TLCQ – Chapter 27

Bab 27

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Yan Xun mengalihkan pandangannya ke arahnya dengan seksama, matanya menyala seperti api. Chu Qiao menggulingkan kudanya dengan cepat, tubuhnya yang kurus tidak menunjukkan kesulitan untuk melakukannya. Begitu dia turun dari kuda, dia mengangkat dagunya untuk balas menatapnya. "Aku akan pergi sekarang, Yan Xun. Meskipun kita mungkin hidup di dunia yang berbeda, di hati saya, saya akan mengingat setiap saat ketika Anda meminjamkan saya tangan Anda. Jika pernah ada hari ketika aku bisa membalas budi, aku akan melakukannya. ”

Yan Xun tidak menanggapi, tetapi senyum tipis mencapai bibirnya.

Dari raut wajahnya, Chu Qiao curiga ada sesuatu yang terjadi tetapi tidak terlalu memikirkan masalah itu. Waktu semakin singkat, dan tidak ada gunanya baginya untuk berlama-lama di sini. Meskipun seluruh perselingkuhan menjadi sedikit di luar kendali, Zhuge Yue tidak hanya muncul entah dari mana, tetapi pasukan keluarga Wei dan Kamp Kavaleri Dauntless juga disiagakan. Tingkat keributan itu konyol. Namun, di kota sebesar itu, dia yakin bisa bersembunyi dengan aman.

Anak itu berlutut dan mengencangkan mantel yang dikenakannya. Dia melirik Yan Xun untuk terakhir kalinya, lalu berbalik dan dengan cepat berlari menuju jalan yang kosong.

Horsesteps tiba-tiba terdengar di belakangnya. Sebelum dia bisa kembali dan melihat, tubuh mungil Chu Qiao diambil oleh seseorang. Tawa Yan Xun terdengar hangat dari belakangnya. "Jangan percaya aku tidak bisa melindungi gadis seperti kamu? Ayo pergi! Kami kembali ke Yan Bei malam ini. Aku akan melihat apa yang bisa dilakukan oleh para jendral Angkatan Darat Wei dan Kamp Kavaleri Dauntless! ”Yang mengatakan, dia membawa cambuknya keras, lalu dengan cepat berlari kencang menuju gerbang kota.

"Yang Mulia!" Terkejut, Feng Mian dan Yan Shiqi menangis keras pada saat yang sama.

"Shiqi, kumpulkan orang-orang kita, dan ikuti aku keluar kota."

Angin utara bersiul dan salju menutupi langit. Lebih dari seratus pengendara berlari kencang di jalan-jalan dan mengejutkan sebagian besar penduduk Kota Zhen Huang dari tidur mereka. Tapi tak satu pun dari mereka yang ingin tahu apa yang terjadi malam itu. Mereka dengan hati-hati menutup jendela mereka, khawatir akan ada masalah jika mereka terlibat.

Yan Xun mengekang kuda perangnya, lalu mengangkat tangan untuk menghentikan pergerakan Pengawal Yan di belakangnya. Pangeran muda itu sedikit mengangkat dagunya, menatap barisan tentara di sisi yang berlawanan dengan tatapan dingin. Yan Shiqi mendorong maju. "Kami adalah tentara Yang Mulia, Pangeran Yan Bei, Yan Xun. Siapa yang pergi ke sana dan mengapa Anda menghalangi jalan kami? ”Dia memuji dengan keras.

"Aku adalah Mayor Jenderal Angkatan Darat dari Barikade Utara dari Kamp Kavaleri Dauntless dengan perintah untuk mengunci jalan ini." Sebuah suara resonan terdengar di seberangnya.

Alis Yan Xun menegang. "Saya memegang perintah kekaisaran dari istana Sheng Jin! Siapa yang berani menghalangi saya? ”Dia menyatakan, menunjukkan ketidaksenangannya.

"Itu agak disayangkan." Sebuah suara yang sedikit feminin berbicara perlahan. Suara itu tidak keras, tetapi di malam yang sunyi itu terdengar agak menusuk telinga dan padat dengan dingin.

Seorang anak laki-laki berpakaian jubah sutra hijau tinta berputar ke depan kerumunan. Bibirnya membentuk sedikit senyum, lalu perlahan berkata, "Pangeran Yan, sial bagimu, kebetulan aku mendapat perintah kekaisaran dari istana Sheng Jin juga. Malam ini, tidak ada yang meninggalkan kota. Mereka yang melanggar perintah itu adalah … "Bocah itu berhenti dengan sengaja, matanya naik dan turun di tubuh Yan Xun. Lalu dia samar-samar tersenyum, meludahkan tiga kata berikutnya, "… terbunuh tanpa ampun."

