Chapter 47 – It’s All My Fault

Bab 47: Semuanya Salahku
Penerjemah: Exodus Tales Editor: Exodus Tales

"Sungguh dosa!" Bisik Yanyan, matanya dipenuhi air mata.

Kemudian, dia perlahan berjalan ke sisi Yang Dingtian, dengan lembut meraih pedang besinya yang patah, dan memegang tangan kanannya yang berlumpur. Dia berkata dengan lembut, "Ayo pergi. Pulanglah bersamaku. ”

Yang Dingtian berhenti, matanya yang merah menyala perlahan-lahan cerah saat dia menatap Yanyan. "Pulang ke rumah? Oh baiklah!"

…

Selama seluruh periode waktu ini, Yanyan telah mendengar kata-kata dingin yang tak terhitung jumlahnya.

"City Lord Ximen, pahlawan pertama. Saya tidak berharap dia menggonggong di pohon yang salah dan memilih orang gila idiot untuk menjadi menantunya! "

"Sayang sekali bahwa Ximen Yanyan harus menikah dengan sampah. Wanita cantik seperti itu didorong ke dalam lubang api hidup-hidup. "

“Jadi apa, Nona Ximen bahkan tidak bisa melihat tempat sampah. Tahukah kamu? Nona Ximen masih perawan. Mereka tidak benar-benar menikah. Dia tidak bisa melanggar kehendak terakhir Ximen City Lord. Nona Ximen menunggu satu setengah tahun untuk berlalu. Setelah sampah dibunuh oleh Ximen Yan, dia bisa menikah lagi. ”

Semua kata-kata ini sampai di telinga Ximen Yanyan. Beberapa dia secara pribadi mendengar, sementara yang lain disampaikan kepadanya oleh pembantunya, Lu Er.

Meskipun banyak orang tidak berani mengatakan hal-hal itu ke wajahnya, ekspresi mereka ketika menatapnya menjadi sangat aneh. Suatu hari, Ximen Ju bertemu dengannya di jalan, dan bertanya dengan samar, "Apakah ini harapan yang Anda cari?"

Ximen Lie juga tidak bisa tinggal di Black Blood Castle. Dia pergi ke Cloud Sky City untuk menemukan Ximen Yanyan. "Apakah kamu akan membiarkan dia pergi seperti ini?"

Pada saat itu, Ximen Yanyan diam dan tidak menjawab.

Yang Yan si penatua juga berbicara kepadanya, “Kamu masih punya waktu untuk kembali pada kata-katamu. Keluarga Qin Barat Laut dapat mengabaikan skandal Anda menikahi orang gila. Jika Anda mau, Cloud Sky City dapat mengumumkan bahwa Anda tidak pernah menikah dengan siapa pun, tidak pernah menikah dengan orang gila. "

Ximen Yanyan masih tetap diam.

…

“Orang-orang ini sangat benci. Saya tidak sabar untuk merobek mulut mereka, "kata Lu Er marah. “Kata-kata mereka semakin tidak menyenangkan. Mereka benar-benar tidak memiliki hati nurani. Jika bukan karena Penguasa Kota, mereka tidak akan menjadi begitu kaya dan sejahtera seperti sekarang. Sekarang, mereka tidak hanya mengejek orang gila itu, tetapi bahkan berani menertawakan Nona. ”

"Mulut mereka tumbuh lebih besar, tetapi tidak ada yang bisa menghentikan mereka berbicara," kata Yanyan ringan.

Lu Er ragu-ragu sejenak. Kemudian, dia berbisik, “Nona, dia terlihat seperti dia dalam kondisi yang sangat buruk. Jika Anda mau, saya akan pergi dan membawanya. Bahkan anak-anak berusia empat hingga lima tahun menggertaknya. ”

Yanyan menoleh dan berkata, “Saya sudah mengatakan bahwa saya tidak akan pernah peduli dengan urusannya. Saya berbicara dengan rendah hati dan memohon padanya, tetapi dia tidak mendengarkan. Ini yang dia minta. ”

Tentu saja, Yanyan tidak bersungguh-sungguh. Entah bagaimana, meskipun sikap keras kepala Yang Dingtian membuatnya sangat marah, sikap keras kepala yang sama inilah yang telah terukir di dalam hatinya.

Jadi, dia akhirnya tidak bisa menahan diri. Dia sekali lagi mematahkan sumpahnya dan pergi untuk menemukan Yang Dingtian lagi.

Dia bukan Dongfang Bingling. Hatinya tidak begitu keras. Mulutnya tajam, tetapi hatinya lembut.

Ketika dia melihat Yang Dingtian yang liar dan seperti pengemis, hatinya sakit.

******

Oleh karena itu, Yang Dingtian yang berantakan dan berantakan dibawa kembali oleh Yanyan ke gedung kecilnya yang harum.

