DRG – Chapter 130

Bab 130: Bug Radio Mengerikan

Penerjemah: Editor CatCyan_: Zayn_

Si kecil itu adil dan lembut seperti sebelumnya. Ketika dia melihat Su Bai, dia tersenyum lebar sehingga matanya menyipit, yang menunjukkan dengan jelas betapa bahagianya dia.

Dia membuka tangannya, seperti dulu ketika dia terus memanjat ke tempat tidur Su Bai bahkan setelah Su Bai menendangnya. Dia sangat menyukai game itu.

Su Bai siap berlutut dan menjemputnya, tetapi dia segera merangkak mundur.

Su Bai terdiam kaget.

Bocah itu berhasil berdiri menopang dirinya dari tanah dengan tangan kecilnya, dan kemudian terhuyung-huyung ke Su Bai. Dia terhuyung-huyung seperti orang mabuk, tetapi akhirnya, dia berhasil mendekati Su Bai dan menggenggam kaki Su Bai.

Su Bai mengulurkan tangan padanya dan dia segera menggenggamnya. Su Bai mengangkatnya dan memeluknya erat-erat.

Pria kecil itu mengusap dada Su Bai dengan wajahnya; rupanya, dia sangat merindukan Su Bai.

Su Bai mengetuk pantat pria kecil itu. Dia memancing dengan berpura-pura berlutut. Tetapi sekarang, dia merasa malu dibandingkan dengan hati murni anak itu.

Tapi itu hanya kebiasaan untuk curiga. Dia tidak bisa mempercayai siapa pun di sini.

Pria tua itu muncul dalam cahaya putih.

Dia jauh lebih tua daripada dia di kapal penangkap ikan. Dia telah memberi tahu Su Bai bahwa dia sudah berusia lebih dari 120 tahun, tetapi pada saat itu Su Bai berpikir dia dalam kondisi baik dan bisa hidup selama 60 tahun lagi. Tapi sekarang, rambutnya benar-benar putih dan berantakan, wajahnya sakit-sakitan dan kurus, matanya berkaca-kaca dan rupanya, dia sekarat.

Su Bai memandang lelaki tua itu sementara lelaki tua itu memandangi bocah itu.

"Kamu ingin pergi bersamanya?"

Penampilan lelaki tua itu sangat murah hati. Dia tidak menunjukkan belas kasihan kepada Gyatso, Tujuh atau Lemak, atau bahkan kepada para pengikut Tao yang pernah tinggal di Gunung Fulong, menurut Lam Chin-Ying. Pandangan menjijikkan dari pria dan wanita itu masih terus terjadi di paviliun bahkan sampai hari ini, yang merupakan semacam penghinaan dan ejekan selama beberapa dekade.

Bocah itu memandang lelaki tua itu dan kemudian pada Su Bai, seolah-olah dia sedang mencoba mengatakan sesuatu. Tapi setelah ragu-ragu sebentar, dia mencengkeram kerah leher Su Bai. Jelas, dia ingin pergi dengan Su Bai.

"Dia akan meninggalkanmu. Dia bukan milik dunia ini … "Pria tua itu tiba-tiba berhenti. Matanya sayu. Dia mendongak ke langit dan menghela nafas. “Kamu membuat pilihan yang salah. Tetap bersamaku. Saya akan memberikan warisan saya kepada Anda. Saya akan mengajari Anda baik Taoisme dan keterampilan jahat, saya akan memberi Anda Gunung Fulong yang diberkati ini sebagai tempat latihan Anda …

"Di masa depan…

"Kamu akan menjadi iblis jika kamu mau,

"Atau seorang Taois jika kamu mau.

"Apakah itu tidak cukup baik?"

Si kecil menggelengkan kepalanya sebagai penolakan.

Orang tua itu menoleh ke Su Bai karena dia tahu tidak ada gunanya mencoba membujuk anak ini.

"Anak muda, saya tahu dari mana Anda berasal dan ke mana Anda pergi, tetapi saya tidak bisa mengatakannya.

"Kamu harus tahu, dia menyukaimu dan ingin pergi bersamamu, tetapi kamu tidak punya banyak waktu untuknya, kan?

