TFM – Chapter 6

Bab 6: Bab 6

Penerjemah: – – Editor: – –

"Ini 300.000 won per bulan."

"Kapan dia harus membayar uang paling lambat?"

Dia melemparkan tatapan curiga ketika Hyunwoo bertanya dengan penuh rasa ingin tahu. Namun dia menjawab, berharap dia akan membayarnya.

"Untuk hari ini."

"Apa nama akademi swasta?"

"Akademi Seni Hansem."

"Bisakah kamu melakukan tugas untukku?"

"Tugas macam apa …"

"Biarkan aku membayar biayanya, jadi pergilah ke akademi bersama Junga."

"Sangat?"

Matanya terbuka lebar.

"Anda seharusnya tidak memberi tahu Junga tentang hal itu. Izinkan saya meminta guru di akademi swasta untuk memberi tahu Junga bahwa dia terpilih sebagai kandidat untuk menerima beasiswa gratis. Terus menghadiri akademi dengannya. Cepatlah, atau kamu akan terlambat. ”

Hyunwoo mendorongnya kembali. Meskipun ada ekspresi di wajahnya yang mengatakan bahwa dia tidak percaya padanya, dia menuju ke Junga karena dorongannya yang berulang-ulang.

Hyunwoo juga menuju rumah dan memanggil Hansem Arts Academy.

Guru di Akademi juga mengetahui kondisi keuangan Jung. Mengatakan bahwa dia juga menganggap terlalu disesalkan bahwa Junga harus berhenti karena bakatnya yang luar biasa, guru itu mengucapkan terima kasih kepada Hyunwoo berulang kali.

"Sebaliknya, rahasiakan itu untuk Junga," kata Hyunwoo.

"Ya, akan dilakukan. Biarkan saya memberitahunya bahwa dia telah terpilih sebagai pemenang beasiswa. Terima kasih banyak."

"Bisakah kamu memberiku rekening bank di akademi kamu?"

Hyunwoo menyalakan komputer dan membuka akun internet banking-nya.

Dia memeriksa sisa saldo. Itu lebih dari 50.000.000 won. Itu berarti dia hanya fokus menghasilkan uang tanpa membelanjakannya.

Ada suatu waktu Hyunwoo merasa senang melihat nomor di layar menjadi lebih besar.

Namun, pemikirannya berubah begitu dia menyadari sesuatu pada suatu saat.

Anda menghasilkan uang bukan untuk menabung tetapi untuk membelanjakan.

Jenis orang kaya yang ada dalam pikirannya bukanlah seseorang yang baru saja menghemat banyak uang tetapi seseorang yang menghabiskan banyak uang.

Jika seseorang menghabiskan hanya 100 juta won selama hidupnya setelah menabung 10 miliar won, maka kekayaannya hanya 100 juta won.

Tentu saja, ada sesuatu yang lebih penting daripada pengeluaran. Itu cara menghabiskan.

Hyunwoo mencoba menghabiskan uang dalam hal nilainya, bukan jumlah.

7.000 won makanan dan 70.000 won makanan.

Ada kemungkinan besar bahwa kualitas makanan atau restoran akan sebanding dengan harga, tetapi nilainya akan berubah tergantung pada siapa yang makan makanan dengan alasan apa.

Sebagai contoh, itu mungkin dibandingkan dengan nilai makanan 10.000 won yang dimakan anak dengan enggan dan makanan 100 won yang disajikan untuk anak Afrika yang hampir mati kelaparan.

Biaya kuliah Junga sebesar 310.000 won tidak berbeda.

Itu hanya bernilai 310.000 won untuk Hyunwoo sekarang tetapi sangat berharga bagi Junga. Bisa bernilai 30 juta won atau 3 miliar won, tergantung masa depan Junga.

Setidaknya dia bisa menggunakan uang itu beberapa kali lebih baik daripada dia. Adakah bisnis yang bisa menghasilkan keuntungan lebih dari ini? Rasanya seperti menambah uang ratusan sambil duduk diam.

Apakah ada peluang yang lebih baik dari ini? Hyunwoo bahkan merasa gugup bahwa orang lain mungkin mengambilnya.

Hyunwoo mengirim uang sekolah dengan cepat.

Dia merasa lega ketika memikirkan betapa bahagianya Junga. Sepertinya semuanya akan beres. Perasaan menyenangkan yang ia rasakan bernilai lebih dari 310.000 won.

Saat dia merasa baik, bibirnya membentuk senyuman bahkan sebelum dia menyadarinya.

Setelah berjalan singkat di luar, ibunya bertanya sambil tersenyum seperti dia, "Apakah Anda punya kabar baik?"

"Aku tidak bisa merasa lebih bahagia melihatmu dalam kesehatan yang baik. Saya senang. "

Dia terkikik dan berkata, “Nak, jangan katakan itu. Bagaimana wawancara itu berlangsung? "

Dia merasakan sengatan dalam hati nuraninya secara tiba-tiba. Tidak peduli seberapa keras dia berpikir, wawancara adalah yang terburuk. Tampaknya mustahil bahwa dia akan melewatinya.

