LOFY – Chapter 118 – An Engagement From the Past

Bab 118: Pertunangan Dari Masa Lalu

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

"Ah!" Serangkaian tangisan menyakitkan meledak sebelum kematian empat atau lima pria. Tertawa, Zhan Beiye menyeret pedangnya saat dia berjalan pergi.

Namun, di jebakan di belakangnya, muncul sesosok yang dengan keras menusukkan pedangnya ke punggung Zhan Beiye.

Gu Linfeng telah menanggalkan baju zirah emasnya dalam sedetik dan menendang mayat, secara efektif menggunakannya sebagai batu loncatan untuk keluar dari perangkap.

Tanpa menoleh, Zhan Beiye menepuk pedangnya yang lebih lebar dari biasanya, menyebabkan dedaunan dan debu menggulung dengan embusan angin yang besar. Mata Gu Lingfeng menyipit saat dia menarik napas, tanpa sadar melangkah mundur. Tiba-tiba, dia merasakan hembusan angin yang kencang dihasilkan di tengah hembusan, dan itu datang untuknya dengan kecepatan penuh dan tanpa suara.

Gu Lingfeng adalah seorang pejuang yang berpengalaman dan bisa langsung merasakan bahayanya. Dia membungkukkan tubuhnya, dengan gesit meraih bawahan yang mendekat untuk digunakan sebagai perisai daging. Pada saat berikutnya, dia merasakan cairan hangat, ikan, berceceran di wajahnya.

Melihat pembelaannya berhasil, Gu Lingfeng menghela napas lega. Dia mendengar suara tawa lembut, yang terdengar seperti tabrakan es dan batu giok. Membawa kekek sedikit menghina, tawa itu memudar.

Gu Lingfeng membuka matanya, melemparkan tubuh lelaki ke tanah, mengulang tawa di kepalanya dan menjadi semakin marah. Dia berbalik untuk melihat anak buahnya yang lain, meraung, “Apa yang kamu lihat? Mengejar!"

Pasukan emas menatapnya dengan ekspresi aneh, dan ketika Gu Lingfeng akan terus merobek mereka, dia merasakan kekakuan menyusul area bahunya. Menjangkau, dia merasakan sepotong daging jatuh.

Wajah Gu Lingfeng berubah. Dia tidak tahu kapan, tetapi bahunya sudah hangus pada saat dia menoleh ke samping untuk melihat. Segera memahami bahwa dia telah jatuh pada perangkap musuh, dia mengeluarkan pedangnya. Dalam sekejap, sepotong besar daging berdarah di bahunya terbang keluar.

"Setengah dari kamu melakukan pengejaran dan setengah lainnya akan kembali bersamaku untuk memulihkan diri!" Perintah Gu Lingfeng dengan kebencian tebal saat dia memegang bahunya. Mata terbenam jauh ke dalam hutan lebat, dia berteriak, “Aku ingat suaramu! Saya akan membayar Anda dua kali lipat ketika saatnya tiba. "

“Aish, ikan bodoh ini. Mengapa saya tidak bisa mendapatkannya? "Meng Fuyao mengutuk, memegang ujung celananya sambil berdiri di tepi sungai dan mencoba menusuk ikan dengan cabang pohon. "Aku telah membuang 180 tusukan yang anggun tanpa hasil."

Kelompok itu telah menempuh perjalanan sepanjang hari, akhirnya datang ke gunung yang lebih tinggi untuk beristirahat di malam hari. Ji Yu dan anak buahnya pergi berburu, dan karena Meng Fuyao bukan orang yang bisa duduk, dia memutuskan untuk menangkap beberapa ikan, tetapi tampaknya tidak berhasil.

Lord Yuan Bao menenangkan diri di atas batu dan menunggu dengan penuh semangat ketika Meng Fuyao mengeksekusi kepindahannya untuk yang keseratus dan delapan puluh kali.

Zhan Beiye bersandar di bebatuan gunung sambil mengunyah sebatang rumput manis dan melirik betis dan pergelangan kaki serta pergelangan kaki putih dan salju milik Meng Fuyao. Setelah terdeteksi untuk kesekian kalinya, ia disiram air yang banyak, butiran-butiran mendarat di sekujur tubuhnya.

Menyeka mereka dan meludahkan bilah rumput, dia melangkah. Meng Fuyao mengambil posisi bertarung, tetapi Zhan Beiye hanya mengambil garpu sementara dan berkata, “Ikan-ikan ini adalah produk lokal kami. Sangat licin. Anda tidak bisa menangkapnya. "

"Ayo pakai sepatumu. Cuaca di pegunungan dingin di pagi hari dan di malam hari. Jangan masuk angin. "

Saat itulah Meng Fuyao memahami niatnya. Terkejut dan sesaat karena bingung, dia tanpa sadar pergi untuk memakai sepatunya sambil mengamati ketika dia memasukkan garpu ke dalam air dan mengaduknya. Karena tidak lagi bisa bernapas, ikan-ikan berjalan ke permukaan, langsung ditangkap oleh orang yang menunggu. Beberapa dari mereka melompat ke bebatuan, dan Lord Yuan Bao bahkan memegang satu dengan cakar sebelum berbalik ke arahnya dan melemparkan senyum sombong.

