Chapter 215: Increase in Morale

Babak 215: Meningkatkan Moral

Penerjemah: Penerjemah Editor Bangsa: Penerjemahan Bangsa

"Ledakan!" Gelombang pasang besar menabrak lambung kapal dan tercebur ke geladak juga. Beberapa orang menunjuk ke air, "Tuan muda, tidak ada karang, hanya pasir. Kita bisa melancarkan serangan kita dari sini."

"Ada pos penjaga di dekat pantai. Ada tiga orang di pos penjaga. Kami sudah membunuh mereka."

"Hujan semakin deras sekarang, dan memengaruhi visibilitas kita. Kita harus lebih dekat untuk memperhatikannya." Segera setelah itu, salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah paket. Pada titik ini, petugas datang membawa payung dan memegangnya di atas paket. Ketika Pei Zi Yun membukanya, dia menyadari bahwa itu berisi sepasang peta. Peta pertama adalah laut, menunjukkan pulau-pulau di sekitarnya. Salah satu pulau itu sangat besar.

Ada peta lain yang menggambarkan medan dan lanskap pulau penjaga ini.

"Bagus. Kirim pesanan, kita akan mendekati pantai sekarang." Pei Zi Yun kemudian melihat peta itu sebelum menyerahkannya ke Cai Yuan Zhen. Pulau penjaga ini tidak terlalu besar, dan lanskapnya sederhana. Cai Yuan Zhen melihat sekeliling sebelum mengakui, "Ya!"

Kapal perang itu beringsut lebih dekat ke pantai, mereka menurunkan tanjakan ke bawah untuk memungkinkan tentara mereka turun. Suara sepatu bot tentara yang melompat dari jalan, ke dalam air mulai menjadi lebih keras dan lebih keras. Ada pita merah yang diikatkan pada helm mereka, yang menjulur dalam angin dan hujan.

Pada titik ini, para perompak tampaknya telah memperhatikan ini. Suara drum mulai terdengar ketika Pei Zi Yun berteriak, "Masuk ke formasi, berbaris, dan bunuh mereka semua!"

"Cai Yuan Zhen, pimpinlah pasukanmu."

"Iya nih!"

Mengikuti perintah Pei Zi Yun, Cai Yuan Zhen buru-buru pindah ke depan untuk mengambil alih.

"Para pejabat dan prajurit mereka telah menyerang kita, membunuh mereka semua." Pemimpin bajak laut berteriak. Dia tidak bisa melihat musuh-musuhnya dengan jelas di tengah hujan tetapi tetap menyerang mereka.

Orang-orang ini jelas bukan pembajak sejati. Cai Yuan Zhen mengangkat pedangnya dan berteriak, "Menusuk mereka!"

"Mati!"

Mendengar perintah Cai Yuan Zhen, pemimpin gelombang pertama tentara menggemakan perintah itu ke seluruh timnya. Mereka kemudian mengangkat tombak mereka dengan gerakan menusuk, membunuh serangan pertama para pembajak bajak laut.

"Pu, Pu!" Suara tombak menembus daging bisa didengar. Beberapa perompak melambaikan pedang mereka di udara, tetapi pedang itu bahkan tidak dapat mencapai target mereka sebelum mereka ditusuk oleh tombak. Segera setelah itu, gelombang bajak laut berikutnya masuk dan pertempuran dimulai.

Suara jeritan kesedihan terus terdengar. Para perompak tahu bahwa orang-orang ini adalah pejabat dan prajurit mereka, dan tahu bahwa mereka beruntung karena keberuntungan mereka. Niat membunuh bisa terlihat di wajah para perompak ketika mereka mencoba mempertahankan pulau mereka.

Para prajurit milik kapten tenang dan tenang. Mereka memegang tombak mereka dengan efektif dan mempertahankan sayap mereka dari serangan. Dalam kurun waktu singkat, mereka menderita sangat sedikit korban.

Tiba-tiba, teriakan nyaring terdengar di seluruh medan perang. Ketika semua orang berbalik untuk melihat, mereka melihat beberapa tombak menembus kepala pemimpin bajak laut. Dia kemudian jatuh berlutut saat dia bergerak dengan keras, darah tumpah ke segala arah.

"Hentikan dia!" Seorang pemimpin seksi melambaikan pedangnya dan memenggalnya seketika.

Dalam sekejap mata, lebih dari setengah dari dua puluh perompak aneh telah ditundukkan. Perlawanan mereka jelas sia-sia, dan beberapa dari mereka ingin melarikan diri demi hidup mereka. Pei Zi Yun berdiri di atas geladak kapalnya dan menyaksikan pembantaian itu dengan tenang. Para pejabat dan beberapa tentara berdiri diam di sampingnya, mengawasi juga.

