TBFM – Chapter 31

Bab 31: Pembantaian Berdarah

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Roh pedang yang dikuasai Jiang Chen hanya dalam bentuknya yang paling awal, tapi berkat itu, metode pedangnya sudah sangat kuat.

Dalam beberapa hari berikutnya, ia bertarung dengan binatang buas saat berhadapan dengan Suku Guntur.

Itu adalah hukum rimba. Tidak ada kebencian, tetapi selama seseorang memiliki musuh, mereka harus menghilangkan risiko potensial sesegera mungkin.

Suatu hari, Jiang Chen menemukan seorang pria berdarah yang terbaring di tanah di pegunungan.

Dia berusaha mendongak ketika mendengar Jiang Chen datang. Dia mengulurkan tangan kanannya dan berkata dengan lemah, "Tolong … bantu aku …"

Jiang Chen berdiri diam dan memandanginya. Dia akhirnya berkata, “Berhenti berpura-pura. Anda tidak terluka sama sekali. "

Pria berdarah itu tidak mengharapkan jawaban seperti itu. Dia diam beberapa saat dan berdiri dengan cepat.

"Bagaimana kamu tahu?" Pria ini penuh amarah. Ekspresi ganasnya ditambah darah yang menutupi tubuhnya cukup menakutkan.

"Saya memiliki mata," kata Jiang Chen.

Pria itu tidak berbicara, tetapi terus tersenyum. Dia mengukur Jiang Chen dengan cara yang aneh.

"Apa yang kamu lakukan?" Jiang Chen bertanya kepadanya.

"Tidak ada. Aku hanya ingin membunuhmu dan mengambil barang-barangmu. Itu saja."

"Itu saja?"

"Betul."

"Baiklah, mari kita lihat siapa yang akan mati kalau begitu."

Jiang Chen menarik pedangnya dari sarungnya perlahan. Saingannya adalah di awal tahap tengah dari Negara Yuan Berkumpul.

"Oh?"

Pria itu melihat sekeliling. Jiang Chen tampak sangat percaya diri sehingga dia pikir pasti ada lebih banyak orang menunggu di sayap.

Namun, bahkan dengan tahap tengahnya, ia tidak memiliki cara untuk menemukan Wind, yang berada di tahap akhir.

"Kamu ingin membuatku takut?"

Pria itu tersenyum diam-diam. Dia pikir Jiang Chen hanya menggertak.

"Mungkin," kata Jiang Chen.

"Anda bodoh. Aku akan langsung tahu levelmu saat kita bertarung. ”

Sambil berbicara, dia membuang telapak tangannya.

Pada saat yang sama, dia mendekati Jiang Chen dengan cepat dan melambaikan tangannya pada jarak yang tepat.

Kekuatan telapak tangannya mencabut bunga dan rumput di sekitar Jiang Chen. Bahkan pohon di belakangnya dipotong menjadi dua.

"Sangat kuat."

Jiang Chen sedikit terkejut. Kekuatan metode telapak tangan pria ini tidak berasal dari teknik seni bela diri. Dia telah memanipulasi yuan asli di tubuhnya dengan cara yang gila.

Beberapa orang tahu kelemahan mereka dengan sempurna, sehingga mereka tidak menghabiskan waktu untuk teknik seni bela diri.

Tetapi dengan cara ini, mereka akan menderita ketika mereka bertarung dengan orang lain.

Namun, manusia itu pintar. Mereka dapat menemukan semua jenis solusi.

Sebagai contoh, Fan Tu telah memilih untuk berlatih metode tinju yang kurang sulit dan menghindari penggunaan senjata panjang.

Pria khusus ini telah menghabiskan waktu mempelajari bagaimana memanipulasi kekuatannya sendiri, tetapi tidak memperhatikan teknik seni bela diri, karena ia bermaksud bertarung dengan kekuatan kasar sendirian.

Dia bertarung dengan telapak tangannya, tetapi bahkan jika dia menggunakan tinju atau kakinya, kekuatan destruktif yang sama akan dihasilkan.

Tapi, ini bukan jalan yang benar. Orang-orang seperti itu akan dihina di Zona Suci.

"Api awan di langit!"

Jiang Chen menolak untuk menyerah. Dia melawan balik dengan kekuatan kasar juga. Pedangnya melaju ke arah pria itu secepat kereta.

"Apa?"

Kekuatan tajam pedang merobek kekuatan telapak tangan yang bisa menghancurkan logam dan batu. Serangan pria itu sia-sia.

Dia mulai meragukan keadaan Jiang Chen, namun kekuatan dari yuan asli yang ditunjukkan Jiang Chen pada saat serangan memang kelengkapan dari tahap awal Negara Pengumpulan Yuan.

"Bagaimana itu bisa begitu kuat? Seorang jenius seni bela diri? Mungkinkah Anda sudah menguasai bentuk awal roh pedang ?! ”

"Ini baru permulaan!"

Jiang Chen mulai memanipulasi spiral yuan asli. Kekuatan pedangnya ditingkatkan sekaligus dan menjadi lebih ganas.

"Tiga gerakan dalam satu!"

Tiga sinar itu menyilaukan seperti permata. Mereka bergerak sangat cepat sehingga mereka tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

"Tunggu…"

Laki-laki itu hampir tidak menyelesaikan kata-katanya ketika tenggorokannya dibelah, berdarah deras.

