Chapter 63: Informer

Bab 63: Informer

Penerjemah: Editor Transn: Transn

Gu Shenwei berlari ke rumah batu tempat dia dulu tinggal. Dia ingin menemukan Lansia Zhang, karena lelaki tua itu dapat membantunya melaksanakan rencana yang telah dia rencanakan sebelumnya.

Lansia Zhang tidak ada di dalam ruangan, tetapi dia malah berada di istal. Dia menjaga kuda Tuan Muda Kedelapan. Dia jarang berbicara ketika dia tinggal dengan Budak Huan, tetapi sekarang dia mengobrol dengan kuda-kuda seolah-olah dia sedang berbicara dengan beberapa teman lama, dan dia bahkan tidak menyadari bahwa Budak Huan akan datang.

Ketika dia melihat pria tua itu lebih akrab dengan binatang daripada dengan manusia, Gu Shenwei merasa bahwa pria itu tidak pada tempatnya di Golden Roc Fort.

"Ahem."

Lansia Zhang dengan cepat berbalik. Wajahnya yang tenang segera jatuh, seolah-olah dia mengganti topeng dalam sekejap mata.

"Tolong aku," kata Gu Shenwei langsung.

Lansia Zhang diam dan bahkan tidak menyambutnya, jadi Gu Shenwei harus berbicara terlebih dahulu.

"Saya tidak dapat membantu Anda."

Lansia Zhang langsung menolak dan mulai melakukan pekerjaannya. Tingkah lakunya tampaknya menunjukkan bahwa percakapan sudah selesai.

Gu Shenwei tidak pergi, karena dia tidak punya teman sejati di benteng dan tidak bisa menemukan orang lain yang bisa membantunya. Dia menunggu. Setelah Lansia Zhang menambahkan pakan ternak, mencuci kuda, menyapu kotoran kuda, dan ketika dia tidak lagi bisa berpura-pura melakukan sesuatu, Gu Shenwei mencoba lagi. "Aku ingin bertemu Tuan Muda Kedelapan."

"Tuannya tidak ada di sini."

"Saya ingin melaporkan plot ke Tuan Muda Kedelapan. Itu akan terjadi di sebelahnya."

Lansia Zhang tiba-tiba berdiri dan mengambil dua langkah menuju Slave Huan. "Aku tidak tahu tentang plotnya dan aku tidak tertarik. Jika kamu ingin bertemu tuannya, kamu bisa melanjutkan. Jangan bicara padaku."

Gu Shenwei menatap Lansia Zhang. Dia tahu bahwa lelaki tua itu, meskipun penampilannya dingin, adalah orang yang ramah dan penuh kasih sayang, jadi dia memohon, "Aku tidak bisa bertahan malam ini tanpa bantuanmu."

Gu Shenwei sedikit melebih-lebihkan, tetapi dia tidak berbohong kepada orang tua itu. Dia berspekulasi bahwa Six Kills Temple akan menemukan bahwa pedang kayu itu palsu dan kemudian dia akan menjadi tersangka utama.

"Semua orang akan mati. Cukup normal untuk mati di awal benteng," Zhang Penatua marah.

Dia berbalik dan mengambil sekelompok pakan kuda, tetapi dia harus mengembalikan pakan setelah melihat bahwa kandangnya masih penuh. Dia berbalik lagi dan melihat Budak Huan masih berdiri di sana. Dia tidak bisa membantu tetapi menjadi lebih marah. "Piss off. Aku hanya bertanggung jawab untuk memberi makan kudaku. Aku tidak ikut campur dalam urusan orang lain. Jika kamu ingin bertemu tuan, kamu bisa pergi ke selatan ke akademi. Itu hanya di dekat gerbang benteng."

"Aku tidak bisa membiarkan orang lain tahu tentang pertemuanku dengan Tuan Muda Kedelapan."

Lansia Zhang mencibir. Dia terlalu banyak bicara dengan remaja itu. Dia tidak bisa menahannya dan dengan sinis berkata, "Maksudmu kamu ingin tuan bertemu denganmu?"

