HMG – Chapter 3

Bab 3: Wali

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Huo Shaoheng adalah seorang prajurit. Saat ini, dia tidak berada di C City.

Dia telah menerima misi rahasia sebulan yang lalu, dan segera setelah meninggalkan pangkalan militer Kota C. Tidak ada yang tahu ke mana dia pergi.

Sebelum pergi, dia telah mempercayakan Gu Nianzhi ke Chen Lie, memerintahkannya untuk menjaganya.

Siapa yang mengira dia akan mendapat masalah saat dia pergi?

Chen Lie memikirkan mata Huo Shaoheng yang dingin dan angkuh, serta metode hukumannya. Hanya memikirkan mereka membuatnya merasa seolah-olah hatinya akan melompat keluar dari tenggorokannya.

Memegang teleponnya, Chen Lie mencuri pandang ke arah Gu Nianzhi, yang menggeliat dan merintih di sofa., Yah, pikirnya, pasti ini dianggap sebagai masalah hidup atau mati?

Chen Lie memikirkan nomor telepon yang diberikan Huo Shaoheng sebelum pergi. Huo Shaoheng biasanya datang dan pergi sesuka hatinya, tanpa memikirkan orang lain, tapi kali ini dia benar-benar meninggalkan nomor yang bisa dihubungi kapan saja.

Tentu saja, Huo Shaoheng juga telah memperingatkan Chen Lie, berulang kali, bahwa ia tidak boleh, pernah menelepon nomor ini kecuali itu masalah hidup atau mati.

Ini dia. Sekarang atau tidak sama sekali.

Chen Lie memutar nomor empat digit khusus, lalu menatap antarmuka telepon, bergumam dengan gelisah, “Ayo, angkat! Menjemput! Menjemput!"

Ketika Chen Lie memanggilnya di telepon, Huo Shaoheng sudah menyelesaikan misinya dan berada di ibukota kekaisaran, berdiri di luar pintu yang mengarah ke Senat, menunggu gilirannya.

Misinya saat ini adalah membujuk Senat untuk mendanai Daerah Militer Keenam yang baru didirikan.

Belum waktunya baginya untuk memasuki aula.

Huo Shaoheng berdiri di ujung koridor di luar aula pertemuan, sebatang rokok di antara jari-jari tangan kanannya yang bersarung tangan putih. Tangan kirinya ada di saku celananya. Dia menatap diam-diam dan kosong pada pemandangan malam di luar jendela kaca besar, pikirannya di tempat lain.

Tidak terlalu jauh darinya, beberapa pekerja magang berkumpul, semua wanita cantik dari keluarga terhormat. Mereka terus mencari jalannya, tetapi tidak ada yang berani berjalan dan memulai percakapan dengannya.

Huo Shaoheng mengenakan seragam militer penuh hari ini. Dia memakai blazer tentara biru tua, terbuat dari wol halus; kancing kuningan yang terang bersinar dalam satu garis, hingga lehernya yang ramping. Pada tanda pangkatnya, cabang pinus dan bintang soliter, keduanya berwarna emas, berkilauan di bawah cahaya lampu.

Di pinggangnya ada sabuk lebar militer yang terbuat dari kulit badak. Di bawahnya ada celana seragam biru tua, juga terbuat dari wol halus, jahitannya lurus tanpa cela. Kakinya dibalut sepasang sepatu bot setinggi lutut.

Tingginya sekitar enam kaki, dan dengan sepatunya yang terpasang di atas, ia dengan mudah lebih dari enam kaki. Dia tidak hanya tinggi tetapi tegap, dengan bahu lebar dan dada lebar. Dia telah memulai karir militernya pada usia 15, dan sebelum itu dia telah dilatih dalam seni bela diri. Berdiri di sana, dia sama mengesankannya seperti gunung.

Seragam militer menempel di pinggangnya, sebelum turun. Di bawah pinggang, kakinya yang panjang sepertinya terus berlangsung selamanya.

Sosoknya yang tinggi dan tegap saja sudah cukup untuk membuat jantung berdetak kencang, tetapi seolah-olah itu tidak cukup, wajah yang menyertai tubuh itu begitu tampan sehingga semua orang yang memandangnya putus asa karena kekurangan mereka sendiri.

