TBTW – Chapter 121

Bab 121: Konfirmasi Melalui Berita Kami, Anda Satu-Satunya Orang yang Pernah Saya Cium (1)

Penerjemah: Editor StarveCleric: Milkbiscuit

Xia Shangzhou: "Bisakah Anda melihat apa yang sedang diketik Boss?"

Lu Benlai: "Kacamata saya ada di bawah sana."

Xia Shangzhou mendorong Lu Benlai pergi dan berkata, "Minggir, aku akan melakukannya."

Menjulurkan lehernya ke depan, dia dengan keras membacakan layar laptop Lin Jiage sambil menggumamkan kata-kata satu per satu, "Itu, adalah, milikku, keluarga, sopir, dan …"

"Dan apa?" Desak Lu Benlai yang gelisah.

"Jangan bicara, kamu memengaruhi konsentrasiku …" Xia Shangzhou menusuk Lu Benlai dengan sikunya sebelum melanjutkan, "… Boss menghapus pesan sebelumnya. Apakah itu tidak cukup baik? Oh, Boss mulai mengetik lagi. Kali ini, dia mengetik … mobil dan pengemudi itu diatur secara khusus oleh kakek saya demi Yaoyao … "

"Heck, kalimat itu memiliki makna yang jauh lebih dalam dari yang Boss baru saja hapus!" Seru Lu Benlai dengan takjub.

Terkejut oleh suara, suara Lu Benlai ternyata sedikit lebih keras daripada yang dia pikirkan, dan itu mengganggu Lin Jiage, yang tengah mengetuk keyboard-nya.

Pria muda itu mengambil pena di samping meja, dan dia dengan paksa melemparkannya ke belakang tanpa memutar balik. Itu secara akurat mengenai tempat tidur Lu Benlai, menyebabkan Xia Shangzhou dan Lu Benlai untuk menyelam kembali ke selimut mereka dengan takut, tidak berani melakukan gerakan yang ceroboh.

…

Shi Yao tidak menerima jawaban untuk "Terima kasih" yang dia kirim ke (111111).

Dulu diabaikan (111111), suasana hati Shi Yao sama sekali tidak terpengaruh oleh masalah ini. Sebagai gantinya, dia meletakkan telepon, membuka lemari, mengambil sebungkus keripik kentang, dan mulai mengunyahnya dengan gembira.

Sekarang sudah tengah malam, dan Leng Nuan dan Jiang Yue sudah tidur. He Tiantian baru saja mematikan teleponnya ketika dia mendengar beberapa gerakan dari sisi Shi Yao, dan dia tidak bisa membantu tetapi bergumam dengan enggan, "Shi Yao, lihat saja pada waktu itu. Saya tidak percaya Anda masih makan. Tidakkah Anda takut bahwa saya mungkin meracuni salah satu minuman Anda? "

Shi Yao mengambil keripik kentang dan menawarkannya kepada He Tiantian, "Kalau begitu, apakah kamu mau juga?"

He Tiantian dengan cepat menutupi kepalanya dengan selimutnya dan menjawab dengan serius, “Menggoda seseorang yang sedang diet pada tengah malam adalah tindakan yang sangat tidak tahu malu dan tidak bermoral. Itu tidak berbeda dengan penyiksaan bagiku! "

"Baiklah, kalau begitu aku tidak akan memaksamu," Shi Yao mengambil kembali keripik kentang dan meletakkannya dengan gembira ke dalam mulutnya.

Tak lama setelah dia menelannya, He Tiantian menarik selimutnya dan duduk tegak sebelum bertanya, “Yaoyao, apakah kamu begadang karena ulutan forum itu? Apakah Anda ingin mengobrol larut malam bersama? ”

Shi Yao: "Tidak apa-apa, saya baik-baik saja sekarang. Saya akan balik setelah saya menyikat gigi, jadi Anda harus segera tidur juga. "

He Tiantian: "Benarkah?"

Shi Yao: "Sungguh!"

He Tiantian: “Baiklah kalau begitu. Jangan terlalu memikirkannya dan tidurlah. "

Shi Yao, yang pipinya terangkat oleh dua keripik kentang yang baru saja dilemparkannya ke dalam mulutnya, menganggukkan kepalanya dengan keras dan menjawab dengan “Un un un”.

Melirik Shi Yao lagi, He Tiantian akhirnya berbaring di tempat tidurnya.

Segera setelah itu, napasnya tumbuh dalam dan stabil.

Semua orang di kamar asrama sudah tidur. Setelah Shi Yao mengisi keripiknya, dia pergi ke kamar mandi untuk menyikat giginya. Namun, alih-alih menyelam langsung ke tempat tidur seperti yang dia katakan sebelumnya kepada He Tiantian, dia menuju ke mejanya dan menyalakan laptopnya.

Karena itu sudah terjadi, dia tidak punya pilihan selain menghadapinya.

Keributan di forum sudah berlangsung sepanjang hari, dan orang yang usil itu seharusnya sudah bersenang-senang bergosip. Sudah waktunya untuk menyelesaikan lelucon ini …

Keheningan yang menyelimuti sekolah jauh di malam hari itu sedikit menakutkan.

Di tengah keruh tiga teman sekamarnya, Shi Yao duduk di depan laptop-nya, menggerakkan mouse-nya dari waktu ke waktu.

Baru pukul lima pagi ketika Shi Yao akhirnya berdiri dari laptopnya dan menguap. Memanjat ke tempat tidurnya, tidak butuh waktu lama untuk kesadarannya melayang.