"Wei Jing?" Yan Xun mengangkat alisnya. Panjang penuh kuda di belakangnya, Chu Qiao juga memacu ke depan. Menggunakan tangannya, yang memiliki cambuk, Yan Xun diam-diam mengangkat lengannya. Dia memblokir jalannya dan melindunginya dari pandangan. Mengenakan pakaian penjaga Yan, Chu Qiao merasakan kehangatan di hatinya. Dia mengangkat kepalanya dan menatap tulang lurus lurus Yan Xun. Kehangatan merayap ke dalam dirinya, dan pada malam yang dingin seperti ini, rasanya sangat berharga.

"Selain itu, jika aku ingat dengan benar, perintah kekaisaran yang diberikan kepada Yang Mulia adalah pergi besok pagi."

"Aku merindukan ibuku, Ratu Yan. Aku pergi malam ini. ”Yan Xun mendengus, alisnya melengkung.

"Kesalehan berbakti adalah hal yang baik, tapi kurasa tidak ada alasan untuk segera menunjukkannya, Yang Mulia."

"Maaf membuatmu melihatku seperti ini, Childe Wei, tapi aku masih muda dan keras kepala. Jika saya memutuskan sesuatu, saya harus segera melihatnya. Saya tidak akan bisa tidur kalau tidak. "

"Apakah itu benar?" Wei Jing tersenyum sedikit, suaranya lembut tapi meresahkan. "Jika itu masalahnya, maka Yang Mulia mungkin tidak bisa tidur."

"Kamu terlalu berani, Childe Wei!" Halaman anak laki-laki, Feng Mian, melangkah maju saat dia berteriak dengan marah, "Bahkan selama waktu normal, pangeran saya memiliki hak untuk meninggalkan kota dan berburu kapan pun dia mau, dan tidak ada yang berani katakan sepatah kata tentang itu, apalagi sekarang. Atas otoritas siapa Anda berdiri di sini untuk menantang hak itu? ”

"Pada otoritas istana Sheng Jin!" Suara rendah tiba-tiba terdengar di belakang mereka. Yan Xun dan pasukannya berbalik, hanya untuk menemukan dua pasukan lagi berbaris ke arah mereka. Wei Shuye, mengenakan mantel bulu gelap, ditemani oleh Zhuge Huai di sisinya. Wajahnya tidak menunjukkan tanda kebaikannya yang biasa. Sebaliknya, itu sedingin es dan sama sekali tanpa ekspresi.

"Atas perintah kekaisaran, Raja Yan Bei, Yan Shicheng, ditemukan berkhianat karena merencanakan pemberontakan dan mengkhianati kekaisaran. Mayor Jenderal Wei Shuye memiliki perintah khusus untuk menangkap ahli waris Raja Yan Bei, Yan Xun, dan menyerahkannya ke Pengadilan Pengadilan untuk ditahan. ”Begitu dia mengatakannya, kilatan cahaya perak menembus malam, saat pedang yang tak terhitung jumlahnya dibebaskan dari sarungnya. Dengan ekspresi kaget masih di wajah mereka, penjaga Yan secara bersamaan berlari ke depan, melindungi Yan Xun dengan berdiri di depannya.

"Hei!" Chu Qiao melepaskan panah dari pinggangnya, lalu bergerak maju untuk berdiri di bahu kanan Yan Xun. "Sepertinya mereka ada di sini untukmu."

Ekspresi syok dan amarah perlahan-lahan hilang dari wajah Yan Xun. "Maaf menyeretmu masuk," geramnya, matanya menatap tajam ke sisi lain.

"Tidak apa-apa." Chu Qiao tersenyum. “Bantuan untuk bantuan. Setelah pertempuran ini selesai, kita akan genap. "

Malam itu lebih gelap dari sebelumnya. Angin buas menyerang dari arah Platform Sembilan Realm, menyapu seluruh jalan utama. Itu membalik tepi jubah pria muda itu, pakaian mereka mengepakkan angin seperti ngengat menyelam ke dalam api untuk mati. Di langit yang tertutup awan, seekor burung hitam besar terbang melintasi malam, sayapnya berdenyut saat bermanuver melalui salju tebal seperti kapas, meneriakkan tangisan melengking. Setelah Jalan Utama Jiuwai, napas kuda perang langsung berubah menjadi beku. Saber memancarkan cahaya dingin yang menembus bulan dan bintang. Mereka berkilau terhadap sinar obor berwarna merah darah, seolah memantulkan mata binatang buas.

