Chapter 11: Landai Club

Bab 11: Landai Club

Penerjemah: May Wiggins Editor: Efydatia

Segera, akhir pekan datang lagi. Sudah waktunya untuk sesi bimbingan Qin Guan. Mengambil materi yang telah disiapkannya, Qin Guan menuju ke rumah Huang Jiajia. Ketika pintu terbuka, Qin Guan sangat ketakutan, dia hampir menjatuhkan diri ke tanah.

Ada seekor burung yang marah dengan lingkaran mata hitam berdiri di depannya. Untuk menyambut Pangeran Tampan, Huang Jiajia telah dengan cermat mengenakan riasan smokey-eye, tren makeup paling populer saat itu. Dia mengenakan celana jins low-rise dan blus lengan berlengan batwing yang memperlihatkan pusarnya. Dengan bibirnya yang berwarna perak dan mata gelap, Huang Jiajia percaya bahwa dia adalah Miss Beauty sendiri.

Qin Guan menenangkan dirinya. Memang sulit untuk menyenangkan pelanggan yang baik. Meringankan suasana hatinya, dia mulai les untuk hari itu.

Huang Jiajia menjadi tidak sabar, tetapi demi ketampanan Qin Guan, dia menahan emosinya dan mencoba menjadi murid yang baik.

Akhirnya, setelah setengah jam pelajaran, dia menyerah. Dia menaruh rahangnya di lengan Qin Guan dan cemberut seperti anak manja. "Bapak. Qin, bagaimana kalau kita belajar besok? Ini hari Sabtu! Malam para gadis di Landai Club. Ayo pergi dan bersenang-senang! "

Qin Guan mengangkat rahangnya dan dengan lembut memindahkannya dari lengannya. Huang Jiajia merasa rahangnya patah. Melihat bahwa Qin Guan telah pergi les seolah-olah tidak ada yang terjadi, Huang Jiajia menggosok rahangnya yang sakit. Matanya mulai berair. Merasa kesal, dia mengernyitkan pipinya ketika dia berpikir, “Jadi kamu tidak suka gadis pemalu. Tunggu saja dan lihat betapa nakalnya aku! ”

Huang Jiajia menyeringai dan memberi tahu Qin Guan. "Lihat aku, Tuan Qin." Qin Guan bingung. Dia menoleh padanya dan melihat Huang Jiajia meletakkan tangannya di ujung bawah blusnya dan mengangkatnya, bra merah muda yang dia kenakan di bawah memperlihatkan.

Huang Jiajia masih di bawah umur sampai pubertas. Payudaranya sebagian terlihat melalui bra merah mudanya, mengeluarkan aroma pemuda dan semangat.

Qin Guan hampir tersedak air liurnya sendiri. "Yesus! Apa yang sedang kamu lakukan? Tarik bajumu ke bawah! ”Dia cepat-cepat menutup matanya dengan tangannya, tetapi masih ada celah di antara jari-jarinya.

Mendengar omelan Qin Guan, Huang Jiajia merasa puas. Dia bergerak mendekat kepadanya dan berkata, "Aku bisa menariknya ke bawah, tetapi kamu harus berjanji padaku satu hal."

Qin Guan menggelengkan kepalanya ketika dia berkata dengan benar, "Saya memiliki prinsip saya. Tidakkah Anda pikir saya akan menjanjikan apa pun kepada Anda tanpa pertimbangan matang! "

Huang Jiajia menyeringai lagi. Dia bergerak maju, dan Qin Guan terpaksa mundur sampai dia mencapai pintu. Dia berencana meninggalkan ruangan, tetapi dia terlalu takut disalahartikan sebagai bajingan oleh ibu gadis itu dan diserahkan kepada polisi. Dia terjebak dalam dilema.

Huang Jiajia melanjutkan, mencoba membujuk Qin Guan, "Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan menjadi murid yang baik, hanya saja tidak hari ini. Saya harus pergi ke suatu tempat, jadi Anda harus mendengarkan saya dan membantu saya keluar. "

Qin Guan mulai geram. Dia memarahinya dengan suara rendah, "Aku tidak bisa menemukan alasan untuk meyakinkan ibumu bahwa kau harus pergi! Sudah terlambat!"

Huang Jiajia berkedip pada Qin Guan dan menarik blusnya. Sambil bertepuk tangan, dia berkata, “Tidak perlu khawatir tentang itu. Itu kesepakatan! "Lalu dia berlari ke ruang tamu dengan riang dan mencibir kepada ibunya," Bu, aku sudah menyelesaikan kelasku hari ini, dan Tuan Qin berkata aku benar-benar pembelajar yang cepat. Ini hari Sabtu. Saya berjanji kepada Li Lin bahwa saya akan menginap di rumahnya malam ini sehingga kami dapat meninjau kelas bersama. Bisakah saya keluar, bu? Silahkan!"

