TBFM – Chapter 30

Bab 30: Roh Pedang

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Jiang Chen ditusuk di paha oleh seorang pejuang suku. Untungnya, dia sudah mulai mundur sebelum lawan bisa melakukan upaya habis-habisan.

Pada saat itu, Jiang Chen telah mundur hampir satu mil dari posisi dia mulai sehingga dia tidak kewalahan oleh orang-orang suku.

Tapi, ada darah di sana-sini di sepanjang jalan.

Jin Jie ingin melihat ekspresi Jiang Chen sebelum kematiannya. Untuk kekecewaannya, dia menjaga wajah lurus, dan ada tekad di matanya.

“Mengejutkan sekali! Dia belum menyerah, "Jin Jie bergumam pada dirinya sendiri.

Bukan saja dia tidak menyerah, tetapi dia tidak mengharapkan Wind dan Cloud membantu lagi. Ketika pertarungan baru saja dimulai, dia berharap bahwa Angin dan Cloud akan segera menyelamatkannya dan bahwa satu-satunya tugasnya adalah menahan para pejuang Suku Guntur.

Dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri pada saat ini.

"Tiga gerakan dalam satu!"

Dia membuang pedangnya lagi. Pedang itu seketika mengirimkan tiga sinar pada sudut yang sulit.

"Idiot …" Jin Jie tidak bisa menahan tawa padanya. Dia telah gagal dua kali dan dia tidak belajar pelajaran dari kegagalannya.

Tapi tiba-tiba dia melihat sesuatu yang mengejutkan.

Serangannya telah membunuh tiga pria suku secara langsung!

Dia mencoba untuk mengingat lebih banyak perincian tentang gerakan Jiang Chen. Ternyata gerakannya semakin sengit dengan setiap serangan.

Giliranku.

Seringai dingin tampak sedikit di sudut mulut Jiang Chen. Dia melemparkan pedang besinya lagi.

"Api awan di langit!"

Itu adalah gerakan yang berbeda kali ini dan itu membawa perasaan yang lebih mencekik bagi para pejuang suku.

Sinar merah yang dipancarkan oleh pedang ditembak di sana-sini di hutan. Energi yang kuat muncul dari pedang Jiang Chen.

Para prajurit Suku Guntur berdiri di sana, tercengang. Mereka tidak mengerti bagaimana Jiang Chen, yang sedang sekarat, menjadi begitu kuat dalam sedetik.

“Roh pedang. Dia telah menguasai roh pedang! ”Jin Jie terkejut. Dia akhirnya mengerti mengapa Jiang Chen menggunakan gerakan pedang yang sama.

Itu karena gerakan itu membutuhkan penguasaan roh pedang. Dalam dua percobaan pertama dia tidak berhasil, tetapi dalam percobaan ketiga pemberani, potensinya distimulasi saat dia menghadapi hidup dan mati.

Gerakan ini seperti percikan kecil yang membuat api besar. Itu menyapu menuju prajurit Tribe of Thunder.

Jeritan terus mengintensifkan lalu sekarat. Beberapa pria jatuh dengan ratapan.

Kemudian angin kencang mulai bertiup, mendatangkan malapetaka di seluruh zona.

Jiang Chen berdiri di tengah angin. Rambutnya yang hitam berkibar-kibar. Ada ekspresi intens di wajahnya yang bersudut.

Di mana pun matanya mendarat, para pejuang yang melakukan kontak mata dengannya setengah takut mati.

Mereka menyerah menangkap Jiang Chen hidup-hidup. Sudah terlambat ketika mereka melepaskan busur dari punggung mereka. Begitu seseorang menarik tali busur mereka, Jiang Chen mulai menyerangnya dengan kekuatan.

Beberapa pria suku yang masih hidup melihat bahwa tidak ada kesempatan untuk melawan, sehingga mereka melarikan diri secepat mungkin.

Jiang Chen tidak bermaksud mengejar mereka. Sebaliknya, dia melihat ke arah yang berbeda.

Ini buruk!

Jin Jie takut. Dia menyadari situasinya tidak menguntungkan baginya dan bermaksud melarikan diri.

"Tidak mungkin!" Jiang Chen tahu Jin Jie ada di sana untuk waktu yang lama. Tidak sulit untuk menyimpulkan bahwa dia harus melakukan pertarungan di antara Wind, Cloud, dan lelaki tua itu. Dia tahu bahwa wanita ini ingin menyakitinya.

Jiang Chen mengejarnya dan menghentikannya dengan pedangnya.

"Kamu lagi apa?"

Jin Jie takut dengan penampilan Jiang Chen yang dingin dan gelap, tapi dia masih berteriak agresif karena kesombongannya.

"Apakah kamu ingin aku mati?" Jiang Chen berkata dengan dingin.

"Apa yang kamu katakan? Siapa yang ingin kamu mati? Kamu adalah seorang narsisis. ”Jin Jie bertingkah seperti Jiang Chen tidak bisa berbuat apa-apa padanya.

Yang mengejutkannya, Jiang Chen mulai menyerangnya secara tiba-tiba. Dia meletakkan pedangnya di lehernya. Pisau sedingin es membuatnya terlalu takut untuk mengeluarkan suara.

"Bajingan tua, berhenti!" Jiang Chen berteriak pada pria tua yang masih mendesak Wind and Cloud.

