TBWW – Chapter 22 – You’re So Stupid. How Did You Survive Until Now?

Babak 22: Kamu Sangat Bodoh. Bagaimana Anda Bertahan Sampai Sekarang?

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Lin Che memasuki kamar mandi dan melepas bajunya, bersiap untuk mandi.

Kamar mandi di sini lebih besar dari ruang tamu rumahnya. Hanya bak hydromassage saja sepertinya cukup besar untuk berenang.

Namun, dia jarang menggunakan bak mandi karena dia selalu merasa sedikit tidak terbiasa.

Dia melihat bahwa hari ini, pelayan sudah mengisi bak mandi dengan air yang masih panas dengan uap naik darinya. Setelah memikirkannya, dia melepas pakaiannya dan melangkah ke bak mandi dengan hati-hati.

Ketika dia membenamkan dirinya ke dalam air, tentu saja, dia merasa jauh lebih santai.

Kemudian, dia mengingat kata-kata ibu tirinya dan kemudian Gu Jingze.

Qin Qing hendak menikahi Lin Li.

Dia pertama kali bertemu Qin Qing di sekolah. Dia adalah kapten korps drum dan dia adalah seorang drummer. Karena cedera, dia membawanya kembali ke kediaman Lin. Dengan tubuhnya yang kurus dan lemah, dia menggendongnya yang sedikit gemuk karena lemak bayi di punggungnya sepanjang perjalanan pulang. Ketika mereka sampai di kediaman Lin, dia bermandikan keringat. Pemandangan itu menarik-narik hati sanubari dan pada saat itu, dia merasa bahwa dia adalah orang yang memperlakukannya yang terbaik di dunia ini.

Saat itu, mereka masih siswa sekolah dasar.

Dia juga mulai sering menerima undangan bermain dari keluarga Lin setelah mereka menemukan bahwa dia sebenarnya adalah tuan muda kedua dari keluarga Qin.

Tanpa diduga, ini adalah bagaimana dia bertemu Lin Li.

Dia membasuh diri di bak mandi sampai seluruh tubuhnya lemas sampai tertidur. Ketika dia berdiri, dia hanya merasakan pusing tiba-tiba sebelum jatuh ke bak mandi.

Percikan air menggema.

Gu Jingze mendengar suara dari luar dan dengan cepat berlari.

Dia menarik membuka pintu hanya untuk melihat Lin Che berusaha keras merangkak keluar dari bak mandi. Wajahnya memerah dan diselimuti kabut. Dia tampak sangat tidak sehat.

Terkejut, Gu Jingze mengabaikan segala hal lainnya dan segera bergegas ke depan untuk menariknya keluar.

Seolah-olah dia telah meraih sedotan yang bisa menyelamatkan hidupnya, Lin Che melukai kedua tangannya di lehernya.

Tubuhnya yang basah kuyup menempel erat di dadanya dan membuat pakaiannya sangat basah.

Dengan langkah besar, Gu Jingze membawa Lin Che keluar dengan beberapa langkah.

Dia menempatkannya di tempat tidur dan menepuk wajahnya. "Apa yang terjadi denganmu? Lin Che? Bangun."

Lin Che terengah-engah. Baru kemudian pikirannya yang suram dan pusing mulai pulih secara bertahap.

Berdiri di depannya adalah Gu Jingze dengan alisnya berkerut dan tatapannya penuh kekhawatiran. Jantungnya berdebar tanpa alasan ketika dia melihat itu.

"Aku baik-baik saja. Saya hanya merasa sedikit pusing. ”Dia memegangi pipinya.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Gu Jingze dengan nada bingung.

"Itu mungkin karena aku belum pernah benar-benar mandi sebelumnya. Saya merasa ingin melakukannya hari ini tetapi pada akhirnya, saya berbaring terlalu lama di sana. Saya merasa sedikit pusing saat berada di air, tetapi saya tidak mengharapkan rasa vertigo ketika saya bangun … "

Jadi itulah yang terjadi. Kekhawatiran Gu Jingze sebagian besar hilang. Hanya ketika dia sedikit meluruskan tubuhnya dia menyadari …

Lin Che telanjang.

Hamparan halus kulitnya berwarna merah muda karena mandi air hangat. Dalam keadaan itu, garis-garis tubuh montoknya muncul di depan matanya bahkan lebih jelas. Area dadanya — khususnya — berkilauan dengan air, membuatnya mustahil untuk diabaikan.

Jantung Gu Jingze berdebar kencang. Dia merasakan gelombang panas melewati otaknya dan dalam sekejap perut bawahnya mengikuti dan mulai membengkak.

Memaksa dirinya untuk berpaling dari tubuhnya, dia mengambil selimut itu dan menutupinya.

Lin Che juga menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengannya. Wajahnya sekarang sangat merah sehingga sepertinya akan berdarah. Dia mencengkeram selimut dengan genggaman maut dan jantungnya berdebar-debar.

"Apakah kamu tidak pernah mandi?" Gu Jingze berkata, "Aku tidak percaya kamu bisa pingsan karena mandi sebentar."

Lin Che berkata, “Tentu saja. Anda pikir semua orang seperti Anda dan lahir dengan sendok perak di mulut mereka? Ketika saya berada di kediaman Lin, saya tinggal di kamar pembantu rumah tangga sepanjang waktu. Tentu saja, tidak ada tempat bagi saya untuk mandi. ”

Gu Jingze menatap jauh ke dalam matanya. "Bagaimana perasaan Anda sekarang?"