Sang ibu ragu-ragu sebelum beralih ke Qin Guan. Melihat bahwa Huang Jiajia masih memegang ujung bawah blusnya, Qin Guan cukup jelas bahwa dia sedang diancam oleh gadis muda itu. Dia tersenyum paksa dan mengangguk, menunjukkan bahwa dia setuju dengan Huang Jiajia.

Namun, ibu itu cukup lihai. Dia membuat panggilan telepon ke Li Lin sebelum menyetujui. "Oh baiklah. Jangan khawatir. ”Ketika dia menutup telepon, dia menyatakan persetujuannya dengan anggukan.

"Yay!" Huang Jiajia melompat dari sofa dan mengambil tas tangannya dari meja, siap untuk pergi. Tiba-tiba dia kembali dan memberi tahu ibunya, "Sudah terlambat. Bisakah saya meminta Tuan Qin mengantarku ke sana? "

Ibunya berpikir itu adalah poin yang bagus, jadi dia meminta Qin Guan untuk membawa putrinya ke Li Lin.

Qin Guan dan Huang Jiajia meninggalkan rumah. Qin Guan berjalan diam-diam ke depan, merasa sangat terganggu. Dia tidak percaya bahwa dia sedang diancam oleh gadis kecil ini, yang jauh lebih muda darinya.

Huang Jiajia menatap Qin Guan saat dia berjalan di belakangnya. Dia meneteskan air liur saat melihatnya berjalan cepat dengan kakinya yang panjang. Sambil menyeka mulutnya, dia berkata, "Apa terburu-buru? Ayo naik taksi. "

Bingung, Qin Guan berbalik kepadanya dan bertanya, "Bukankah teman sekelasmu tinggal di dekat sini? Mengapa naik taksi? "

Haung Jiajia tampak bangga pada dirinya sendiri ketika dia menjawab, “Oh, orang tua Li Lin bepergian ke luar negeri. Sepupunya menjawab telepon. Saya berjanji untuk pergi ke Landai Club malam ini bersama para gadis. Ayo, jangan bodoh. Ayo pergi!"

Qin Guan tidak sadar sampai dia berada di dalam taksi. Kenapa aku membawanya ke Landai Club? Aku bisa kembali ke asramaku!

Huang Jiajia tidak memperhatikan ekspresi wajahnya. Dia mengeluarkan cermin kecilnya dari tas tangannya dan membuat lingkaran matanya semakin gelap.

Taksi kuning kecil melaju selama lebih dari 20 menit sebelum mereka tiba di Landai Club.

Landai Club adalah salah satu klub paling terkenal di Beijing antara tahun 1997 dan 2003. Itu dekat dengan Akademi Film Beijing, jadi selalu penuh dengan orang di malam hari.

Setiap hari Sabtu, wanita akan datang ke klub dan bersenang-senang secara gratis. Malam itu, sebuah band dansa kecil diundang untuk melakukan pertunjukan pembuka, bahkan memberi lebih banyak kehidupan bagi klub kecil itu.

Ketika mereka turun dari taksi, Qin Guan dan Huang Jiajia melihat dua gadis di kejauhan mengenakan riasan yang bahkan lebih berat daripada Huang Jiajia. Ketiga gadis itu berkumpul dan berpelukan, mengobrol, dan tertawa penuh semangat. Gadis bernama Li Lin bahkan datang dan menyapa dia.

Qin Guan merasakan tekanan besar dikelilingi oleh gadis-gadis berpakaian modis ini. Dalam kehidupan masa lalunya, dia selalu berpakaian sederhana. Itu keren di bulan Oktober, dan dia mengenakan celana jins biru dan sepasang sepatu kulit cokelat yang terbuat dari kulit domba. Dia merasa seperti pasak persegi di lubang bundar di sekitar gadis-gadis itu.

Qin Guan memutuskan untuk mengambil kesempatan dan pergi. Dia akan berbalik ketika Huang Jiajia menyeretnya lebih dekat dan berkata, "Ayo bersenang-senang dengan kami!"

Qin Guan mengerutkan kening. Dia mengambil nada serius ketika dia memberi tahu Huang Jiajia, "Aku hanya berjanji satu hal padamu, dan aku menepati janji itu. Jaga dirimu. Aku harus pergi."

Huang Jiajia ingin menambahkan sesuatu, ketika dia menyadari bahwa teman-temannya dilecehkan oleh beberapa pria aneh.

Sejak zaman kuno, ada banyak istilah yang mengacu pada cowok yang menggoda wanita. Di beberapa daerah, itu disebut mengejar gadis, sementara di tempat lain mereka menyebutnya mengambil ayam panas. Di Beijing, orang akan menyebutnya pacaran.