Gu Shenwei mengangguk.

Dia ingin bertemu dengan tuannya secara diam-diam, tetapi dia tidak bermaksud menyembunyikannya dari Mama Xue. Mungkin sulit bagi Mama Xue untuk menyuap orang-orang di benteng, karena Nona bermuka masam. Dia perlu melakukan ini sehingga rencananya tidak akan dihancurkan oleh musuh-musuh Tuan Muda Kedelapan, seperti Tuan Guo.

Ini penting.

Lansia Zhang tercengang, tetapi menjadi semakin marah ketika dia berpikir remaja itu mengolok-oloknya. "Kamu bisa menunggu dengan sabar. Ada terlalu banyak pelayan di benteng. Tuan tidak punya waktu untuk bertemu kita semua. Aku akan memberitahunya ketika dia datang untuk 'bertemu' denganku."

"Konspirasi yang ingin aku ungkapkan adalah tentang Tuan Muda Kedelapan sendiri."

Gu Shenwei berbohong sedikit, tetapi juga penting baginya untuk membiarkan Shangguan Nu berpikir bahwa Mama Xue adalah musuhnya.

Budak Huan tampak serius. Dia tidak muncul seolah-olah dia dirasuki oleh roh jahat atau sedang mabuk. Lansia Zhang tetap setia kepada tuannya, oleh karena itu, dia menanggapi kata-kata remaja itu dengan serius. "Tuan akan kembali untuk makan malam. Aku akan menemukan kesempatan untuk memberitahunya ketika aku memimpin kuda."

"Aku tidak bisa menunggu sampai malam ini. Aku harus memberitahunya sekarang. Mungkin sudah agak terlambat sekarang."

Gu Shenwei membayangkan bahwa Kuil Six Kills akan jatuh dalam keadaan panik setelah mengetahui bahwa pedang kayu itu palsu, dan para pembunuh akan mencari pelayan yang berani.

Lansia Zhang cukup ambivalen. Dia setia kepada tuannya, tetapi dia enggan untuk mengambil bagian dalam konspirasi. Bahkan jika dia bisa melanjutkan karirnya, dia juga tidak mau masuk, belum lagi dia tidak sepenuhnya percaya pada Slave Huan.

Di matanya, Budak Huan adalah seorang remaja aneh yang tampak sibuk dan terkadang menunjukkan mata yang menakutkan. Lansia Zhang berpikir Budak Huan adalah menyedihkan dan menjijikkan dan dia tidak akan pernah menjadi pelayan yang baik.

Lansia Zhang sepertinya mengambil keputusan. Kembali ke istalnya, ia mengambil segumpal makanan ternak yang baru saja dilemparnya kembali. Namun demikian, setelah berbalik, dia melemparkannya lagi, berjalan ke Slave Huan dan berkata dengan marah, "Kamu sebaiknya tidak berbohong padaku, atau aku akan menggunakan kamu untuk memberi makan kuda. Mereka akan memakanmu sampai tidak ada yang tersisa. "

Pada saat ini, keenam kuda di dalam kandang bersin bersama.

Gu Shenwei kembali ke pondok batu untuk menunggu. Dia berspekulasi bahwa Penatua Zhang memiliki hubungan khusus dengan Tuan Muda Kedelapan, di luar hubungan antara pelayan biasa dan seorang tuan. Postur Lansia Zhang menjauh setelah dia setuju telah mengkonfirmasi pemikirannya. Sementara dia menunggu, Gu Shenwei menggunakan waktu untuk memikirkan seluruh rencananya lagi.

Dia tidak bisa menjadi pasangan Mama Xue seorang diri. Mengadu Mama Xue adalah satu-satunya jalan keluar, tetapi memilih orang yang harus dilaporinya adalah hal yang sulit.