Untungnya, dunia tidak sepenuhnya tidak adil. Penampilannya yang iri hati diimbangi oleh fakta bahwa tidak ada yang berani mendekatinya. Wajahnya yang sangat tampan selalu serius dan terlarang, dan siapa pun yang menerima tatapannya selalu merasa terbebani oleh bobotnya. Matanya, dingin dan menyendiri, sepertinya mengatakan — ini adalah bagaimana Gu Nianzhi menggambarkannya, setidaknya— “kalian semua sampah.”

Dia telah mendapatkan reputasi sebagai "unicorn" dari Pasukan Operasi Khusus, bunga yang tak terjangkau tumbuh di puncak gunung, selamanya di luar jangkauan. Dia adalah spesimen sempurna yang didambakan semua orang, tetapi itu hanya bisa dikagumi dari jauh.

Huo Shaoheng menatap langit malam biru tua di balik jendela saat dia menghembuskan lingkaran asap rokok yang tipis. Dia secara mental melewati garis pidato yang akan dia presentasikan kepada Senat.

Tiba-tiba, headset bluetooth-nya mulai berdering.

Seseorang memanggilnya dengan nomor pribadi, penggunaan militer, rahasia. Dia hanya pernah memberikan nomor ini kepada Chen Lie, dan Chen Lie seharusnya hanya memanggilnya ketika itu adalah situasi hidup atau mati untuk Gu Nianzhi.

Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Gu Nianzhi?

Huo Shaoheng menenangkan diri, menjentikkan rokoknya ke tempat sampah, dan berkata, tanpa suara, "Bicaralah."

Headsetnya segera membentuk saluran pribadi, yang hanya diperuntukkan bagi militer. Suara lembut dan mendalam Huo Shaoheng melesat melalui koneksi dan masuk ke telinga Chen Lie di ujung lainnya.

Chen Lie menghela nafas panjang, seolah akhirnya terbebas dari beban berat. Dia dengan cepat menjelaskan apa yang terjadi pada Gu Nianzhi.

Alis tebal Huo Shaoheng berkerut. “Afrodisiak? Anda memanggil saya, di saluran ini, karena sesuatu yang konyol seperti itu? Berikan saja penawarnya! "Suaranya rendah dan acuh tak acuh, tetapi Chen Lie bisa mengatakan bahwa Huo Shaoheng jengkel.

“Aku punya beberapa penangkal berbeda untuk stimulan seksual, ya. Tapi ini adalah tindakan sabotase. Seseorang mencoba untuk menghancurkannya, itulah sebabnya saya berpikir bahwa Anda, walinya, mungkin ingin tahu tentang itu. Juga, ini bukan afrodisiak biasa! Ini sangat kuat dan saya tidak tahu apakah saya bisa menetralkannya … di sini, dengarkan saja dia. "Setelah menyelesaikan ledakan amarahnya, Chen Lie meletakkan teleponnya dekat dengan pipi Gu Nianzhi dan berkata," Ini Huo Shao [1], wali kamu. "

Seolah-olah sinar matahari telah menembus otak Gu Nianzhi yang kabur dan kacau. Mengumpulkan semua kekuatan yang tersisa, dia memanggil "Huo Shao …" sebelum pingsan.

"Huo Shao" —dua kata itu keluar dengan lembut dan mendengkur. Huo Shaoheng merasa seolah-olah anak kucing yang baru lahir telah mengulurkan kaki yang berdaging dan mengelus-elus telapak tangannya.

Huo Shaoheng adalah pria yang khidmat dan terkendali, berdiri di tempat yang megah dan bermartabat. Dia tidak pernah menganggap Gu Nianzhi sebagai apa pun selain anak kecil di bawah asuhannya. Namun, terlepas dari semua itu, dia merasakan kulit kepalanya mati rasa saat mendengar suaranya.

Sesuatu tidak ada di sini.

Huo Shaoheng segera bertanya, "Berapa lama dia?"

Chen Lie melirik Gu Nianzhi, yang sekarang melempar dan menghidupkan sofa, mencoba melepaskan pakaiannya. Dia berkata, pelipisnya berdenyut, “Aku tidak tahu. Saya akan mencoba memberinya penawar racun. Saya harus memperingatkan Anda, saya tidak tahu apa yang ada di afrodisiak sehingga saya tidak dapat menjamin bahwa penawarnya akan bekerja – oh tidak, saya harus pergi, tidak bisa bicara, dia melepas pakaiannya … "

Alis Huo Shaoheng terangkat pada ini, tetapi ketika dia berbicara suaranya tetap datar. "Ikat dia dan bungkam dia. Anggap saja ini sebagai pelatihan Pasukan Operasi Khusus. ”

"Aku tahu, tapi aku tidak punya sesuatu yang berguna di sini …" Chen Lie melihat sekeliling. "Hei, apa kamu punya tali di vilamu?"