Satu demi satu, penjaga Yan yang kuat-besi mulai jatuh di bawah kawanan panah. Bahunya basah oleh darah, Yan Shiqi mati-matian memotong panah terbang lain, lalu berbalik untuk berteriak keras, “Lindungi pangeran! Bawa dia keluar!"

Beberapa penjaga Yan meraung sebagai balasan. Mereka melambaikan pedang mereka dengan gerakan memutar seolah-olah menggambar bulan purnama. Mereka mengepung dan melindungi Yan Xun di tengah.

Dengan gemuruh yang keras, sebuah ketapel miniatur dibawa ke medan perang dan batu-batu besar segera mulai jatuh. Tak lama, lingkaran pelindung yang dibentuk oleh tubuh penjaga Yan hancur terbuka, darah prajurit Yan disemprotkan dengan panik, tubuh mereka mengetuk hujan salju saat mereka menabrak tanah.

"Di mana Anda akan pergi?" Dengan satu tangan, Yan Xun menyambar Chu Qiao, yang akan segera menuju ke pertempuran yang dilengkapi dengan hanya panah dan tubuh kurus, lemah yang tidak menunjukkan tanda-tanda ancaman. Pria muda itu dengan gelisah melindunginya. "Apakah kamu ingin mati?" Dia berteriak dengan marah.

"Biarkan aku pergi!" Chu Qiao berjuang, matanya mengamati kerumunan lawan. Pada saat yang sama, ia mencoba melepaskan genggaman Yan Xun.

Dengan satu pukulan, Yan Xun menjatuhkan panah lain. Alisnya terangkat seperti pedangnya. Dia meraung dengan marah, “Kamu berlari sampai mati! Aku tidak akan membiarkanmu. "

"Mungkin masih ada kesempatan untuk hidup jika kita pergi sekarang," Chu Qiao berbalik, suaranya tanpa kompromi. "Apakah kamu mengharapkan aku untuk tinggal di sini bersamamu dan menunggu kematian kita?"

Tertegun, mata Yan Xun tampak redup di bawah cahaya api. Dia berbicara dalam-dalam dengan sedikit kekesalan seperti anak kecil, "Bersyukurlah bahwa bahkan jika aku mati di sini hari ini, aku tidak akan pernah mengecewakanmu."

Chu Qiao tahu dia salah mengerti kata-katanya, tetapi memutuskan untuk tidak menjelaskan. Sebagai gantinya, dia berbalik untuk membuat suara harrumph yang ringan.

"Shiqi," kata Yan Xun, "nanti, ketika kacau, bawa beberapa pria dan mengantarnya ke tempat yang aman, kau dengar aku?"

"Pangeran Yan!" Dahi Yan Shiqi berkerut saat dia memprotes, "Tugas saya adalah untuk melindungi Anda!"

"Tugasmu adalah melakukan apa yang aku katakan!"

Chu Qiao menatap mereka dengan cemberut. Melihat bahwa Yan Xun terganggu, dia menyentak tangannya dan melepaskan diri dari genggamannya. Menjadi ramping dan kecil, dia secara mengejutkan gesit ketika dia melompat ke atas seekor kuda dan meninggalkan lingkaran dalam sekejap.

"Kamu!" Terkejut, Yan Xun melolong keras, dan tiba-tiba mata kedua belah pihak terfokus pada anak kecil itu.

Chu Qiao berkuda dengan keterampilan yang sempurna. Seperti seekor harimau yang keluar dari kandangnya, dia menyambar sepasang pisau tajam dari dua penjaga Yan. Manuvernya menyilaukan. Sambil memegang panah kecilnya, dia menggerakkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan, kemudian menembak dari berbagai posisi di samping dan di bawah kuda. Tanpa cahaya yang cukup di malam hari, panah yang tajam dan terbang tidak bisa menghubunginya sama sekali.

"Cepat! Lindungi dia! ”Yan Xun mulai menembak dengan busur juga, menembus tengkorak pemanah musuh dengan bunyi gedebuk. Menjadi sangat terampil dalam memanah dan memiliki bentuk bela diri yang sempurna, ia mendekati musuh dalam hitungan detik.

