SEEA – Chapter 47

Babak 47: Akhirnya Keluar

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Di dalam menara perumahan "Taman Langit" Kota Zhongyun …

"Aku serigala dari utara, berjalan di hutan belantara yang luas, angin utara yang kencang berhembus …"

"Hubby, siapa yang menelepon pada jam selarut itu?" Sebuah suara lembut malas datang dari tempat tidur, menaungi nada dering.

"Bagaimana saya tahu?" Sebuah tangan besar berbulu mendorong balik selimut dan meraih ponsel berdering di kabinet samping.

Pria di tempat tidur itu menunjukkan kepalanya melalui selimut. "Halo, ini Wei Qing …"

"Bos, ini buruk, 'Bintang Neptunus' kami dihantam sesuatu yang membuat tangki air seukuran tiga lubang … apa yang harus kita lakukan …" Teriakan keputus-asaan datang saat panggilan itu dilakukan.

"Apa!" Pria itu tiba-tiba melompat dari tempat tidur dan berteriak di atas suaranya, "Sialan, kapten macam apa kamu? Apa yang terjadi?"

"Aku … aku tidak tahu bos, kita harus segera kembali, lebih dari dua puluh orang kita menggunakan hal-hal untuk memblokir lubang tetapi tidak membantu, air sekarang berada di tingkat lutut, dan kita tidak bisa bertahan lebih lama jika kita tidak kembali sekarang! "

"Kembalilah, putar mesin ke kekuatan tertinggi dan kembali sekarang!" Wei Qing meraung di telepon. “Suruh semua orang membawa senjata dan tetap waspada di geladak. Singkirkan semua kapal yang lewat! ”

"Hubby, apa yang terjadi?" Setelah Wei Qing menutup telepon, seorang wanita muda cantik keluar dari balik selimut dan bertanya dengan genit saat dia menarik bahu Wei Qing.

Wei Qing menekan perut wanita itu, dan meraung ketika dia menarik rambutnya. "Sial, apa yang terjadi?"

Chen Fan, orang yang memulai semua ini, mengendalikan belut listrik saat mengikuti kapal yang bergerak cepat! Meskipun dia telah membuat perhitungan kasar bahwa kapal judi ini, dengan perpindahan lebih dari seribu ton, tidak akan tenggelam dalam waktu singkat, dia masih sedikit khawatir. Dia akan sangat senang jika kapal itu tenggelam, tetapi tidak jika tenggelam dengan pelanggan judi di atasnya.

Pukul tujuh plus di pagi hari … Chen Fan mengeluarkan teleponnya dan mengganti kartu baru sebelum menelepon 110 menggunakan suara bernada tinggi. "Halo, 110? Saya ingin melaporkan situasi besar. Saya melihat sebuah kapal besar datang ke Zhongyun. Saya tidak tahu barang berharga apa yang dibawanya tetapi ada orang yang memegang senjata di mana-mana di geladak. "

"Siapa saya? Saya seorang nelayan pergi memancing. Mereka akan mencapai Dermaga Xingfeng dalam waktu setengah jam. Cepat, kirim seseorang ke sana untuk melihat-lihat. Lebih baik bajingan-bajingan dari Asia Tenggara itu tidak membawa narkoba untuk dijual di sini! ”

"Ya, ya, itu Dermaga Xingfeng di Jalan Jianye …" Setelah menutup dan mengeluarkan kartu, Chen Fan tertawa sinis dan terus mengalihkan pikirannya ke belut listrik untuk memata-matai kapal judi.

Kapten Tim Anti Riot Kota Zhongyun, Xie Ruijiang, merasa sangat pahit duduk di kantor. Dia merasa seperti suami yang penurut menunggu di rumah untuk istrinya yang masih keluar di malam hari. Dia hanya bisa menyalahkan reputasi buruknya. Setelah dipindahkan ke Detasemen Polisi Bersenjata Kota Zhongyun selama lebih dari setengah tahun, ia tidak ikut serta dalam satu kasus besar. Impian masa kecil Xie Ruijiang adalah menjadi seorang polisi dan menangkap orang jahat. Kota ini terlalu jinak baginya, jadi bagaimana mungkin dia tidak merasa kesal dan tertekan? Saat dia mendesah pergi seperti wanita melankolis, seorang pria muda bergegas ke kantor dengan semangat. "Kapten Xie, ada pekerjaan yang harus kita lakukan! Ketua ingin saya memberi tahu Anda bahwa ada sebuah kapal dengan penyelundup narkoba bersenjata dari Asia Tenggara mencapai Zhongyun dalam setengah jam … "

“Pengedar narkoba bersenjata dari Asia Tenggara?” Xie Ruijiang terkejut, tetapi dengan cepat melompat. "Cepat beri tahu semua orang kita untuk berkumpul dalam dua menit, dan tiba di tempat kejadian dalam dua puluh menit …" Xie Ruijiang seperti sedang menggunakan steroid. Itu wajar bagi seorang pemuda berdarah panas berbakat yang telah duduk di bangku setiap hari selama setengah tahun untuk bertindak seperti ini.