Kembali ke kamar kerja Yanyan, ia secara pribadi mengisi bak mandinya yang harum dengan air panas dan kemudian membiarkan Yang Dingtian mandi di dalam.

Dia secara pribadi memandikan Yang Dingtian. Pada satu titik, dia berkata bahwa dia ingin mencuci dirinya sendiri. Dia segera mendorongnya ke dalam air, tidak membiarkannya berbicara. Dengan menggunakan tangan gioknya, dia membersihkan Yang Dingtian.

Kemudian, dia secara pribadi mencukur wajahnya.

Setelah itu, dia menggunakan sikat gigi bulu rubah putih, mencelupkannya ke dalam garam halus beraroma mawar yang paling mahal, dan menggosok semua giginya sampai bersih.

Selanjutnya, dia menggunakan esensi lotusnya sendiri untuk mencuci rambut Yang Dingtian.

Lalu, dia menggunakan sisir gading untuk menyisir rambutnya dengan rapi.

Akhirnya, dia secara pribadi mengenakan jubah baru.

Yang Dingtian yang ramping dan tampan muncul di depannya lagi, tetapi dia jauh lebih kurus dari sebelumnya.
Setelah itu, dia memiliki satu set meja dan diisi dengan makanan. Yanyan menemani Yang Dingtian sambil makan, dengan hati-hati dan dengan lembut mengisi mangkuknya dengan makanan.

Yang Dingtian seperti badai angin yang berhamburan. Dia menghabiskan meja penuh dengan hidangan.

Setelah menyikat gigi, keduanya duduk diam dalam diam.

Yanyan tiba-tiba mengulurkan tangan dan menyentuh pipi Yang Dingtian. Dia dengan lembut berkata, “Itu adalah kesalahanku. Saya seharusnya tidak marah saat itu. Saya seharusnya tidak mengatakan kata-kata kejam itu, dan saya tidak boleh meninggalkan Anda sendirian di belakang gunung dan membiarkan mereka menertawakan Anda. "

Ketika Yang Dingtian mendengar kata-kata itu, dia terkejut. Tapi kemudian, dia sedikit tersenyum. Yanyan pikir dia juga gila.

Yanyan datang ke sisinya, tubuhnya yang lembut dan lembut di dekatnya. Dia dengan lembut berkata, “Kamu tidak gila. Anda terlalu stres. Itu semua salah ku. Maukah Anda memaafkan saya? "

Mata Yang Dingtian menjadi lembut. “Kamu tidak melakukan kesalahan. Anda selalu menjadi istri terbaik. Sebaliknya, kegigihan dan keras kepala saya telah berulang kali menyakiti Anda. Jadi, di depan saya, Anda tidak perlu meminta maaf kepada saya. Di masa depan, jangan mencoba membela diri bahkan jika Anda melakukan kesalahan. Aku tidak akan pernah menyalahkanmu. "

Kemudian, dia melanjutkan dengan tegas, “Yanyan, aku tidak marah selama ini. Itu adalah kondisi kekosongan, dan ada kabar baik, Yanyan. Saya sudah menguasai pedang ketujuh dari Pedang Pembunuh Babi. Segera, saya bisa melanjutkan ke langkah berikutnya … "

Yang Dingtian belum selesai berbicara ketika mata Yanyan yang cantik bergetar. Dia menunjukkan ekspresi khawatir, dan tangannya yang kecil langsung menutupi mulut Yang Dingtian.

"Yah, mari kita bicarakan besok," katanya. Dia kemudian membawa Yang Dingtian ke tempat tidur. "Kamu tidur dulu. Anda belum tidur dalam waktu yang lama, jadi tidurlah dengan baik terlebih dahulu. Ada hal lain yang bisa kita diskusikan setelah Anda bangun. "

Yang Dingtian berkata dengan senyum sedih, "Yanyan, apa yang saya katakan itu benar …"

Sebelum dia selesai berbicara, Yanyan kembali menutup mulutnya. “Hari ini, kami tidak akan membahas masalah serius. Kami hanya akan berbicara tentang masalah cinta antara pria dan wanita hari ini. "

Kemudian, mata Yanyan yang indah menjadi lembut, beriak seperti air. "Yang Dingtian, kita sudah lama menikah, tapi aku belum pernah memenuhi kewajiban seorang istri. Haruskah aku menjadi istrimu hari ini? ”

Tubuh Yang Dingtian segera gemetar dan akan mulai berbicara.

"Ingin mengatakan banyak kata untuk menangkap hatiku terlebih dahulu dan hanya setelah itu, dapatkan tubuhku?" Erang Yanyan. "Lalu, kamu tidak perlu mengatakan apa-apa."

Dia melepas mantelnya dan membiarkannya berbaring di tempat tidurnya yang harum.

Wajah Yanyan sedikit merah. Dia mengepalkan gigi gioknya dan mulai melepas bajunya.