"Aku akan membiarkanmu pergi, selama kamu meninggalkan anak itu padaku. Saya lelah. Saya sedang sekarat. Saya tidak ingin ada masalah lagi. Yang saya inginkan adalah pewaris. "

Su Bai menggelengkan kepalanya. "Kamu tahu, aku bukan orang yang sopan."

Memang, Su Bai bukan orang suci. Lebih penting lagi, jika dia meninggalkan anak itu di sini, MT 2 akan gagal dan dia akan dibunuh oleh Dreadful Radio.

"Kamu sangat egois," kata pria tua itu.

"Ya, benar." Su Bai mengakui dengan jujur.

"Jika begitu, aku tidak bisa membiarkanmu pergi." Tiba-tiba, mata lelaki tua itu tidak lagi berkaca-kaca. Selanjutnya, dia menjadi sangat ganas.

Si kecil bereaksi sebelum Su Bai bisa melakukan apa pun. Dia membuka mulutnya dan menggigit udara di depan wajahnya.

Cahaya putih pecah.

Orang tua itu terkejut.

Su Bai mengulurkan tangannya, meraih tepi celah dan merobek cahaya putih.

"Gemerincing!"

Su Bai masih berjongkok di rumbia, bocah itu masih di lengannya, tetapi lukisan itu robek dengan retakan besar.

"Kamu akan menyesal." Pria tua di lukisan itu menjatuhkan mangkuknya. Matanya tertuju pada Su Bai dan anak itu. "Kamu akan menyesal."

Pria tua itu memiliki senyum yang berarti di wajahnya.

Su Bai tidak bisa memastikan apakah lelaki tua itu merujuk padanya atau bocah di tangannya.

Lukisan itu berubah saat mulai terbakar. Sekarang, lelaki tua itu berdiri di atas gunung yang tinggi memandang ke kejauhan. Tampaknya itu adalah akhir yang dia pilih untuk dirinya sendiri.

Lukisan itu terbakar habis dan berubah menjadi asap, tidak meninggalkan abu sama sekali.

Fatty, Seven dan Gyatso yang semuanya tidak sadar sekarang terbangun dan membuka mata mereka.

Su Bai berdiri. Bocah itu naik ke bahu Su Bai, duduk di sana dan meraih rambut Su Bai agar tidak jatuh.

"Aku tidak ingin membohongimu, dia benar bahwa aku akan pergi. Saya akan segera pergi. "Su Bai mengetuk perut anak itu.

Bocah itu tertawa kecil dan dengan lembut meniup telinga Su Bai.

Tujuh masih terbaring di tanah. Melihat ini, dia merasa lega dan tidak berdaya dan hanya berkata:

"Amitabh. Su Bai, menyelamatkan satu orang lebih baik daripada membangun pagoda bertingkat tujuh untuk Buddha. ”

Su Bai memandang Tujuh dan tersenyum.

…

Di kereta, Gyatso, Fatty dan Seven berbaring di dalam karena mereka terluka parah.

Su Bai mengemudi sementara anak itu naik kuda.

"Seberapa jauh kita dari sarang iblis?" Fatty bertanya dengan lemah.

"Pada kecepatan ini, satu setengah hari, atau dua hari."

"Maka tugas akan segera dipenuhi, kan?" Fatty merasa seolah-olah mimpi buruk akan berakhir.

Seven tampak khawatir, “Jangan terlalu yakin. Hanya beberapa hari setelah tugas 30 hari dimulai. Akan terlalu mudah jika kita menyelesaikan tugas ini seperti ini. "

"Mudah? Tujuh, lihat kami! ”Fatty terdiam.

"Jika Su Bai tidak melepaskan kendali lukisan pada kita dengan bantuan anak itu, jika dia menyelamatkan kita dengan cara lain, aku akan percaya bahwa cerita itu akan berakhir. Tetapi untuk membawa kita keluar seperti ini? Semua kesulitan dan penderitaan akan menjadi tidak berharga dengan akhir bahagia yang mudah.

“Radio Mengerikan ingin cerita yang bagus. Tidakkah menurut Anda terlalu membosankan untuk mengakhiri akhir yang aneh seperti itu? "

"Jadi … Tujuh, apakah kamu mengatakan itu akan 'memperbaiki' ceritanya?" Fatty merasa putus asa.

