Chapter 17 – Guerilla Warfare

Bab 17: Perang Gerilya

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Sejak awal, niat Qiao Zijin adalah meninggalkan Qiao Nan tanpa alternatif. Dia tidak pernah menyangka bahwa hasilnya adalah dia akan menggali kuburnya sendiri.

Setelah Qiao Zijin keluar dari dapur, untuk sesaat, dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan.

Setelah beberapa pemikiran, Qiao Zijin menyiapkan secangkir teh untuk Qiao Dongliang dan kemudian meminta maaf kepadanya dengan cara yang jujur ​​dan tulus. Mengenai kapan buku itu dibeli, apakah dia membacanya sebelum atau setelah ujian sekolah menengah, dia tidak mengatakan sepatah kata pun.

Qiao Zijin cukup pintar di jalanan, terutama ketika datang untuk menenangkan orangtuanya.

Mengetahui temperamen Qiao Dongliang, lebih baik langsung mengakui kesalahan daripada berdebat dan berbohong.

Cukup benar, dengan ini, Qiao Dongliang memaafkan dan dengan lembut membujuk Qiao Zijin untuk tidak membuat kesalahan yang sama lagi di masa depan, untuk berhasil dalam studinya. Perilaku itu tidak seperti Ding Jiayi, yang terus berteriak pada Qiao Nan untuk berhenti sekolah.

Setelah menenangkan Qiao Dongliang, Qiao Zijin yakin bahwa adik perempuannya Qiao Zijin telah berubah dalam beberapa hari ini.

Qiao Zijin terus-menerus memikirkan dirinya sendiri – bisakah dia secara tidak sengaja melepaskan niatnya di hadapan Qiao Nan dan menghasilkan sikap Qiao Nan saat ini terhadapnya?

Setelah berhasil mempertahankan hubungan ayah-anak, Qiao Zijin memutuskan untuk mencoba lagi untuk memperbaiki hubungan kakak-adik. "Nan Nan, bisakah aku masuk?"

Qiao Zijin menunggu sebentar tetapi tidak mendengar suara Qiao Nan. Setelah beberapa pemikiran, Qiao Zijin hanya mendorong membuka pintu dan masuk.

Bahkan, sebelum hari ini, Qiao Zijin akan memasuki kamar Qiao Nan seperti dan ketika dia menginginkannya. Tidak pernah ada kebutuhan untuk mengetuk pintu.

Di seluruh keluarga Qiao, anggota keluarga hanya punya kebiasaan mengetuk pintu Qiao Zijin sebelum masuk. "Nan Nan, apa yang kamu baca?"

Ketika punggung Qiao Nan menghadap Qiao Zijin, Qiao Zijin dapat melihat bahwa Qiao Nan membalik halaman buku tetapi dia tidak bisa melihat buku apa itu.

Mata Qiao Zijin bersinar, mengungkapkan kegembiraannya. Semua buku pelajaran telah dijual oleh Ibu. Bagaimana mungkin Qiao Nan memiliki buku yang layak untuk dibaca?

Qiao Zijin berteriak langsung di bagian atas paru-parunya.

Suaranya mengingatkan Ding Jiayi yang berada di belakang kompor dan Qiao Dongliang yang sedang beristirahat di kamar.

Ketika dia mendengar suara serak Qiao Zijin, wajah Qiao Nan menjadi hitam dan segera menyembunyikan buku-bukunya. "Apa yang kamu lakukan di kamarku ?!"

"Nan Nan, apa yang kamu sembunyikan? Apakah ada rahasia di antara kami berdua? Boleh aku lihat? Nan Nan, saya adalah contoh hidup. Jangan mengambil hal-hal yang salah dari orang lain dan membaca buku-buku tidak senonoh itu. Jika Ayah tahu, dia akan sangat sedih dan marah. Sudah cukup saya melakukan kesalahan ini. Saya hanya berjanji kepada Ayah bahwa itu tidak akan terjadi lagi. Nan Nan, taat, serahkan buku itu, saya akan membantu Anda untuk meminta maaf ayah dan ibu. Anda juga harus berjanji kepada mereka bahwa Anda tidak akan pernah membuat kesalahan seperti itu di masa depan. Jika Anda terlalu takut, saya dapat membantu Anda untuk menutupinya, tetapi Anda tidak boleh menyimpan buku ini. "

Saat Qiao Zijin berbicara, dia menerjang ke arah Qiao Nan dan ingin mengambil buku itu disembunyikan di lengan Qiao Nan, sehingga dia akan memiliki set bukti lengkap.

"Ah." Qiao Nan tidak bisa berhenti mencibir.

Dengan suara Qiao Zijin sekeras penyanyi opera, Ayah dan Ibu tidak mungkin melewatkannya kecuali mereka tuli. Dan Qiao Zijin masih mencoba untuk membicarakannya dengan manis dengan menawarkan untuk menutupi masalah ini!

Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup bagi Qiao Zijin, yang baru saja melakukan kesalahan, untuk menangkapnya. Qiao Zijin tidak sabar untuk membiarkan seluruh dunia tahu.

"Apa yang terjadi ?!" Ding Jiayi bergegas menghampiri dengan spatula masih di tangannya.

