PBSD – Chapter 15 – Still Holding a Grudge

Bab 15: Masih Memendam Dendam

Penerjemah: Larbre Studio Editor: Larbre Studio

Chu Yuhe berada di pesta penutupan perusahaannya. Setelah dia berjalan keluar untuk menjawab panggilan, dia selesai berbicara dan berbalik, melihat sekilas sosok yang dikenalnya.

Cahaya di koridor sedikit redup, jadi dia agak tidak yakin. "Apakah itu benar-benar kamu, Yanyan?"

Xu Xiyan berhenti, menatap pria yang tidak jauh darinya, matanya pusing.

Setelah mengenali siapa dia, dengan mencibir di matanya, dia masih bisa mengingat adegan menjijikkan di masa lalu.

Lima tahun yang lalu, saat makan malam, mereka tidak hanya membiusnya, tetapi juga ingin memberikannya kepada investor sebagai imbalan untuk kepentingan perusahaan. Mereka menghancurkannya, dan bahkan ingin menghancurkannya sesudahnya.

Pada malam itu, hati Xu Xiyan hancur berkeping-keping. Dikhianati oleh dua orang yang paling dia percayai, dia merasa lebih sakit daripada ditusuk dengan pisau.

Dia masih menyimpan dendam sampai hari ini.

Dia harus membuat mereka merasakan dua kali lipat rasa malu dan sakit hati yang mereka bawa. Kalau tidak, akan terlalu mudah bagi pasangan yang tak tahu malu.

Sekarang lima tahun telah berlalu, Chu Yuhe telah banyak berubah, dengan postur bos besar.

Mengenakan setelan buatan tangan dan rambut penuh gaya, dia menumpuk semua merek nama di tubuhnya, karena takut orang lain tidak tahu bahwa dia kaya.

Satu kata: hillbilly!

Melihat sampah Chu Yuhe lagi, Xu Xiyan hanya bisa memikirkan pepatah: jalan sempit untuk musuh.

Pria tampan itu jelas terpesona oleh kecantikannya. "Yanyan, kapan kamu kembali ke Cina? Mengapa Anda tidak menghubungi saya? "

Chu Yuhe tidak berharap bahwa lima tahun setelah mereka putus, ketika dia melihat Xu Xiyan lagi, kecantikannya hanya akan mengejutkannya.

Wanita itu sedikit mabuk. Pipinya memerah, dan matanya tanpa fokus, dengan sedikit pesona yang tak terlukiskan.

Lima tahun kemudian, kecantikannya berlipat dua dan tiga kali lipat, dan bahkan suasananya telah berubah.

Percaya diri, terbuka, elegan, dan tidak mungkin tercapai. Itu kesan barunya tentang Xu Xiyan.

“Ternyata menjadi Presiden Chu. Apakah saya perlu melaporkan kepada Anda ketika saya kembali ke Cina? "

Xu Xiyan mencibir. Dia tidak ingin memperhatikannya dan siap untuk pergi, tetapi Chu Yuhe merentangkan tangannya dan menghalangi jalannya.

"Yanyan, aku belum melihatmu dalam lima tahun. Bagaimana kabarmu? Apakah Anda tahu bahwa sejak Anda pergi tanpa kata, saya telah menunggu Anda selama bertahun-tahun. "

Chu Yuhe memasang tampang kasih sayang yang dalam. Bahkan dia tidak bisa mengatakan apa yang dia rasakan, mencoba membuatnya tetap pada saat ini.

Dia sebenarnya mulai merindukannya, dan bahkan memiliki dorongan untuk kembali bersamanya.

Bagaimanapun, Xu Xinrou telah mengatur secara mikro dia ke gigi, yang mencekik, membuatnya merindukan betapa taatnya Xu Yiyan di masa lalu.

Kembalinya Xu Xiyan tidak diragukan lagi adalah hujan selamat datang setelah musim kemarau yang berkepanjangan.

Dia ingat bahwa sejak mereka kecil, dia selalu menjadikannya pusat dunianya. Sekarang, selama dia melengkungkan jarinya, dia pasti akan kembali ke pelukannya, kan?

"Menungguku? Ha … Saya ingat kita putus lima tahun yang lalu? ”

Xu Xiyan menyilangkan lengannya dan mengingatkannya dengan tenang. "Jika saya ingat dengan benar, Presiden Chu masih berhutang biaya perpisahan sebesar 500.000!"

"…" Wajah Chu Yuhe memucat. Dan setelah beberapa detik canggung, ia menguatkan diri untuk menyarankan, "Yanyan, ayo kita bicara."

"Sepertinya kita tidak punya apa-apa untuk dibicarakan."

Ketika Xu Xiyan berbicara langsung dan melewatinya, Chu Yuhe meraih lengannya, seolah dia tidak akan membiarkannya pergi hari ini tanpa memiliki kesempatan untuk "berbicara dengannya."

"Chu Yuhe, apa yang kamu inginkan?" Fang Xiaocheng berteriak, "Lepaskan Yanyan!"

Wang Dazhi juga melangkah maju dan meronta pada Chu Yuhe. "Lepaskan dia. Anda mendengar saya?"