SLOC – Chapter 163

Bab 163: Kamar Itu

Penerjemah: Alex_in_Wonderland Editor: mjn0898

Dia tidak mengunci pintu keamanan logam. Pintu kayu di dalamnya memiliki kunci yang relatif sederhana.

Sebelum Zheng Tan pulih dari keterkejutannya, pintu terbuka dan kuncinya tidak terluka.

Dia pernah mendengar kunci master tetapi ini adalah pertama kalinya dia melihat seseorang mengambil kunci dengan kawat. Dia mengira itu adalah keterampilan yang hanya ada dalam cerita. Namun, sepertinya semuanya mungkin.

Er Mao pergi berbelanja bahan makanan dan membeli banyak makanan siap pakai. Dia hanya memasak mie instan dan pangsit beku.

Dia membuka pintu dan mulai memindahkan barang belanjaannya ke dalam. Dia memiliki terlalu banyak barang dan harus memindahkannya sedikit demi sedikit. Untungnya dia tidak khawatir tentang seseorang yang datang dan mencuri barang-barangnya di depan apartemennya.

"Hei! Angkat kakimu dari barang-barangku. Jangan buka kemasannya. "

Zheng Tan menggerakkan telinganya. Dia mengendus kantong-kantong itu. Sekarang setelah Er Mao memberitahunya untuk tidak menyentuh mereka, dia harus menyentuh barang-barang belanjaan. Dia membuka tas dan memindahkan kantong bola ikan di sekitar. Mereka dibekukan sehingga dia tidak tertarik.

Zheng Tan memutuskan untuk meninggalkan tas sendirian. Er Mao kembali untuk mengambil barang-barangnya. Zheng Tan mengambil kesempatan itu dan mendorong membuka pintunya.

Bang!

Pintu menutup tepat di depan wajah Er Mao.

Er Mao kaget.

"F * ck!"

Dia ingin mengutuk dengan keras tetapi khawatir Profesor Lan, yang tinggal di seberang aula, mungkin mendengarnya. Dia meletakkan tasnya dan mengeluarkan kawat di sakunya untuk mengambil kunci lagi.

Zheng Tan memperhatikan jam di dinding dan menghitung berapa lama yang dibutuhkan Er Mao untuk mengambil kunci.

Hanya sepuluh detik dari saat pintu ditutup ketika Er Mao membuka pintu lagi. Ini berarti dia mengambil kunci dalam waktu kurang dari sepuluh detik.

Ini jelas bukan pertama kalinya dia melakukan sesuatu seperti ini.

Er Mao bersumpah saat dia masuk. Zheng Tan mengabaikan semua yang keluar dari mulutnya. Mengunci adalah sesuatu yang selalu ingin dipelajari Zheng Tan. Hanya saja cakar kucing tidak gesit dan tidak bisa menangani pekerjaan rumit seperti itu.

Er Mao mengatur semuanya, lalu duduk di depan TV dan mulai makan siang. Zheng Tan menatap saku Er Mao dan mencoba memikirkan cara dia bisa membuat Er Mao membantunya.

Er Mao tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kucing itu. Dia tidak menginginkan makanannya atau dia akan mengeong.

"Apa yang kamu lihat?" Er Mao masih memiliki nasi yang menempel di dagunya. "Ini?"

Dia melacak tatapan Zheng Tan ke sakunya dan mengeluarkan kawat. Itu dikencangkan menjadi sebuah lingkaran.

Dia tampak sangat bangga pada dirinya sendiri.

“Apakah kamu mengagumi keahlianku? Mengunci seperti ini mudah, ”Er Mao membual.

Er Mao terus berbicara sementara Zheng Tan mundur selangkah untuk menghindari ludahnya.

