Chapter 6: The Pillow

Bab 6: Bantal

Penerjemah: Nyoi_Bo_Studio Editor: Nyoi_Bo_Studio

Meskipun Fan Xian baru berusia empat tahun secara fisik, ia membawa jiwa pria dewasa di dalam dirinya. Pertumpahan darah yang mengelilinginya pada hari kelahirannya ke dunia ini tercetak di benaknya dan selalu membebani dirinya dengan berat. Dia tahu bahwa suatu hari, masa lalunya yang misterius akan menyusulnya.

Tampaknya hari ini adalah hari itu.

Serangan menyelinapnya tidak berhasil. Air matanya yang menyedihkan, yang dimaksudkan untuk membingungkan pengunjung yang tak terduga ini, tidak ada gunanya sekarang. Dia dengan cepat memutar otak untuk mencari cara untuk melarikan diri.

Jika dia berteriak, penyerangnya akan melakukan pekerjaan singkat padanya. Saat ini, pria itu tidak bergerak – dia jelas masih bingung dengan Fan Xian berteriak, "Papa!"

Melihat bahwa serangan menyelinapnya tidak efektif, Fan Xian memutuskan untuk mengandalkan keunggulan bawaan masa mudanya. Dia mendongak ke mata pengunjung dan meratap, "Papa! Papa …!"

Saat air mata mengalir di wajahnya, dia dengan gugup melanjutkan rencana pelariannya.

"Tidak ada gunanya berpura-pura, Tuan Fan muda." Nada suara pengunjung itu acuh tak acuh, dan seolah-olah tanpa jejak ancaman. "Sepertinya kamu pintar, naluri untuk mempertahankan diri untuk seorang yang masih sangat muda. Tapi seharusnya sudah jelas bagimu bahwa aku bukan Count Sinan."

Pengunjung malam itu memberi isyarat dengan pisau di tangannya, dan kemudian bergerak ke arah Fan Xian.

Wajah Fan Xian tetap ternoda oleh air mata yang benar-benar polos, tetapi jantungnya berdebar kencang. "Kamu siapa?" dia menangis tersedu-sedu.

"Ayahmu mengirimku untuk mencarimu. Jadi jangan berteriak."

Mata pengunjung malam itu kecil, coklat, dan tidak terlalu menyenangkan untuk dilihat. Kerutan di sudut-sudut mengkhianati usianya, dan cara bicaranya mengingatkan Fan Xian tentang pria-pria tua kotor yang mencoba menipu gadis-gadis pelayan muda itu untuk melepaskan masa remaja mereka.

Tapi Fan Xian tidak memberikan apa pun, dan dia dengan sempurna memainkan peran sebagai anak yang ketakutan, terkejut dan sedikit marah.

"Kamu bukan ayahku!"

Kemudian, seolah-olah dia tidak melihat pisau di tangan penyerangnya, dia berbalik dan naik ke tempat tidur, menggerutu. "Aku bahkan tidak tahu seperti apa rupa papa-ku."

Pria itu tertawa gelap, maju ke tempat tidur.

Tiba-tiba, berbalik dan melihat ke belakang pengunjung, mata Xian berkedip kaget saat dia berteriak, "Mama!"

……

……

Itu bukan pengalih perhatian yang hebat. Dia tidak akan tertipu seandainya ada orang lain yang mencobanya. Lagipula, pengunjung malam itu adalah seorang master hebat yang memiliki seluruh laboratorium di ibukota.

Tetapi karena dia tidak punya alasan untuk mencurigai bocah muda yang penuh tipu daya ini, pengunjung malam itu mempercayainya ketika dia mendengar teriakannya, "Mama!"

Wajah pengunjung malam itu memperlihatkan ekspresi kaget ketika dia memutar kepalanya untuk melihat.

Tentu saja, di belakangnya hanya pintu yang tertutup rapat dan malam yang gelap pekat.

Pukulan keras! menggema di seluruh kamar.

Kepalanya berlumuran darah, pria itu jatuh ke lantai.

Di tangannya, Fan Xian memegang sepotong bantal porselen. Masih bingung, Fan Xian menatap pria itu, mencengkeram sepotong porselen yang terpotong erat. Dia mengertakkan gigi, mengangkat lengan, dan menurunkannya dengan kekuatan penuh ke kepala penyerangnya.