“Jadi, apa artinya 'mencampur air untuk menangkap ikan' secara harfiah? Anda seorang pangeran sendiri, jadi mengapa Anda begitu akrab dengan hidup di alam liar? "Tanya Meng Fuyao dengan kaget.

“Saat berperang dengan Suku Moluo, aku bahkan memimpin pasukan ke tanah mereka. Dengan 3.000 orang, kami mengejar pemimpin mereka di pegunungan ke titik di mana ia memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri, "Zhan Beiye tersenyum, memperlihatkan gigi putihnya yang pucat," Kami tidak memiliki persediaan dan makanan. Didorong oleh kelaparan, kami menangkap seekor ular dan membaginya. Hal-hal seperti menangkap ayam liar, kelinci dan ikan … kita semua telah melakukannya. Orang-orang saya semua lelah, dan tidak ada alasan untuk mengharapkan mereka melayani saya. ”

"Sekarang aku mengerti mengapa gelar pemimpin emas hanya milikmu," kata Meng Fuyao saat dia menyalakan api, mengipasi api sambil menambah cabang. Dia melanjutkan dengan senyum, "Seorang pemimpin yang mengisi jebakan dengan anak buahnya dan menggunakan anak buahnya sebagai perisai tidak akan pernah mencapai harapan orang-orang."

"Dia telah mengadu dirinya melawan saya sepanjang hidupnya, tetapi selama ini, saya hanya memperlakukannya sebagai kentut," Zhan Beiye tertawa, "Betapa bau."

Meng Fuyao tertawa terbahak-bahak, berhenti di tengah jalan untuk mengambil beberapa daun dan cabang untuk memberi makan api. Menatap api, dia duduk diam, matanya berkilau seperti sepasang manik-manik kristal.

"Hati-hati!"

Zhan Beiye mengulurkan tangan untuk merebut cabang yang akan diangkatnya. Suara retak memecah kesunyian dan membentaknya keluar dari linglung. Beralih ke sumber suara, dia memperhatikan bahwa "ranting" itu sebenarnya ular berbisa. Itu memiliki kepala datar, berwarna abu-coklat dan memiliki bintik-bintik hijau samar yang membantunya berbaur dengan tumpukan daun. Kamuflase sempurna.

Zhan Beiye melemparkan ular mati itu dan menarik tangannya ke arahnya untuk memeriksanya. "Apakah kamu terluka? Kenapa kamu begitu ceroboh? "

Nada suaranya aneh, dan dia dengan cemas membalik-balik tangannya. Cahaya api menerangi wajahnya, membuat butiran-butiran halus keringat di dahinya terlihat. Pria ini sebelum dia adalah seorang prajurit dan pemimpin dalam pertempuran, namun di sinilah dia, sangat ketakutan oleh seekor ular.

Jantung Meng Fuyao menegang saat rasa bersalah menyapu dirinya. Dia menyorongkan tangannya kembali dan memaksa keluar senyum. "Aku baik-baik saja, aku baik-baik saja."

"Fuyao," panggilnya sambil menatapnya. "Saya melewati Yaocheng dan mendengar bahwa Tie Cheng mengikuti Anda. Kenapa dia tidak ada di sini? "

"Aku mengirimnya ke misi lain," jawabnya perlahan. "Dia akan menyusul setelah selesai."

"Apa yang mungkin lebih penting daripada melindungimu?" Zhan Beiye mempertanyakan tanpa tanda-tanda santai. "Dia sepertinya bukan orang yang mau meninggalkan sisimu."

"Aku memerintahkannya," dia menjelaskan sebelum berbalik.

"Kenapa?" Dia bertanya lagi, menolak untuk membiarkannya apa adanya.

"Tidak mengapa!" Serunya, tidak lagi bisa menahan diri. "Saya suka itu!"

Zhan Beiye tetap diam dan tenang. Melihatnya menatapnya, dia merasa bersalah segera. Dia menarik nafas sebelum mengoceh, "Oh, maaf, saya sedikit lelah dan kehilangan itu."

"Kamu tidak bahagia, Fuyao," kata Zhan Beiye. "Dari saat aku melihatmu di tebing, aku tahu ada sesuatu yang salah. Apa yang terjadi?"