Orang tua itu terkejut melihat bahwa Jin Jie telah jatuh ke tangan Jiang Chen. Dia menempatkan Wind dan Cloud di belakangnya segera dan mendarat di tanah.

"Jangan bertindak sembarangan!" Teriak pria tua itu.

"Buang senjatamu dan ikat dirimu!" ​​Perintah Jiang Chen.

Pria tua itu ragu-ragu untuk sementara waktu. Lalu dia membuang pedangnya yang panjang dan membiarkan Wind dan Cloud mengikatnya.

"Bunuh dia!" Kata Jiang Chen.

Wind dan Cloud terkejut ketika mereka mendengar perintah itu, tetapi mereka tidak ragu untuk mengikutinya.

Pria tua itu berusaha melawan, tetapi begitu dia melepaskan tali yang mengikatnya, jantungnya ditusuk oleh senjata Wind dan Cloud.

"Ah!"

Jin Jie menjerit. Melihat temannya yang sekarat di depannya, dia benar-benar terkejut.

"Kamu harus membayar harganya."

Jiang Chen menatap wajahnya yang pucat dan berbisik di telinganya. Kemudian dia pergi bersamanya ke arah yang telah dilewati Suku Guntur.

"Apa yang akan kamu lakukan?"

Jin Jie dipenuhi dengan rasa takut dan penyesalan. Dia seharusnya tidak memprovokasi Jiang Chen.

"Jangan lakukan hal bodoh. Ayah saya adalah pemimpin Geng Tangan Berdarah! "

"Apakah dia? Saya sangat takut, "Jiang Chen tersenyum cerah.

Jin Jie, hampir menangis, berkata, "Jiang Chen, ini salahku. Tolong maafkan saya."

"Hanya tuhan yang bisa memaafkanmu. Pekerjaan saya adalah mengirim Anda kepadanya. "

Jiang Chen terus berjalan bersamanya. Jin Jie terkadang berteriak agresif dan terkadang memohon maaf.

Jiang Chen diam. Ketika dia berhenti, dia tiba-tiba mendorong Jin Jie ke depan.

Jin Jie kehilangan pijakan dan mengira dia jatuh dari tebing. Dia takut keluar dari akalnya, tetapi untungnya, setelah berguling sedikit akhirnya dia mendarat dengan selamat. Dia baik-baik saja kecuali untuk beberapa nyeri sendi.

"Jiang Chen! Kamu tunggu dan lihat! Saya akan membuat Jiang Mansion membayar harganya! "

Tanpa pedang di lehernya, agresivitas Jin Jie kembali seketika.

"Kamu harus khawatir tentang dirimu sekarang," kata Jiang Chen.

Jin Jie kaget. Dia melihat sekeliling dan menemukan banyak mata menatapnya dalam kegelapan.

"Ini … ini Tribe of Thunder?" Suaranya bergetar.

Jiang Chen membalas dendam padanya atas apa yang telah dia lakukan padanya.

Jiang Chen berdiri di atas bukit menonton, seperti Jin Jie mengawasinya di bawah pengepungan prajurit suku.

"Jangan! Jiang Chen! Jangan terlalu kejam! "Jin Jie memohon dari bawah.

"Idiot."

Jiang Chen mencibir dan berbalik. Dia terus mendengar teriakan Jin Jie sampai dia jauh.

Wind, Cloud, dan gadis itu menghampirinya pada saat itu.

"Anak Chen, kita layak mati!"

Angin dan Awan berlutut. Mereka memiliki perasaan yang bertentangan saat melihat Jiang Chen, yang tampaknya telah mandi darah.

Yang mengejutkan mereka adalah bahwa Jiang Chen selamat. Lebih dari itu, dia telah mengurus semua prajurit kesukuan yang dia lawan.

Jiang Chen berkata, "Saya hanya bisa meningkatkan diri saya pada saat hidup dan mati. Tolong bawa dia pulang. "

Wind dan Cloud tidak akan mematuhinya jika dia mengatakannya pada kesempatan normal, tetapi keduanya baru saja mengabaikan tugas mereka dan Jiang Chen telah memiliki kinerja yang luar biasa. Mereka tidak tahu bagaimana menjawabnya.

"Anak Chen …" Cloud berpikir Jiang Chen menyalahkan mereka.

Dia hampir tidak menyelesaikan kata-katanya ketika Wind menggelengkan kepalanya ke arahnya.

Kemudian Jiang Chen mengangguk pada gadis itu dan pergi.

Ketika Jiang Chen cukup jauh, Cloud berkata dengan cemas, "Apa yang kamu lakukan? Apakah Anda benar-benar meninggalkan Child Chen sendirian? "

"Anak Chen perlu mengambil lebih banyak petualangan hidup dan mati. Kami akan mengganggunya jika kami mengikutinya, tetapi jika kami tidak mengikutinya, ia akan berada dalam bahaya. Jadi mari kita ikuti dia secara diam-diam. Bukankah ini solusi yang sempurna? "

"Kamu benar!" Mata Cloud berbinar. Dia menunjuk gadis itu tiba-tiba dan merasa canggung. "Bagaimana dengan dia?"

"Kau bawa dia kembali dulu. Saya akan meninggalkan trek untuk memandu Anda di sepanjang jalan. "

"Baik."

Cloud merasa baik-baik saja dengan pengaturan dan pergi dengan gadis itu.