Chapter 16: Big Plate Chicken at the China World Mall

Bab 16: Ayam Piring Besar di China World Mall

Penerjemah: May Wiggins Editor: Efydatia

Qin Guan baru saja menyadari bagaimana perilakunya dalam wawancara. Dia masih lebih suka cara lamanya dan percaya bahwa proses seperti itu terlalu rumit, tapi untungnya, dia sudah menghafal tiga langkah, jadi tidak perlu baginya untuk khawatir.

Pelatih menyelesaikan demonstrasi dengan mengatakan, “Mencicipi anggur sama seperti mencicipi secangkir teh. Beberapa hal dapat diabaikan, tetapi suasana hati yang benar harus dipertahankan. Bagaimanapun, Anda bukan ternak yang meminum air dari parit. "

Kata-kata pelatih telah melanda Qin Guan. Mengambil materi, dia berjalan keluar dari ruang pertemuan dengan cemas.

Ketika Qin Guan dan gadis-gadis berjalan keluar, asisten memberi mereka masing-masing catatan kecil. Lokasi pertemuan dan waktu rapat ditulis di situ.

Qin Guan melipat catatan dan pergi menemui Wang Lei. Ketika dia sampai di kantor Wang Lei, dia melihat setumpuk kuesioner di atas meja di depan teman sekamarnya. Qin Guan mengambil satu dari meja dan bertanya dengan nada berlebihan, "Kamu melakukan semua ini pagi ini?"

Wang Lei menutup telepon dan menjawab dengan tidak sengaja, “Ya! Saya akan dibayar tergantung pada berapa banyak saya menyelesaikan. Pekerjaan ini sangat cocok untukku! ”

Wang Lei ingin membuat jerami sementara matahari bersinar, jadi Qin Guan harus kembali sendiri. Melihat arlojinya, Qin Guan menyeret Wang Lei untuk makan siang dengannya.

Pada saat itu, China World Mall adalah salah satu situs konstruksi besar. Yayasan sedang digali dan bangunan baru sedang dibangun, debu berputar-putar di udara di sekitar Mall.

Kedua bocah lelaki itu percaya bahwa makanan bergaya barat membutuhkan cara makan yang rumit, dan makan siang di sebuah hotel terlalu mahal. Ada sangat sedikit pilihan makan untuk mereka.

Qin Guan tahu dari kehidupan masa lalunya bahwa ada jalan makanan ringan di daerah itu. Dia membawa Wang Lei ke sebuah gang kecil yang belum dirobohkan, dan menunjuk restoran di sana. Seperti orang kaya, dia berkata, “Apa yang ingin kamu makan? Pilih apapun yang kamu suka. Ini suguhan saya! "

Wang Lei tidak berpura-pura sopan. Melihat begitu banyak restoran di sana, makanan lezat Chongqing, makanan lezat Shaxian dan mie menarik tangan Lanzhou termasuk, dia mengerutkan bibirnya. Dia tahu makanan di sana akan sangat murah.

Akhirnya, kedua anak laki-laki memutuskan untuk makan di restoran Xinjiang. Setelah mereka mendapatkan kursi mereka, mereka meminta Big Plate Chicken, dua pancake Xinjiang panggang dan semangkuk Mie Shanxi Torn.

Ketika Big Plate Chicken disajikan, kedua bocah itu mendapati bahwa itu sepadan dengan uangnya. Itu adalah piring bundar besar dengan lapisan tebal Mi Torn Shanxi putih salju yang ditutupi dengan saus ayam, kentang, bawang dan paprika hijau, disajikan dengan cabai merah dan mematikan paprika Sichuan. Hidangan itu benar-benar membangkitkan selera mereka.

Sambil memegang pancake Xinjiang panggang di tangan mereka, mereka mulai sering meraih Ayam Piring Besar.

Ketika cek datang, itu hanya 32 yuan. Qin Guan menyeka mulutnya dan mengucapkan selamat tinggal pada Wang Lei sebelum dia kembali ke sekolah.

Di malam hari, dia pergi ke rumah Huang Jiajia untuk pelajaran mereka. Kalau-kalau pameran membuatnya terlambat untuk lesnya, ia meminta cuti satu hari dan mengatakan padanya bahwa kelas minggu depan akan ditunda.

Huang Jiajia ingin tahu, dan dia bertanya kepada Qin Guan mengapa dia menunda pelajaran mereka. Qin Guan tidak berniat merahasiakan pekerjaan paruh waktunya, jadi dia memberi tahu semuanya tentang hal itu.

Huang Jiajia mengatakan dia mendukung penuh gurunya dalam pekerjaan paruh waktunya. Dia mengatakan menunda kelas benar-benar baik-baik saja dengan dia, dan Qin Guan tidak perlu khawatir tentang dia belajar. Qin Guan mengucapkan terima kasih yang mendalam atas dukungan Huang Jiajia.

Kelas berakhir dalam suasana yang bersahabat, tetapi Qin Guan tidak tahu bahwa begitu dia pergi, Huang Jiajia mulai tertawa seperti rubah kecil yang baru saja mencuri seekor ayam.

Kembali di asramanya, Qin Guan menelepon Cong Nianwei dan memberitahunya tentang pekerjaan paruh waktunya minggu depan. Dia dengan tulus meminta hari libur dan meminta maaf karena tidak dapat melihatnya di Universitas Tsinghua.

Cong Nianwei tidak mengeluh di telepon, yang membuat Qin Guan kesal.

