TFM – Chapter 28

Bab 28: Bab 28

Penerjemah: – – Editor: – –

Tertawa sedikit, ayah Hyunwoo berkata,

“Mungkin semua orang akan sama. Anda, saya, dan orang yang Anda sebutkan, tentu saja. "

Mendengar itu, Hyunwoo bisa mengetahui apa yang coba dikatakan ayahnya.

Kenapa dia tidak memikirkan itu sebelumnya? Bagaimana dia bisa tidak membaca pikiran pihak lain dengan begitu banyak pengalaman penjualan di bawah ikat pinggangnya?

Ada banyak cara untuk membujuk seorang pria. Hyunwoo hanya mencoba menggunakan salah satunya. Yaitu, itulah yang membuat pihak lain menginginkan apa yang sudah saya miliki. Namun, metode itu gagal. Dia harus menemukan yang lain.

Dan itu untuk mengidentifikasi dengan tepat apa yang diinginkan pihak lain, dan diberi pilihan, itu jauh lebih efektif untuk mengetahuinya melalui keluarganya daripada melalui dia.

Hyunwoo segera mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga Kwon, seperti lokasi rumahnya, anggota keluarganya, dan pekerjaan mereka, dll. Itu tidak sulit.

"Apa kabar?"

Para wanita tua yang bermain kartu di bawah naungan pohon mengangkat kepala mereka.

"Kamu siapa?"

“Saya seorang pengusaha. Bisakah saya istirahat sebentar di sini? Ini sangat panas sekarang. "

"Tentu saja. Datanglah ke sini untuk beristirahat. ”

Hyunwoo menawarkan minuman ringan dan cangkir kertas, bersama dengan beberapa kue yang disukai para manula.

"Oh, terima kasih banyak. Ngomong-ngomong, apakah mereka mengirimmu untuk bekerja seperti ini bahkan pada hari Minggu? ”

"Saya tidak melihat hari Minggu dalam hal mencari nafkah."

Menuangkan minuman untuk mereka, Hyunwoo terlalu cerewet, dan dia kemudian mengangkat topik yang ada dalam pikirannya.

"Apakah Anda kebetulan mengenal lelaki tua yang tinggal di rumah nomor 3011?"

“Rumah 3011? Bukankah ini rumah Kwon? Bagaimana dengan dia?"

“Yah, sepertinya aku mengenalnya. Bukankah dia orang yang sama yang mengoperasikan pabrik sebelumnya? "

"Kanan. Dia melakukannya sampai dua tahun lalu. Dia menjalani kehidupan yang baik, tetapi karena pabriknya bangkrut tahun lalu, saya kira dia menghancurkan keluarganya. ”Seperti yang diharapkan, mereka tidak setuju dengan Kwon, meletakkan kartu. Hyunwoo tidak merasa perlu untuk bertanya lebih jauh. Sebagai gantinya, dia bisa mengumpulkan banyak informasi tentang Kwon sambil hanya mendengarkan mereka.

"Itu sebabnya kamu harus membawa menantu yang baik. Bagaimana mungkin menantu perempuan itu meninggalkan keluarganya karena kekayaannya menurun? ”

"Karena dia tidak punya anak."

“Itu bisa menjadi alasannya. Jika dia punya anak, dia akan berusaha menjaga keluarganya dengan segala cara. Tut, tut. Sayang sekali untuk Kwon. ”

"Ngomong-ngomong, putra Kwon tidak akan menikah lagi?"

“Wanita mana yang ingin menikah dengannya, mengingat situasi keluarganya yang menyedihkan? Kalau tidak, dia bisa mendapatkan pengantin wanita asing. "

"Aku dengar putranya belum menemukan pekerjaan?"

"Mereka mengatakan dia belajar keterampilan di pabrik ayahnya, tapi saya pikir dia melakukan pekerjaan kasar karena tidak dapat menggunakan keterampilannya."

Mereka terus mengobrol tentang keluarga Kwon dengan suara rendah agar tidak ketahuan, tetapi mereka berbicara dengan bebas.

Berkat obrolan mereka, Hyunwoo belajar banyak tentang Kwon Sangtaek, dan dia sepertinya tahu apa yang diinginkan Kwon.

"Fiuh."

Kwon Jungsu menghela nafas. Itu adalah hari yang sulit baginya.

Tiba-tiba, dia teringat saat-saat dia bekerja dengan ayahnya di pabrik. Meskipun itu sulit pada saat itu, dia lebih bahagia daripada sekarang. Mungkin dia tidak merasa sulit berkat keluarganya.

Meskipun demikian, itu adalah masa lalu. Keluarganya menurun dalam kekayaan, dan dia sekarang tidak memiliki kesempatan untuk tertawa atau keinginan untuk bekerja ketika istrinya meninggalkannya.

Apa yang membuat hidupnya lebih sulit adalah orang tuanya.

