TBFM – Chapter 36

Babak 36: He Xing

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

“Huoniu, istirahatlah bersama yang lain. Kita akan pergi ke gunung herbal nanti! "Kata Jiang Chen.

"Baik."

Huoniu tidak ragu-ragu, meskipun dia telah mendengar ada seorang pria di tahap akhir dari Negara Pengumpulan Yuan di gunung herbal.

Jiwa Pedang Redcloud berkata pada saat ini, "Sesuatu di tambang dapat membantu Anda meningkatkan keadaan Anda."

"Apa itu?" Tanya Jiang Chen ingin tahu.

"Ada kristal mineral yang murni di bawah tambang. Anda sangat berpengetahuan bahwa Anda harus tahu apa itu. "

"Itu tidak mungkin!" Jiang Chen menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya.

Jika memang ada, Jiang Mansion seharusnya jauh lebih kuat. Kristal mineral murni yang sangat berharga.

Sumber yang kaya akan kristal mineral murni akan sangat berharga.

“Pokoknya, aku bisa merasakannya. Mereka berada di bawah tambang, "kata jiwa Redcloud Sword.

Jiang Chen tidak peduli apakah itu benar atau tidak. Dia bertanya, "Kamu ingin aku menyerap sumber nadi kristal?"

Kristal mineral murni yang mengandung kekuatan besar, tetapi tidak dapat diambil oleh manusia secara langsung, karena mineral itu beracun. Namun, sumber pembuluh darahnya berbeda. Itu sangat murni.

"Kamu benar-benar tahu banyak."

"Bisakah Anda menemukan sumber lode?" Jiang Chen tidak cincang kata-kata. Rumah Jiang berada dalam bahaya pada saat itu. Waktu sangat berharga.

"Tentu saja."

"Bawa aku kesana."

Jiang Chen berjalan menuju gua. Huoniu mencoba menghentikannya ketika dia menyadarinya. Dia berkata, "Tuan Muda Chen, sangat tidak stabil di gua saat ini. Berbahaya masuk ke sana. "

"Jangan khawatir. Saya sadar akan situasinya. "

Jiang Chen memasuki gua, mengikuti Redcloud Sword. Seperti yang para murid dari Sekte Qingcheng katakan, itu sangat luas di sana. Satu per satu jalan menuju ke berbagai tujuan. Beberapa dari mereka terhubung, sementara yang lain jalan buntu.

Jika seseorang yang tidak terbiasa dengan medan datang ke sini, mereka pasti akan tersesat.

Jiang Chen mengikuti arahan jiwa Pedang Redcloud sambil memanipulasi kesadaran sucinya pada saat yang sama.

Ketika mereka hampir berhasil di bawah tambang, Jiang Chen melihat cahaya kuning lembut yang dipancarkan dari dinding batu dalam gelap.

"Kamu baik." Jiang Chen sangat terkejut. Dia mengamati dengan sangat hati-hati dan menemukan bahwa pemboman para murid Sekte Qingcheng telah menghancurkan dinding-dinding batu dan mengekspos kristal mineral murni yang. Itulah mengapa Redcloud Sword bisa merasakannya.

Berita buruknya adalah apa yang dilihatnya hanyalah puncak gunung es. Sumber dari Yang murni bisa saja tertahan di balik banyak lapisan batu.

Jiang Chen tidak bisa melewati sendiri.

Ada juga kabar baik. Jiwa Pedang Redcloud memberitahunya bahwa dia hanya perlu mengikuti instruksi untuk melewati bagian itu, karena sumber dari Yang murni telah terungkap.

Seperti yang diharapkan, setelah berjalan hanya sebentar, dia melihat pancaran cahaya yang memancarkan lapisan mineral Yang murni.

Begitu Jiang Chen berjalan ke cahaya, dia merasakan energi tak terbatas membanjiri dirinya.

Dia memiliki denyut suci, sehingga dia bisa menyerap sumber yang murni secara langsung. Namun, dia menginginkan efek terbaik.

Dia duduk bersila dan mengambil obat mujarab kelas-dua yang diberikan Murong Feng padanya. Kemudian ia mulai menggunakan teknik seni bela diri dalam cahaya.

Manfaat melakukan hal itu sudah jelas. Dia mencapai puncak tahap awal dari Negara Yuan Berkumpul segera.

Pada saat itu, cahaya dari sumber Yang murni sudah sangat redup. Butuh berbulan-bulan untuk pulih. Pada saat itu, dia bisa datang untuk menyerapnya lagi.

"Jika denyut suci Anda pulih sepenuhnya, Anda akan menyerap sumber vena." Jiwa Pedang Redcloud terkejut melihat dia selesai begitu cepat.

"Itu akan lebih baik daripada sekarang, pasti," kata Jiang Chen.

Dia tidak pergi. Sebagai gantinya, ia menggali batu Yang murni besar dari sumbernya.

"Batu murni yang dapat digunakan untuk memperbaiki obat mujarab!"

Dia mengemas batu dan meninggalkan gua. Huoniu dan yang lainnya masih beristirahat.