Setelah dia mendengar kata-kata Qiao Zijin dan juga melihat Qiao Dongliang yang bergegas pada saat yang sama, Ding Jiayi mulai membombardir ayahnya tanpa keberatan. “Lihat sendiri, gadis ini hatinya sangat liar, belum lagi dia selalu di luar. Saya bahkan tidak melihatnya belajar keras di rumah. Bersembunyi membaca novel? Zijin telah menyelesaikan ujian sekolah menengahnya, tetapi dia, ini adalah tahun yang kritis bahwa dia akan maju ke sekolah menengah ketiga. Dengan sikapnya, bukankah Anda menghabiskan banyak uang jika Anda mengizinkannya belajar ?! "

Tidak, dia harus berbicara dengan Old Qiao. Membiarkan orang seperti itu melanjutkan studinya akan menyia-nyiakan uang keluarga.

"Diam!" Qiao Dongliang dalam perbaikan. "Kamu berani memarahi Nan Nan, kamu telah menjual buku teks satu dan duanya, apa yang Nan Nan bisa baca?"

Qiao Dongliang tidak melupakan ini. “Aku masih menggerogoti otakku, Nan Nan juga perlu mengikuti ujian sekolah menengah. Bagaimana dia akan merevisi studinya untuk tahun ini? "

Tepat ketika Qiao Dongliang berpikir keras tentang cara-cara untuk membantu anak perempuan yang lebih muda itu meminjam satu set buku teks sekunder dan dua, dia juga mengambil kebiasaan buruk membaca novel. Qiao Dongliang merasa sangat lelah.

“Nan Nan, kamu tahu, Ayah dan Ibu marah, mengapa kamu tidak mengeluarkan novelnya?” Qiao Zijin cukup senang dan puas diri.

Pada saat ini, dia tidak dapat menyembunyikan emosinya dari Qiao Nan.

Dengan pengalaman lebih dari seumur hidup, mata Qiao Nan berbisa lebih tajam dari sebelumnya. Dia melihat langsung melalui Qiao Zijin dalam satu pandangan. Qiao Zijin sangat senang. "Aku juga tidak memberikannya kepadamu, atau Bu!"

Qiao Dongliang mengambil napas dalam-dalam dan berkata dengan penuh kesabaran kepada Qiao Nan, "Nan Nan, jika Anda benar-benar ingin belajar keras, tolong berikan buku itu kepada saya."

Karena dia telah memaafkan yang satu, dia harus memaafkan yang lain.

Dia tidak mungkin bermurah hati kepada putri sulungnya dan kecil kepada yang lebih muda. Qiao Dongliang tidak sanggup melakukan itu.

Qiao Nan menghela nafas lega. Dia menyerahkan buku itu kepada Qiao Dongliang.

Jika bukunya bersama Qiao Zijin atau ibunya, dia tidak akan bisa menyimpannya, bahkan jika itu buku yang layak.

"Ini adalah …" Ketika Qiao Dongliang melihat bahwa anak perempuan yang lebih muda telah menyerahkan kepadanya buku teks matematika sekunder, dia tertegun. "Bukan buku Anda -?"

Apakah itu dijual oleh Lao Ding?

Wajah Qiao Nan memerah. “Liburan musim panas telah berlalu. Mungkin saya benar-benar sedikit gila. Saya sepertinya lupa apa yang diajarkan di sekolah menengah pertama dan kedua, jadi saya ingin membaca lebih banyak dan mengambil pengetahuan lagi sebelum sekolah dimulai. ”

Lagi pula, dia belum belajar selama bertahun-tahun. Jika dia tiba-tiba harus mengambil pengetahuan sebelumnya, Qiao Nan pasti membutuhkan waktu.

Qiao Nan tidak takut pada hal-hal lain. Dia hanya takut jika dia gagal dalam ujian tengah semester, dia akan mengecewakan Qiao Dongliang. Keinginannya untuk belajar juga akan pupus.

Lagipula, ibunya akan terus berusaha mempengaruhi ayahnya. Hasil akademiknya adalah satu-satunya alasan dan sumber motivasi bagi ayahnya untuk terus mendukungnya.

"Oh, bagus, bagus!" Qiao Dongliang langsung merasa nyaman. "Tapi bukumu?"

"Ya, dari mana buku itu berasal ?!" Wajah Ding Jiayi sama ganasnya dengan harimau. Dia masih berharap bahwa gadis malang itu akan gagal dalam ujiannya karena dia tidak memiliki satu dan dua buku teks untuk direvisi.

Qiao tua sekarang bersikeras bahwa gadis malang itu harus terus belajar. Tetapi jika dia lulus dari sekolah menengah pertama, dan tidak berhasil, haruskah dia mencari pekerjaan?

Negara ini saat ini hanya menganjurkan pendidikan wajib sembilan tahun, tidak perlu pergi ke sekolah menengah. Biaya kuliahnya mahal!

Untuk putrinya yang lebih tua, Ding Jiayi bersedia membayar. Namun, memikirkan menghabiskan begitu banyak uang untuk putri yang lebih muda, Ding Jiayi merasakan kesulitan.

"Saya membelinya dari stasiun daur ulang limbah." Jawab Qiao Nan dengan bermartabat.

"Dibeli, dari mana asal uangmu ?!" Kenapa dia tidak tahu bahwa gadis malang itu menyembunyikan sejumlah uang ?!

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.