TCA – Chapter 165 – The Big Bug

Bab 165: Bug Besar

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Para pemuda yang ketakutan berkumpul bersama, meskipun mereka menunjukkan kekuatan yang jauh lebih besar daripada ketika mereka bertemu dengan segerombolan semut. Mereka tumbuh dengan sangat cepat. Mereka menutup barisan tanpa sadar untuk memberi diri mereka perasaan aman. Di dalam kelompok, Li Duhong menatap Chen Mu dengan mata tertutup, tahu bahwa Chen Mu pasti merencanakan sesuatu. Meskipun dia tidak tahu mengapa Chen Mu memejamkan matanya, dia ingat dengan sangat jelas waktu ketika mereka bertemu dengan kera yang cemerlang; Chen Mu juga menutup matanya sejak awal.

Guru pasti merencanakan sesuatu! Wajah kecil Li Duhong memerah padam saat ia terbakar oleh kecemasan.

Sejak terakhir kali, Chen Mu mulai lebih moderat terhadap penggunaan kontrol napas. Efek samping yang kuat membuatnya percaya jika ia memasuki kondisi kontrol nafas tanpa menahan diri, ia kemungkinan besar akan binasa dalam keadaan itu. Dia merasa dia membuat kesepakatan dengan iblis, mempertaruhkan nyawanya sendiri sebagai ganti kekuatan sementara.

Itu adalah tawar-menawar yang kacau, meskipun setiap kali dia akan menghadapi bahaya, dia akan menemukan dia tidak punya pilihan lain!

Sungguh hidup yang tak berdaya!

Chen Mu membuka matanya dan melonjak dari tanah ke hutan seperti peluru artileri yang meledak dari meriam.

Guru telah bergerak! Li Duhong meremas tinjunya yang kecil, dan sulit untuk menyembunyikan kegembiraan di wajahnya.

Melihat Chen Mu bergerak untuk pertama kalinya, anak-anak lain semua menjatuhkan rahang mereka, menyaksikan tercengang ketika Chen Mu melakukan serangan yang indah, begitu penuh dengan daya ledak. Pada saat itu, perkemahan, yang telah menjadi kegemparan teror, tiba-tiba menjadi sangat damai!

Damai berlangsung lima detik. Perkemahan meraung kembali ke kehidupan!

"Tuhan yang baik! Tn. Chen benar-benar kartu as! ”

"Guru Chen telah berbicara tentang bagaimana dia bisa terbang. Tuan Chen benar-benar luar biasa! ”

“Terlalu keren! Saya ingin belajar terbang! "

Li Duhong memandang dengan jijik pada anak-anak yang sibuk itu, tenggelam dalam fanatisme mereka. Mereka benar-benar lupa betapa fanatik dan pemujaannya pada hari itu. Kejutan dari gerakan tiba-tiba Chen Mu telah melunakkan teror di hati mereka.

Li Duhong menatap terpesona ke arah hutan yang dalam, terikat untuk tidak pernah melupakan mata guru seumur hidupnya! Meskipun Chen Mu biasanya cukup baik hati, bahkan, dan moderat, Li Duhong masih tahu di bawahnya bahwa eksterior ringan disembunyikan sepasang mata yang menahan penghinaan dingin suram untuk kehidupan atau kematian.

Chen Mu sangat cepat; "ikan lumpur besar" memungkinkannya melakukan perjalanan dengan mudah melalui hutan, dan dalam kondisi pengendalian nafas ia mampu membedakan posisi Wei-ah dalam waktu yang sangat singkat. Jika beberapa kartu as ingin mengamati adegan itu dengan hati-hati, ia akan terkejut menemukan bahwa jalan Chen Mu terbuat dari benang yang sangat bagus. Jalur yang berliku dari benang-benang kecil itu adalah jalur yang optimal dalam keadaan tersebut.

Itu membutuhkan semacam kemampuan perhitungan yang menakjubkan.

Chen Mu menemukan Wei-ah.

Wei-ah memiliki ekspresi tenang saat dia menghadapi bug skala besar yang terbungkus oleh karapas. Begitu Chen Mu melihat serangga besar yang berdiri setinggi beberapa meter, dengan karapasnya yang bersinar hitam, dia tahu betapa sulitnya itu. Dengan tubuhnya ditopang oleh enam kaki, ia bisa bergerak dengan gesit dan anggun. Itu memiliki dua cakar hitam berbentuk sabit di depan, di atasnya adalah barisan duri setebal ibu jari. Duri tajam memukul dingin ke jantung. Sepasang mata kecil hijau dan kaya itu menatap tajam ke arah Wei-ah.

