Chapter 1571 – He Can Only Bully Her for One Thing

Bab 1571: Dia Hanya Bisa Menggertaknya untuk Satu Hal

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Duan Yanhao menunduk dan berkata di samping telinga Bai Yaoyao, “Yaoyao, kamu sendiri yang mengatakan ini. Akan ada banyak peluang lain kali. ” Duan Yanhao sangat menekankan kata ‘peluang’, mengisyaratkan arti tertentu.

Wajah Bai Yaoyao memerah. Kali ini, wajahnya berubah warna merah lebih dalam.

“Kamu sengaja menindasku.”

Nada bicara Bai Yaoyao terganggu. Bibirnya juga sedikit bengkak karena dicium tadi. Dia tampak seperti bayi rusa, dan gambar dirinya ini mengetuk hati Mayor Duan.

Itu membuat hatinya bergetar. Bahkan hati yang paling baja akan meleleh oleh ini.

Dia menurunkan suaranya dan berkata dengan lembut, “Yaoyao, aku tidak akan menggertakmu.”

“Kamu baru saja menggertakku. Pembohong.” Meskipun dia merasa seperti benar-benar malu-malu saat ini, di depan orang yang dia cintai, dia merasa punya hak untuk menjadi malu.

Duan Yanhao melepaskan salah satu tangan Bai Yaoyao dan mengangkat dagunya, mencium bibirnya dengan cara yang menghibur. “Yaoyao, kamu bisa memutuskan semuanya lain kali. Hanya ada satu hal yang bisa saya bully untuk Anda, tetapi ini juga kebahagiaan kami. “

Bai Yaoyao tahu persis ‘kebahagiaan’ apa yang dia maksud.

Dia sengaja memalingkan wajahnya, tapi dia masih merasa sangat manis di dalam.

Jadi seperti inilah rasanya ketika orang yang Anda cintai mencintai Anda dan memanjakan Anda. Perasaan itu benar-benar luar biasa, begitu indah sehingga dia ingin merasakan setiap bagiannya secara mendetail.

Bulu mata Bai Yaoyao berkibar saat ombak berdesir di jantungnya. Perasaannya begitu kuat sehingga dia merasa seolah-olah dia hampir tidak bisa mengendalikan diri.

“Yaoyao?”

“Ya, aku di sini.” Air pasang berbalik ketika Nona Bai yang pemalu tiba-tiba memeluk leher Duan Yanhao pada saat ini dan mencium bibirnya.

Tepat ketika dia bingung olehnya, Bai Yaoyao membalik ke tepi tempat tidur dan berdiri.

Dia pergi ke kamar mandi dan menyadari bahwa semua peralatan mandi telah disiapkan.

Setelah Bai Yaoyao selesai mencuci, dia berjalan keluar, bersiap untuk pergi.

Duan Yanhao berdiri dan menatap Bai Yaoyao. “Kamu akan pergi begitu saja?”

“Lalu kamu bisa keluar dulu. Saya akan mengganti pakaian saya. “

Saat Bai Yaoyao mengatakan itu, dia menatap Duan Yanhao.

Namun, Mayor Duan sama sekali tidak memiliki kesadaran diri sama sekali. Dia merentangkan tangannya dan bersandar malas ke kepala tempat tidur, menatap padanya.

Bai Yaoyao panik dan menginjak kakinya. “Bagaimana aku bisa berubah ketika kamu menatapku seperti itu?”

“Yaoyao, kau tidak malu-malu terakhir kali?”

“Kamu juga tidak begitu berkulit tebal terakhir kali.”

Melihat Bai Yaoyao terengah-engah, Duan Yanhao memutuskan untuk tidak menggodanya lagi. Dia berdiri dan berjalan keluar dari kamar. Ketika dia menutup pintu, dia tidak lupa menambahkan, “Saya akan masuk setelah lima menit. Pakaian baru di laci adalah untukmu. ”

Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, dia tidak ingin berpisah darinya bahkan untuk sedetik pun. Dia tidak ingin dia hilang dari pandangan juga. Dia benci bahwa dia tidak bisa menatapnya sepanjang waktu dan berbicara dengannya. Bahkan pertengkaran juga bagus.

Setelah lima menit, sebelum Duan Yanhao mengetuk pintu, Bai Yaoyao sudah membukanya sendiri.

“Masuk dan lihatlah. Apakah pakaian ini baik-baik saja? ” Sudah lama sejak dia mengenakan gaya pakaian ini. Itu elegan dan indah, tetapi dia tidak terbiasa, menyebabkan dia merasa agak ragu-ragu.

Dia memiliki rasa percaya diri yang tak terkendali ketika dia masih di sekolah, tapi dia perlahan-lahan terbiasa mengenakan pakaian hitam dan abu-abu.

Melihat pandangan percaya dan tidak pasti di mata Bai Yaoyao, Duan Yanhao merasakan kepuasan di hatinya. Matanya bersinar terang ketika dia memuji, “Ini sangat cantik. Kamu terlihat baik tidak peduli apa yang kamu kenakan. ”

Tampilan Bai Yaoyao ini mengingatkannya pada pertemuan pertama mereka. Memikirkan kembali tentang itu sekarang, itu benar-benar indah dan layak dikenang.

Saat itu, dia tidak membayangkan bahwa dia akan menjadi orang yang paling penting di hatinya.