Biasanya, orang-orang yang diberitahu tentang konspirasi akan menangkap Mama Xue sesegera mungkin, membuatnya disiksa dengan kejam dan memaksanya untuk mengaku tentang pemimpinnya. Hal pertama yang akan diakui Mama Xue adalah asal mula Slave Huan.

Hanya satu orang yang dapat langsung membunuh Mama Xue tanpa diinterogasi. Itu adalah Tuan Muda Kedelapan, Shangguan Nu. Dia berada di surutnya hidupnya dan sangat berharap untuk mengubah kesan ayahnya tentang dia, jadi dia berharap bahwa sesuatu yang buruk tidak akan terjadi lagi di halaman rumahnya. Kematian Han Shiqi sudah membuatnya malu. Jika orang-orang yang dibawa oleh istrinya menimbulkan masalah lagi, ia akan kembali disalahkan karena tidak kompeten.

Gu Shenwei mempertimbangkan semuanya dari perspektif Tuan Muda Kedelapan, dan percaya bahwa Tuan Muda Kedelapan akan segera membunuh Mama Xue dengan cara yang tak terlihat.

Ada beberapa celah dalam rencananya. Shangguan Nu mungkin bersemangat untuk memajukan karirnya dan terus menginterogasi Mama Xue; dia mungkin membunuh informan setelah membunuh Mama Xue.

Gu Shenwei berpikir, "Tidak ada rencana tanpa risiko. Ini adalah satu-satunya cara dalam situasi tanpa harapan seperti itu. Ada kabut tebal di depan, tetapi lebih baik daripada alternatifnya yaitu kematian."

Dalam pertarungan dengan Mama Xue ini, satu-satunya keuntungannya adalah dia tidak takut mati dan juga penyimpangan qigongnya, yang mungkin tidak akan pernah bisa dipahami oleh Mama Xue.

Tuan Muda Kedelapan Shangguan Nu diam-diam berdiri di dekat pintu, seolah-olah dia sudah lama tinggal di sini. Dia menunjukkan kualitas penting seorang pembunuh. Dia tidak terlihat senang karena harus "bertemu" dengan seorang pelayan secara pribadi, juga tidak tampak ingin mendengar tentang perincian plot.

Setelah mengatasi rasa takut yang tersisa untuk musuh yang telah membantai seluruh keluarganya, Gu Shenwei berlutut dan memberitahunya segalanya. Dia membocorkan plot Mama Xue dan tempat tersembunyi pedang kayu dari Kuil Six Kills, tanpa menyebutkan rahasianya yang ada di tangan Mama Xue.

Shangguan Nu masih tidak mengungkapkan pikirannya. Dia menatap pelayan itu untuk waktu yang lama dan sepertinya dia lebih tertarik pada pelayan itu. "Kamu tidak mengadu Mama Xue pada awalnya, tapi sekarang kamu mengkhianatinya."

Gu Shenwei tahu bahwa jawabannya sangat penting sehingga dia harus hati-hati mempertimbangkan kata-katanya. "Aku memohon belas kasih, Tuan Muda Kedelapan. Awalnya aku takut. Mama Xue memiliki kung fu yang kuat dan mengancam akan membunuhku. Aku berpikir berulang-ulang, dan akhirnya menyadari bahwa meskipun aku dibawa oleh Nyonya, nyataku yang asli Tuan adalah Anda. Saya tentu harus mempertimbangkan kepentingan tuan saya, jadi saya tidak berpikir bahwa saya mengkhianati Mama Xue karena dia ingin menyakiti Anda. Tuan Muda Kedelapan, dia adalah pengkhianat. "

Shangguan Nu mencibir, karena pelayan ini kurang dalam upayanya untuk menyanjung tuannya. Namun, ada beberapa kata yang cocok dengan kekhawatirannya. "Minat saya?"

"Mama Xue adalah pelayan Tuan Muda Kedelapan, tetapi dia tidak peduli tentang efeknya pada Tuan Muda Kedelapan."