Meng Fuyao membuka mulutnya dan menutupnya. 'Apa yang terjadi? Tidak ada, hanya … Saya bertemu seseorang dan selama dia ada mereka akan bertemu cepat atau lambat. Tidak ada yang buruk tentang pertemuan sebelumnya, ’

Dia menghela nafas, bertanya-tanya bagaimana pria agresif seperti dia sebenarnya bisa begitu lembut. Yang tidak diketahuinya adalah bahwa kepedulian dan perhatiannya adalah edisi terbatas. Misalnya, Ya Lanzhu tidak akan pernah merasakannya.

Tapi apa gunanya dia menceritakan rahasia padanya? Itu hanya akan menambah hatinya yang sudah bermasalah.

"Ini tentang dia, bukan?" Meng Fuyao tetap diam, tetapi Zhan Beiye sudah menjawab dengan nada kesepian dalam suaranya, meskipun ada senyum di wajahnya. "Hanya dia yang bisa menyebabkan gangguan pada kelakuanmu."

Meng Fuyao-nya melompat. Dia menatapnya dan melihat bahwa dia fokus memanggang ikan. Merasakan pandangannya, dia tertawa. “Kenapa kamu menatapku? Takut saya akan terluka? Saya cukup senang bahwa Anda memiliki pemikiran itu. "

"Bukan itu!" Meng Fuyao mengangkat suaranya seolah ingin membuktikan dirinya. “Saya sudah mengatakan ini sebelumnya, dan saya akan mengulangi ini. Saya tidak punya perasaan aneh terhadap kalian. Apa yang paling saya harapkan, adalah bagi kalian untuk melanjutkan jalanmu dan aku pada jalanku. "

"Kita yang punya perasaan aneh terhadapmu," dia tersenyum riang. “Mengetahui bahwa itu adalah penolakan untuknya juga membuatku merasa lebih baik. Aye, Fuyao, kamu telah menolak kami berdua, jadi pastikan kamu tidak berubah pikiran, atau aku tidak akan membiarkanmu pergi. "

"Sudah cukup." Meng Fuyao tertawa tak berdaya. Setelah beberapa pemikiran, dia menambahkan, "Saya mengirim Tie Cheng untuk mengawal Putri Teratai kembali ke Zhongzhou. Menabrak kelompoknya dan kebetulan menyelamatkannya dari sekelompok bandit. "

"Buddha Lotus?" Zhan Beiye mengerutkan kening. "Feng Jingfan? Putri ke-14 termuda? Dikenal terlahir dengan lotus di mulutnya? ”

“Kamu juga kenal dia?” Tanya Meng Fuyao, sebelum terpikir olehnya bahwa jika sang putri adalah calon istri Zhangsun Wuji, mengapa bukan anggota kerajaan Bangsa Tiansha yang menyadarinya?

"Tidak juga, tapi aku sudah mendengar tentangnya," jawabnya perlahan. "Kenapa dia menuju ke sana?"

Meng Fuyao menggigit bibirnya, ragu-ragu tetapi akhirnya berbagi apa yang dia tahu. "Katanya dia calon istri Zhangsun Wuji, dan dia menuju ke sana untuk mengunjungi."

"Calon istri?" Zhan Beiye mengulangi, matanya melebar dan hampir menjatuhkan ikannya ke dalam api. "Mengapa tidak ada yang menyebutkan … ah, tidak benar."

"Apa yang salah?" Tanya Meng Fuyao, jelas gugup.

“Sekarang setelah kamu menyebutkannya, aku ingat dia terlibat pertunangan ketika dia masih remaja, dan lukisan yang berisi strategi militer diberikan padanya. Tidak ada berita lain setelah itu. Tetapi jika dia benar-benar dalam pertunangan, dia seharusnya sudah menikah sejak lama. Mengapa itu tidak terjadi? "

Tiba-tiba, dia menjadi marah. “Betapa pria itu! Bersumpah untuk menjagamu saat dia punya istri. Apa motifnya? "

Meng Fuyao tetap diam, dan Lord Yuan Bao menjulurkan kepalanya sebelum bergegas untuk berdiri di antara mereka. Dia menampar dada dan pantatnya, menunjuk ke sana-sini sambil mencicit dengan keras. Keduanya menatapnya, tidak memahami apa emosi kuat yang dia coba ekspresikan. Menyadari bahwa dia tidak menyampaikan maksudnya, dia menembak kepalanya yang mungil ke arah langit dengan putus asa. Kotak biskuitnya datang ke pikiran pasti, tetapi dia sayangnya menyelesaikannya. Dengan cemas, ia mulai mencabut rambut di pantatnya untuk membentuk kata "tidak."

Memijat pantatnya, Meng Fuyao berkata, "Ketika Anda akhirnya selesai, itu akan menjadi hari yang baru dan pantat Anda akan botak. Lupakan saja, itu tidak sepadan dengan masalahnya. "