Jiang Chen memutuskan untuk memanfaatkan waktu istirahat untuk melakukan sesuatu. Dia mulai berpikir tentang gerakan yang unik.

Dia sudah bisa mengerahkan tiga gerakan pertama dari Metode Rainbow Sword. Pada saat itu, dia tidak punya cukup waktu untuk berlatih gerakan selanjutnya. Namun, gerakan unik tidak hanya bergantung pada level bidang ilmu pedang.

Ambil Bloody Slaughterer, misalnya. Dia telah memanipulasi kekuatannya dengan metode rahasia. Jika Jiang Chen bisa mengerahkan Tai Ji Wan-nya secara maksimal, dengan bentuk masuknya semangat pedang dan Pedang Redcloud, gerakannya yang unik akan sangat kuat.

Pada saat ini, Huoniu menghampirinya untuk memberitahunya bahwa mereka siap untuk pergi.

"Ayo pergi ke gunung herbal!"

…

Gunung herbal itu diambil oleh Geng Singa Api dan Geng Tangan Berdarah. Meskipun gunung di belakang Jiang Mansion juga merupakan sumber daya yang besar, gunung itu terletak di dalam kota pegunungan, dan mereka tidak dapat mengendalikannya dan menuai manfaat apa pun pada waktu itu.

Ada sebanyak seratus orang, masing-masing menunggang kuda. Mereka berada di kaki gunung.

Mereka memandangi gunung di depan mereka, berharap bisa segera merubuhkannya ke tanah.

Tapi, api di gunung itu menahan mereka.

"Jika Anda datang selangkah lebih dekat, kita akan membakar gunung itu!" Suara prajurit Jiang datang dari gunung.

"Sangat? Apakah Anda benar-benar dapat melakukan itu? "

"Ini semua atau tidak sama sekali!"

Semua prajurit di gunung berteriak serempak. Bahkan hewan-hewan di sekitarnya ketakutan oleh mereka.

"Sepertinya kamu anggota Geng Singa Api sudah berada di ujung akalmu."

Seorang pria besar bersenjata lengkap. Ada bekas luka yang mengejutkan di pipi kirinya, dari mata kirinya ke sudut mulutnya. Dia tampak sangat mengerikan.

Dia adalah He Xing, wakil pemimpin Geng Berdarah Tangan.

"Solusi apa yang kamu miliki, Berdarah Geng Tangan?"

Kelompok orang lain sangat tidak senang dengan nada mencibirnya.

"Ha, tentu saja aku punya solusi!"

He Xing mulai tertawa bangga. Dia melambaikan tangannya, lalu seseorang memimpin sekelompok tawanan berantai di depan tim.

"Guys, datang dan lihatlah istri dan anak-anakmu!" Teriak He Xing ke gunung.

Para tawanan juga mulai berteriak karena takut.

"Geng Tangan Berdarah, maksudmu b * stards!"

Prajurit yang mengatakan "semua atau tidak sama sekali" sangat marah dan tidak berdaya.

"Berarti? Terima kasih atas pujiannya!"

He Xing sama sekali tidak peduli. Dia mengetukkan jari-jarinya di pangkuannya, lalu senyum dingin muncul di wajahnya.

"Dengar, lucuti dirimu dan berjalan keluar dari gunung. Jika Anda menolak untuk melakukannya, kami akan membunuh satu orang setelah setiap napas. "

Dia memang bersungguh-sungguh. Suaranya tidak lagi memudar ketika dia menabrak seorang wanita yang jelas tidak memiliki cara untuk melawan kepala dengan telapak tangannya.

Wanita itu jatuh, berkedut beberapa kali dan meninggal.

"Sayang!"

Raungan lain terdengar. Seorang lelaki besar bergegas menuruni gunung, dengan dua kapak di tangannya. Matanya sudah merah.

"Bodoh sekali!"

He Xing menggelengkan kepalanya dengan jijik. Kemudian bawahannya menembakkan panah ke arah pria besar itu. Panah itu menembus dadanya.

Pria besar itu jatuh, tetapi dia terus merangkak ke arah wanita yang sudah mati itu. Namun, seseorang memenggalnya dan melemparkan kepalanya kembali ke atas gunung.

"Sekarang, waktu terus berjalan!"

He Xing masih tersenyum. Matanya bersinar karena kegembiraan. Dia jelas menikmati semua ini.

"Apa pria gila!"

Orang-orang dari Geng Singa Api sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat.

"Tunggu! Kami menyerah!"

Prajurit Jiangs di gunung herbal akhirnya menyerah. Mereka menurun, turun ke kaki gunung. Berbeda dengan para pejuang di tambang, mereka benar-benar menyerah, karena nyawa keluarga mereka terancam.

"Baik. Anda telah menghemat waktu kami berdua. "

He Xing mengangkat bahu lebar. Dia merasa itu memalukan bahwa dia tidak dapat melanjutkan pembunuhan karena dia mendapatkan apa yang diinginkannya.

Tiba-tiba, dia tersenyum dengan kejam dan melambaikan tangannya, "Bunuh mereka semua!"