Ada bunyi yang memuakkan. Terlepas dari kenyataan bahwa pengunjung malam ini adalah seorang grand master, dia akan keluar sebentar karena pukulan dari bantal itu.

……

……

Suara seorang gadis pelayan muncul dari luar. "Apa itu tadi?"

"Bukan apa-apa! Aku menjatuhkan gelas. Kita akan membersihkannya besok."

"Besok? Jika Tuan Muda menginjaknya, lalu apa yang akan kita lakukan?"

"Aku bilang kita akan menghadapinya besok!"

Mendengar respons yang begitu kuat dari anak muda yang biasanya lembut dan polos, gadis pelayan memutuskan untuk tidak menekan masalah ini.

Fan Xian kembali ke satu sisi lemari pakaian, dan dengan susah payah, mengeluarkan selimut musim dingin yang berat. Dia merobeknya menjadi potongan-potongan dengan jari-jarinya, memutarnya, dan dengan aman mengikat pria yang tergeletak di lantai.

Pada titik ini, ia menemukan bahwa punggungnya basah oleh keringat dingin.

Ketakutan tiba-tiba mencengkeramnya: Ini adalah pertama kalinya dia mencoba membunuh seseorang, baik dalam kehidupan sebelumnya atau yang ini. Dia tidak yakin apakah dia benar-benar membunuh orang itu atau tidak, tetapi dia mengambil risiko besar – jika orang ini adalah pejuang yang terampil, maka kehidupan kecil Fan Xian sendiri pasti akan dihabisi.

Meletakkan tangannya di atas wajah pengunjung yang ditutupi kain malam itu, dia menemukan bahwa dia masih bernafas. Dia tidak yakin mengapa, tetapi tiba-tiba dia menyadari bahwa dia harus melakukan kunjungan tamu untuk selamanya.

Dia menggigil.

Sepertinya dia telah menjadi sangat keras hati setelah kelahirannya kembali – dia hampir siap untuk melakukan sesuatu yang begitu tidak berperasaan, bahkan tanpa keraguan sedikit pun.

Dia tidak menyadari bahwa jauh di lubuk hatinya, dia melihat dirinya sebagai seseorang yang sudah mati sekali. Kelahirannya di dunia ini adalah hadiah yang sangat berharga, dan dia tidak akan membiarkan siapa pun mengancam hidupnya.

Itu adalah prinsip sederhana: sama seperti seseorang hanya dapat menyadari kekuatan anggur setelah seseorang mabuk, orang hanya dapat mengetahui nilai kehidupan setelah seseorang mati.

Mencengkeram pisau di tangannya, dia merenung. Dia masih tidak yakin apakah dia harus membunuh pengunjung malam ini yang berbaring di lantai. Tiba-tiba, dia memikirkan seseorang, dan senyum menyelinap di wajahnya. Dengan diam-diam, dia mendorong membuka pintu, dan merangkak melalui lubang yang biasa digunakan anjing untuk keluar-masuk, dia datang ke toko yang berdiri di sudut jalan di luar halaman Count.

……

……

Ketuk ketuk ketuk. Dia mengetuk pintu toko dengan lembut, suaranya rendah sehingga tidak ada orang lain di Danzhou yang bisa mendengarnya di malam hari.

Tetapi Fan Xian tahu bahwa orang di dalam akan mendengar ketukan. Meskipun dia berpura-pura tidak mengenalnya selama empat tahun terakhir, ketika keadaan menjadi kacau, Fan Xian menganggapnya sebagai satu-satunya orang yang bisa dia percayai.

"Siapa ini?" Suara penjual yang membosankan dan tanpa emosi datang dari toko.

Fan Xian bertanya-tanya apakah pria ini benar-benar sama dengan dia di luar ibukota bertahun-tahun yang lalu, cermat dalam semua urusannya. Dia memutar matanya, dan dengan suara pelan dia menjawab, "itu Fan Xian."

Benar saja, pintu toko kayu terbuka tanpa suara, dan pemuda buta itu berdiri di ambang pintu seperti hantu, mengejutkannya.

Fan Xian memandang orang yang membawanya ke Pelabuhan Danzhou. Dia menatap pria ini, dengan pipi yang sepertinya tidak tersentuh oleh waktu selama empat tahun terakhir ini dan matanya tertutupi oleh sehelai kain hitam, dan dia tidak bisa tidak bertanya-tanya: Bagaimana mungkin pria ini sama sekali tidak menua?

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.