Klub biasanya dipenuhi oleh orang-orang baik dan jahat, dan mereka adalah tempat yang sempurna untuk orang-orang dengan hormon berlebihan, yang tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan mereka. Orang-orang pergi ke sana untuk bersenang-senang, gadis-gadis pengadilan, atau bertengkar, yang cukup umum bagi orang-orang di klub.

Qin Guan tahu bahwa dia tidak bisa berpura-pura tidak melihat apa pun dan pergi. Dia berjalan ke arah orang-orang itu dan berdiri di depan Li Lin, menghadap mereka ketika dia berkata, "Lin Lin, ayahmu telah memintamu untuk kembali ke rumah."

Orang-orang meninggalkan gadis-gadis sendirian. Lagipula, gadis-gadis itu terlalu muda untuk mereka, dan mereka terlihat seperti murid yang baik, meskipun mereka berpakaian menarik.

Orang-orang itu tertawa dan berjalan pergi. Gadis-gadis itu terlalu muda untuk melindungi diri mereka sendiri, dan Qin Guan khawatir tentang mereka. Baik. Saya akan tinggal bersama mereka, untuk berjaga-jaga.

Waktu yang menyenangkan dimulai pukul 8 malam. Begitu pintu terbuka, para wanita di dua antrian semuanya berduyun-duyun masuk untuk berdansa pemanasan. Huang Jiajia dan dua gadis lainnya tidak bergerak. Mereka masih menunggu Qin Guan di meja.

Pada saat Qin Guan telah memaksa jalan melalui kerumunan, hampir semua wanita sudah pergi ke klub. Tiket ke Landai Club tidak mahal. Harga dari Senin hingga Jumat adalah 10 yuan per orang, dan pada akhir pekan harganya 15 yuan.

Qin Guan mengantar gadis-gadis ke klub. Suasana di dalam benar-benar berbeda dari luar. Klub itu seperti panci besar berisi hormon. Dalam cahaya redup, lampu berkedip, pria dan wanita saling berdesak-desakan, tarian panas di atas panggung membuat semua orang gelisah.

Sebelum Qin Guan bisa menghentikan mereka, Huang Jiajia dan dua gadis lainnya telah mendorong jalan mereka ke pusat klub dengan gembira.

Klub itu memainkan Kapten Jack-Sir Yes Sir, sebuah lagu populer pada tahun 1996, dan semua orang menggelengkan kepala dan pantat mereka dengan gila-gilaan di lantai dansa.

Qin Guan keluar dari kerumunan dan duduk di bar. Dia menoleh ke pelayan dan berkata, "A Corona, tolong."

Pelayan menyajikan birnya. Qin Guan menyesap, dan bersandar di meja saat dia melihat orang-orang menari di depannya.

Dia akan meneguk kedua ketika dua gadis duduk di sebelahnya. Mereka berdua memiliki bibir merah dan mengenakan rok kulit. Mereka tidak mengenakan stoking sutra, dan sepatu hak tinggi mereka sedikit bergoyang dengan kaki mereka.

Gadis-gadis itu menarik-narik kemeja Qin Guan dan menggambar lingkaran di dadanya dengan jari-jari mereka. Salah satu gadis cemberut padanya. "Kamu di sini sendirian, keren?"

Qin Guan dengan lembut mendorong mereka saat dia melihat ke arah lantai dansa. Kemudian dia tersenyum dan memberi tahu mereka, "Tidak, aku punya pacar."

Setelah mendengar itu, kedua gadis itu segera berhenti menggoda bersamanya. Mereka hanya memberinya senyum menawan dan berjalan pergi.

Ya, gadis-gadis lokal memang mudah.

Ada dua tahap lagi di sisi klub, yang telah disiapkan untuk pertunjukan besar di tengah malam. Para penari di atas panggung diundang dari klub dansa, atau siswa Akademi Tari Beijing yang bekerja paruh waktu di klub.

Sepasang suami istri sedang berdiri di atas panggung, menari mengikuti irama musik. Setiap langkah mereka menunjukkan keinginan mereka yang telanjang. Rasanya seperti semua sel mereka mendesak orang, Ikuti kami! Mari Menari!

Qin Guan menatap panggung. Ingatannya yang luar biasa membantunya menghafal setiap gerakan penari terkemuka. Dia melirik ke sekeliling seluruh klub dan terus mengingat semua orang.

Dengan begitu banyak orang menari, klub menjadi lebih hangat dari biasanya. Qin Guan merasakan gelombang panas, dan membuka kancing di bajunya. Tiba-tiba, dia melihat Huang Jiajia bertengkar dengan yang lain.

Qin Guan menghela nafas. Fretted, dia menggaruk-garuk kepalanya dan memaksakan jalan menuju padanya.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.