Chen Mu merasa bug itu tak terkalahkan begitu dia melihatnya. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh karapas keras, dan kecepatan gerakannya pada kaki itu sangat cepat, tanpa kecanggungan sama sekali. Wei-ah tampak seperti bayi lembut di depannya dengan tinju kosong.

Chen Mu akhirnya melihat bagaimana Wei-ah berkelahi.

Wei-ah tiba-tiba menyerang bug besar itu, dengan kecepatan gerakannya yang terlalu sulit untuk ditangkap oleh Chen Mu, bahkan dalam kondisi kontrol napas. Chen Mu membuat perhitungan yang hampir tidak disadari, yang melayang beberapa data kasar dalam benaknya. Dia menghitung bahwa dalam sekejap pertama itu, bahkan dalam keadaan kontrol nafas, dia akan dikalahkan tanpa keraguan jika dia menghadapi Wei-ah. Waktu reaksi Chen Mu jauh kurang!

Bug besar itu jelas agak takut di hadapan Wei-ah, dua duri cakar depannya berkilat dingin. Itu mengangkat mereka ke arah Wei-ah, yang memungutnya.

Itu melebihi waktu reaksinya sendiri! Chen Mu sekali lagi mencapai keputusannya yang mengecewakan. Jika dia menghadapi bug besar itu, dia tidak bisa menemukan metode yang lebih baik daripada melarikan diri.

Atau mungkin mencoba untuk menyerang dengan pesawat ulang-alik berekor sambil mengambang di udara adalah taktik yang pantas untuk dicoba.

Di bawah kondisi kontrol napas, Chen Mu tidak memiliki duka maupun kegembiraan. Dia merasa tenang seolah dia sedang menonton dirinya sendiri dari samping sementara otaknya membuat analisis cepat.

Wei-ah tiba-tiba membungkuk dari pinggangnya dengan seluruh tubuhnya hampir menempel di tanah, menghindari dua semburan dingin, menakutkan ketika ia mengebor ke dalam perut serangga besar itu.

Peng!

Sebuah suara bergema di hutan seolah-olah ada sesuatu yang menggedor pelat baja, melukai telinga Chen Mu di udara dan hampir menjatuhkannya dari langit.

Bug besar telah ditendang ke udara oleh Wei-ah!

Terlalu cepat! Kaki Wei-ah saat itu secepat kilat, dan Chen Mu hanya bisa melihat hantu itu. Itu adalah pertama kalinya Chen Mu tidak bisa melihat gerakan musuhnya saat dalam keadaan mengendalikan nafas. Kekuatan kaki Wei-ah telah menendang serangga besar itu tujuh atau delapan meter di udara.

Wei-ah mundur sedikit, menunggu serangga besar itu jatuh.

Wei-ah kemudian hanya bisa terlihat menghilang ke dalam bola, berputar-putar di sekitar tubuh serangga besar, meluncurkan serangan paniknya. Hit padat menghantam telinga tanpa henti bersama dengan big bang, dan bug besar lebih dari dua meter terus menyembur.

Ini adalah pertama kalinya Chen Mu menemukan gaya serangan yang begitu sengit. Dia secara alami tidak takut dalam kondisi pengendalian nafas, meskipun set data kasar diproduksi di otaknya seperti angka merah cerah, yang tak terbandingkan menarik.

Dia tidak punya cara untuk mengimbangi tempo musuhnya! Tingkat keberhasilannya akan kurang dari 8 persen!

Kumpulan perhitungan dan data kasar itu terus menerus memukul Chen Mu. Sementara pandangannya masih acuh tak acuh seperti biasa, fluktuasi langka masih muncul dalam kerangka pikiran Chen Mu.

Namun, vitalitas serangga besar itu sangat tangguh. Bahkan menderita serangan Wei-ah, yang seperti angin menderu dan hujan deras, tetap sama sekali tidak terluka. Itu bergetar kembali, tampak hanya sedikit layu, meskipun dua mata hijau cemerlang masih menatap tajam ke arah Wei-ah.

Satu orang dan satu serangga saling berhadapan lagi. Serangkaian konfrontasi saat itu — begitu cepatnya sehingga mata tidak bisa melihatnya, seperti percikan api dari batu api — berlangsung hanya beberapa detik.

Tidak ada ekspresi di wajah Wei-ah, tapi bisa dilihat dari dadanya yang terengah-engah bahwa itu bukan serangkaian gerakan mudah baginya.