"Jika aku kalah denganmu, maukah kau menungguku?"

Jiang Chen mendatanginya. Dia belum mati, tetapi dari tampilan luka di lehernya, dia tidak jauh dari kematian.

"Kamu kamu kamu!"

Mata pria itu melotot karena marah, tangannya terangkat untuk menunjuk Jiang Chen ketika dia akhirnya meninggal.

Wind, yang bersembunyi di kegelapan, tercengang. Dia berpikir, "Ya ampun, Tuan Muda Chen tidak akan membutuhkan perlindungan sama sekali!"

Tiba-tiba Wind melihat ke depan dengan serius.

"Eh? Seseorang akan datang! "

Jiang Chen merasakan hawa udara. Dia sudah terbiasa hidup di hutan, jadi dia bersembunyi di balik pohon dengan sangat cepat.

Begitu kedua orang itu mendekat, dia bergerak ke belakang mereka.

Mereka merasakan gerakan Jiang Chen dan segera berbalik. Mereka bertiga berteriak kaget ketika mereka melihat satu sama lain.

"Jiang Chen?"

Keduanya adalah murid-murid dari Sekolah Swordquest, Murong Feng dan Li Lie, yang dia temui pada makan malam tahunan.

Mereka terkejut juga melihat Jiang Chen di sini. Li Lie menunjuk ke arah orang yang mati itu dan berkata, "Apakah kamu membunuhnya?"

"Ya," kata Jiang Chen.

Murong Feng berjongkok di dekat mayat, memeriksa luka-lukanya, lalu melihat pedang di tangan Jiang Chen, yang masih meneteskan darah.

"Bagaimana kamu melakukannya? Meskipun kondisimu ditingkatkan ke tahap primer lengkap, seharusnya mustahil bagimu untuk mengalahkan Pembunuh Berdarah, yang berada di tahap tengah, ”seru Li Lie.

"Itu karena aku sudah menguasai bentuk awal roh pedang," Jiang Chen tersenyum.

"Ya Tuhan!"

Murong Feng dan Li Lie saling memandang dan tersenyum pahit. Mereka tidak bisa membantu tetapi mendesah tentang perbedaan besar antara berbagai jenis orang.

Mereka ingat bagaimana Jiang Chen telah menguasai titik pedang belum lama ini. Hanya butuh waktu singkat baginya untuk memahami bentuk awal roh pedang. Itu patut ditiru.

Li Lie berkata dengan emosional, “Jiang Chen, silakan bergabung dengan Sekolah Swordquest! Anda benar-benar jenius. Orang Penjagal Berdarah ini adalah penjahat yang kami kejar. Sekarang setelah Anda membunuhnya, jika Anda menjadi murid sekolah kami, itu akan menjadi pencapaian yang luar biasa. "

"Sejujurnya, saya harus membahas ini dengan keluarga saya terlebih dahulu," Jiang Chen menolak dengan sikap bijaksana. Dia tidak ingin bergabung dengan Swordquest School untuk saat ini.

Murong Feng dan Li Lie tidak memaksanya. Mereka terus mengulangi bahwa Sekolah Swordquest akan senang menerimanya jika dia bersedia bergabung dengan mereka.

Kemudian mereka mulai berbicara tentang Pembantaian Berdarah.

Dia adalah orang yang sedang mengejar Murong Feng dan Li Lie, dan alasan mereka tidak bisa pulang untuk merayakan Tahun Baru.

“Orang ini membunuh seluruh keluarga tanpa alasan. Dia sangat terkenal sehingga semua orang di Provinsi Widepool ingin membunuhnya. Anda telah melakukan layanan hebat bagi orang-orang, "kata Li Lie.

"Apa yang akan kamu lakukan dengannya selanjutnya?" Tanya Murong Feng.

“Aku membunuhnya karena dia bermaksud membunuhku. Itulah satu-satunya alasan. "

"Kamu bisa mengambil semua barang miliknya, tapi kami akan mengambil kepalanya. Bagaimana kedengarannya? "Kata Li Lie.

Dua murid dari Sekolah Swordquest selalu sangat jujur ​​dan terus terang. Mereka pantas menjadi murid sekolah bergengsi itu.

"Itu sempurna."

Tentu saja, Jiang Chen tidak ingin kepala yang dipenggal.

Li Lie memotong kepalanya dengan pedangnya dan memasukkannya ke dalam kotak kayu.

"Jiang Chen, kita akan pergi. Kami membutuhkan waktu lama untuk memenuhi tugas ini. Jika kita tidak segera kembali, sekolah akan khawatir tentang kita. "Li Lie sedikit malu ketika dia berbicara, karena Jiang Chen telah membunuh pria itu, tetapi dia dan Murong Feng yang akan menerima penghargaan.

Murong Feng masih memikirkan. Li Lie sangat mengenalnya. Dia pasti bertanya-tanya bagaimana mereka bisa mengimbangi Jiang Chen.

Seperti yang dia harapkan, Murong Feng mengeluarkan obat mujarab.

"Jiang Chen, ini adalah obat mujarab kelas dua. Ini penghargaan Anda karena telah membunuh Pembunuh Berdarah. "

Meskipun Li Lie berharap bahwa dia akan bertindak seperti ini, masih mengejutkannya bahwa Murong Feng telah mengambil obat mujarab kelas dua.