Chapter 29 – Miss You, Want to See You

Bab 29: Merindukanmu, Ingin Melihatmu

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

"…" Ya ampun, racun apa yang baru saja dia minum? Mengapa kata-katanya begitu kejam?

Tautan sponsor

"Katakan padaku, apa yang terjadi?" Sudah ada sedikit iritasi pada nada suara Lu Zhanbei.

"Aku … aku …"

Lin Wanwan tiba-tiba terdiam selama beberapa detik. Tenggorokannya merintih, lalu dia menangis.

"Lu Zhanbei, aku diintimidasi …"

Lu Zhanbei menjawab dengan ‘oh’.

Apa itu 'oh'?

Kenapa dia tidak bertanya siapa yang menggertaknya? Bagaimana situasinya sekarang?

Karena dia begitu tenang, bagaimana dia bisa melanjutkan kepura-puraannya?

Tautan sponsor

Lin Wanwan mencoba peruntungannya dan merintih, “Kamu orang jahat! Mengapa kamu tidak menghiburku! "

Lu Zhanbei tidak mengatakan apa-apa kali ini. Lin Wanwan menangis lebih memilukan.

Ketika dia tidak bisa menangis lagi, suara laki-laki yang dingin terdengar.

"Sudah cukupkah kau menangis?"

"Ah?"

"Apakah tidak melelahkan untuk berpura-pura?"

Mendengar isak tangis berhenti tiba-tiba, Lu Zhanbei tidak perlu melihat sendiri untuk menebak bahwa dia memiliki ekspresi muram pada saat itu. Matanya menyunggingkan senyuman.

"Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Bicaralah dengan baik. "

"…"

Kenapa pria ini seperti cacing gelang di perutnya ?! Bagaimana dia tahu bahwa dia berpura-pura menangis? Apakah kemampuan aktingnya memudar sebanyak itu?

Tidak! Dia harus mengandalkan aktingnya untuk mencari nafkah di masa depan.

"Bagaimana kamu tahu?" Lin Wanwan bertanya dengan cemberut.

Lu Zhanbei mengangkat alisnya.

Akankah seseorang yang bisa menahan air matanya bahkan ketika kecanduan narkoba berhasil menangis dengan menyedihkan hanya karena seseorang telah mengganggunya?

Mengetahui bahwa dia tidak akan menjawab pertanyaan ini, Lin Wanwan mengerutkan bibirnya.

"Dimana kau sekarang?"

"Di luar." Lu Zhanbei menjawab dengan singkat.

Tautan sponsor

Ketika Lin Wanwan bertanya lagi apa yang dia lakukan, dia mengangkat alisnya dan mengamati penonton yang duduk di bawahnya yang menunggu dengan sabar. Dia memutar kursinya ke belakang.

"Lin Wanwan, jika Anda hanya akan melanjutkan semburan omong kosong, selamat tinggal."

"Oh, tunggu," kata Lin Wanwan cepat. “Mengapa kamu memiliki sedikit kesabaran? Orang sepertimu tidak akan menemukan pacar di masa depan. ”

"Intinya adalah, kamu bukan pacarku," jawab Lu Zhanbei, kali ini terdengar lebih kesal. "Jika Anda memiliki sesuatu untuk dikatakan, katakan itu."

Mendengar nada bicaranya, Lin Wanwan menggerakkan matanya dan sebuah rencana muncul di benaknya.

"Aku merindukanmu."

"Begitu?"

"Aku ingin melihatmu."

Lin Wanwan mendengar Lu Zhanbei mencibir. Dia mengertakkan gigi dan menyembunyikan sedikit kelicikan dengan nada malu-malu. “Lu Zhanbei, datang dan temukan aku. Perlakukan ini sebagai kesempatan ketiga yang saya gunakan. "

Lu Zhanbei mengamati wajah-wajah penuh hormat di bawahnya dengan acuh tak acuh dan melirik ke arah sutradara yang sedang memperkenalkan produk baru di atas panggung.

Hanya suara Lu Zhanbei yang bisa terdengar dalam keheningan.

"Sekarang?"

"Iya nih!"

Mengingat dia di luar sekarang, Lin Wanwan tersenyum lebih besar.

“Kamu harus bergegas sebelum aku tidur. Jika Anda tidak berhasil, Anda akan berutang tiga janji lagi kepada saya. "

"…"

Tautan sponsor

Lu Zhanbei mengangkat alisnya. Dia cukup perencana.

Bahkan tanpa menunggu jawabannya, Lin Wanwan tahu dia telah mencetak satu gol untuk dirinya sendiri. Dia mendapatkan momentum dan ingin mengoloknya lebih jauh sehingga dia bisa membalasnya atas apa yang telah dia lakukan sebelumnya.

Du du du. Seseorang memotong garis secara langsung.

"Oh? Apakah dia marah karena penghinaan? "

Lin Wanwan mendengus, meletakkan ponselnya kembali ke sakunya, dan terus berjalan di sekitar kampus tanpa tujuan.

Bulan bersinar terang; angin sejuk bisa dirasakan. Bayangan Lin Wanwan ditarik lebih lama oleh lampu jalan.

"Baik sekali."

Dia meregangkan punggungnya dan mulai merasa bahwa gaya hidup seperti itu tidak buruk.

Dia berusia 25 tahun ketika dia meninggal. Beruntung sekarang dia bisa menghidupkan kembali masa mudanya.

Tautan sponsor

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami melalui halaman contact-us sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.