Chapter 39: Bribery

Bab 39: Suap

Penerjemah: Editor Transn: Transn

Gu Shenwei berharap keadilan akan menang pada saat ini. Dia berpikir bahwa Dewa memberi penjelasan kepadanya dan bertanya-tanya, "Mengapa saya dilecehkan seperti ini sekarang? Apakah saya seorang penjahat dalam kehidupan saya sebelumnya? Jika saya dan saya ditakdirkan untuk dihukum dalam kehidupan ini, mengapa Dewa membiarkan saya menikmati kehidupan tanpa beban selama 14 tahun? "

Tujuh bocah sparring bergantian menampar wajahnya. Jika ada dari mereka yang tidak memukulnya dengan keras, Shangguan Yushi akan memukul bocah itu.

Realitas itu kejam. Shangguan Yushi adalah seorang tuan muda, sementara Gu Shenwei hanyalah seorang budak anak. Anak-anak sparring tidak punya pilihan sama sekali.

Gu Shenwei harus menekan keinginannya untuk membunuh, dan setiap kali dia menampar wajahnya, dia akan memohon belas kasihan. "Tuan Yu, tolong maafkan aku. Aku tidak akan pernah berani melakukan itu lagi."

Tuhan sepertinya mengabaikan doanya untuk meminta bantuan. Selama seluruh proses, tidak ada yang berdiri untuk mengakhiri penyalahgunaan ini. Shangguan Yushi dengan mudah mencapai tujuannya untuk menghukum seorang budak yang menjengkelkan. Dia menatap Slave Huan dengan pandangan menghina dan berkata, "Yah, aku akan menyelamatkan hidupmu kali ini."

Dengan kata-kata ini, dia pergi bersama teman-temannya.

Bocah-bocah sparring tertinggal. Mereka sepertinya kehilangan kata-kata. Seorang anak laki-laki maju selangkah, ingin membantu Slave Huan naik, tetapi dia dengan cepat bergerak mundur karena dia melihat semua orang hanya berdiri di dekatnya.

Budak Qing datang dan melirik mereka seolah-olah tidak ada yang terjadi. "Keluar. Apa yang kamu lakukan di sini?"

Gu Shenwei berdiri dan berjalan menuju gerbang. Ketika dia berjalan melewati Budak Qing, budak itu menangkapnya dengan satu tangan.

"Aku tahu sejak awal bahwa kamu akan mendapat masalah. Matamu berbeda. Tidak ada budak yang memiliki pandangan seperti ini di mata mereka. Kamu berperilaku seolah-olah kamu adalah pemilik benteng. Kamu mungkin seorang pangeran dari seorang anak kecil." negara sebelumnya, tetapi Anda adalah seorang budak di benteng sekarang dan Anda akan tetap menjadi budak sampai Anda mati. Jika Anda ingin bertahan di sini, Anda lebih baik berperilaku sendiri. Berhenti berjuang untuk suatu posisi dengan menyenangkan tuan muda. hanya mainan. Jangan terlalu ambisius. "

Gu Shenwei dengan rendah hati menyatakan terima kasihnya kepada Budak Qing dan segera kembali ke rumah batu. Dia meraih kain untuk menghapus noda darah dari wajahnya. Dia tidak keberatan dengan rasa sakit fisik tetapi dia merasa sulit untuk menahan siksaan emosional. Dia merasa seolah-olah jantungnya ditusuk oleh banyak pisau tajam dan setiap pisau menyebabkannya sakit yang tak ada habisnya. Dia kewalahan oleh keinginan membara untuk membunuh semua musuhnya dan, pada saat yang sama, mencoba yang terbaik untuk tetap tenang.

Lansia Zhang pulang dengan makan siang di tangan. Sejak ditakuti oleh Budak Huan tadi malam, dia telah waspada terhadap budak itu. Fakta bahwa Budak Huan kembali dengan luka parah semakin memperkuat keyakinannya — orang-orang tidak dapat diandalkan seperti sapi.

Lansia Zhang meletakkan semangkuk besar nasi dengan daging dan sayuran di tepi tempat tidur batu bata dan mendorongnya ke Budak Huan. Setelah beberapa saat, dia mengambil beberapa potong daging dari mangkuknya sendiri dan menaruhnya di mangkuk budak itu.

