Chapter 87: Identify the Murderer

Bab 87: Identifikasi Pembunuh

Penerjemah: Editor Transn: Transn

Gu Shenwei dan Zhong Heng datang ke Southwall Tavern untuk bertemu Tie Hanfeng. Di depan Komandan Zhong, Tie Hanfeng tidak mengeluh terlalu banyak tentang bagaimana muridnya bertindak tanpa seizinnya. Dia hanya menggeliat dan berkata, "Huh, aku beruntung memiliki murid yang cakap. Lihat, dia memecahkan sendiri kasus ini."

Gu Shenwei tidak menanggapi komentar mentornya. Dia hanya memberi tahu Tie Hanfeng semua temuannya.

Kedai tidak menyajikan minuman beralkohol di pagi hari, Tie Hanfeng hanya bisa menjilat bibirnya berulang kali selama percakapan. "Jadi, saudara-saudara kandung itu bukan saksi pembunuhan itu, tetapi mereka sebenarnya adalah para pembunuh? Kekejaman yang begitu hebat!"

Mendengar itu, Gu Shenwei merasa kesal dan hampir membuka mulutnya untuk membalas. Dalam pandangannya, saudara kandung melakukan hal yang benar, tetapi mentornya tampaknya tidak setuju. Dia tidak bisa mengerti mengapa mentornya menunjukkan penerimaan alih-alih meremehkan perbuatan Buddha yang berperut buncit.

Zhong Heng tidak keberatan dengan sikap Tie Hanfeng terhadap saudara kandung. Keduanya mulai mengobrol, berbagi banyak topik umum, seperti minuman, cuaca, dan wanita cantik. Setelah itu, mereka mulai berbicara tentang Golden Roc Fort dan keluarga Meng di Kota Utara. Gu Shenwei mendengar sebuah skema dalam pembicaraan kecil mereka yang tampaknya sepele dan dangkal dan dipenuhi dengan kemarahan yang benar.

"Jadi, itu dia?"

"Ya, itu dia."

Setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Tie Hanfeng, Zhong Heng meninggalkan kedai minuman.

Tie Hanfeng mengambil gelas kosong untuk memeriksa apakah ada minuman keras yang tersisa dan melemparkannya ke tanah dengan kecewa.

Para pelayan di shift siang datang ke meja mereka satu demi satu, dengan sopan meminta mereka untuk pergi. Tie Hanfeng harus membawa muridnya untuk mencari tempat tinggal yang lain. Tidak lama setelah mereka meninggalkan kedai minuman, dia membawa muridnya ke rumah bordil yang lusuh.

Semua orang di dalam rumah bordil itu tidur, tetapi Tie Hanfeng langsung masuk ke kamar tidur tanpa peduli, seolah-olah ia memiliki tempat ini. Dia mengambil pelacur tidur dari tempat tidurnya dan mengusirnya keluar bersama selimutnya. Pelacur itu mengerut dan mengutuknya untuk sementara waktu sebelum menemukan tempat lain untuk tidur.

Ini adalah pertama kalinya Gu Shenwei melihat mentornya berbaring di tempat tidur. Tie Hanfeng berkata kepada muridnya, "Istirahatlah. Bantu dirimu sendiri."

Gu Shenwei, yang baru saja mulai menghormati mentornya kemarin, merasa jijik padanya lagi. Dia tidak akan pernah mau menyentuh apa pun di sana, jadi dia hanya berdiri di ruangan dan bertanya dengan ragu, "Apakah masalahnya sudah terpecahkan?"

"Kalian anak-anak kecil sudah dewasa. Ayo, ceritakan apa yang sudah kamu dengar."

"Kedengarannya seperti kamu akan menggunakan saudara kandung sebagai kambing hitam."

"Kambing hitam? Mereka punya motif untuk membunuh Budha dan Ju Gaotai yang berperut buncit, dan sekarang mereka melarikan diri karena takut akan dihukum. Mereka mempekerjakanmu untuk membunuh ayah mereka dan pada saat yang sama, mengambil kesempatan untuk menjebakmu diidentifikasi sebagai pembunuh pangeran. Itulah keseluruhan cerita, tetapi jangan terlalu bersemangat tentang itu. Kita harus menemukan saudara kandung dan mengirim mereka ke kediaman Jus, hidup atau mati. "

Jelas, Tie Hanfeng hanya ingin memberikan Kerajaan Batu penjelasan yang masuk akal dan tidak peduli siapa pembunuh sebenarnya. Mendengar apa yang dia katakan, Gu Shenwei mulai menyadari apa yang dimaksud Zhong Heng dengan "menyelesaikan masalah".

