akan mengganggunya. Tidak peduli seberapa putus asa dia ingin mengajarkan "keterampilan" kepada Gun Shenwei, dia tidak akan pernah menginjakkan kaki di tempat ini.

Gu Shenwei sering bertanya-tanya berapa banyak mayat yang dilemparkan ke Ghost Cliff. "Apakah mayat-mayat itu membusuk secara perlahan atau mereka langsung dimakan oleh binatang buas? Mungkin ada harimau dan serigala yang berkeliaran di bawahnya, menunggu makanan jatuh dari langit."

Tiba-tiba dia sadar. Apakah dia memikirkan nasibnya sendiri, menjadi atau tidak menjadi? Hidup tanpa harapan untuk membalas dendam atau mengakhiri hidupnya dengan melompat dari tebing?

Dalam benaknya, Gu Shenwei membenci kehidupan yang penuh dengan tanggung jawab, balas dendam, penghinaan, dll. Dia seharusnya menjalani gaya hidup yang benar-benar berbeda yang akan lebih cocok baginya.

"Ini Kehendak Tuhan," pikirnya.

Setiap kali dia merenungkan nasib dan masa depannya, Gu Shenwei sampai pada kesimpulan yang sama. Tuhan mendukungnya, seorang yatim piatu yang tahu sedikit Kung Fu, membalas terhadap organisasi pembunuh yang paling mendominasi di Wilayah Barat.

Seperti pengikut yang rendah hati pada napas terakhirnya, Gu Shenwei selamat karena dia percaya pada Kehendak Ilahi yang tak bernama. Dia harus dan hanya bisa percaya padanya.

Kehendak Ilahi terwujud kembali seperti yang dia harapkan.

Pada hari ke 30 setelah memasuki Golden Roc Fort, Slave Yao meninggal. Selama sisa hidupnya, Gu Shenwei tidak akan pernah melupakan bagaimana Slave Yao terlihat ketika dia meninggal. Meskipun Gu Shenwei tidak secara pribadi membunuh Slave Yao, dia adalah orang pertama yang mati karena dia.

Pagi itu, sembilan remaja secara rutin mengunjungi halaman Tuan Muda Kedelapan untuk menunjukkan hormat kepada Nyonya Muda Kedelapan. Nona Luo mulai mengeluh tentang keluarga Meng segera setelah dia melangkah ke halaman. "Apa yang sangat dibanggakan keluarga Meng? Nenek moyangnya hanyalah pedagang dan pengangkut barang yang sederhana. Sekarang keluarga Meng meminjamkan uang untuk bunga dan mengumpulkan orang untuk berjudi. Berapa banyak orang yang mati karena itu! Bagaimana bisnis mereka dapat terus berjalan tanpa saya? bantuan ayah? "

"Nona, jangan marah. Kamu adalah putri Bighead Kingpin dan tidak boleh diganggu oleh hal-hal sepele dari orang sombong." Pembantu Sui Kecil, yang dulu bernama Little Ru, menghiburnya. Nona Luo memiliki empat pelayan dan nama mereka sebelumnya "Chen, Xin, Ru, dan Yi" —yang berarti kebahagiaan. Sekarang mereka diubah menjadi "Chen, Xin, Sui, dan Yi" karena putri Raja Agung disebut Shangguan Ru.

Istri Raja Agung adalah Lady Meng, yang berasal dari salah satu keluarga terkaya di Jade City di Wilayah Barat.

"Huh, keluarga Shangguan adalah pembunuh dan pelaku pembakaran seperti keluargaku. Lady Meng sangat berharga. Mengapa dia menikahi Raja Agung Batu Castle?"

Mama Xue menghentikan Miss Luo tepat waktu. Bagaimanapun, mereka saat ini tinggal di Golden Roc Fort. Mereka sebaiknya tidak mengungkapkan kisah keluarga Shangguan.

Nona Luo memasuki aula utama dan duduk di belakang layar lipat. Saat itulah para budak diizinkan untuk mengangkat kepala mereka sambil berlutut.

"Bersumpahlah padaku." Miss Luo dengan arogan memerintahkan sama seperti semua bangsawan yang sombong lainnya. Dia mendapatkan kepuasan dari sumpah yang tidak berarti dan tidak tulus ini.

Para budak mengulangi sumpah satu per satu. Mereka sering diganggu oleh Nona Luo ketika dia merasa nada bicara seseorang tidak cukup tulus. Jika demikian, dia akan memerintahkan Mama Xue untuk mendorongnya sampai dia puas.

Sumpah semua orang mirip dengan apa yang mereka bersumpah pada hari pertama. Setiap kali Nona Luo merasa kesal, mereka akan bersumpah padanya berulang kali.