Sejak hari itu, ayahnya membuang waktu dengan mendesah tanpa henti. Dia baru saja mengulangi, "Itu semua salahku."

Kondisinya menjadi sedikit lebih baik ketika dia berjalan-jalan di Saeto Park karena dia melihat banyak pria yang berada dalam situasi yang sama dengannya. Saat berbicara dengan mereka, dia sepertinya sadar, Hidupku bukan yang terburuk.

Tetapi ibunya tidak memiliki tanda-tanda membaik seiring berjalannya waktu. Kondisinya semakin memburuk karena harga dirinya yang tinggi. Ketika keluarganya menurun dalam kekayaan dan menantu perempuannya melarikan diri, dia berhenti pacaran, mengatakan dia malu melihat kenalannya. Dia mengurung dirinya di rumahnya.

Saya harus bekerja demi ibu, pikirnya dalam hati.

Namun dia harus melunasi utangnya. Itulah alasan Kwon Jungsu harus bekerja keras tanpa menyerah. Dia berjalan lamban ke rumahnya ketika dia mendengar suara aneh di belakang.

"Bolehkah saya bertanya apakah Anda Tuan Kwon Jungsu?"

Kwon menoleh, dan tidak bisa melihat siapa orang itu karena hari sudah agak gelap. Dia tampak seperti pemuda yang belum pernah dilihat Kwon sebelumnya.

"Siapa ini?"

Pria muda itu mendekati Kwon perlahan dan menawarkan kartu namanya.

Memeriksanya, Kwon membuka matanya lebar-lebar.

Kwon menatap Hyunwoo, tapi Hyunwoo menerimanya dengan tenang. Dia percaya dia bisa berkomunikasi dengan Kwon Jungsu, tidak seperti ayahnya.

"Bisakah aku bicara sebentar denganmu? Bisakah kamu menyediakan waktu untukku? ”

"Apa yang kamu coba bicarakan denganku?"

Kwon bertanya balik dengan kesal. Namun, suara Hyunwoo tenang.

"Tidakkah kamu pikir kamu ingin memulai dari awal?"

Mata Kwon berkilauan.

"Saya kembali."

Ketika Hyunwoo kembali ke rumah, hari sudah gelap. Ketika dia membuka pintu, dia mendengar suara ramah ibunya.

"Oh, kamu sampai di sini. Apakah Anda makan malam, Nak? "

"Tidak, belum."

Dia berdiri, terkejut dengan jawabannya.

“Tugas perusahaan apa yang membuatmu berkeliling seperti ini, Nak? Biarkan aku menyiapkan makan malam untukmu. "

Beberapa saat kemudian, dia memanggil Hyunwoo ke meja makan.

Dia duduk di depannya. Ada semacam kegelisahan di matanya ketika dia menatapnya.

"Apakah hidupmu di perusahaan itu sulit?"

"Tidak, tidak sama sekali,"

"Kalau begitu, mengapa kamu begitu sibuk?"

“Karena aku baru saja diterima. Saya bisa memperlambat, tetapi karena saya ingin menguasai pekerjaan saya dengan cepat, saya bekerja keras seperti ini. "

"Baik untukmu kalau begitu."

Dia mengenakan ekspresi lega, tapi ekspresinya agak berbeda kali ini. Dia sepertinya punya sesuatu untuk dibicarakan dengannya. Hyunwoo bertanya,

“Bagaimana dengan kondisi fisikmu? Bukankah ini saatnya Anda mampir ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan? "

Dia langsung bereaksi dengan mengatakan, "Mengapa saya harus mengunjungi rumah sakit ketika saya sehat seperti ini? Saya baik-baik saja sekarang. Ngomong-ngomong, aku hanya ingin pergi ke luar karena aku sudah lama terkurung di rumah. "

Dia tampak sehat di matanya. Dia berhenti bekerja di toko lauk karena kondisi fisiknya buruk, tetapi dia sekarang merasa tinggal di rumah pengap dan ingin keluar lagi.

"Kenapa kamu tidak jalan-jalan?"

"Yah, kurasa aku harus bekerja lagi di toko makanan pendamping."

Kali ini, Hyunwoo menolak idenya. Apa gunanya kembali bekerja dengan uang kecil?

Bekerja di toko lauk lebih sulit dari yang diharapkan.

Hyunwoo mencoba membujuknya keluar dari itu, mengatakan, "Mengapa kamu ingin bekerja lagi dalam kondisi buruk seperti itu? Jangan pergi. "

"Yah, tinggal di rumah membuat hidupku lebih sulit."

"Mengapa kamu mengatakan hal itu? Uang tidak masalah, bu. Jika Anda kehilangan kesehatan, semuanya hanya akan menjadi tidak berharga. "

Hyunwoo mencegahnya.