“Pernahkah Anda mendengar tentang pengambilan kunci menggunakan kertas timah? Saya mendengar seseorang mengambil lingkungan kunci dengan kertas timah. Itu agak berlebihan tapi timah timah memang alat yang hebat. Meskipun banyak kunci yang terlihat serupa, Anda memerlukan alat yang sangat berbeda untuk membukanya. ”Er Mao mengeluarkan kantong kulit. “Ini tas alatku. Saya mungkin dapat membuka sebagian besar kunci di kampus dengan alat di dalam tas ini. Kunci elektronik tidak termasuk, tentu saja. "

Zheng Tan agak senang mengetahui Er Mao tidak bisa menangani semua kunci ketika Er Mao berkata, "Aku butuh tas alat lainnya untuk membuka kunci elektronik."

Zheng Tan, "…"

Siapa pria ini? Apakah dia punya catatan kriminal? Dia perlu menjauhkan keluarga Jia darinya.

Dia tidak tahu di mana Er Mao mempelajari semua hal ini. Dia memiliki bakat, kecuali bakat ini bukan jenis yang disukai orang. Kebanyakan orang akan melihatnya sebagai orang jahat, tetapi Zheng Tan tidak memiliki standar yang baik dan buruk. Baginya, orang yang bisa membantunya baik.

Er Mao berbaring untuk tidur siang, tetapi Zheng Tan meraih lengan bajunya dan mulai menariknya keluar. Sweternya berlubang karena cakar Zheng Tan.

"Aku memperingatkanmu! Cukup sudah, ”kata Er Mao, menarik selimut menutupi dirinya.

Ka-cha. Ka-cha. Ka Ka Ka.

Zheng Tan menginjak botol air plastik dan berusaha mengeluarkan suara sebanyak mungkin.

"F * ck!"

Er Mao bangkit dan menatap Zheng Tan. Dia melihat kucing itu memiliki jaketnya.

Dia mengambil kawat di sakunya dan melemparkannya ke Zheng Tan. Er Mao kembali ke tempat tidur. Dia menggaruk kepalanya dan tiba-tiba meraih sesuatu. Dia berbalik dan bertanya kepada kucing itu, "Apakah Anda perlu mengambil kunci?"

Zheng Tan menatapnya dan bertanya-tanya apakah dia harus mengangguk.

"Mengibaskan ekormu ke atas dan ke bawah untuk ya. Mengibaskannya ke samping tanpa, ”kata Er Mao.

Zheng Tan mengayunkan ekornya ke atas dan ke bawah. Dia merasa Er Mao terlalu terbiasa berbicara dengan kucing. Orang normal tidak berbicara dengan kucing seperti ini. Dia tidak mengenal Zheng Tan dengan baik. Jika itu adalah Papa Jiao atau Wei Ling yang berbicara seperti ini dia akan mengerti.

Er Mao melompat dan terlihat sangat bersemangat. “Rumah siapa yang ingin kamu masuki? Saya harap itu bukan seseorang yang tinggal di perempat timur, atau akan canggung jika saya bertemu dengan orang tersebut di masa depan. Kunci itu lebih baik menimbulkan tantangan. ”

Zheng Tan terdiam lagi. Dia terlalu bersemangat untuk ini!

Er Mao cepat berpakaian. Dia melakukan rambutnya lalu menggosok kedua tangannya dan berkata, "Oke, ayo pergi!"

Zheng Tan memimpin jalan. Semua itu mungkin ada di kepalanya, tetapi dia merasa Er Mao sangat bersemangat. Dia tampak lebih energik daripada yang pernah dia lihat.

Mereka melewati kotak kertas dan melihat kucing hitam putih makan.

Itu merasakan mereka dan melihat ke atas sebelum kembali ke makanannya. Dengan meningkatnya suhu, makanan menjadi sangat buruk dengan cepat. Kucing itu memiliki makanan baru yang relatif segar di mangkuknya. Itu sudah selesai memakan kepala ikan dan sedang makan nasi sekarang.

Zheng Tan pergi.

Dia menuntun Er Mao ke pohon di gang dan memandangi jendela yang tertutup di lantai dua. Dia melompat ke pohon dan mengamati sekelilingnya.

Tidak ada yang berubah sejak pagi itu, yang berarti pria itu belum kembali ke rumah.

"Ini rumah ini lagi. Kamu adalah kucing pendendam, kamu tahu itu ?! ”Er Mao mengira Zheng Tan ada di sini karena lelaki itu menuangkan kopi padanya.