Ini sama sekali bukan awal yang baik untuk hari itu, tapi itu sama setiap hari. Setelah menyelesaikan sumpah, para budak akan melarikan diri dari pengawasan Miss dan Mama Xue dan menghabiskan sisa hari itu secara normal. Meskipun dia tidak pernah menyebutkannya, Gu Shenwei berasumsi bahwa Budak Yao kadang-kadang mungkin mengalami kesulitan belajar seni bela diri dari Mama Xue.

Ritual sumpah berakhir pada hari itu. Hanya seorang wanita tua yang meraba-raba. Dia tidak pernah bisa dengan jelas bersumpah pada Nona Luo. Jika Mama Xue mengingatkannya pada sumpah, dia akan bisa menyelesaikannya dengan cepat, tapi lain kali dia masih akan melupakan sumpahnya.

Nona Luo terus-menerus menuduh wanita tua itu tidak loyal. Kali ini, dia menambahkan kemarahan dan kecamannya pada keluarga Meng dan Shangguan. Yang mengejutkan semua orang, pada saat itu, Budak Yao mulai tertawa.

Ini bukan tawa biasa, tapi tawa besar. Dia tertawa histeris. Akhirnya, dia kehabisan napas. Sepertinya dia mengejek semua orang di halaman ini seolah-olah mereka badut, dan yang paling konyol di antara mereka adalah Nona Luo, yang duduk di belakang layar.

Budak Yao tertawa begitu aneh sehingga tidak ada yang tahu bagaimana menghentikannya. Mama Xue bergegas ke arahnya dan menendang sisinya sampai dia berguling-guling di tanah.

"Kamu gila! Kenapa kamu tertawa?"

Tempat yang dia tendang adalah titik akupuntur yang penting dari tubuh manusia, tetapi itu tidak berpengaruh pada Slave Yao. Dia terus tertawa dengan perutnya ditekan dan menunjuk ke wajah Mama Xue.

Karena Mama Xue yang mabuk dan mantap, dia menjadi bingung dan bingung. Mama Xue tidak bisa membantu menggosok wajahnya. Kemudian, dia meledak dalam kemarahan dan rasa malu, menendang Slave Yao dan memukul acupoint vitalnya.

Budak Yao tidak lagi berguling di tanah. Tubuhnya berbaring seperti patung yang jatuh, tetapi tawanya tidak pernah berhenti. Itu menjadi semakin melengking, terdengar seperti binatang buas di dalam dirinya.

Semua orang di halaman ketakutan dan mundur dari Budak Yao. Duduk di belakang layar lipat, Nona Luo bertanya dengan ngeri, "Apakah dia disihir?"

Mama Xue sama sekali tidak percaya pada kepemilikan roh jahat. Dia menendang acupoint Taiyang-nya lagi. Akhirnya, dia berhenti tertawa. "Jangan takut, Nona. Dia hanya kekurangan Napas Internal."

Hanya Gu Shenwei yang tahu kebenaran di antara kerumunan. Deviasi Qigong Budak Yao telah pecah tetapi itu melampaui apa yang dia bayangkan. Konsekuensi dari berlatih yang salah sebenarnya sangat menyedihkan dan menyakitkan. Dia berpikir bahwa hanya akan ada semburan darah dan kemudian kematian.

Mama Xue memerintahkan para budak muda lainnya untuk membawa Slave Yao kembali ke halaman mereka.

Ada kamar di halaman kecil untuk budak yang sekarat. Para pemuda ini membawa Slave Yao dengan cepat ke salah satu kamar dan kemudian semua melarikan diri sekaligus. Hanya Gu Shenwei yang tersisa.

Budak Ji melirik Budak Yao dan dengan sombong setelah mendengar mereka masuk. Namun, dia benci tinggal bersama orang yang sekarat, jadi Budak Ji pergi dengan tergesa-gesa setelah menyuruh Gu Shenwei untuk menjaganya.

Budak Yao nyaris hidup, bernapas dengan dangkal. Gu Shenwei memeriksa bahwa tidak ada orang lain di ruangan itu. Dia dengan cepat naik ke atas tempat tidur dan mencari Saputangan putih kepada Slave Yao. Dia kemudian menekan acupoint Slave Yao di dadanya, meningkatkan Kekuatan Yin-nya. Dia melewati Napas Internal ke dalam Slave Yao.

Budak Yao tiba-tiba menjerit dan terbangun beberapa menit kemudian, menatap kosong dalam keheningan.

"Di mana sapu tangan putih itu? Berikan kembali padaku!"

Gu Shenwei, yang menaruh semua harapannya pada sapu tangan putih, berteriak dengan penuh semangat. Dia tidak bisa membiarkan Slave Yao mati tanpa mengatakan apa-apa.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.