Kemudian ayahnya, yang sedang berbaring di tempat tidur, berkata dalam hati, “Biarkan dia kembali bekerja. Dia mungkin merasa sulit untuk merawat saya di rumah. "

"Tidak, itu bukan poin saya."

Tertegun, dia menggelengkan kepalanya. Sepertinya dia menyesali keputusannya.

"Aku tahu. Saya mengerti hatimu sayang. Jika saya jadi Anda, saya akan merasa lebih nyaman bekerja di luar daripada tinggal di rumah. Juga, Anda tidak pernah berhenti merawat saya, memijat tubuh saya di sana-sini. Aku hanya merasa kasihan padamu, sayang. ”

"Madu…."

Dia menatapnya dengan mata menyedihkan.

Hyunwoo bisa memahami hati ibunya.

Kalau dipikir-pikir, itu mengerikan baginya hanya tinggal di rumah tanpa melakukan apa-apa. Dia punya alasan lain untuk kembali bekerja.

“Sebenarnya pemilik toko kelihatan dalam kondisi kesehatan yang buruk. Dia ingin aku merawat toko. ”

Pemiliknya 15 tahun lebih tua dari ibu Hyunwoo. Dia berusia lebih dari 70 tahun. Meskipun dia tidak sehat, dia terus bekerja dengan kesabaran sampai sekarang, dan itulah sebabnya dia bisa menjaga kesehatannya hingga saat ini. Tetapi kondisi fisiknya sepertinya semakin memburuk lagi. Toko makanan pendampingnya telah ditutup selama lebih dari seminggu, menurut ibu Hyuwoo.

"Oke, Bu. Tapi jangan bekerja terlalu keras. "

Volume 2. Investasi dan Pengembalian

Kembali ke Vietnam

"Bapak. Jang Hyunwoo. Apakah Anda belum membuat laporan? "

Manajer tim mendesaknya. Meskipun hanya satu minggu sejak mereka menyerahkan laporan kepada presiden, manajer bertanya kepada Hyunwoo tentang status itu hampir setiap hari.

Itu menunjukkan bahwa manajer memiliki harapan besar terhadap kinerjanya.

Hyunwoo juga memiliki harapan yang sama. Tentu saja, subjek harapannya berbeda dari manajer.

Sudah waktunya Pak Kwon Sangtaek menelepon saya.

Kwon Jungsu adalah orang yang berpikiran terbuka.

Awalnya, dia tidak memperhatikan apa yang dikatakan Hyunwoo, tetapi Hyunwoo terus membujuknya dan akhirnya berhasil membuka pikirannya.

Dan malam itu, dia mendapat jawaban dari Kwon Jungsu bahwa dia benar-benar ingin mendengar.

"Biarkan aku memikirkannya."

Meskipun jawabannya tidak jelas, Hyunwoo berpikir itu sudah cukup. Satu-satunya yang tersisa untuk dilakukan adalah Kwon Jungsu untuk membuat keputusan dan membujuk ayahnya.

Apa yang Hyunwoo tunggu adalah keputusan akhir Kwon Sangtaek.

"Beri aku waktu lagi. Lalu, saya pikir saya bisa membuat laporan yang sempurna. "

"Sangat? Min Suji, apa kamu sibuk sekarang? Jika tidak, bisakah Anda membantu Hyunwoo? ”

"Ya, manajer."

Min langsung berdiri dan mendekati Hyunwoo.

"Apa yang bisa saya bantu?"

Sebenarnya, tidak ada hal khusus yang bisa dia bantu, karena Hyunwoo sudah melakukan segalanya, kecuali dia membeli waktu untuk menyelesaikan laporan.

Namun, dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Dia harus membeli lebih banyak waktu dengan memberi Min beberapa pekerjaan untuk membantunya. Tiba-tiba, dia menemukan ide bagus.

"Oke terima kasih. Sebenarnya saya sangat membutuhkan bantuan Anda. Bisakah Anda pergi dengan saya ke kantor pabean? "

"Pabean?"

“Sulit bagiku untuk bergaul dengan petugas kantor bea cukai. Aku pikir aku bisa berteman dengan mereka dengan mudah jika aku pergi ke sana bersamamu. ”

Min tersenyum pada itu, karena dia langsung tahu apa yang diinginkannya.

Permintaan Hyunwoo mungkin tidak menyenangkan baginya, tetapi dia mengangguk, tidak memikirkannya.

“Oke, aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyapa mereka. Bisakah saya ikut dengannya, manajer? ”

"Yakin. Silakan saja. "

Mengabaikan tatapan tajam Yonggu, keduanya keluar dari kantor.

Pada saat itu, telepon Hyunwoo berdengung.

Mengonfirmasi ID penelepon, mata Hyunwoo berkilauan. Itu adalah nomor telepon Kwon Sangtaek.

"Akhirnya dia menelepon!"