Pukul delapan tepat …

Garis air kapal turun ke tingkat siaga lima belas meter saat akhirnya mengi ke Dermaga Xingfeng. Sebelum kapal berlabuh dengan benar, tujuh atau delapan kapal cepat menepi dan mulai mengirim penumpang dari kapal ke pantai dengan cara yang gila. Hati Wei Qing hancur saat dia menyaksikan pemandangan di depannya. Tanpa berkata apa-apa, dia berlari menuju speed boat bersama kedua bawahannya.

"Bos, apa yang harus kita lakukan …" Ma Hongjun yang berdiri di geladak menjadi lemah di depan Wei Qing saat dia melihatnya. Wajahnya berlinangan air mata, sebagian karena dia merasa kasihan pada kapal dan sebagian lagi karena dia takut Wei Qing akan membunuhnya karena marah.

Wei Qing sangat marah sehingga rambutnya hampir berdiri. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Aku tidak tahu … aku tidak tahu …" Ma Hongjun menyeka hidungnya dan terlihat sangat menyedihkan, "Kapal itu tiba-tiba bergetar keras tiga kali semalam. Saya berlari ke pegangan kapal dan melihat tiga lubang besar di bagian bawah … "

Wei Qing memberinya tendangan. "Berhenti menangis! Cepat, bawa aku ke sana untuk melihatnya! ”

"Ya … ya …" Ma Hongjun bahkan tidak berani menepuk-nepuk debu di celananya setelah ditendang, dan dengan menyedihkan memimpin jalan ke palka kapal.

Di palka kapal, Wei Qing merasa seolah-olah hatinya tenggelam ke dasar lautan. Dia diberi tahu bahwa air laut setinggi lutut ketika dia menerima panggilan telepon di malam hari, tetapi sekarang …

"Bo-bo-bos, ada di bawah sana …" Ma Hongjun tergagap saat dia menunjuk ke bagian bawah palka kapal yang telah selesai dibanjiri dengan air laut.

"Ah …" Seperti binatang buas yang gila, Wei QIng menendang Ma Hongjun langsung ke pegangan kapal yang dalam dan kemudian mengeluarkan pistol dari pinggangnya. Dia menarik lengan baju itu dengan marah dan mendorong peluru ke atas laras.

Bang! Bang! Bang! Bang! Ma Hongjun yang berjuang di air tiba-tiba memiliki empat bercak darah yang mengalir keluar dari tubuhnya. Setelah itu, Wei Qing mengarahkan pistol ke bawahannya di belakangnya. “Cepat, kalian semua mendapatkan pompa air. Jangan pernah biarkan tenggelam, jika tidak Anda akan berakhir seperti dia! "

"Ya!" Bawahan bersenjata yang bersembunyi di pegangan kapal membuang senjata di tangan mereka dan bergegas keluar dari pintu besi, takut kalau mereka akan ditembak jika terlalu lambat.

"Ah …" Setelah semua orang pergi, Wei Qing membuang pistol dan mengambil AK47 dari tanah. Dia menarik baut dan mengarahkannya ke Ma Hongjun yang sedikit bergetar sebelum menarik pelatuknya. Dah dah dah dah dah …

Setelah peluru habis, Wei Qing membuang senjata itu lagi dan meraih senapan lain, menarik baut dan kemudian pelatuknya. Dah dah dah dah dah …

Setelah melompati selama dua menit penuh, Wei Qing, yang sudah tenang, berjalan menuju pintu sambil memegang senapan dengan maksud untuk mengintimidasi bawahannya dengan harapan memotivasi mereka untuk menyelamatkan kapal yang telah ia lakukan dengan susah payah.

Sama seperti Wei Qing melangkah keluar dari pegangan kapal dengan senapan … Dia tiba-tiba mendengar ledakan dan merasa seolah-olah wajahnya langsung menghilang ke udara tipis sebelum jatuh sepenuhnya ke belakang.

"Orang gila itu akhirnya dibawa keluar …" kata Xie Ruijiang kepada polisi yang disamarkan, yang memegang senapan mesin ringan Tipe 79 yang identik.