Yang Dingtian ngeri. Dia melepas pakaiannya, hanya menyisakan rok tipis dan tembus cahaya. Di bawah rok itu, hanya ada celemek merah muda dan celana sutra merah muda. Tubuh montoknya yang seputih salju di bawah rok yang hidup, wangi, dan tembus cahaya terbuka pada Yang Dingtian, memancarkan godaan yang tak tertandingi.

Kemudian, Yanyan naik ke tempat tidur juga.

"Kamu?" Jantung Yang Dingtian melonjak liar. Hidungnya dipenuhi dengan aroma yang menarik. Itu adalah aroma Yanyan yang intens, memabukkan, dan sama sekali unik.

"Kami pasangan. Tentu saja, kita tidur di ranjang yang sama. ”Yanyan berpura-pura berbicara secara alami, tetapi nadanya yang hampir gemetar mengkhianatinya.

Kemudian, tubuhnya yang harum dan lembut berbaring di samping Yang Dingtian, ditutupi dengan selimut tipis dan halus. Saat ini, mereka berdua berada di satu tempat tidur.

"Yanyan, kamu tidak harus seperti ini," kata Yang Dingtian, bernapas sedikit.

Yanyan menggeser tubuhnya yang lembut. Mata indahnya menatap Yang Dingtian. “Kami telah menjadi suami dan istri selama beberapa bulan sekarang, tetapi kami menjaga jarak sepanjang waktu. Apakah Anda tidak ingin dekat dengan saya? "

“Kenapa tidak? Anda memiliki wajah paling cantik dan tubuh paling indah di dunia. Kamu jauh lebih dicintai daripada Dongfang Bingling. ”

"Tapi, beban tanggung jawab sangat besar, bukan?" Tanya Yanyan. “Kamu sangat menyukaiku, tetapi kamu menikahiku sepenuhnya karena kehendak terakhir ayahku. Karena kamu merasa bahwa aku tidak mencintaimu, karena harga diri dan karena kasihan, kamu tidak akan menyentuhku sampai aku jatuh cinta padamu. "

"Dan aku menikahimu hanya karena kehendak terakhir ayahku. Saya tidak ingin di dalam hati saya, tetapi saya tidak menentang perintah ayah saya, jadi saya berpura-pura memberikan diri saya kepada Anda tanpa pamrih. Bahkan, hatiku sepenuhnya menolakmu, membuatmu ribuan mil jauhnya. Dengan demikian, kami sudah menikah selama berbulan-bulan dan kami tidak pernah dekat satu sama lain. Kami seperti orang asing yang dikenal. Sepertinya ada lapisan es tebal di antara kami. "

"Tapi aku sudah lupa semua itu. Waktu akan menciptakan cinta. Seorang pria dan wanita yang tidur di bawah selimut yang sama setiap hari akan mengembangkan kasih sayang satu sama lain. Saya dulu berpura-pura murah hati dan mau memenuhi tugas saya sebagai seorang istri, tetapi saya masih menemukan berbagai alasan untuk menjaga kedekatan semacam ini tidak terjadi. ”

“Mulai sekarang, aku lagi mencari alasan. Kami adalah suami dan istri, jadi kami harus tidur bersama. ”Tubuh Yanyan yang hangat dan halus secara bertahap bergerak mendekat. Napasnya yang harum menyembur ke wajah Yang Dingtian. Dia berkata dengan lembut, “Suamiku, kami adalah pasangan, dan aku adalah wanita yang suci. Saya tidak akan pernah menikah lagi. Menjadi suami dan istri kami ditakdirkan. Karena itu, mari kita membuang tanggung jawab yang sangat berat yang mencekik kita, membuang harga diri kita yang buruk, dan belajar untuk saling mencintai dengan cara yang paling murni, oke? "

“Ada semua musuh di sekitar kita, jadi kita harus saling mencintai dan mengandalkan. Hanya ketika kita saling berpelukan kita akan merasa hangat dan dapat saling bersandar. Mari kita rukun, oke? "

Yang Dingtian terengah-engah. Bahunya gemetar seolah berusaha mengguncang beban dari tubuhnya. Dia menjawab, "Baiklah!"

"Itu benar," Yanyan juga bergetar. “Aku sudah mengatakannya. Sekarang, saya tidak ingin mengatakannya lagi. Untuk mendapatkan hati wanita, Anda harus terlebih dahulu memasuki tubuh bagian bawahnya …… Sekarang, peluk aku. Cium aku!"

******

PS: Saya tidak menyangka Yanyan kembali pada kata-katanya. Dia hanya orang seperti itu. Ketika dia marah, dia tidak bisa mengendalikan mulutnya. Namun, dia juga tidak bisa mengendalikan hatinya. Dia adalah wanita yang baik dan sulit diatur, tegas dalam berbicara tetapi lembut hatinya.