Gu Shenwei menatap penunggang kuda yang diam itu dengan takjub.

Lansia Zhang membungkuk di atas mangkoknya untuk makan tanpa memandang Slave Huan sama sekali.

Gu Shenwei tidak tahu harus berkata apa. Dia memegang mangkuknya dan mulai melahap makanannya.

Mama Xue tidak sebaik Tuan Lansia. Ketika Gu Shenwei pergi melapor kepadanya di malam hari, dia tampak sangat sedih. Dia sudah tahu apa yang terjadi pada Slave Huan melalui salurannya sendiri. Bocah-bocah sparring tidak berpikir perlu menyembunyikan penghinaan dan rasa malu Slave Huan di depan umum.

"Jika itu adalah Slave Yao, hal-hal seperti itu tidak akan pernah terjadi," Mama Xue mengeluh.

Meski begitu, dia benar-benar tahu sedikit tentang remaja berwajah runcing dan tidak pernah menunjukkan penghargaan padanya ketika dia masih hidup.

"Kamu berhasil membunuhnya, jadi kamu harus melakukan yang lebih baik daripada dia. Jangan lupa tentang rahasia kecilmu dan bahaya tersembunyi di acupoint Xuanji-mu. Aku tidak akan pernah menyembuhkan budak yang tidak berguna, apalagi membantunya membalas dendam ayahnya."

Mama Xue adalah orang yang keras tetapi dia jarang memberi ancaman. Mendengar apa yang dia katakan, Gu Shenwei jelas bahwa dia sangat tidak puas dengan kemajuannya saat ini.

Dia berlutut di tanah dan memutuskan untuk mengatakan kepadanya apa yang dia pikirkan sepanjang sore. "Mama Xue, maafkan kebodohanku. Aku berjanji akan memperbaikinya. Aku sudah punya rencana."

Mama Xue tetap diam. Gu Shenwei melanjutkan.

"Aku akan memberi Shangguan Yushi pelajaran di depan Tuan Ru. Itu yang paling dia takuti dan itu akan benar-benar di luar dugaannya."

"Kamu sepertinya lupa bahwa kamu hanya seorang budak dan dia adalah seorang tuan."

"Itulah yang membuatnya sangat memalukan baginya. Tuan Ru hanya suka pejuang yang kuat. Di masa lalu, Shangguan Yushi adalah pejuang terbaik di sekolah. Aku akan membuktikan kepadanya bahwa Shangguan Yushi tidak sekuat dia berpikir. "

"Akankah permainan anak ini bekerja?"

Gu Shenwei menjelaskan setelah beberapa saat, "Untuk Tuan Ru, semuanya adalah permainan."

Mama Xue mengerutkan kening. Dia menyodok lengan kursi dengan jari-jarinya yang seperti besi, membuat suara tikus.

Dia terlalu tua untuk memahami remaja dan tidak ingat bahwa dia suka bermain game di masa kecilnya. Dia tidak puas dengan rencana Budak Huan, tetapi pada saat yang sama, dia entah bagaimana merasa bahwa itu mungkin berhasil.

"Jika Anda mendapat masalah lagi, Anda harus memastikan bahwa Nona Luo tidak akan terpengaruh."

"Ya, aku janji. Ini hanya permainan kecil antara anak-anak. Orang dewasa tidak akan pernah peduli tentang hal-hal sepele seperti itu. Selain itu, Shangguan Yushi sangat tidak sopan kepada Nona Luo. Dia pantas menerima hukuman ini."

"Kamu tidak perlu membuat ganjalan antara kita dan Shangguan Yushi. Aku sudah tahu bahwa dia adalah pelayan Lady Meng. Tentu saja dia suka berbicara buruk tentang Nona Luo."

Mama Xue terdengar agak gelisah tiba-tiba. Gu Shenwei tahu bahwa apa yang dikatakannya benar.

"Ya. Mama Xue tahu segalanya."

"Apakah kamu yakin bisa mengalahkannya? Aku pernah mendengar bahwa gadis kecil itu adalah pejuang yang baik dan dia mungkin bahkan lebih kuat dari Tuan Ru."

"Mengenai masalah ini, maafkan aku karena berterus terang, aku butuh bantuanmu, Mama Xue."