Pada titik ini, mereka melihat bajak laut sejati di tengah pertempuran. Dia orang Jepang dan menggunakan pisau samurai. Dia telah ditikam beberapa kali, dan berdarah di seluruh tubuhnya, tetapi masih melakukan perlawanan yang kuat. Namun, pada titik ini, seluruh kelompok tentara menyerang ke arahnya dari segala arah.

Prajurit samurai ini berteriak keras, saat dia jatuh ke tanah, dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Pei Zi Yun tertawa dingin, "Sebagian besar bajak laut ini akan melarikan diri dengan sedikit kesulitan. Apa gunanya berani saat kalah jumlah?"

Melihat bajak laut telah jatuh, Pei Zi Yun berteriak keras, "Kapten Cai, ikuti peta dan mengelilingi seluruh pulau. Bunuh siapa saja yang menolak, dan lepaskan siapa pun yang menyerah."

"Biaya"

Cai Yuan Zhen memberi perintah, dengan lima hingga sepuluh tentara dalam satu kelompok, mereka menyerbu bagian dalam pulau itu. Para perompak melarikan diri dengan gegabah. Melihat adegan seperti itu, Chen Pu, pejabat itu, bertepuk tangan, "Saya tidak mengharapkan Pencetak Gol Terbesar Pei untuk membuat pengaturan sebelum serangan ini. Saya juga tidak berharap para perompak ini tidak melakukan perlawanan. Namun, Laksamana Chen tidak akan pernah menyerang seperti yang Anda lakukan. Ketika Anda kembali, Anda harus membuat banyak hal dari kemenangan ini. "

Dari tempat mereka berdiri, mereka bisa melihat beberapa bajak laut berusaha untuk melakukan perlawanan tetapi segera ditebang.

Benteng Pulau

Awan gelap berkumpul bersama dan menjulang di atas kepala ketika seberkas petir menembus, menyebabkan seluruh langit menyala sebentar sebelum turun ke kegelapan sekali lagi. Seluruh kelompok perompak mendorong gerobak secepat mungkin, menjauh dari pembantaian. Gerobak itu sangat berat, ketika seorang Taois berteriak, "Cepat, cepat, jatuhkan semua yang tidak penting. Ketika Anda mati, Anda tidak akan bisa membawa semua ini bersamamu."

"Kita tidak akan bisa menyelamatkan pulau lagi. Kita harus melarikan diri secepat mungkin." Sang Taois terdengar sangat sedih ketika dia berteriak pada para perompak, "Saya sudah merasakan sesuatu akan terjadi, namun kami masih dikalahkan dengan mudah. ​​Cepat, tentara akan segera mendatangi kami."

Setengah dari seluruh kelompok adalah gelandangan Jepang. Mendengar kata-kata ini, seorang prajurit menjawab, "Xiaosan Lang, buang semua barang yang tidak berguna ini."

Xiaosan Lang tampak sedih memikirkan harus membuang barang-barang ini dan ragu-ragu sejenak. Butuh kekuatan banyak pria untuk mendorong barang-barang ini ke kereta sampai ke sini. Mereka telah sampai sejauh pantai di ujung pulau dari tempat para pejabat merapat. Seluruh pantai ditutupi pasir dan kerikil. Ketika mereka melihat ke laut, mereka dapat melihat bahwa ombaknya berombak dan kasar, karena mereka menghantam batu-batu besar secara berulang-ulang di pantai.

Di belakang sebuah batu besar ada sebuah perahu kecil. Begitu mereka melihat kapal menunggu mereka, sebagian besar dari mereka mulai memuat barang-barang mereka ke sana. Pada titik ini, sang Taois kemudian menghela napas lega, "Naiklah, kita harus melaporkan masalah ini."

Saat mereka akan mengaktifkan jimat komunikasi, sebuah bayangan muncul, "Begitukah? Nah, Anda sudah terlambat!"

"Apa?" Sang Taois merasakan rambutnya berdiri tegak ketika dia melihat seseorang muncul. Dengan kilatan pedang penyerang, sang Taois jatuh ke tanah, ketika genangan darah besar terbentuk di bawahnya.

"Baka! Orang ini telah membunuh pemimpin Daois kita. Ketika kita kembali, bos kita akan membutuhkan seseorang untuk disalahkan atas kematiannya. Bunuh, bunuh orang ini sebelum kita bisa pergi." Seorang prajurit berteriak dan melambaikan tangannya. Seketika, beberapa prajurit gelandangan mengangkat pedang mereka dan berteriak dengan ganas saat mereka menyerang.

"Kamu ingin melawanku karena butiran beras?" Pei Zi Yun berteriak, "Cloud Form!"

