Chapter 37 – Ruan Zeyan is The Most Important

Bab 37: Ruan Zeyan Yang Paling Penting

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Rumah Guan

Guan Meiyi terus membaca naskah berulang-ulang. Akhirnya, dia berhenti di halaman sampul – "Skenario oleh TY".

Masih sangat sulit bagi Guan Meiyi untuk percaya, TY sebenarnya adalah Ling Tianya!

"Bagaimana Ling Tianya menjadi penulis skenario terkenal, tanpa ada yang tahu? Apa yang telah dia lakukan selama bertahun-tahun di luar negeri? ”Tanya Ling Qi dengan nada tegang di suaranya. “Tidak sesederhana itu. Dengan tampang jorok itu, siapa yang tahu bagaimana ia mendapat gelar penulis skenario! ”

“Bu, penulis skenario berbicara dengan pekerjaan mereka. Pekerjaan TY bagus, "kata Guan Meiyi.

"Mungkin dia tidak menulisnya! Anda tahu bagaimana itu dalam bisnis hiburan. Banyak dari mereka yang disebut penulis skenario nama besar semuanya memiliki pengarang untuk orang lain! '' Ling Qi terdengar sangat meremehkan. Dia telah memutuskan tentang Ling Tianya. Dia pikir dia hanya wanita yang bengkok.

Setelah mendengar itu, Guan Meiyi menunduk. Menjalankan jari-jarinya yang ramping bolak-balik melintasi huruf "TY" di sampul naskah, banyak yang ada di pikirannya.

"Apa gunanya berspekulasi tentang omong kosong ini?" Tanya Guan Jianlin. Dia membungkuk pada pelatih dengan perut gendutnya keluar. Alis berkerut, dia melanjutkan, “Saya pikir hal yang paling penting saat ini adalah pernikahan antara Meiyi dan Zeyan. Mereka berdua sudah dewasa sekarang, ditambah semua orang di luar sana sudah tahu hubungan antara kedua keluarga. Kita harus menemukan waktu untuk membicarakan pertunangan mereka dengan Ruan Qishan. Lebih cepat lebih baik!"

Ling Qi mengangguk pada suaminya, “Ya, pasti! Itu membuatku gila melihat semua pelacur itu menatap Ruan Zeyan di pesta hari ini! Semakin cepat kita mendapatkan kesepakatan yang disegel dengan kedua anak itu, semakin baik perasaanku. Pada saat itu, Meiyi akan menjadi Ny. Ruan muda. Siapa yang peduli dengan acara TV, atau menjadi bintang super? "

“Bu, akting adalah mimpiku. Bahkan ketika saya menikahi Zeyan, saya masih akan terus berakting, "protes Guan Meiyi. Dengan itu, dia setuju dengan orang tuanya bahwa dia harus bertunangan dengan Ruan Zeyan secepatnya. Sejak dia masih kecil, dia selalu melihat dirinya sebagai satu-satunya wanita yang menjadi istri Ruan Zeyan. Hal yang tidak ia lakukan adalah menjadi istri piala.

"Apa gunanya berakting jika kamu bisa menikah dengan Ruan Zeyan? Anda tahu Nyonya Ruan tidak menyukai kenyataan bahwa Anda adalah seorang aktris, itu sebabnya dia selalu memiliki bahu dingin ke arah Anda! "Kata Ling Qi sambil menepuk kepala Guan Meiyi dengan lembut di kepala. "Tidak ada yang lebih penting daripada menikah dengan Keluarga Ruan sekarang. Jika Anda benar-benar ingin menjadi seorang aktris, tunggu sampai wanita tua itu meninggal. Lagi pula, dia tidak punya banyak tahun lagi. "

"Anda seharusnya tidak mengatakan itu, Bu …" kata Guan Meiyi. Dalam hatinya, dia tahu ibunya benar. Akting adalah mimpinya, tetapi tidak ada mimpi yang sama pentingnya dengan menikahi Ruan Zeyan dengannya.

Seluruh Keluarga Ruan mencintai Guan Meiyi, kecuali nenek Ruan Zeyan, yang suka menggunakan karier aktingnya sebagai alasan!

Sudah sangat larut ketika Ling Tianya kembali ke apartemennya. Zhang Ke sudah kembali ke rumahnya sendiri juga. Ling Tianya menggosok kepalanya dan jatuh ke sofa. Dia kelelahan dan yang ingin dia lakukan hanyalah mandi dan tidur.

Ding dong! Bell pintu berbunyi. Itu pasti Zhang Ke, dia adalah satu-satunya yang tahu di mana Ling Tianya tinggal.

"Apakah kamu lupa kodenya?" Ling Tianya membuka pintu. Kemudian, tubuhnya bergetar ketika dia melihat siapa yang sebenarnya berdiri di luar, "Kamu …"

Ruan Zeyan menatap Ling Tianya, kilatan yang dalam dan berbahaya di matanya …

Dia ingin menutup pintu padanya, tapi Ruan Zeyan melihat niatnya dan membuka pintu itu dengan satu dorongan kuat.

Kekuatannya membuat tubuh Ling Tianya tidak seimbang; dia terhuyung mundur beberapa langkah. Sebelum dia menyadarinya, tubuhnya yang lembut ditekan ke dinding lorong oleh pria ini. Pintu terbanting menutup di belakangnya.

"Apakah kamu tidak senang melihat saya?"