“Seharusnya ada beberapa di gudang. Berhentilah membuang waktu. Bawa dia ke klinikmu di pangkalan militer, sesegera mungkin. ”Pembuluh darah di pelipis Huo Shaoheng sedang menonjol sekarang. Dia mengakhiri panggilan, dan menyalakan sebatang rokok. Dia menyeret panjang sebelum perlahan-lahan menghembuskan napas, asap menghilang di senja.

Chen Lie menatap teleponnya. Dia melemparkannya ke samping dan bergegas ke gudang. Dia menemukan tali dan mengikat Gu Nianzhi seperti nasi pangsit Cina.

Gu Nianzhi sekarang terikat erat. Erangan sedih dan memprotes yang datang darinya masih terlalu banyak bagi Chen Lie, bahkan dengan pelatihan medisnya, jadi dia menyumpalnya dengan kain kasa. Dia menggendongnya dari rumah dan menuju tempat parkir bawah tanah vila. Dia kemudian mengamankannya di dalam mobil sebelum mengusir dari daerah villa Dexin dan menuju pangkalan Pasukan Operasi Khusus C City.

Wajah Huo Shaoheng tetap tenang dan tenang, tetapi di dalam, dia mulai khawatir. Itu hanya afrodisiak, bukan racun. Kehidupan Nianzhi tidak dalam bahaya. Tidak perlu baginya untuk bergegas pulang.

Tapi … siapa yang bisa mengatakan dengan pasti?

Dia memeriksa arlojinya untuk saat itu, lalu memanggil pesanannya, Fan Jian. “Siapkan pesawat militer untukku. Segera setelah pertemuan selesai, saya kembali ke pangkalan. Saya naik pesawat tercepat, Gray Shadow. Ini tidak bisa dinegosiasikan. Beri tahu mereka itu untuk uji terbang. "

Gray Shadow adalah jet tempur supersonik dua tempat duduk terbaru yang keluar dari R&D militer, dan itu masih dalam tahap pengujian.

Huo Shaoheng tidak peduli dengan ini. Dia telah dilatih sebagai pilot tempur, dan keterampilannya sebagai pilot tidak ada duanya di seluruh militer.

Tertib, Fan Jian, segera berdiri memperhatikan. "Ya, Tuan!" Dia kemudian bergegas untuk mengamankan pesawat.

Huo Shaoheng baru saja selesai memberikan perintah ketika seorang wanita cantik dengan sosok rupawan keluar dari aula pertemuan. Dia membungkuk dan berkata, "Mayor Jenderal Huo, giliran Anda sekarang."

Huo Shaoheng berjalan dengan tenang ke aula; wajahnya adalah gambaran kebersamaan dan ketenangan.

Aula pertemuan utama untuk Senat Kekaisaran didirikan seperti cangkang raksasa, dengan pengaturan tempat duduk untuk para senator menyerupai kipas terbuka. Yang di depan memiliki kursi terendah, sedangkan yang di belakang memiliki yang tertinggi. Setiap baris berbeda dan tidak ada yang menghalangi pandangan yang lain.

Podium speaker diletakkan di tengah, tepat di tempat poros kipas berada.

Di belakang podium ada layar elektronik besar: begitu besar sehingga memenuhi seluruh dinding.

Huo Shaoheng naik ke podium dan mematahkan tumitnya dengan hormat militer kepada para senator di bawah. Dia memperkenalkan dirinya: "Saya Huo Shaoheng, Mayor Jenderal Militer Kekaisaran, dan juga Komandan Pasukan Operasi Khusus, yang beroperasi di bawah komando militer langsung. Saya di sini hari ini untuk meminta Senat mengalokasikan dana yang diperlukan untuk mendukung Wilayah Militer ke-6 selama 10 tahun ke depan. "

Lantai itu sunyi.

Setelah beberapa saat, seorang senator berambut abu-abu yang duduk di barisan depan berkata, dengan nada yang menyampaikan keraguannya, “Mayor Jenderal Huo, hanya ada lima wilayah militer di kerajaan kita: Timur, Selatan, Barat, Utara, dan Tengah. Di mana Wilayah Militer ke-6 ini yang Anda bicarakan? ”

[1] "Huo Shao" adalah nama panggilan Gu Nianzhi untuk Huo Shaoheng.