Pada detik itu, Pei Zi Yun menyerbu ke arah mereka dan bergerak dengan kecepatan secepat kilat. Dalam sekejap mata, seluruh kelompok perompak jatuh seperti kelopak layu, karena darah mengalir ke segala arah. Ketika dia berbalik sekali lagi, dia bisa mendengar suara tangisan kesedihan yang terdengar. Hanya prajurit yang tersisa.

"Kamu, kamu bukan manusia. Kamu adalah dewa maut." Prajurit itu memiliki ekspresi ketakutan di wajahnya.

Pei Zi Yun tertawa dingin, "Ceritakan semua detailnya sekarang."

"Tidak, bahkan jika kamu adalah dewa kematian, aku tidak akan mengkhianati tuanku." Saat dia selesai berbicara, dia menggambar belati dan hendak menusuknya ke dadanya. Namun, ia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mendaratkan pukulan dan mengakhiri hidupnya sendiri. Pei Zi Yun bergerak dengan cepat, dan menjentikkan belati dari tangannya, menyebabkannya terbang ke udara.

"Kamu mempermalukan masa perangku." Prajurit itu sangat gelisah saat dia memelototi Pei Zi Yun dengan mata lebar. Pei Zi Yun sama sekali tidak berbicara dengannya. Dia menunjuk padanya, menyebabkan dia pingsan seketika.

"Yang Mulia Pei, seluruh kelompok perompak telah dinetralkan." Cai Yuan Zhen memimpin seluruh kelompok orang, termasuk pejabat. Melihat ini, Pei Zi Yun berbicara, "Prajurit ini adalah pemimpinnya. Interogasi dia, dan cari tahu situasi pulau ini."

"Ya, tuan muda." Pejabat itu menjawab.

"Dan barang-barang ini, bawa ke kapal kita." Pei Zi Yun menendang beberapa peti kayu, dan tentaranya meneriakkan pengakuan mereka. Tidak ada yang bertanya kepadanya.

Ketika mereka sampai di kapal mereka, mereka membuka dada masing-masing. Mereka menyadari bahwa peti berisi emas, perak, dan kain berharga. Pei Zi Yun berbalik dan bertanya pada Chen Pu, "Menurutmu ada berapa di sini?"

"Berdasarkan perkiraan saya, ada tiga ratus tael emas, dua setengah ribu tael perak. Kain itu akan bernilai seratus tael."

Mendengar kata-kata ini, tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun ketika mata mereka mulai berair dari semua emas itu. Pei Zi Yun berjalan menuju peti ketika dia mengambil beberapa perak dan berlari tangannya. Dia kemudian tersenyum, "Orang mati demi kekayaan, dan burung mati demi gandum. Kata-kata ini telah diucapkan sejak dulu sampai sekarang."

Kata-kata ini memiliki kedalaman tertentu bagi mereka, menyebabkan semua orang membeku. Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki dari kejauhan. Cai Yuan Zhen telah kembali, "Yang Mulia Pei, kami telah membersihkan para perompak. Saya telah menemukan dua ribu untaian koin dan enam ratus batu biji-bijian di benteng."

Dia terdengar sangat bersemangat dan senang dari nadanya. Ketika dia melangkah maju, matanya terpesona oleh jumlah emas di depannya, dan dia berdiri di sana, tertegun.

"Yang Mulia, bisakah saya bertanya bagaimana kita akan menangani ini?" Chen Pu membungkuk dan bertanya, "Semuanya akan diputuskan oleh Yang Mulia."

"Itu mudah. ​​Ada dua ribu untaian koin yang ditemukan di kubu bajak laut dan enam ratus batu biji-bijian. Semua ini harus dimasukkan ke dalam catatan. Keluarkan seribu koin dan tiga ratus batu biji-bijian dan bagikan ke prajurit-prajurit kaki . "

"Mereka yang berpartisipasi dalam pertempuran harus diberi satu untaian koin dan satu batu gandum. Mereka yang tidak bertarung harus diberi setengah untaian koin dan setengah batu biji-bijian."

"Ini jumlah yang sangat murah hati, tidak ada yang berani mengeluh bahwa kita tidak memberi cukup."

"Adapun ini, Cai Yuan Zhen!"

"Prajurit yang rendah hati ini ada di sini!"

