Chapter 61 – Slapped At The Supermarket

Bab 61: Ditampar Di Supermarket

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

Shui Anluo berbalik untuk melihat bus yang sekarang gaduh dan menyaksikan dengan semangat tinggi ketika kendaraan perlahan menghilang dari garis pandangnya.

“Tantang aku? Saya mungkin tidak bisa mengalahkan Chu Ningyi karena saya lebih rendah darinya tetapi saya masih bisa menantang Anda. ” Shui Anluo menyeringai saat dia bersyukur. Dia kemudian kembali ke rumah dengan bahagia.

Shui Anluo memasuki lingkungan itu. Masih sangat pagi sehingga dia pergi ke supermarket untuk membeli beberapa buah untuk putranya. Dia ingin membuat jus untuk diminumnya.

Dia mengantri ke kasir dan melihat sekeliling karena bosan.

“Itu dia, dia naik ke tempat tidur Putra Mahkota. Betapa tidak tahu malu. “

Shui Anluo masih menunggu dalam antrian ketika sekelompok gadis nakal tiba-tiba mendekatinya. Menilai dari penampilan mereka, mereka terlihat sangat muda dan setidaknya harus seusia Shui Anluo.

Shui Anluo mengerutkan kening saat dia serius memeras pikirannya. Dia sepertinya tidak mengenal mereka.

“Hei, nona.” Salah satu dari mereka tiba-tiba mendorong Shui Anluo ke bawah. Shui Anluo terkejut dan tersandung kembali, menabrak rak produk.

Ada suara yang menusuk telinga saat benda-benda di rak terlempar ke tanah.

Lengan Shui Anluo berdenyut-denyut menyakitkan ketika dia melihat gadis-gadis di depannya. Buah-buahan di tas belanjanya telah tumpah ke tanah dan bergulung di kakinya.

“Dengan wajah roh rubahmu itu, apakah kamu masih berpikir bahwa kamu adalah Nona tertua dari keluarga Shui?” Pemimpin gadis-gadis itu berkata dengan suara tajam.

Penjaga keamanan di supermarket membuat jalan mereka tetapi dihentikan oleh Shui Anjiao yang ada di dekatnya. Dia mengambil uang dari dompetnya dan berkata dengan angkuh, “Kamu tidak melihat apa-apa. Lakukan apa yang perlu Anda lakukan. ” Dia kemudian menatap tajam ke Shui Anluo yang dikelilingi. Dia percaya bahwa dia akan bisa berurusan dengannya kali ini.

Petugas keamanan melihat uang di tangan mereka seolah-olah mereka berkonflik tentang apa yang harus dilakukan.

Shui Anluo menatap mereka dengan tenang. Dia kemudian melengkungkan sudut bibirnya menjadi seringai dingin tetapi membungkuk untuk perlahan mengambil buah-buahan di tanah.

“Sl * t.” Si berandalan melihat bahwa Shui Anluo mengabaikannya dan menarik rambut Shui Anluo dengan satu tangan, menyeretnya ke kakinya.

Kulit kepala Shui Anluo sangat sakit akibat serangan itu.

“Berangkat.” Shui Anluo meludah dengan dingin.

“Sl * t, lihat betapa menjijikkannya wajahmu namun kamu berani merayu Putra Mahkota kita. Anda pasti bermimpi. ” Anak nakal itu berkata sebelum dia menamparnya.

Shui Anluo ditahan oleh gadis-gadis lain sehingga dia tidak dapat menghindari tamparan ini.

Ini adalah tamparan kedua yang dia terima hari ini.

“Apakah kamu berpikir bahwa kamu dapat menjadi Putri Mahkota dengan bintang itu dan bahkan mencoba untuk bertarung melawan Pangeran An …”

“Apa yang kamu lakukan?”

Sebelum berandalan itu selesai berbicara, suara sedingin es An Fengyang berdentang dan kerumunan berpisah untuk membentuk jalan baginya.

An Fengyang membawa tunangannya untuk mengunjungi si kecil kesayangan dan datang ke supermarket untuk membeli hadiah. Dia tidak menyangka akan mengalami adegan ini.

“Luoluo?” Seorang Fengyang melihat orang yang telah ditampar dan dengan cepat melepaskan tunangannya. Dia berjalan dan mengulurkan tangan untuk mendorong gadis-gadis pergi sebelum membantu Shui Anluo. “Apa yang sedang terjadi?”

Shui Anluo menggosok pipi yang telah ditampar dan menjawab dengan senyum mencemooh, “Aku bertemu dengan fangirls sialanmu yang setia. Mereka menuduh saya mencuri pria Anda. ” Shui Anluo kemudian melihat ke atas dan memelototi pemimpin gadis-gadis itu. “Apakah kamu baru saja memanggil putraku a b * stard?”

Seluruh persona nakal itu berubah menjadi sangat pemarah, mungkin karena penampilan An Feng Yang.

“A-aku …” Si berandalan memerah saat dia berbicara. Hebatnya, ini adalah gadis yang sama yang baru saja menghinanya.