Budak Huan, magang pembunuh biasa, adalah pilihan pertama Zhong Heng atas pembunuhan sang pangeran.

Namun demikian, Tie Hanfeng tampaknya telah menemukan cara untuk memastikan keselamatan muridnya. Mengingat itu, Zhong Heng harus menemukan pembunuh lain untuk menenangkan Kerajaan Batu dalam waktu tiga hari.

Untungnya, sekarang dia punya cukup bukti untuk menuduh Xu Yanwei dan saudara laki-lakinya membunuh Buddha berperut buncit dan Ju Gaotai. Tidak ada yang akan meragukan motif Xu Yanwei untuk membunuh ayahnya yang mengerikan dan seorang wanita yang sering melecehkannya secara seksual. Selain itu, tidak ada yang akan peduli tentang pelacur dan pencuri atau menonjol untuk berbicara untuk mereka; yang membuat mereka menjadi pilihan yang lebih baik sebagai pelaku.

Zhong Heng hanya ingin menutup kasus ini sesegera mungkin tanpa menyinggung orang kuat di Kota Giok. Dibandingkan dengan kebenaran, dia lebih peduli tentang karier dan masa depannya.

Dia perlu menyelesaikan kasus ini dengan benar, karena itu bukan kasus yang sederhana sama sekali dan, banyak kekuatan lokal telah terlibat di dalamnya. Zhong Heng dan Tie Hanfeng percaya bahwa mereka telah menemukan solusi untuk membuat semua pihak puas, tetapi Gu Shenwei masih menolak untuk menerimanya.

"Tidak, aku tidak bisa setuju," katanya tanpa berpikir. Bahkan dia sendiri tidak bisa mengatakan apakah dia menuntut keadilan atau hanya menikmati menyangkal mentornya. Dia secara intuitif merasa bahwa dia tidak ingin menjebak saudara kandung.

"Apakah kamu benar-benar percaya bahwa mereka tidak bersalah?" Tie Hanfeng bertanya dengan penasaran.

Gu Shenwei terdiam. Dia menyadari bahwa dia telah terlalu fokus pada mengutuk skema licik Tie Hanfeng dan Zhong Heng dan perilaku tidak etis selama ini dan mengabaikan fakta sederhana, yaitu Xu Yanwei memiliki motif untuk membunuh Ju Gaotai.

"Apakah kamu tahu bahwa Ju Gaotai meminjam sejumlah besar uang dari keluarga Meng? Sekarang, tidak ada yang tahu ke mana uang itu pergi. Pasti saudara kandung yang mencuri uang itu."

"Kita masih punya waktu. Kita bisa menemukan pembunuh yang sebenarnya."

Tie Hanfeng akhirnya kehilangan kesabarannya. Dia melompat dari tempat tidur dan mendarat di samping muridnya, berteriak, "F * ck! Kamu pikir kamu siapa? Aku memenuhi kewajibanku untuk mencari cara menyelamatkan hidupmu, dan kamu ingin bermain pahlawan? Jika Anda gagal menemukan saudara kandung sebelum besok malam, Anda akan mati. Saya akan memotong kepala Anda dan memberikannya kepada Kerajaan Batu, berpendapat bahwa Anda membunuh pangeran, pelacur bernama Shen Yanshi, dan semua b * tches yang baru saja mati di Pleasure Alley. Jangan salahkan aku untuk itu! "

Anehnya, kata-kata Tie Hanfeng tidak mengganggu Gu Shenwei. Sebaliknya, entah bagaimana itu menenangkannya. Dia tidak dapat menyangkal mentornya dan sangat menyadari bahwa dia bukan siapa-siapa di Jade City, yang tidak bisa memastikan keselamatannya sendiri, apalagi melindungi orang lain.

"Tidak peduli apa, kita harus menemukan saudara kandung terlebih dahulu."