Keesokan harinya, ketika Qin Guan ada di kelas, teleponnya bergetar. Dia melihat nomor itu dan memutuskan untuk menolak panggilan itu. Ketika kelas selesai, dia memanggil nomor itu kembali. Resepsionis di telepon memberi Qin Guan alamat dalam suaranya yang manis dan menyuruhnya untuk mencoba pakaian di tempat.

Qin Guan menuliskan alamatnya dan memeriksa kelas apa yang dia miliki di sore hari. Dia punya cukup waktu, jadi dia memutuskan untuk pergi ke sana setelah kelasnya selesai.

Selama kelas sore, Qin Guan terus bertanya-tanya bagaimana pakaian dibuat begitu cepat. Dia baru saja melakukan pengukuran sehari yang lalu.

Begitu kelas selesai, Qin Guan bergegas ke alamat yang telah diberikan padanya.

Pada jam 5 sore, Qin Guan membuka pintu kaca toko pakaian yang menyesuaikan di Xidan. Resepsionis membawanya ke ruang menjahit. Dia datang sangat terlambat sehingga dia satu-satunya di sana.

Penjahit sibuk dengan cetakannya ketika dia melihat Qin Guan masuk. Dia mengangguk padanya, menyarankan agar Qin Guan pergi ke ruang pas dan mengenakan jas yang disediakan oleh pedagang anggur untuk pameran.

Qin Guan mengambil setelan standar, abu-abu gelap, tiga potong dan kemeja putih dengan label masih menyala. Dia berjalan ke kamar pas dan melepas semua pakaiannya kecuali celana dalamnya sebelum dia mengenakan jas itu.

Jas itu terlihat bagus. Tidak ada tanda merek di atasnya atau di kemeja putih yang disediakan oleh peserta pameran. Kemeja itu tampak baru, karena telah dibeli untuk keadaan darurat.

Qin Guan mengancingkannya dan mengenakan jaket jas dengan santai sebelum dia keluar dari kamar pas.

Penjahit sibuk dengan pekerjaannya. Dia menunjuk cermin tanpa melihat Qin Guan, dan berkata, "Pergi ke cermin rias dan lihatlah. Beri tahu saya jika Anda memiliki pertanyaan. ”

Qin Guan pergi ke cermin ganti saat dia diberitahu. Melihat ke cermin, dia agak bingung. Dia telah melihat dirinya di cermin berkali-kali, tetapi dia masih merasa seperti bintang setiap saat. Tampaknya dia baru saja dilahirkan dengan tampan.

Ini bukan narsismenya sendiri yang berbicara. Penjahit, yang telah menatapnya, juga tampak tak bisa berkata-kata. Dia ingin melihat bagaimana Qin Guan terlihat sehingga dia bisa melakukan beberapa pakaian untuknya.

Peserta pameran telah meminjam jas itu dari toko sewaan. Itu adalah Givenchy biasa, tidak dirancang secara independen atau dibuat oleh produsen yang ditugaskan khusus. Namun, jas ini harganya sekitar 25.000 yuan.

Bateau adalah merek anggur kelas menengah, tetapi ia menikmati pengakuan tinggi di seluruh dunia.

Kedua merek tersebut berasal dari Perancis, sehingga dealer Givenchy setuju untuk meminjamkan jas itu kepada peserta pameran secara gratis.

Penjahit pikir jas itu cocok dengan Qin Guan dengan sangat baik. Dia ingin membuat kaki celana sedikit lebih sempit sehingga Qin Guan akan terlihat lebih seksi, tetapi mengingat bahwa kesederhanaan, kesegaran, kesopanan, dan ketangguhan dikombinasikan dengan kelembutan adalah filosofi Givenchy, dia menyerah pada gagasan itu.

Penjahit itu tidak banyak bicara tentang jas itu. Dia hanya meminta asisten di meja resepsionis untuk menutupi jas dan menyelesaikan proses pemasangan.

Ketika semua orang telah meninggalkan toko, penjahit membuka buku catatannya ke tempat pengukuran Qin Guan ditulis dan membacanya dengan cermat. Kemudian dia mengangkat telepon dari meja dan melakukan panggilan.

Panggilan berhasil, dan penjahit dengan tenang berkata, "Halo, apakah itu Xue Wanyi? Saya Liu Tua. Saya ingin merekomendasikan model kepada Anda. Tidak, bukan dari agen model. Dia seorang siswa yang melakukan pekerjaan paruh waktu di sini … Biarkan saya memberi tahu Anda lebih banyak tentang dia … "

Mereka berbicara di telepon selama lebih dari lima menit sebelum menutup telepon. Liu Tua mengetuk buku catatan itu di tangannya dan tersenyum. "Sekarang terserah kamu, anak muda."

Pada hari pameran, Qin Guan bangun pagi-pagi sekali dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia memamerkan tanpa malu-malu di depan cermin.

Teman sekamarnya juga mandi dan bersiap-siap pergi ke pameran untuk mendukung Qin Guan pada pekerjaan barunya. Wang Lei hanya akan pergi untuk sementara waktu di siang hari, karena dia memiliki pekerjaan paruh waktu juga.

Qin Guan tidak bisa menghentikan mereka datang, tapi dia tahu persis apa yang ada di pikiran mereka. Mereka tidak pergi ke pameran untuk mendukungnya, tetapi untuk melihat staf wanita bekerja dengannya.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.