Namun, dia tidak perlu memberitahunya tentang hal itu karena itu akan membuatnya khawatir.

Terkadang, kebohongan yang baik diperlukan.

"Tentu saja. Mereka terpesona ketika mereka melihat resume saya. Mereka benar-benar tergila-gila pada saya. "

Hyunwoo membual tentang hal itu. Wajahnya cerah pada saat itu.

"Ya, aku percaya padamu, Nak. Saya pikir saya memiliki putra yang baik. Kapan kamu melapor untuk bekerja? ”

"Yah, mereka menginginkanku, tapi aku tidak merasa menyukainya. Saya ingin memikirkannya sebelum membuat keputusan akhir. "

"Mengapa? Apakah Anda tidak menyukai perusahaan? "

"Yah, mereka ingin aku bergabung dengan bisnis perdagangan. Saya tidak punya pengalaman di bidang itu. "

Dia mengangguk. Meskipun dia tersenyum dengan usaha, ada sesuatu yang pahit di ekspresinya. Sepertinya dia sudah merasakan bahwa dia berbohong.

Namun, dia mengantongi perasaannya.

“Oke, kamu membuat keputusan yang bagus. Jangan pergi jika Anda tidak menyukainya. Anda bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan mana pun. ”

"Ya, biarkan aku memikirkannya sambil mencari pekerjaan yang lebih baik."

Dua hari kemudian.

Hyunwoo menerima pemberitahuan di ponselnya. Itu dari Aurum.

Dikatakan dia harus melapor untuk bekerja mulai Senin depan karena dia disewa oleh perusahaan.

Itu adalah pemberitahuan yang tidak dia harapkan sama sekali. Mengingat suasana pada saat wawancara, dia berpikir bahwa dia pasti gagal

Ketika Hyunwoo membuat pandangan curiga, ibunya menghampirinya dan bertanya, "Panggilan apa itu?"

“Itu dari Aurum tempat aku wawancara beberapa waktu lalu. Mereka memohon saya untuk datang ke perusahaan mereka. Apa yang harus saya lakukan? Bisakah saya menunggu beberapa hari lagi? ”

Mata ibunya menjadi lebar. Dia pikir dia gagal karena dia mengatakan sesuatu yang negatif.

Sepertinya perusahaan benar-benar menginginkan Hyunwoo.

“Kamu harus melapor untuk bekerja, tentu saja. Tidakkah Anda memikirkan pertimbangan mereka untuk Anda? Selain itu, Anda juga harus memiliki pekerjaan seumur hidup. "

"Sangat? Karena Anda berkata begitu, izinkan saya memikirkannya. Saya bisa pindah ke tempat lain jika saya tidak suka perusahaan setelah bekerja di sana. "

"Ya itu bagus."

Dia menepuk pundaknya seolah dia bangga padanya.

Hyunwoo membuat resolusi baru, mengepalkan tangannya dengan ringan.

"Oke, biarkan aku mulai dari sekarang."

2. Tes perekrutan baru

Hari pertamanya di Aurum Co.

Semua orang menyambut Hyunwoo. Dengan senyum cerah, Yonggu meminta jabat tangan.

"Saya senang bekerja dengan Anda. Ayo pergi!"

Lebih dari siapa pun, jabat tangan Yonggu disambut untuknya.

Juga, dia merasa bersyukur bahwa Yonggu memperlakukannya sebagai teman. Meskipun dia adalah teman di luar, dia jelas seniornya di dalam perusahaan.

Hyunwoo melipat tangannya dan menekuk pinggangnya, berkata, "Semoga aku ada di tangan yang baik."

"Ini mejamu, dan meja Ms. Min Suji adalah …."

Yonggu mengantar karyawan baru ke meja mereka sendiri.

Dua lainnya yang dipekerjakan pada saat yang sama adalah Oh Sangho, lulusan Universitas Columbia, dan Min Suji, yang membuat kesan kuat pada wawancara itu.

Kantor mengambil suasana bersemangat berkat karyawan baru.

Namun, itu saja. Ketika Yonggu duduk di kursinya, pekerja lain tidak memperhatikan karyawan baru. Meskipun masih pagi, semua orang sibuk.

Karyawan baru diperlakukan seperti orang tak terlihat sejak saat itu. Mereka tidak diberi tugas atau berbicara sama sekali. Seolah-olah karyawan yang ada membuat semacam janji untuk melakukannya.

Merasa canggung tanpa ada pekerjaan khusus yang harus dilakukan, Min Suji dan Oh Sangho mulai membalik buku-buku di rak-rak di meja mereka.

Hyunwoo diam-diam bertanya kepada senior di meja seberang,

"Manajer Han Sanghun, apa yang harus saya lakukan?"

"Yah, kamu tidak punya tugas tertentu saat ini. Periksa saja peraturannya. ”

"Ya pak."

Seperti Min dan Oh, Hyunwoo melihat buku-buku di rak buku. Beberapa dari mereka sudah mengenalnya, seperti Excel dan Hangul, tetapi ada juga yang aneh, seperti Perdagangan Praktis, Akuntansi Praktis, Perjanjian Perdagangan Bebas, dll.