Tie Hanfeng berpikir magangnya akhirnya menyerah. Dia mendengus keras dan kembali ke tempat tidurnya.

Pada siang hari berikutnya, Zhong Heng mengundang mereka untuk makan siang. Selama makan, dia terus meminta maaf bahwa dia seharusnya mengundang mereka ke restoran yang lebih baik di Kota Utara.

Setelah menghabiskan sore yang tenang, Tie Hanfeng mengundang Zhong Heng untuk makan malam di restoran serupa di Kota Selatan.

Zhong Heng membawa tiga petugas bersamanya, dan Tie Hanfeng juga mengundang teman lain untuk makan malam. Selama makan malam, mereka mengobrol santai tentang banyak hal kecuali untuk kasus pembunuhan dan saudara kandung yang hilang.

Bagi mereka, semuanya sudah diselesaikan sebelumnya. Mereka hanya perlu menunggu saudara kandung jatuh ke dalam perangkap untuk menyelesaikan kasus ini.

Setelah makan malam, Tie Hanfeng tidak kembali ke Southwall Tavern untuk bermalam. Dia membawa muridnya ke rumah bordil dengan harga menengah. Karena Kota Selatan tidak memiliki hotel, mereka tidak punya pilihan lain.

Gu Shenwei harus tahan dengan suara-suara seks yang sangat keras hampir sepanjang malam dan tidak bisa tidur sampai setelah tengah malam. Dalam tidurnya, ia bermimpi tentang banyak adegan aneh yang terlalu malu untuk disebutkan kepada siapa pun.

Pagi berikutnya, mereka masih belum menerima berita tentang saudara kandung.

Tie Hanfeng luar biasa tenang dan sering memandang magangnya dengan mendalam. Gu Shenwei tidak meragukan apa yang dikatakan mentornya. Dia percaya bahwa Tie Hanfeng akan membunuhnya tanpa ragu-ragu, jika dia tidak dapat menemukan kambing hitam hari ini.

"Saya ingin pergi ke kediaman Jus lagi," kata Gu Shenwei kepada mentornya.

"Untuk apa?"

"Karena kamu harus menyerahkan aku kepada mereka hari ini, hidup atau mati, aku memutuskan untuk pergi ke sana sendiri."

Tie Hanfeng merasa curiga, tetapi dia masih setuju, karena dia pikir muridnya tidak akan mempermainkannya.

Mereka mengundang Zhong Heng untuk menjadi saksi mereka dan datang ke kediaman Jus bersama di sore hari.

Kali ini, hanya menteri yang keluar untuk menerima mereka. Dia tampak khawatir, karena dia dihadapkan dengan banyak masalah merepotkan; seperti bagaimana mengirim tubuh Pangeran Ju Gaotai kembali ke Kerajaan Batu, bagaimana membantu pangeran muda mendapatkan dukungan semua orang, dan bagaimana melunasi hutang para pangeran di Kota Jade. Utang adalah yang paling bermasalah. Dalam beberapa hari terakhir, banyak orang datang kepadanya untuk meminta uang. Kerajaan Batu adalah negara kecil, bukan pekerjaan mudah bagi menteri untuk mengumpulkan uang untuk membayar hutang para pangeran.

Dia terus mengeluh kepada mereka tentang masalah ini, tanpa menyebutkan apa pun yang terkait dengan kasus pembunuhan. Dia bahkan memperlakukan Slave Huan, tersangka utama dengan sangat sopan.

Semua orang menunggu malam tiba.

Segera, malam datang. Melihat para tamu hanya bertemu satu utusan sepanjang sore, menteri tahu, tanpa bertanya, bahwa saudara kandung itu masih belum ditemukan.

"Ahem, yah …" katanya enggan.

Pada saat itu, dia melihat Tie Hanfeng dan segera menelan kembali kata-katanya. Si pembunuh memasang ekspresi tersenyum tetapi masih gagal menutupi amarahnya, yang sangat menakutkan menteri.

"Sudah hampir waktunya, kita harus menyerahkan si pembunuh," magang si pembunuh, yang hampir sepanjang waktu diam, tiba-tiba berdiri dan berkata dengan tenang.