Meskipun lemah dalam kekuatan, Chu Qiao menyerang dari sudut yang sangat licik. Dengan mata dan tangan yang cepat, dia memenangkan pertarungannya dengan keberanian dan sembunyi-sembunyi. Ini memungkinkannya untuk masuk ke jajaran musuh dalam hitungan menit, meskipun siapa pun yang memiliki mata yang baik dapat mengatakan bahwa dia belum belajar banyak tentang seni bela diri. Dia mengayunkan pedang dan menyerang dua pria, lalu melemparkan pisau terbang sebelum lawannya bisa menyerang. Senjata itu menusuk tenggorokan seorang prajurit Wei.

Melihat keagresifan seperti anak kecil seperti itu, moral para penjaga Yan sangat meningkat. Melihat kesempatan itu, Yan Shiqi berteriak, "Mengisi saya!"

"Kamu baru saja terjebak, meronta-ronta binatang buas, kamu tidak tahu apa-apa!" Wei Jing mencibir dingin. Sambil mengangkat panahnya, dia dengan cepat menarik tali busur dan memuatkan panah. Segera, seberkas cahaya perak ditembakkan saat panah lepas landas seperti bintang jatuh.

Suara udara mengalir ke arah Chu Qiao, tetapi ketika dia menyadarinya, sudah terlambat. Dia menggerakkan kepalanya ke samping dan menemukan panah menggigil di dalam pupilnya, dan dalam sekejap, wajahnya dipukul ketika tubuhnya miring ke samping, lalu jatuh dari kuda!

"Lass!" Teriak Yan Xun. Dia memalingkan wajahnya untuk melihat Wei Jing, matanya menyala karena marah yang mengancam akan membakar pria lain.

Wei Jing mencibir lagi, lalu berbicara dengan suara nyaring, “Pangeran Yan telah melanggar perintah kekaisaran! Semua orang memperhatikan perintah saya, menangkapnya, hidup atau mati! "

Tentara Wei meraung, lalu maju ke depan dengan tentara dari Kamp Kavaleri Dauntless. Pertempuran tiba-tiba berubah dari pertempuran menembak menjadi pertempuran jarak dekat. Yan Xun mengirim seorang pria besar terbang dengan satu tendangan, pedang perunggu tiga kakinya menari ketika dia membersihkan dua musuh yang mencoba menerkamnya.

"Yan Xun, apakah Anda mencoba untuk membangkitkan pemberontakan?" Zhuge Huai menangis ketika dia melihat apa yang sedang dilakukan Yan Xun. Dia tidak bergabung dalam pertempuran, tetapi malah memerintahkan tentara rumah tangga Zhuge untuk berdiri dan menonton dari luar barisan pertempuran.

"Jika Anda benar-benar ingin mengutuk saya, bukankah Anda akan menemukan sesuatu untuk menuntut saya? Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk memberontak, tetapi jika keluarga Wei menggunakan Dewan Penatua Agung untuk menuntut kami, maka kami akan menunjukkan bahwa orang-orang dari Kerajaan Yan Bei bukanlah babi yang menunggu untuk disembelih! "

"Sombong b * stard!" Wei Jing mendengus. Memacu ke depan, dia melambaikan tangannya ketika dia berkata, "Jika itu masalahnya, maka jangan salahkan saya karena mengabaikan hari-hari kita sebagai pelajar bersama."

Tepat saat dia akan mengeluarkan serangan habis-habisan, suara tajam dan tajam terdengar di sebelah telinganya. Bingung, Wei Jing berbalik untuk melihat mayat Mayor Jenderal Angkatan Darat dari Kamp Kavaleri Dauntless jatuh dari kudanya dengan tabrakan. Mata pria itu terbuka lebar, dahinya ditusuk oleh satu panah dan mulutnya ternganga tak percaya. Sepertinya dia sedang mencoba mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa lagi mengucapkan sepatah kata pun.

Dia dan sang jenderal telah berdiri di luar jarak tembak, dan tembakan itu tidak mungkin sejauh ini, jadi dari mana panah itu berasal?

Rasa krisis yang parah melanda Wei Jing. Dia dengan gila membalikkan kudanya dan hendak melarikan diri ketika kuda perangnya merengek dan berlutut ke depan, kaki depannya menderita luka kritis. Wei Jing jatuh dari kuda. Sebelum dia bisa bangkit, belati dingin dan tajam terpasang erat di tenggorokannya. Suara dingin Chu Qiao berbicara langsung di telinganya, dengan sedikit lelucon dan ejekan, "Bagaimana perasaanmu sekarang, Childe Wei?"