Gu Shenwei sadar bahwa dia tidak perlu berbicara lagi, jika tidak, itu akan menimbulkan kecurigaan dan keluhan Shangguan Nu.

Tangan kiri Shangguan Nu terbiasa menekan gagang. Sejak ayahnya memotong tangan kanannya, dia menghargai satu-satunya tangan yang memegang pisau. Setiap kali dia bertemu remaja yang tidak dikenal itu, dia memiliki perasaan aneh, perasaan tegang dan permusuhan. Perasaan ringan itu cukup untuk merangsang keinginannya untuk membunuh.

Salah satu kualitas penting bagi pembunuh adalah menggunakan akal dan meninggalkan emosi. Shangguan Nu menekan keinginannya yang tidak jelas dan tidak dewasa. Dia pernah memotong telapak tangan beberapa bawahan dengan marah. Setelah itu, ketika dia memikirkannya, dia merasa itu lebih bodoh daripada membunuh orang yang salah. Tingkah lakunya yang impulsif sebanding dengan mematahkan lawannya sendiri.

"Tunggu disini."

Gu Shenwei tinggal di pondok batu untuk waktu yang lama, tetapi Penatua Zhang tidak muncul sekali, karena lelaki tua itu memutuskan untuk tinggal sejauh mungkin dari "konspirasi".

Gu Shenwei bahkan bertanya-tanya apakah rencananya telah gagal. Dia awalnya berpikir bahwa dia akan melaksanakan rencananya dengan sukses, tetapi sekarang dia merasa rencananya kekanak-kanakan dan menggelikan. Shangguan Nu bisa menginterogasi Mama Xue secara pribadi dan membunuhnya setelah sampai di dasarnya.

Saat senja, Shangguan Nu kembali. Gu Shenwei telah lama khawatir sehingga hatinya sepertinya tidak berdetak. Dia merasa seperti dadanya dan perutnya jatuh sehingga dia tidak merasa lapar meskipun dia belum makan apa pun sepanjang hari.

Shangguan Nu membawa kembali pedang kayu itu, melemparkannya ke arah pelayan itu dan hanya berkata, "Bawalah bersama Anda ketika Anda pergi menemui Mama Xue pukul sembilan."

Gu Shenwei ditinggalkan di pondok batu lagi, dengan pedang kayu di tangannya. Dia memastikan bahwa ini adalah pedang kayu dari Six Kills Temple yang telah dia curi.

Berjalan ke pintu, dia melihat keluar melalui jahitan pintu dan menempelkan telinganya ke dinding untuk mendengarkan dengan seksama, memastikan bahwa tidak ada orang di dekatnya. Lalu ia menyalakan lampu dan memandang pedang kayu dengan hati-hati.

Pedang kayu itu terlihat biasa saja. Tanpa pedang, itu hampir sama dengan pedang Golden Roc Fort. Panjangnya sekitar 72 sentimeter, lebih pendek dari pedang lebar keluarga Gu; itu sangat sempit, lebarnya sekitar tiga sentimeter. Tubuh pedang itu rata dan lurus, seperti belati yang panjang atau pedang pendek.

Gagang pedang itu ditutupi dengan benang merah sutra yang tampak baru. Ini mungkin satu-satunya perbedaan.

Biasanya, benang sutra akan terlihat agak menghitam, jika sering dipegang oleh orang-orang dan diresapi dengan keringat, tetapi pedang kayu yang berisi rahasia ini sepertinya tidak digunakan.

Shangguan Nu ingin menggunakan pedang sebagai umpan, yang ada dalam rencana Gu Shenwei. Namun, itu memberinya kesempatan besar untuk menyelidiki rahasia itu.

Ketika Mama Xue melihat sekilas ke pedang palsu, Gu Shenwei tahu bahwa rahasianya ada di gagangnya.

Gu Shenwei dengan hati-hati membuka ikatan dan perlahan-lahan melepas sutra sambil berpikir bahwa rahasianya lebih baik sepadan dengan risikonya.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.