Zheng Tan melompat ke halaman, Er Mao mengikutinya. Er Mao menghindari mendarat di petak bunga sehingga sepatunya bisa tetap bersih. Dia tidak ingin meninggalkan jejak kaki di dalam.

Pintunya lebih sulit dibuka dibandingkan dengan kunci di Wilayah Timur, tetapi Er Mao punya alat.

Tata letak lantai pertama sederhana. Rumah itu berisi ruang olahraga kecil. Dia pasti cukup kaya untuk membeli peralatan olahraga

Er Mao melihat kucing terperangkap di dapur dan mengerutkan kening, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, jadi Zheng Tan tidak bisa menebak apa yang dia pikirkan.

Mereka datang ke lantai tiga. Zheng Tan tidak keberatan pintu mana yang dibuka Er Mao terlebih dahulu. Dia tahu pasti pemilik rumah menyiksa kucing tetapi hanya menemukan perangkap kucing sejauh ini. Ini berarti dia harus menyimpan sisa barang mencurigakannya di tiga kamar terkunci di lantai dua.

Er Mao tampaknya tidak gugup sama sekali meskipun mereka melanggar dan masuk. Dia melihat sekeliling dan memeriksa pintu yang terkunci.

"Yang ini harus mengarah ke kamar tidur … yang itu akan menjadi ruang belajar. Adapun yang ini di sini … saya tidak tahu. Mari kita pilih kunci ini terlebih dahulu. Kunci pintu ini adalah yang paling kompleks, dia seharusnya terkejut. ”

Zheng Tan tidak tahu bagaimana Er Mao mengetahui semua itu, tetapi ia memilih untuk mempercayainya. Dia tampak seperti pro dalam hal ini.

Meskipun kuncinya rumit, Er Mao tetap mengambil kuncinya dalam waktu singkat.

Dia membuka pintu terbuka untuk mengintip ke dalam.

Pintunya berat dan cukup tebal. Zheng Tan berpikir itu bisa digunakan sebagai pintu depan, tapi itu hanya pintu kamar.

Er Mao membuka pintu setelah dia memastikan tidak ada orang di dalam.

Ruangan itu kedap suara. Mereka bahkan tidak bisa mendengar kicau burung di luar. Ada sedikit perabot di dalam ruangan. Di satu sisi ada meja.

Er Mao membuka penutup dan menunjukkan benda tersembunyi.

Benda itu sekitar satu setengah meter panjangnya, satu meter tebal dan dua meter tingginya. Sisi depan transparan. Seseorang yang duduk di meja bisa melihat ke dalam objek.

Zheng Tan tidak bisa memastikan untuk apa benda ini. Dia pikir itu mungkin shower portabel, tetapi ekspresi Er Mao telah berubah. Zheng Tan melompat ke bahu Er Mao untuk mendapatkan tampilan yang lebih baik.

“Saya melihat sesuatu seperti ini di televisi ketika saya masih kecil. Ini adalah model yang disederhanakan. Saya tidak pernah membayangkan orang akan memiliki sesuatu seperti ini di rumah mereka, ”kata Er Mao dengan suara rendah. "Ada hidangan yang sangat kejam yang disebut kaki bebek panggang. Itu dibuat dengan meletakkan bebek hidup ke papan besi yang dipanaskan. Saus tersebar ke papan. Bebek berjalan-jalan di papan karena panas. Mereka masih hidup ketika kaki mereka dimasak. Ini adalah perangkat yang melayani tujuan itu. "

Zheng Tan melihat melalui kaca dan melihat jaring logam di bagian bawah. Jadi beginilah cara kucing mati mendapatkan luka.

Er Mao melihat sekeliling ruangan lalu pergi ke jendela. Jendela itu sepertinya tidak dibuka dalam waktu yang sangat lama. Tirai tebal menghalangi semua cahaya. Er Mao mencari tempat yang cocok kemudian mulai memasang kamera mini.

Zheng Tan menyentakkan telinganya. Er Mao punya banyak alat!