"Aha, dasar bocah cilik. Apakah kamu berani memintaku untuk memainkan permainan kekanak-kanakan ini bersamamu?"

"Tidak. Aku hanya ingin Mama Xue mengajariku lebih banyak tentang Kung Fu sehingga aku bisa mengalahkan Shangguan Yushi dengan satu serangan."

Menurut pengamatannya, Shangguan Yushi adalah lawan yang kuat. Dia percaya bahwa dalam kompetisi bela diri, dia akan memiliki peluang bagus untuk menang tetapi dalam situasi hidup dan mati, dia akan mengalahkannya setelah dia membangkitkan hasrat pembunuhannya. Ini karena gadis itu belum belajar trik membunuh, meskipun dia sangat kejam dan tanpa ampun.

Tidak seperti rekan-rekannya, Gu Shenwei sudah menyadari perbedaan halus antara kompetisi bela diri dan pembunuhan melalui pertarungan antara para pembunuh dan Marshal Yang.

Mama Xue masih memiliki beberapa kekhawatiran. Dia menatap bocah pemberani itu untuk waktu yang lama tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia ingin melihat dalam benaknya.

Gu Shenwei tidak mendapatkan janji yang pasti dari Mama Xue, tetapi dia tetap akan menjalankan rencananya.

Keesokan harinya, dia bergegas ke gerbang sekolah lebih awal dan tinggal di sana, menunggu kesempatan.

Dia telah tinggal bersama pembantu tuan muda di gerbang selama berhari-hari. Semua orang hanya mengabaikan bocah budak yang diam itu, tetapi dia telah mendengar banyak hal dari mereka.

Ada hampir 20 siswa di sekolah. Kecuali untuk si kembar, mereka hanyalah kerabat dari keluarga Raja Agung dan sebagian besar dari mereka bermarga Shangguan. Mereka adalah anak-anak atau remaja berusia tujuh atau delapan tahun berusia 15 atau 16 tahun, dan hanya ada dua gadis di antara mereka — Shangguan Ru dan Shangguan Yushi.

Meskipun mereka berada di kelas yang sama, status mereka berbeda. Putra dan putri Raja Agung adalah tuan muda yang paling dihormati dan semua murid lainnya berusaha sebaik mungkin untuk menyenangkan si kembar. Adapun tuan muda di posisi rendah, mereka tidak menerima lebih banyak rasa hormat daripada Budak Qing.

Gu Shenwei memiliki sedikit kontak dengan para siswa, tetapi dia bisa menilai status mereka berdasarkan sikap para pelayan di gerbang.

Dia memperhatikan seorang murid bernama Shangguan Hongye. "Hongye" adalah nama yang bagus karena itu berarti pencapaian besar. Ayahnya adalah adik laki-laki dari Raja Agung, tetapi sayangnya, dia sudah lama meninggal. Shangguan Hongye tidak punya saudara. Dia dan ibunya saling bergantung di benteng. Mereka mengandalkan dukungan keuangan Raja Agung untuk memenuhi kebutuhan.

Ketika Shangguan Yushi memasuki sekolah kemarin, dia mendorong Shangguan Hongye ke tanah. Ketika diintimidasi di depan umum, dia bahkan tidak berani mengatakan sepatah kata pun.

Gu Shenwei telah memperhatikan bahwa dia tampak marah pada saat itu.

Mengingat itu, dia pikir dia harus mencoba mencari kesempatan untuk berbicara dengan Shangguan Hongye.

Shangguan Yushi sombong tapi dia, sebenarnya, hanya kerabat jauh dari Raja Agung. Ini adalah kelemahan terbesarnya.

Tidak seperti Shangguan Hongye, keponakan Raja Agung, dia dan raja hanya dari klan yang sama. Mereka diturunkan dari satu nenek moyang yang hidup sekitar seratus tahun yang lalu.

Hari ini, si kembar dan Shangguan Yushi tidak datang ke sekolah karena mereka sudah mulai merayakan tahun baru.

Tidak lama setelah kelas dimulai, Budak Qing membiarkan pelayan si kembar pergi. Dia sendiri mengobrol di gerbang sejenak dan kemudian pergi untuk minum.