Tie Hanfeng terkejut. Zhong Heng menatap remaja itu dengan simpatik. Menteri sangat terkejut dan berkata, "Ya, sudah hampir waktunya, tetapi kita masih memiliki waktu sebelum tenggat waktu …"

"Menteri, saya harap Anda dapat mengundang pangeran untuk keluar. Dia harus bertemu dengan orang yang membunuh kakak laki-lakinya."

Menteri berdiri agape. Dia tidak pernah menyangka ini akan terjadi. Tepat pada saat ini, Tie Hanfeng tiba-tiba berdiri dan berteriak, "Ya, dia harus keluar untuk melihat pembunuh kakak laki-lakinya."

Menteri gemetar dan melihat ke arah Zhong Heng. Sayangnya, Komandan Zhong menolak memberinya tanggapan. Dia memaksakan senyum dan berkata, "Ya, Anda benar, tetapi saya harus bertanya kepada Yang Mulia dulu. Dia belum sepenuhnya pulih dari keluhan kematian kakak laki-lakinya."

Setelah beberapa saat, sang pangeran keluar, diikuti oleh sekelompok pelayan dan penjaga. Di antara mereka, Gu Shenwei melihat penjaga pangeran yang mati, yang juga bermarga Ju. Dia memelototi Slave Huan saat dia melihat remaja ini.

Pangeran itu adalah seorang pria muda berusia awal 20-an dan tampak kurus dan sedih. Setelah dia duduk, dia sedikit mengangguk ke tamu untuk menyambut mereka dan kemudian meringkuk di kursinya seperti pasien.

"Jadi, kamu sudah menangkap pembunuhnya, bukan?" Menteri berdiri di samping pangeran dan bertanya.

Gu Shenwei berbalik untuk membungkuk pada Zhong Heng sambil sengaja menghindari mata mentornya. "Komandan Zhong, tolong izinkan saya untuk menyerahkan si pembunuh di sini."

Zhong Heng bertukar pandang dengan Tie Hanfeng saat dia mengangguk dan berkata, "Itu ide yang bagus."

Gu Shenwei melihat sekeliling dan melihat beberapa orang berjalan di dekat pintu. "Pembunuhnya ada di antara kita. Kuharap kita bisa menutup pintu dan semua jendela untuk mencegahnya melarikan diri," katanya.

"Hah? Kurasa tidak perlu …"

Melihat Tie Hanfeng dan Zhong Heng, menteri merasa canggung dan memutuskan untuk tetap diam tentang masalah ini. Dia tidak mengerti mengapa mereka tiba-tiba mengubah rencana mereka.

"Tutup pintu dan jendelanya. Minta semua orang di luar untuk menjauhi tempat ini."

Sang pangeran menjadi penasaran dan memberi perintah. Dia menegakkan punggungnya dan memandang magang pembunuh dengan penuh minat.

Ketika para pelayan meninggalkan posisi mereka untuk menutup pintu dan jendela, Tie Hanfeng menarik lengan bajunya. "Tenang, Shifu. Aku akan membereskan masalah ini," Gu Shenwei berbisik.

Ini adalah pertama kalinya Tie Hanfeng mendengar Budak Huan memanggilnya Shifu, setelah dia mengadopsi dia sebagai muridnya. Dia sepertinya merasa agak tersentuh dan duduk di kursinya lagi tanpa suara. Dia berhenti memalsukan senyumnya dan memutuskan untuk menyerahkan masalah itu kepada muridnya.

Setelah itu, Gu Shenwei mengangguk ke Zhong Heng. Dia berpendapat bahwa sang komandan mungkin sudah menebak apa yang dia rencanakan. Bagaimanapun, pria inilah yang mengilhami dia untuk memikirkan solusi ini.

Sekarang dia bermaksud untuk menyelesaikan masalah alih-alih mengungkapkan kebenaran.

Para pelayan segera kembali ke posisi mereka. Semua orang ingin tahu dan tidak sabar untuk melihat apa yang akan dilakukan tersangka utama dalam kasus pembunuhan.

"Dia pembunuhnya. Lucuti dia sekarang untuk memastikan keselamatan Yang Mulia."

Gu Shenwei menunjuk penjaga yang bermarga Ju.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.