TBTW – Chapter 11

Bab 11: Aku Bahkan Tidak Punya Pacar Selamat Valentine, Pantatku (1)

Penerjemah: Editor StarveCleric: StarveCleric

Jiang Yue berbicara dengan pelan, "Saya sudah berada di sekolah ini selama setengah tahun, dan ini adalah pertama kalinya saya melihat Adonis Lin yang terkenal!"

He Tiantian berbisik lebih pelan, "Dia jauh lebih tampan daripada di foto!"

Leng Nuan bahkan lebih tenang, "Tidak heran ada desas-desus yang beredar di dunia klasik 1 bahwa setiap mahasiswi Universitas G yang melihat Lin Jiage mungkin akhirnya tidak akan pernah menikah seumur hidupnya."

"…" Shi Yao, yang telah menjadi tunangan rahasia Lin Jiage selama lebih dari enam tahun, tidak memiliki apapun untuk dikatakan. Dengan menundukkan kepalanya, dia terus makan malam seolah tidak ada yang terjadi.

He Tiantian: "Persetan, apa yang terjadi hari ini? Pertama, kita memiliki Lin Jiage, yang praktis tidak pernah datang ke kantin, dan sekarang, inilah Qin Yiran, yang hanya datang ke kantin sekali di bulan biru … "

Jiang Yue: “Yang lebih penting, sepertinya Belle Qin membawa makanannya ke kursi dekat jendela. Apakah dia mencari Adonis Lin? "

Leng Nuan: "Belle Qin duduk di seberang Adonis Lin, dan mereka bahkan berbicara satu sama lain!"

Jiang Yue: "Mereka tampaknya agak dekat. Dari kelihatannya, rumor di forum sekolah mungkin benar … "

He Tiantian: "Saya tidak percaya mereka benar-benar bersama, dan untuk memperburuk keadaan, bagaimana mereka bisa membiarkan saya mengetahuinya pada hari Valentine? Saya merasa sedih … "

Mendekati menghabiskan makanannya, Shi Yao tiba-tiba mendengar kata-kata itu, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik ke kursi jendela.

Seorang lelaki gagah dan wanita menawan duduk berseberangan dengan latar belakang cahaya oranye matahari terbenam.

Dua wajah cantik bersama dengan pemandangan yang indah, itu benar-benar pemandangan yang indah.

Mata Shi Yao tidak bisa membantu tetapi berlama-lama lebih lama.

Mungkin itu hanya kebetulan, tapi Lin Jiage, yang tidak banyak bicara jika dibandingkan dengan Qin Yiran yang berbicara dengan lembut, tiba-tiba mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Shi Yao.

Tindakannya sangat tiba-tiba, mengejutkan Shi Yao.

Untuk sesaat, tatapan mereka bertabrakan satu sama lain.

Lin Jiage memiliki mata bunga persik halus 2, yang agak melengkung di ujungnya, dan ada udara kemalasan yang bisa dirasakan dari tatapannya. Namun, alisnya tampak melengkung dengan ketidakseimbangan yang tinggi, yang membuatnya merasa seolah-olah mereka terbagi oleh seluruh dunia meskipun jaraknya pendek.

Tatapannya tidak berhenti pada Shi Yao terlalu lama. Seolah-olah dia hanya melirik sekilas ke sekelilingnya, matanya yang acuh tak acuh sudah berbalik untuk melihat sesuatu yang lain di saat berikutnya.

Namun, benturan tatapan sesaat itu menyebabkan jantung Shi Yao berdetak kencang, dan dia buru-buru memalingkan muka, melahap semua yang ada di mangkuknya dengan kecepatan yang tak tertandingi. Setelah itu, dia bergumam "Aku akan pergi" ke tiga lainnya, yang masih bergosip tentang Lin Jiage dan Qin Yiran, sebelum berdiri dan berjalan keluar dari kantin.

Hanya ketika Shi Yao tepat di pintu masuk kantin, Leng Nuan dan yang lainnya akhirnya menyusulnya.

Shi Yao mendorong membuka pintu dan membiarkan teman-teman asramanya pergi terlebih dahulu sebelum mengikuti.

Tepat sebelum pintu ditutup, dia melirik sekilas ke kursi jendela.

Lin Jiage dengan elegan memakan makanannya dengan postur tegak. Duduk di seberangnya, Qin Yiran melihat ke bawah dan tertawa dengan malu-malu, mungkin karena sesuatu yang dikatakan Lin Jiage.

Shi Yao menatap adegan ini sejenak, dan baru setelah Jiang Yue memanggil namanya dia buru-buru menundukkan kepalanya dan pergi.

Di jalan kembali ke asrama, Shi Yao dengan sungguh-sungguh memikirkan kejadian dari dua hari terakhir.

Ada desas-desus di forum yang mengatakan bahwa Lin Jiage dan Qin Yiran bersama, dan sebelumnya di kantin, jelas bahwa mereka juga akrab satu sama lain …