Gyatso membuka matanya dan berkata, “Dalam Perjalanan ke Barat, ketika Buddha dan Dewi Pengasih menghitung dan menyadari bahwa keempat pahlawan itu hanya mengalami 80 kesulitan ketika mereka seharusnya memiliki 81, mereka akan memperbaikinya dengan menyebabkan satu kesulitan lagi pada mereka. perjalanan pulang. Mengapa Radio Dreadful tidak dapat melakukan hal yang sama? "

…

Di atas jerami di puncak Gunung Fulong, asap hitam berkumpul dari semua tempat dan menjadi lukisan. Dalam lukisan itu, lelaki tua itu masih berdiri di atas tebing memandang ke kejauhan.

Tiba-tiba, guntur bergemuruh dan kilat melintas di langit. Lukisan itu bergetar hebat seolah-olah itu tidak tahan kekuatan mengerikan.

Lelaki tua itu berdiri di lukisan menatap langit. "Apakah Anda menuduh saya tidak melakukan apa yang Anda pesan?"

Langit bergemuruh karena marah.

Tampaknya alam tidak memiliki belas kasihan dan menganggap segala sesuatu sebagai tidak ada artinya.

“Saya sangat menyukai anak itu dan saya ingin dia memiliki warisan saya. Yah, maaf karena tidak mematuhi. "

Pria tua itu membuka tangannya dan meraung:

"Aku seorang Taois dan iblis, aku hidup dengan membunuh para Taois lain, aku tidak butuh seseorang untuk memberitahuku apa yang harus dilakukan di belakangku, dasar pengecut!"

"Ledakan!"

Guntur menimpa lelaki tua itu. Dia menghilang dengan tawa liar.

Dalam cerita terakhir Su Bai, pemilik toko hitam membiarkan Su Bai dan Sophia pergi hanya karena dia menginginkannya, dan bahkan menerima rokok Su Bai; sekarang pria tua ini menolak pengaturan Radio Dreadful sendirian. Ini berarti Dreadful Radio secara bertahap kehilangan kendali atas NPC yang bangkit dalam cerita.

"Teman-teman yang terkasih, saya minta maaf untuk menyampaikan kabar buruk ini kepada Anda. Karena kerusakan peralatan, pertunjukan kami akan ditangguhkan selama tiga bulan, jadi kami tidak akan bersama Anda selama tiga bulan yang panjang. Namun, kami akan menyelesaikan semua cerita yang kami miliki dalam proses dan memberi Anda akhir yang menarik.

“Saya percaya bahwa setelah tiga bulan, ketika kami kembali, semua masalah akan diatasi, dan tidak ada yang salah. Kami akan kembali membawa cerita berdasarkan kasus nyata.

"Terima kasih atas dukunganmu, sampai jumpa dalam tiga bulan."

…

“Kentang tumbuk, kentang tumbuk, dan lebih banyak kentang tumbuk! Smith, apakah Anda bahkan punya yang lain di gereja ini? ”Seorang lelaki kulit putih botak menghancurkan sendoknya ke atas meja dengan marah.

"Di mana sikapmu, Shawn?" Seorang pemuda berambut pirang mencela rekan satu timnya, mengambil kentang tumbuk dan memasukkannya ke mulutnya. Dia tidak memiliki persyaratan khusus untuk apa yang dia makan.

Empat orang barat duduk mengelilingi meja dan seorang pendeta tua berdiri di dekat mereka. Dia meminta maaf, “Maaf tentang itu. Hanya itu yang kita miliki di gereja ini untuk saat ini. "

"Aku bilang kamu menyimpan yang terbaik untuk dirimu sendiri," Shawn bergumam.

"Tidak, bukan aku. Tuhan memperhatikan saya, ”kata imam tua itu.

"Shawn, ini Dinasti Qing, beberapa dekade sebelum Perang Opium pertama. Para imam di Cina saat ini semuanya hidup dengan kesulitan besar. Anda harus menunjukkan rasa hormat. "

Shawn mengangguk dan menghela nafas. "Aku tahu, Michael. Saya hanya mengatakan. "

"Nikmati makananmu," kata Michael kepada tiga rekannya, "Setelah makan, kita harus mencari cara untuk memicu tugas utama kita."

Di samping kaki mereka, ada tas penuh dengan kepala manusia yang berasal dari audiens timur yang mereka temui jauh-jauh di sini. Salah satu tugas sampingan mereka adalah membunuh audiens timur.