"Kumpulkan asisten pemimpinmu dan prajurit berpangkat lebih tinggi. Kami akan membagi jumlah emas ini." Pei Zi Yun kemudian melanjutkan, "Kami akan membaginya menjadi sepuluh bagian. Lima bagian akan pergi untuk Anda dan prajurit Anda. Tiga bagian akan pergi ke Gubernur. Dua bagian yang tersisa akan dibagi antara saya, Chen Pu, dan sisanya. "

"Apa yang kamu pikirkan tentang itu?" Jumlah ini bukan yang paling menarik bagi Pei Zi Yun. Namun, dia tahu bahwa dia tidak punya pilihan selain mengambilnya. Jika dia tidak melakukannya, tidak ada orang lain yang berani mengambil uang itu.

"Yang Mulia, lima bagian terlalu banyak bagi kami. Kami akan senang hanya dengan tiga bagian." Cai Yuan Zhen berbicara dengan gelisah. Dia menghitung dan menyadari bahwa lima bagian, atau setengah jumlah, setara dengan empat ribu tael.

"Sama sekali tidak banyak. Kalian semua mempertaruhkan nyawamu. Delapan asisten letnan dan empat puluh pemimpin tim, jumlah ini tidak banyak sama sekali!" Pei ZI Yun melambaikan tangannya, "Tidak ada lagi yang bisa dikatakan. Inilah bagaimana kita akan melakukannya."

"Aku akan mengambil lima ratus tael, dan kamu prajurit masing-masing akan mengambil tigaratus tael. Sisanya akan memiliki empat puluh tael masing-masing."

"Iya nih!" Ketika semua orang mendengar ini, mereka semua sangat puas. Bahkan salah satu pemimpin kelompok yang selalu cemberut di wajahnya tersenyum.

Semua orang mulai meneriakkan rasa terima kasih dan penghargaan mereka, menyebabkan semangat kerja meningkat secara substansial. Saat berikutnya, sebuah teriakan terdengar dari kejauhan. Ketika Pei Zi Yun mendengar ini, dia santai. Dia menyadari bahwa dia akhirnya memahami pasukan ini untuk dirinya sendiri, dan memenangkan dukungan mereka. Dia bisa menggunakan armada ini dari sini.

Pulau Emas

Ada banyak orang di Pulau Emas. Pada titik ini, angin dan hujan menyerang seluruh pulau. Garis-garis petir menyinari langit berulang kali, menyebabkan awan yang bergolak menjadi terlihat.

Seseorang berdiri di atas titik tertinggi di pulau itu. Dia memiliki seorang Taois di sampingnya, yang memegang peta. Ada banyak tulisan dan tulisan kecil di peta. Ketika hujan turun, pria itu bertanya, "Apakah Anda yakin Pei Zi Yun akan datang untuk kita?"

"Ya. Meskipun pria ini sangat licik dan tiba-tiba menyerang kami, salah satu dari kami berhasil melarikan diri dan melaporkan masalah itu kepada kami."

"Apakah kamu yakin dia memiliki seribu prajurit?"

"Aku yakin dia punya seribu tentara. Ada satu hal lagi yang terjadi. Sebelum Pei Zi Yun tiba, dia membunuh saudara ipar Laksamana Chen."

"Oh, lalu apa reaksi Chen Ping?" Orang itu tampak sangat tertarik.

"Dia sangat gelisah. Mungkin kita bisa menjangkau dia, dan menariknya ke pihak kita."

"Itu patut dicoba. Bagaimana situasi di pulau ini sekarang?"

"Kami telah menempatkan perangkap dan seni Dao di atas permukaan tanah. Kami juga telah menempatkan bahan peledak di bawah tanah, dan kami memiliki mantra air di tempat untuk melindungi kami juga. Ketika saatnya tiba, kita hanya harus mengaktifkannya." Daois menunjuk ke peta untuk menunjukkan di mana jebakan yang relevan ditempatkan. Dengan perlindungan seni Dao di atas mereka, air hujan tidak bisa menodai tinta di peta.

"Hm, Imperial Banners bahkan tidak akan meninggalkan kapal. Berdasarkan perkiraan saya, orang ini akan mencapai pulau segera." Pemimpin itu tersenyum, "Kami sudah melakukannya dengan baik kali ini untuk mengakomodasi Tuan Hou. Sepertinya Gubernur mungkin akan terpengaruh kali ini."

Sang Taois yang berdiri di sampingnya penuh percaya diri ketika dia berbicara, "Itu benar. Hanya perlu satu hari untuk mencapai pulau itu. Dalam satu hari, Pei Zi Yun akan dimakamkan di sini."

"Dia tidak akan bisa menyerang kita, dan bahkan akan meledak sampai mati dengan semua bahan peledak ini. Pei Zi Yun, kamu yang memintanya."

Sang Taois berpikir pada dirinya sendiri, ketika seseorang tiba-tiba kehabisan, "Tidak baik. Pei Zi Yun telah membunuh jalannya ke pulau penjaga. Sesuatu terjadi di sana."

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.