Setelah itu, hanya setengah dari pelayan masih berdiri di pintu gerbang. Mereka iri pada pelayan si kembar untuk saat ini karena mereka tidak harus berdiri di luar dalam cuaca dingin sambil memegang beberapa barang kecil yang mungkin tidak digunakan tuan mereka sepanjang hari.

Dalam suasana seperti itu, tidak ada yang peduli tentang Slave Huan, yang meringkuk di sudut.

Pada siang hari, ketika kelas berakhir, para siswa bergegas keluar dari gerbang dan menuju ke rumah dengan pelayan mereka. Shangguan Hongye tidak memenuhi syarat untuk tinggal di Inner Residence. Rumahnya adalah halaman kecil di Kastil Barat. Mengingat itu, Gu Shenwei dan dia akan pergi dengan cara yang sama sekarang.

Gu Shenwei mengikuti Shangguan Hongye dan pelayan mudanya. Setelah mereka berjalan melewati dua gerbang, dia menemukan tidak ada orang lain di sekitar dan berseru, "Tuan Hongye."

Itu adalah tempat yang bagus untuk percakapan pribadi. Para penjaga di gerbang di depan mereka dan di gerbang di belakang mereka tidak akan pernah memperhatikan sekelompok anak-anak yang mengobrol bersama. Para pembunuh juga tidak akan bersembunyi di bayang-bayang.

Shangguan Hongye berhenti berjalan dan menatap Slave Huan dengan ragu.

Gu Shenwei belum pulih dari lukanya. Matanya bengkak dan wajahnya memar. Shangguan Hongye butuh waktu lama untuk mengenali bocah budak itu. Setelah itu, dia menggerakkan mulutnya dan berbalik. Meskipun dia bukan master muda yang populer di sekolah, dia meremehkan untuk mengobrol dengan seorang budak, terutama seorang budak yang tidak populer.

"Tuan Hongye, kamu menjatuhkan sesuatu."

Budak Huan menunjukkan Shangguan Hongye sesuatu seperti bola kain. Shangguan Hongye tahu itu bukan miliknya tetapi sebelum dia menolak, Budak Huan sudah memaksa benda itu ke tangannya.

Dia merasa jengkel dan tersinggung karena dia merasa bahwa Budak Huan telah melampaui batasnya. Ketika dia akan mengatakan sesuatu untuk mengekspresikan ketidakpuasannya, dia merasakan berat bola kain dan menutup mulutnya. Dia membuka sudut kain dan melihat beberapa perak di dalamnya. Itu tidak banyak tetapi cukup menarik untuk Shangguan Hongye.

Tuan muda itu bingung. Tanpa mengatakan apa-apa, Budak Huan menyeringai padanya dan cepat-cepat pergi. Wajah memar budak itu membuat ekspresi aneh. Shangguan Hongye berdiri agape sejenak dan kemudian dengan cepat menyingkirkan perak itu.

Petugas muda itu tidak mengerti apa yang terjadi tadi. Dia berteriak dengan gembira, "Tuan, bagaimana Anda mendapatkan perak? Syukurlah seseorang mengambilnya dan mengembalikannya kepada Anda. Sekarang kita bisa melunasi hutang sebelum festival musim semi."

Gu Shenwei berjalan maju dengan cepat, merasa tidak yakin tentang apa yang telah dia lakukan. Jika Shangguan Hongye berpikir perak itu terlalu sedikit atau menolak untuk menerima bantuan budak, rencananya akan hancur.

Untungnya, tuan muda itu tampaknya telah menerima perak. Gu Shenwei tidak mendengar apa-apa ketika dia berjalan keluar dari gerbang ketiga dan berubah menjadi gang.

Para siswa adalah sekelompok orang bodoh dan terobsesi dengan judi. Gu Shenwei telah mendengar pelayan muda Shangguan Hongye mengeluh tentang hutang judi yang menjulang tinggi dari tuannya. Dia bahkan mengatakan bahwa tuannya telah mengantongi sebagian dari gajinya untuk membayar utangnya.

Dalam keadaan seperti itu, Shangguan Hongye, seorang tuan muda dengan status lebih rendah, akan menghargai setiap sen.

Bagi Gu Shenwei, menyuap Shangguan Hongye hanyalah langkah pertama dari rencananya. Dia masih membutuhkan bantuan Mama Xue.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.