"Apakah kamu punya cara?" Wei-ah tiba-tiba membuka mulutnya, setelah menemukan Chen Mu sebelumnya.

Chen Mu tidak mengatakan apa-apa, sementara dia langsung menembakkan tiga angkutan yang tak berekor!

Tiga berturut-turut! Sebuah lolongan aneh tiba-tiba terdengar saat mereka menembak ke arah serangga besar itu.

Bug besar itu tertegun, dan kakinya bergerak cepat, ingin menghindari angkutan tak berekor yang datang dari langit. Tapi, kecepatan angkutan telah melebihi bayangannya, dan itu hanya bisa bergerak dengan langkah kecil.

Pa, pa, pa!

Tiga angkutan tanpa ujung menabrak cangkangnya, mengirimkan semprotan pecahan.

Chen Mu melihat bug besar tanpa ekspresi. Dia membidik matanya saat itu, tidak pernah menyangka reaksi serangga besar sejauh ini akan melebihi apa yang dia bayangkan. Itu adalah pertemuan pertamanya dengan makhluk yang bisa menghindari pesawat ulang-alik berekor. Makhluk-makhluk dari hutan benar-benar luar biasa untuk sembarang serangga tua menjadi begitu banyak masalah.

Ketiga angkutan berekor tidak mengherankan tidak meninggalkan bekas pada karapas bug besar. Jika Chen Mu tidak dalam keadaan mengatur nafas, ekspresinya pasti akan berubah, tapi dia menunjukkan ekspresi kosong seperti saat itu. Dia tidak punya ide bagus karena pesawat ulang-alik berekor itu sudah merupakan metode serangan paling hebat yang bisa dia gunakan. Tiga tembakan gabungan adalah batas golnya.

Wei-ah juga merasa malu. Karapas bug besar benar-benar terlalu sulit, dan serangannya tidak ada gunanya. Dia tidak berpikir bahwa bahkan serangan Chen Mu tidak akan memberikan hasil sedikitpun.

Mereka telah menemui kesulitan seperti itu saat pertama kali keduanya bergabung.

Keduanya tidak berdaya, dan serangga besar itu tidak melupakan mereka. Itu tidak bisa melakukan apa-apa tentang Chen Mu di udara, tetapi Wei-ah masih tepat di depannya. Begitu mata hijau cemerlang itu tertuju padanya, mata itu menerkam ke arah Wei-ah. Itu sangat cepat sehingga dalam sekejap mata, itu telah bergegas di depan Wei-ah, dan cakar depan berbentuk duri menjadi dua bayangan kosong menyapu ke arahnya.

Wei-ah dengan cekatan menghindar. Tapi, pohon di belakangnya, yang setebal mulut mangkuk, menderita musibah. Dengan suara mendesing, yang tersisa hanyalah tunggul mengkilap.

Bug besar tidak meninggalkan hal-hal di sana; ia terus mengejar Wei-ah yang mematikan. Sepasang cakar ke depan seperti duri adalah dua senjata mematikan yang bisa dengan mudah membelah batu. Meskipun begitu, itu masih tidak bisa mengenai sudut pakaian Wei-ah karena menghindari Wei-ah yang lancar. Dia tidak memiliki metode yang manjur di depannya; dia hanya bisa mengelak dan menghemat kekuatannya.

Adegan itu bisa disebut pengangkatan rambut. Sepertinya Wei-ah bisa hilang kapan saja di bawah duri.

Tanpa menunjukkan reaksi sedikit pun dari udara, Chen Mu dengan kosong menyaksikan apa yang terjadi di depannya sementara otaknya berputar dengan kecepatan yang mengejutkan. Setiap gerakan sekecil apa pun dari serangga besar itu ditangkap dengan tepat, dan informasi yang dikumpulkan segera dianalisis di otaknya.

Bug besar itu sangat erat melindungi matanya, menggunakan dua duri seperti perisai, sangat hati-hati melindungi bagian depannya. Jika sedikit, itu akan benar-benar menutupi matanya.

Dari awal hingga saat itu, seluruh adegan melintas di depan otak Chen Mu tanpa henti. Setiap adegan diuraikan menjadi detail yang tak terhitung jumlahnya, dan informasi setiap detail dikompilasi lagi oleh otaknya untuk menghasilkan model yang sama sekali baru.

Satu menit dan 20 detik berlalu, dan Chen Mu akhirnya menemukan di mana titik kelemahan bug besar itu!

Dia hanya memiliki 30 detik tersisa!

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++