Karena dia ingin menantang sesuatu yang baru daripada sesuatu yang akrab, dia mengambil sebuah buku dengan judul panjang.

Itu tentang peraturan Perjanjian Perdagangan Bebass (FTA) yang dia dengar sebelumnya.

Dia mulai membaca peraturan tetapi kesulitan membaca lebih dari 30 menit. Karena dia tidak memiliki pengetahuan awal tentang FTA, masing-masing istilah itu sulit baginya untuk dipahami. Dia merasa itu membosankan karena dia tidak tahu mengapa dia harus membaca buku itu.

Meskipun dia bersusah payah membacanya, dia merasa itu hanya buang-buang waktu. Dia merasa seolah sedang mempelajari turunan dan integral tanpa belajar tentang empat operasi aritmatika mendasar.

Hyunwoo merasa dia tidak tahan dengan itu. Jika tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan, ia harus berkeliling untuk menemukannya, dan itulah caranya bekerja.

Oke, saya tidak perlu bersedih karenanya. Biarkan saya mengambil pekerjaan seperti yang saya lihat.

Ketika Han hendak menyalin banyak kertas, Hyunwoo mendekatinya dengan cepat, berkata, "Biarkan aku menyalinnya untukmu."

Han menatapnya dengan curiga.

Hyunwoo mengambil surat-surat darinya,

"Aku baik-baik saja. Pekerjaan semacam ini harus dilakukan oleh seseorang seperti saya yang tidak bekerja. ”

Baru kemudian Han menyerahkan kertas-kertas itu kepadanya dan menunjuk ke bagian yang perlu disalin.

"Sangat? Silakan salin dari sini ke sini. Buat salinannya bersih karena saya harus memasukkannya ke dalam laporan saya kepada ketua tim. ”

"Mengerti, tuan."

Hyunwoo pikir ini dia. Sejak saat itu, dia bergegas ke siapa saja yang membutuhkan sedikit bantuan. Zeroxing dan faksimile adalah tugas yang paling sering, diikuti dengan memindahkan barang-barang berat dan mengganti file.

Meskipun tidak ada cukup banyak pekerjaan yang harus dilakukan, ia masih menyibukkan diri dengan membantu mereka karena itu membuatnya merasa sedikit nyaman.

Advertisements

Tentu saja, dia tidak hanya fokus membantu mereka. Sementara ia membantu dalam penyalinan dan pengiriman faks, ia memeriksa kertas dengan cermat.

Koran-koran semua dalam bahasa Inggris dari awal hingga akhir. Tidak ada satu kertas pun di Hangul, alfabet Korea.

Namun, itu bukan masalah. Meskipun dia hanya lulusan sekolah menengah, dia telah bekerja sangat keras di sekolah menengah.

Dia telah bekerja sangat keras dalam bidang yang paling dia sukai, bahasa Inggris. Selain itu, dia menghabiskan waktu bersama dengan para pekerja Filipina di toko kayu, dan mereka hanya berbicara bahasa Inggris. Meskipun penguasaan bahasa Inggrisnya tidak dekat dengan penutur asli, ia tidak takut dengan bahasa Inggris.

Makalah yang paling produktif adalah yang berlabel INVOICE.

Dia melihat banyak daftar pengepakan, B / L, sertifikat deklarasi ekspor, dan sertifikat deklarasi impor.

Namun, itu sejauh yang dia bisa lakukan. Dia tidak tahu apa itu.

Suasana kantor itu aneh. Semakin banyak Hyunwoo membantu karyawan lain, semakin mereka curiga. Bahkan mereka yang mendapat bantuannya tidak menunjukkan ekspresi terima kasih. Sebaliknya, mereka khawatir tentang dia.

"Dia tidak mampu membantu orang lain jika dia harus memahami pekerjaannya sendiri."

Yonggu tidak memiliki harapan. Seperti asisten manajer Jo Daeyoung, dia mengejeknya.

"Dia pasti bodoh yang tidak bisa menemukan tempatnya sendiri."

"Kamu benar. Jika dia bertindak seperti itu, dia akan dipaksa keluar tanpa membuatnya selama masa magang. "

“Masa magang? Dalam pikiranku, sepertinya dia tidak akan tahan bahkan untuk satu bulan. Begitu dia dipercayakan dengan pekerjaan utama, dia akan melarikan diri dengan tangan ke atas. "

“Ya, kurasa begitu. Pondok tapi .. ”

Hyunwoo tidak bisa memahami sikap Yonggu dan Jo Daeyoung. Mengapa dia harus menjadi bahan ejekan ketika dia bekerja keras?

Juga, ini adalah cara Hyunwoo sendiri untuk mengenal pekerjaan barunya. Karena pengetahuan mendasar dari pekerjaannya rendah, dia bisa memahaminya lebih cepat jika dia memeriksa dokumen-dokumen praktis sambil membantu para pekerja.

Hyunwoo pikir dia benar. Dia tidak peduli dengan cara orang memandangnya. Dia dilaporkan bekerja lebih awal dari orang lain, membersihkan kantor, dan merupakan orang pertama yang memberikan bantuan ketika seseorang memintanya.