Lin Che memelototinya. "Berbaliklah … Aku akan mengenakan pakaian."

Gu Jingze terpaksa berbalik. "Aku sudah melihat apa yang harus kulihat."

"Kamu …" Wajah Lin Che memanas karena marah dan wajah kecilnya mulai membengkak.

Hanya setelah dia mengenakan pakaiannya dengan kecepatan kilat, dia merasakan sedikit rasa aman.

Gu Jingze menoleh ke belakang untuk menatapnya. Wajah kecilnya masih merah gelap dan bibirnya basah kuyup bahkan menjadi lebih poutier. Ketika dia menyeka rambutnya yang basah dengan handuk, beberapa butir air mengalir ke bawah di sepanjang rambutnya dan jatuh ke leher putihnya.

Tenggorokannya terangkat. Setelah ini, dia merasakan suhu tubuhnya meningkat perlahan.

Pada saat itu, ponselnya tiba-tiba mulai berdering.

Dia mengangkat teleponnya dan melihat nama Huiling ditampilkan di layar.

Setelah mengeluarkan batuk kering, dia mengalihkan pandangannya darinya dan mengangkat telepon.

"Huiling, ada apa?" Tanyanya.

Ketika Lin Che mendengar 'Huiling', dia juga menoleh untuk melihat Gu Jingze, yang mendengar Mo Huiling berkata melalui telepon, “Jingze, aku kembali dan memikirkannya. Saya berbicara terlalu impulsif hari ini. Jangan marah. "

Gu Jingze berkata, “Tidak, saya bisa mengerti. Saya tidak marah."

Mo Huiling berkata dengan hati-hati, “Aku marah hanya karena aku terlalu mencintaimu. Kami sudah bersama selama bertahun-tahun. Anda mengerti saya yang terbaik. Saya tidak memiliki rasa aman; Saya khawatir mengetahui bahwa Anda bersama dengannya. Saya tahu bahwa Anda selalu terbiasa melakukan sesuatu tanpa meninggalkan jalan tengah atau celah untuk orang lain. Anda hanya berpikir tentang manfaatnya bagi kami berdua. Saya terlalu peka. ”

Ketika dia mendengar Mo Huiling mengatakan ini, Gu Jingze berkata, "Kamu tidak, Huiling. Sejak awal, saya telah menjadi orang yang belum cukup melakukan. Itu karena saya masih belum melakukan cukup. Itu juga mengapa Anda tidak merasakan rasa aman. "

“Bagaimanapun, tidak peduli keputusan apa yang kamu buat, aku akan tetap mendukungmu. Kamu tahu aku akan selalu berada di sisimu. ”

"Terima kasih, Huiling," katanya.

Pada saat ini, Lin Che sudah membersihkan rambutnya dengan handuk dan hampir mendapatkan pengering rambut. Ketika dia menggerakkan kakinya, dia merasakan sedikit rasa sakit dan berpikir pada dirinya sendiri bahwa dia pasti terluka karena kejatuhan sebelumnya. Dia mengeluarkan suara kesakitan dan berhenti di jalurnya.

Melihat gerakan kecilnya, Gu Jingze berjalan dengan cemberut.

"Apa yang terjadi?"

"Tidak apa. Saya mungkin telah menyakitinya sebelumnya. Saya hanya akan mendapatkan beberapa salep untuk dioleskan, "kata Lin Che sambil berdiri dan berpegangan pada meja untuk dukungan.

Gu Jingze menatapnya dalam-dalam untuk waktu yang lama. Ketika dia melihat bahwa dia masih ingin bergerak, dia berjalan beberapa langkah lebih dekat dengannya dan berkata, "Berhenti, jangan bergerak sembarangan."

Saat dia mengatakan ini, dia merentangkan lengannya di pinggangnya tanpa ragu-ragu dan mengangkatnya di lengannya.

"Aiyo …"

Kedua kakinya meninggalkan tanah dalam sekejap. Saat dia melihat wajah Gu Jingze yang gagah dari sudut ini, garis-garis wajahnya jelas dan garis rahangnya sangat menarik. Dikombinasikan dengan mata yang dalam dan mendalam, seluruh sosoknya sangat sempurna.

Lin Che berkata, "Apa yang kamu lakukan?"

"Tetap diam dan jangan bergerak. Betapa bodohnya, ”katanya sambil menatap ke bawah untuk menatapnya.

Jantung Lin Che berdebar kencang, tetapi mengetahui bahwa dia membantunya, dia tetap diam. Dia tidak berani bergerak satu inci pun. Yang dia lakukan hanyalah mengangkat kepalanya untuk menatapnya ketika dia menempatkannya di sofa satu kursi.

Memar besar di pergelangan kakinya sangat jelas.

Gu Jingze berkata, "Ini sangat aneh. Bagaimana Anda bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun sampai sekarang jika Anda bisa terluka sejauh ini hanya dengan mandi? ”

Lin Che berkata dengan nada menantang, “Aku terbiasa hidup di masa sulit. Saya tidak bisa menikmati kehidupan Nyonya Muda, oke? "

Gu Jingze mendongak dan menatapnya lagi, "Kalau begitu mulailah membiasakan diri sekarang karena Anda harus menjadi Nyonya Muda selama beberapa tahun lagi."

Hati Lin Che memanas lagi. Ketika dia berpikir tentang hidup bersama dengannya selama beberapa tahun lagi … dia hanya merasa itu sedikit tidak bisa dipercaya.